Rks.pdf

  • Uploaded by: Melanie Sastrowardoyo
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rks.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 6,877
  • Pages: 21
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT TEKNIS

BAB I SYARAT-SYARAT UMUM PASAL 1 PENJELASAN UMUM 1. Lingkup Pekerjaan a. Lokasi Pekerjaan Uraian singkat mengenai pekerjaan :  Nama Kegiatan : Pembangunan Rumah Dinas  Nama Pekerjaan : Pembangunan Asrama Polsek Bulupoddo Type 36  Lokasi : Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan  Tahun Anggaran : 2019 b. Uraian Pekerjaan Termasuk dalam Pekerjaan ini adalah : 1) Pekerjaan Pendahuluan - Papan Nama Proyek - Pembersihaan Lapangan - Pengukuran & Pemasangan Bouwplank - Administrasi & Dokumentasi 2) Pekerjaan Tanah - Pek. Galian Tanah Pondasi - Pek. Timbunan Tanah Kembali - Pek. Timbunan Tanah - Pek. Timbunan Pasir Bawah Pondasi - Pek. Timbunan Pasir Bawah Lantai 3) Pekerjaan Pondasi - Pek. Pondasi Batu Kosong (Aastamping) - Pek. Pondasi Batu kali 1 : 4 4) Pekerjaan Beton - Pek. Sloef (15/20); Besi Polos 4Ø10, Beugel Ø6-15, Beton K-175 (1:2:3) - Pek. Kolom Praktis (15/15); Besi Polos 4Ø10, Beugel Ø6-15, Beton K-175 (1:2:3) - Pek. Ring Balk (10/15); Besi Polos 4Ø10, Beugel Ø6-15, Beton K-175 (1:2:3) - Pek. Plat Dak Tebal 12cm; Besi Polos Ø10-15, Bekisting, Beton K=175 (1:2:3) 5) Pekerjaan Dinding - Pek. Pas. Batu Bata 1 : 4 - Pek. Plesteran Dinding 1 : 4 - Pek. Acian Dinding - Pek. Pas Loster Halaman | 1 - 26

6) Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela - Pek. Kusen Pintu P1 (6 BH) - Pek. Kusen Pintu P2 (6 BH) - Pintu P3 Aluminium (3 BH) - Pek. Kusen Jendela J1 (3 BH) - Pek. Kusen Jendela J2 (9 BH) - Pek. Daun Pintu Panel P1 (6 BH) - Pek. Daun Pintu Panel P2 (9 BH) - Pek. Pas. Kunci Pintu Tanam Biasa - Pek. Pas. Engsel Pintu - Pek. Pas. Engsel Jendela - Pek. Pas. Grendel Jendela - Pek. Pas. Hak Angin - Pek. Loster Beton 7) Pekerjaan Atap - Pek. Pas. Kuda-Kuda Baja Ringan - Pek. Pas, Atap Spandek 0,35 mm TRS - Pek. Pas. Listplank Woodplank T. 20 cm - Pek. Bubungan/Nok 8) Pekerjaan Plafon - Pek. Pas. Rangka Hollow - Pek. Pas. Plafon Gypsum T. 9 mm - Pek. Pas. Plafon Kalsiboard T. 3,5 mm - Pek. Pas. Lis Plafon Gypsum 9) Pekerjaan Lantai - Pek. Rabat Bawah Lantai K-175 (1:2:3) - Pek. Rabat Garasi K-175 (1:2:3) - Pek. Pas. Lantai Keramik 40/40 - Pek. Pas. Lantai Keramik 20/20 - Pek. Pas. Dinding Keramik 20/25 10) Pekerjaan Sanitasi dan Plumbing - Pek. Pas. Closed Jongkok - Pek. Pas. Kran Air - Pek. Pas. Floor Drain - Pek. Pas. Pipa Air Bersih dia. 3/4" - Pek. Pas. Pipa Pembuangan dia. 3" - Pek. Septic Tank 11) Pekerjaan Instalasi Listrik - Pek. Pas. Jaringan Listrik Baru - Pek. MCB - Pek. Pas. Instalasi Titik Lampu - Pek. Pas. Instalasi Saklar & Stop Kontak - Pek. Pas. Saklar Tunggal - Pek. Pas. Saklar Ganda - Pek. Pas. Stop Kontak - Pek. Pas. Fitting Plafon & Lampu

Halaman | 2 - 26

12) Pekerjaan Pengecatan - Pek. Pengecatan Tembok Luar - Pek. Pengecatan Tembok Dalam - Pek. Pengecatan Plafon - Pek. Pengecatan Kayu 13) Pekerjaan Akhir c. Kontraktor Pelaksana menerima keadaan lapangan sebagaimana keadaan pada saat penjelasan pekerjaan (Anwijzing) peninjauan Lokasi. 2. Kewajiban Kontraktor Pelaksana a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk meneliti Dokumen Lelang dan Gambar Kerja serta memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan pekerjaan. b. Kontraktor Pelaksana harus mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam Dokumen Lelang, Gambar Kerja dan Dokumen lainnya, menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. c. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan kebutuhannya serta dalam kondisi yang baik, menyediakan tenaga kerja yang ahli dan cakap serta menunjuk seorang wakil yang harus selalu ada ditempat untuk mempertanggungjawabkan pekerjaan. d. Kontraktor Pelaksana harus menjaga kesejahteraan dan keselamatan tenaga kerja selama masa pelaksanaan pekerjaan. e. Kontraktor Pelaksana harus memperkirakan tingkat kesulitan bahan banguanan, tenaga kerja dan penyedian air kerja. f. Kontraktor Pelaksana harus mengantisipasi kondisi alam (cuaca hujan) berkaitan transportasi dan ketersedian bahan sebagai penunjang kelancaran pekerjaan. g. Selama pelaksanaan pekerjaan harus menyediakan obat-obatan untuk perolongan pertama pada kecelakaan (P3K) Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar tersebut di atas, maupun standar-standar Nasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standart-standart dan persyaratan Teknis dari negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan. a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan dan Risalah Penjelasan. 1) Jika ternyata di dalam RKS terdapat kelainan/penyimpangan dengan peraturanperaturan tersebut di atas, maka RKS inilah yang mengikat. 2) Jika tidak ditentukan lain dalam RKS, maka semua peraturan-peraturan sebagaimana tersebut di atas berlaku, termasuk segala perubahan-perubahannya. 3) Gambar Kerja

Halaman | 3 - 26

PASAL 2 MEMULAI PEKERJAAN 1. Selambat-lambatnya 1 (Satu) Minggu terhitung mulai tanggal Kontrak/Surat Perjanjian Kerja/Surat Perintah Kerja, Kontraktor Pelaksana sudah harus memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila setelah 1 (Satu) Minggu Kontraktor Pelaksana belum memulai Pelaksanaan Pekerjaan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Pemberi Kerja. 2. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus memeriksa terlebih dahulu gambar-gambar rencana pelaksanaan dan RKS. Bila ada kesalahan (kekurangan) dalam gambar atau RkS, Kontraktor Pelaksana harus memberitahu secara tertulis kepada Direksi/Konsultan Pengawas. a. Perubahan ukuran-ukuran dalam gambar/RKS harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. b. Shop Drawing bila dibutuhkan dibuat oleh Kontraktor Pelaksana dan diajukan ke Direksi/Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui. PASAL 3 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN Kontraktor Pelaksana wajib menunjuk dan memberi wewenang/kuasa penuh, seorang Site Manager/Kepala Pelaksana Lapangan yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan, minimal Sarjana Muda Teknik Sipil/Arsitektur atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 (Lima) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian atau SKA Ahli Muda Bangunan Gedung/Manajemen Proyek. PASAL 4 RUJUKAN PERATURAN TEKNIS/STANDAR Semua pekerjaan yang dilaksanakan harus mengikuti Peraturan atau Standar yang berlaku di Indonesia, yaitu: 1) Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991),SK SNI T-15.1919.03. 2) Tata Cara pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995. 3) Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI1.2.53.1987). 4) Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 5. 5) Ubin Semen Polos SNI 03-0028-1987 6) Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5. 7) Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984. 8) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987. 9) Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972. 10) Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10 11) Peraturan plumbing Indonesia. 12) Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah Dan Gedung SNI 03-2407-1991. 13) Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-2407-1991. 14) Syarat-syarat umum pelaksanaan pembangunan umum yang dilelang (SU. 41/AV.41) 15) Peraturan Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja Halaman | 4 - 26

16) Peraturan Perburuhan Indonesia (Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Harian, Mingguan, Bulanan dan borongan). 17) Keptusan Kapolri No. Kep/1010//IX/2016 Tentang Keseragaman Warna Cat Bangunan Polri 18) Peraturan Pemerintah Daerah Setempat (PERDA) 19) RKS dan Gambar-Gambar Kerja dan Perubahannya bila ada 20) Berita Acara Penjelasan (Anwijzing) 21) Surat Perjanjian Kerja (SPK) 22) Petunjuk-petunjuk dan Peringatan Tertulis yang diberikan Direksi/Konsultan Pengawas Teknik/Konsultan Pengawas. PASAL 5 PEKERJAAN PENDAHULUAN 1. Papan Nama Proyek Kontraktor Pelaksana harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku 2. Pekerjaan Pembersihan Lapangan Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor terlebih dahulu harus membersihkan lokasi/area pekerjaan. 3. Pekerjaan Pengukuran Kontraktor Pelaksana harus memulai pekerjaan ini dari bagian yang telah ditentukan dan diukur sesuai dengan gambar yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas resiko pengukuran yang dibuatnya. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan semua peralatan dan tenaga kerja, yang dibutuhkan sehubungan dengan pekerjaan pengukuran. Bila terdapat ketidaksesuaian antara ukuran gambargambar dengan kondisi lapangan, Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk memperoleh cara penyesuaiannya. Dalam hal ini tidak dibenarkan mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas. PASAL 6 SETTING OUT 1. Untuk menentukan posisi sesuai dengan rencana, di lapangan Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengukuran di lapangan sesuai dengan Gambar Kerja. 2. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran, maka Kontraktor Pelaksana harus melaporkan hal ini kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan keputusan dan dimuat dalam Dokumen Berita Acara. 3. Keputusan akan didasarkan atas keamanan Konstruksi serta kelancaran pekerjaan dan mempertimbangkan biaya yang timbul. PASAL 7 DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK 1. Kontraktor Pelaksana akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. 2. Kontraktor Pelaksana harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpangan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Kontraktor Pelaksana dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas Halaman | 5 - 26

1. 2.

3. 4. 5.

PASAL 8 MATERIAL Bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan. Jika Kontraktor Pelaksana mengajukan bahan lain yang digunakan, maka mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Lelang/RKS. Untuk pemesanan bahan itu, harus diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi/Konsultan Pengawas yang meliputi jenis, kualitas dan kuantitas dari bahan yang dipesan untuk mendapatkan persetujuan. Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuanketentuan umum yang berlaku di Indonesia. Bilamana akibat satu lain hal, bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh, Kontraktor Pelaksana boleh mengajukan usul perubahan pada Direksi/Konsultan Pengawas sepanjang mutunya setara dengan apa yang disyaratkan. Direksi/Konsultan Pengawas akan menilai dan memberi persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan Kontraktor Pelaksana diwajibkan secara maksimal mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri. PASAL 9 LALU LINTAS

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan material bagi keperluan pekerjaan diharapkan kepada Kontraktor Pelaksana untuk harus berhati-hati sehingga tidak menggangu kelancaran lalu lintas dan aktivitas di lokasi pekerjaan, tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah ada serta sarana dan prasarana lainnya. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk memperbaiki atau menggantinya. PASAL 10 CUACA Pekerjaan yang akan dilaksanakan di luar bangunan atau tidak terlindung harus dihentikan apabila cuaca buruk sehingga dapat mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan, kecuali ada izin/petnjuk dari Direksi/Konsultan Pengawas Teknik/ Pengawas. PASAL 11 SARANA PEKERJAAN DAN AIR KERJA Kontraktor Pelaksana harus menyediakan sarana dan prasarana di lokasi pekerjaan baik itu penerangan maupun air kerja, yang di perlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. PASAL 12 PERALATAN SURVEI Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan survey yang akan di pakai oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan alat-alat tersebut harus di setujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas, setelah pekerjaan rampung seluruhnya peralatan tersebut akan dikembalikan kepada Kontraktor Pelaksana.

Halaman | 6 - 26

BAB II SPESIFIKASI UMUM PASAL 1 URAIAN UMUM 1. Pemberian Pekerjaan meliputi; Pengelolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat pembantu dan sebagainya yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk di dalam usaha menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan yang telah rampung tersebut dengan sempurna dan lengkap. Juga disini dimaksudkan pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas di sebutkan di dalam RKS dan gambar-gambar tetapi masih berada di dalam lingkup pekerjaan yang dalam hal ini dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas/Pengawas. 2. Kondisi Lokasi sesuai Gambar Kerja 3. Lokasi pekerjaan diserahkan kepada Kontraktor Pelaksana 4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pada pelaksanaan pekerjaan tersebut, Kontraktor Pelaksana berkewajiban antara lain: a. Membersihkan halaman kerja dari segala sesuatu hal yang dapat mengganggu kelancaran jalannya pelaksanaan pekerjaan. b. Mengadakan segala sesuatu hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. 5. Pekerjaan ini harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam RKS, gambar-gambar yang ada maupun susulan yang terlampir dalam Berita Acara Penjelasan, perintah-perintah Pemberi Tugas, dan petunjuk-petunjuk oleh Direksi/Konsultan Pengawas selama pekerjaan tersebut berlangsung. PASAL 2 SITUASI Lokasi Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai yang tertera pada Gambar Kerja PASAL 3 UKURAN-UKURAN 1. Ukuran-ukuran patokan dan posisi bangunan yang akan dibangun/direhabilitasi telah ditetapkan di dalam Gambar Kerja. 2. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang ada pada Gambar Kerja maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran yang ada pada Gambar Detail. 3. Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sepenuhnya. a. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku harus betul-betul tegak lurus dilakukan dengan teliti dan cermat dengan mempergunakan alat ukur. b. Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan/sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas dianggap tidak sah dan diulang kembali c. Patok/bouwplank ditanam dengan kuat agar tidak hilang/berubah posisi.

Halaman | 7 - 26

BAB III SPESIFIKASI KHUSUS PEKERJAAN PEMBANGUNAN PASAL 1 PENJELASAN/SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN BANGUNAN Semua bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi Standart Nasional Indonesia (SNI) 1. Air Air yang digunakan sebagai bahan pengikat spesi maupun adukan campuran beton adalah air yang tidak mengandung zat asam, alkali , garam, minyak dan bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu campuran spesi maupun agregat beton. 2. Tanah Tanah yang digunakan untuk menimbun adalah urugan tanah yang bersih dari tanaman, akar, puing-puing bongkaran utamanya yang bias lapuk sehingga mengakibatkan penurunan permukaan lantai dan kotoran jenis lainnya. 3. Batu Gunung/Batu Kali Batu yang digunakan untuk membuat pondasi adalah batu gunung atau batu kali yang keras yang dipecah sesuai dengan ukuran standar Ǿ15-20 cm. 4. Batu Bata Batu bata yang digunakan untuk membuat dinding tembok harus berkualitas baik, tidak pecah, matang pembakaran, dan bila di rendam tidak hancur. 5. Pasir Pasir untuk adukan spesi maupun beton harus memenuhi persyaratan sesuai PBI1971/INI-2 bebas dari lumpur, tanah, minyak, akar tumbuhan atau bahan lainnya. 6. Kerikil/Cipping Kerikil/Cipping yang dipakai untuk campuran beton harus mempunyai jenis yang sama kerasnya, besar agregat sesuai standart atau berkisar 2-3 cm, agregat harus bersih dari segala kotoran dan Lumpur. Kerikil/cipping sebelum digunakan harus dicuci atau disiram terlebih dahulu untuk menghilangkan kotoran, tanah atau Lumpur yang melekat. 7. Semen Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu maupun beton disyaratkan sesuai dengan SNI-15-0302-1994, dan NI 8 tahun 1972 type semen yang disyaratkan adalah semen Porland Type I, jenis A, atau Semen Porland Pozoland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus. 8. Besi Besi yang akan digunakan adalah besi baja/tulangan yang harus sesuai dengan ukuranukuran yang terdapat pada Gambar Kerja. Besi baja /tulangan tersebut harus bersih dari lapisan minyak/lemak ,bebas dari cacat-cacat , bebas dari karat, berpenampang bulat dan memenuhi persyaratan di dalam PBI 1991,SK SNI T-15.1919.03 9. Kayu Bahan kayu yang di pakai untuk Pintu/Jendela panil adalah kayu klas I setara dengan kayu bayam. Penggunaan kayu untuk struktur pendukung seperti gording dan rangka atap menggunakan kayu klas II atau setara dengan Meranti. Kualitas kayu disyaratkan yang tua, kering tidak pecah dan dengan serat yang baik, sesuai/memenuhi persyaratan di dalam PKKI NI 5.

Halaman | 8 - 26

10. Cat Penggunanaan cat untuk tembok, asbes/eternity dan genteng disyaratkan setara Metrolite. Untuk pengecatan kayu, tripleks dan teakwood dengan kualitas mengkilap, disyaratkan setara Glotex sedangkan untuk pengecatan Atap seng adalah Setara Aga Paint. 11. Bahan-bahan Lain Bahan-bahan lain yang digunakan seperti keramik lantai 30x30cm putih polos (setara Asia Tile), almunium, plastik, gibsum, seng, asbes/eternity(Setara Jabesmen),genteng metal , kaca dan lain sebagainya disesuaikan dengan fungsinya, aman dan nyaman dalam pemakaiannya, memberi kesan artistik dan bernilai ekonomis. PASAL 2 PENJELASAN TEKNIS PEKERJAAN 1. Pengukuran, Penentuan Peil dan Persiapan a. Pekerjaan Pengukuran/Uitzet 1) Pekerjaan pengukuran/uitzet yang sepenuhnya dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana dan disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Pengukuran yang dilakukan tanpa disaksikan/sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas dianggap tidak sah dan diulang kembali. 3) Pekerjaan pengukuran harus dilakukan dengan cermat/teliti dengan menggunakan alat ukur agar sudut-sudutnya tegak lurus. b. Pekerjaan Penentuaan Peil 1) Sebelum pengukuran peil tinggi/lantai, tanah yang ada di lokasi agar di kupas atau di urug dahulu sampai peli yang di tentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas 2) Sebagai peil ±0,00 di ambil permukaan atas dari lantai utama bangunan yaitu sama dengan peil lantai utama dari bangunan kompelks yang sudah ada. c. Pekerjaan Persiapan 1) Apabila diperlukan Direksi/Konsultan Pengawas keet, los kerja dan gudang dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan sebelumnya dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Sebelum pekerjaan dimulai lokasi harus bersih dari segala sesuatu yang dapat 3) mengganggu kelancaran pekerjaan menghilangkan, humus-humus sebelum di lakukan galian/urugan dan selanjutnya tanah-tanah kelebihan/sisa-sisa galian timbunan harus disingkirkan oleh Kontraktor Pelaksana. 4) Kontraktor Pelaksana harus memasang papan nama proyek. 5) 4) Ukuran satuan yang digunakan semua dinyatakan dalam centimeter. 2. Pekerjaan Tanah a. Lingkup Pekerjaan 1) Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank 2) Penggalian Tanah untuk Pondasi 3) Pengurugan Pasir di Bawah Pondasi 4) Pengurugan Kembali Tanah Galian Pondasi b. Bahan dan Peralatan. 1) Patok dan Bouwplank dari papan kayu Kelas III. 2) Tanah urugan harus bersih dari tanaman, akar, puing-puing dan kotoran jenis lainnya. Halaman | 9 - 26

3) Pasir urug yang digunakan harus mempunyai gradasi yang baik yaitu mempunyai butiran-butiran yang tidak sama besarnya. c. Pelaksanaan. 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Pembongkaran dan pembersihan bangunan lama (kecuali bagian yang masih diperlukan). 3) Lapisan permukaan tanah pada lokasi bangunan harus dibersihkan hingga tanah tidak mengandung humus, semak belukar dan kotoran lain atau sekurangkurangnya dikupas setebal 10 cm ,untuk Bangunan Rehabilitasi permukaan lantai lama (Exsisting) dibuat kasar atau ditumbuk samapai retak ,kasar secara acak 4) Kayu untuk patok dan bouwplank harus lurus dan diserut rata pada bagian atasnya. 5) Penggalian tanah untuk pondasi harus mencapai tanah asli, dasar galian harus bebas dari lumpur, humus dan air. Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebih besar dari dasar pondasi dengan talud tebing harus cukup landai berbanding 1:3. atau disesuaikan dengan ukuran-ukuran yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan. 6) Setelah dasar pondasi dicapai, diadakan timbunan pasir urug setebal 5 cm. Urugan pasir harus dipadatkan dan disiram air sampai kenyal dan dicapai ketebalan seperti dalam Gambar Kerja. 7) Pengurugan tanah galian pondasi dapat dipakai kembali tanah bekas galian. Urugan dilakukan lapis demi lapis setebal 15 cm yang ditumpuk padat. 8) Selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, harus di adakan tindakan pencegahan, baik terhadap gangguan genangan/arus air, yang dapat menyebabkan erosi. 9) Selama masa Pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mencegah terjadinya kerusakan semua sarana umum yang masih digunakan seperti saluransaluran air listrik, jalan dan lain-lain yang di jumpai di lokasi proyek. 10) Bila terjadi kerusakan, maka Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya sebagai resiko Kontraktor Pelaksana tersebut. 3. Pekerjaan Pondasi a. Lingkup Pekerjaan 1) Pasangan batu kosong. 2) Pasangan batu gunung/kali. b. Bahan dan Peralatan 1) Pasir urug yang digunakan harus mempunyai gradasi yang baik yaitu mempunyai butiran- butiran yang tidak sama besarnya. 2) Batu gunung/kali yang digunakan adalah batu belah yang keras, berkualitas baik dan bersudut-sudut. 3) Semen yang digunakan tediri dari satu merek, tidak kadaluarsa, tidak lembab dan 4) berkualitas baik. c. Pelaksanaan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Di atas pasir urug dipasang batu kosong dengan tebal minimum 15 cm yang disusun tegak dan ruang-ruang kosong diantara butir-butir batu kosong diisi batubatu pecah yang lebih keciil dan pasir. Halaman | 10 - 26

3) Batu Gunung/kali dipasang di atas pasang batu kosong dengan campuran 1 Pc : 4 Pasir. 4) Batu gunung/kali sebelum dipasang dibasahi terlebih dahulu dan dibersihkan dari kotoran. 5) Lubang-lubang diantara batu-batu pecahan yang kecil dan bagian atas pondasi menggunakan adukan trasraam 1 Pc : 3 Pasir. Pondasi batu Gunung/kali sebelum diurug harus diplester kasar 1 Pc : 5 Pasir. 4. Pekerjaan Beton a. Lingkup Pekerjaan 1) Pasang bekisting dan baja tulangan. 2) Pengecoran beton pondasi poer, sloof, kolom, ringbalk, plat lantai, leuvel. 3) Bangunan tidak bertingkat harus mempertimbangkan faktor keamanan dimana struktur bangunan dari beton bertulang memenuhi ketentuan sebagai berikut : a) Menggunakan beton bertulang mutu K 175 atau dibuat dengan campuran 1pc: 2ps: 3kr b) Sloof ukuran 15/20cm dengan tulangan 4Ǿ10 mm. c) Kolom praktis ukuran minimal 15/15 dengan tulangan 4Ǿ10 mm. d) Ring balok praktis ukuran 11/15 cm dengan tulangan 4Ǿ10 mm. e) Ukuran dan jumlah tulangan untuk sloof, kolom dan ring balok struktur dihitung berdasarkan beban yang bekerja dan mutu bahan yang digunakan,sehingga diperoleh kekuatan struktur yang aman. b. Bahan dan Peralatan. 1) Untuk pekejaan bekisting digunakan kayu kualitas baik, tidak berubah bentuk (kayu kelas tiga), seperti jenis meranti, kruing atau yang sekualitas. Tebal papan bekisting minimal 2 cm dan untuk penyangga-penyangga, klam-klam dan skurskur digunakan kayu ukuran rata-rata 5x10 cm disesuaikan kebutuhan. 2) Bahan-bahan untuk adukan beton terdiri atas semen PC, pasir, air dan kerikil/koral atau batu pecah, dipakai adukan 1Pc : 2 Pasir : 3 Kerikil. a) Semen PC Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek. Semen yang disimpan lebih dari 3 (tiga) bulan di dalam gudang tidak diperkenakan digunakan. Tempat Penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban. b) Pasir dan Kerikil/Koral Pasir dan kerikil/koral harus terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dari bahan-bahan organis, Lumpur dan sebagainya, memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang tercantum di dalam PBI 1971.PBI 1991 SK SNI T15.1919.03 c) Air Air yang digunakan harus air tawar, bersih, tidak mengandung minyak, asam, alkalis, dan bahan organic lainnya yang dapat merusak beton. d) Baja/besi Baja/besi tulangan yang digunakan harus sesuai dengan ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar-gambar detail. Baja/besi tulangan tersebut harus bersih dari lapisan minyak/lemak, bebas dari cacat-cacat, berpenampang bulat dan memenuhi persyaratan di dalam PBI 1971, SK SNI 1991 e) Besi beton yang dimaksud adalah diameter full (SNI) dan panjang 12 m. Halaman | 11 - 26

3) Alat-alat Bantu seperti beton molen (terutama untuk bangunan bertingkat), mesin penggetar/stamper, alat pengangkut dan alat-alat lain yang diperlukan untuk pelaksanaan haruslah yang masih baik dan layak dipakai. Keperluan dan banyaknya peralatan ini agar dirundingkan dan mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas/ Konsultan Pengawas. c. Pelaksanaan. 1) 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Pasangan bekisting harus rapi agar diperoleh bidang yang cukup rata, celah-celah antara papan harus ditutup dengan plastik agar adukan tidak merembes keluar yang dapat menyebabkan merosotnya mutu beton, sebelum pengecoran sebelah dalam dari bekisting harus disiram dengan air agar bersih dari kotoran. 3) Sebelum pemasangan bekisting, baja tulangan dipasang dengan ketentuanketentuan PBI1971, SK-SNI 1991 dan Gambar Kerja. Baja tulangan harus diikat kuat agar tulangan tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton. 4) Adukan beton bertulang dengan menggunakan karakteristik beton sesuai dengan Gambar Kerja dan ketentuan PBI1971,SNI 03-3976-1995 5) Pengecoran dilaksanakan terus menerus dan dengan memakai beton molen sehingga adukan rata, sebelum pengecoran dilaksanakan diberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas selama pengecoran dan sebelum beton menjadi padat, beton tersebut harus digetarkan dengan mesin penggetar/stamper serta harus dihindarkan cacat beton, seperti kropos dan saran-saran koral. 6) Pekerjaan beton dilaksanakan seperti ketentuan-ketentuan Gambar Kerja dan Kontraktor Pelaksana harus mentaati semua ukuran-ukuran dan jika terdapat perbedaan ukuran hendaknya memberitahukan Direksi/Konsultan Pengawas. 7) Ketentuan-ketentuan lain berlaku seperti ketentuan PBI 1971, SK SNI 1991 5. Pekerjaan Dinding a. Lingkup Pekerjaan 1) Pasangan dinding trasraam setinggi 30 cm (semua tembok) dan 150 cm dan Pondasi batu bata teras. 2) Pasangan dinding biasa 1/2 Batu untuk dinding luar bangunan dan penyekat antar ruangan (tingginya sesuai dengan Gambar Kerja). 3) Semua permukaan dinding tembok di aci semen sehingga tahan terhadap lembab dan daya resap tembok kurang. b. Bahan dan Peralatan 1) Batu bata harus berkualitas baik, tidak pecah, matang pembakarannya dan bila direndam air tidak hancur/tetap utuh. Ukuran batu bata bila belum terdaftar dalam SI Departemen Perindustrian agar mendapat pengesahan dari balai Penelitian Perindustrian setempat. 2) Adukan pasangan dinding transram dipakai 1pc : 2 pasir dan untuk adukan pasangan dinding biasa 1 pc : 4 pasir. 3) Peralatan berupa alat bantu, haruslah yang masih baik dan memadai. c. Pelaksanaan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Halaman | 12 - 26

2) Permukaan yang akan dipasang batu bata harus bersih dan basah sedangkan batu bata sebelum di pasang , harus dicelup/dibasahi dengan air. Batu bata yang pecah tidak boleh lebih dari 10%. 3) Adukan harus di buat hati-hati, diaduk dalam bak kayu yang besarnya memenuhi syarat, semen dan pasir harus di campur dalam keadaan kering, kemudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran plastis. Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan baru. 4) Didalam pemasangan batu bata, dinding/tembok harus tegak lurus dan tidak boleh ada yang siar vertikal yang berurutan secara terus menerus. Tebal siar tidak boleh kurang dari 1 cm . Untuk dinding batu bata di pakai 1/2 batu. 5) Semua rangka kayu/kusen harus di pasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan pekerjaan pemasangan dan harus diperkuat dengan angkur besi berbentuk L yang ujungnya disekrupkan kedalam kusen. Sedangkan ujung bengkoknya ditanam ke dalam pasangan dinding. 6) Dalam satu hari, khusus untuk pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 meter dan pengakhirannya harus bertangga menurun, untuk menghindari retaknya dinding di kemudian hari. 7) Khusus untuk pemasangan batu bata sebagai persiapan, siar harus dikerok sedalam 1 cm dan harus benar-benar padat adukannya. 6. Pekerjaan Kusen a. Lingkup Pekerjaan 1) Penyediaaan bahan pembuatan kusen untuk daun pintu, jendela dan ventilasi lengkap dengan bahan perekat dan finishingnya. 2) Penyediaan dan pemasangan angkur dari baja tulangan diameter 3/8 sebanyak 3 (tiga) buah, masing di atas, di tengah dan di bawah dari setiap kusen. 3) Penyetelan dan pemasangan kusen pintu dan jendela disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas, harus tegak lurus satu sama lain dan ambang atas harus rata. 4) Untuk Bangunan Rehabilitasi terjadi peninggian lantai maka ambang atas pintu dibuka dan bergeser sesuai peninggian lantai. 5) Kusen pintu yang mengalami perubahan ketinggian akibat peninggian lantai dibuat sponing tinggi sesuai peninggian lantai. b. Bahan dan Peralatan 1) Kusen-kusen pintu dan jendela dari kayu kelas I sekualitas kayu bayam yang berserat rapat, tua, kering dan tidak pecah. 2) Angkur dari baja tulangan diameter 3/8 minimal baja U-24. 3) Ambang atas pintu yang bergeser diberi penguat paku sehingga kaku. c. Pelaksanaan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Permukaan kayu yang kelihatan, harus diserut sampai rata halus dan siku dengan permukaan kusen lainnya. 3) Sebelum di pasang semua pemukaan kusen harus dimeni sedikitnya 2 (dua) kali. 4) Pada pertemuan kusen dan plesteran harus diberi alur sponning 1 (satu) cm. 5) Pemasangan harus tegak lurus dan sifat datar (water pass ). 6) Setelah kusen terpasang dengan baik, kusen tersebut harus diperkuat dengan penyangga/skor dan dilepas setelah dinding selesai dipasang. Halaman | 13 - 26

7) Ambang atas kuseng bergeser akiba peninggian lantai dikerjakan dengan rapih diberi paku penguat sehingga kaku dan kuat. 7. Pekerjaan Kuda-kuda a. Lingkup Pekerjaan 1) Pekerjaan Struktur Atap Baja Ringan ialah bagian-bagian yang dalam gambar rencana dinyatakan sebagai Konstruksi struktur baja ringan. 2) Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor Pelaksana harus membuat shop drawing dari pekerjaan baja ringan. Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan, penyambungan, pengaku, ukuran-ukurn dan lain-lain yang secara teknis diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan pemasangan. 3) Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari : a) Rangka utama atas (top chord) b) Rangka utama bawah (bottom chord) c) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup. d) Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng. 4) Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi: a) Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi b) Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan c) Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku) d) Pemasangan jurai dalam (valley gutter) 5) Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi: a) Pemasangan penutup atap b) Pemasangan kap finishing atap c) Talang selain jurai dalam d) Accesories atap b. Bahan Peralatan. Baja ringan yang digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut : 1) Base material High Tensile Steel = G550 (minimum yield strength = 5500 kg/cm2. 2) Coating Zincalume A/Z 150 gr/m2. 3) Material Thickness minimal 1,00 mm TCT (ukuran profil desuai dengan kekuatan berdasarkan desain dan analisa struktur). 4) Ketebalan reng (roof batten) minimal 0,48 mm TCT. 5) Baut/fastener yang dipakai harus memenuhi standar desain. 6) Garansi struktur dan garansi material. c. Pelaksanaan. 1) Semua bahan-bahan terlebih dahulu harus diperiksa dan diterima baik oleh Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Aplikator yang digunakan harus dari tenaga-tenaga ahli pada bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk Halaman | 14 - 26

Direksi/Konsultan dan ketelitian utama diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan. 3) Direksi/Konsultan Pengawas mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. 4) Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera diperbaiki. 5) Kontraktor Pelaksana harus menyediakan biaya sendiri atas semua biaya pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan. 6) Pola Pengukuran Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana. Semua pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada suhu ± 25° C. 7) Meluruskan Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari puntiran, bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan terlihat rapat seluruhnya. 8) Pemotongan Baja ringan harus dipotong dengan alat listrik (cutting wheel) agar permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan. 9) Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten. 10) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja. 11) Perakitan kuda-kuda harus dilakukan dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi. 12) Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap. 13) Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda. 14) Jaminan Struktural Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng. 15) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind Halaman | 15 - 26

load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries” (Australian Standard 3566). 8. Pekerjaan Atap a. Lingkup Pekerjaan 1) Pengadaan bahan dan peralatan untuk penutup atap dan bubungan, Spandek, atau bahan lokal lainnya. 2) Pengadaan bahan Woodplank untuk listplank. 3) Pemasangan penutup atap dan bubungan harus rapi. b. Bahan dan Peralatan 1) Listplank dari bahan Woodplank, harus berkulitas baik, tidak cacat dan tidak pecah-pecah. 2) Spandek Tebal 0,35 mm. 3) Atap yang digunakan harus berukuran homogen, tidak cacat ,tahan panas, tahan kelembaban udara, mempunyai kerapatan air yang baik, mudah di potong , dipaku ataupun dibor tanpa menimbulkan pecah dan retak-retak. 4) Dengan pertimbangan teknis Direksi/Konsultan Pengawas atap diganti separuh atau secara keseluruhan dan diadakan pekerjaan tambah kurang. c. Pelaksanaan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Untuk menutup atap dilakukan setelah pekerjaan rangka atap selesai dan dipasang mulai dari bawah ke atas sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk brosur dari pabrik yang bersangkutan. 3) Pemasangan atap Spandek harus lurus dari bawah ke atas sehingga overlepping rata menghindari tampias air hujan bila antara spandek terdapat celah. 4) Pemasangan bubungan dilakukan setelah pemasangan atap, dipasang serapi mungkin agar tidak bocor. 5) Pemakuan atap dihindari terjadi kesalahan yang mengakibatkan lubang sumber kebocoran. 6) Untuk menghindari benjol atap spandek pada saat pemasangan harus memakai papan alas tempat injakan 7) Setelah semua atap tertutupi dan bubungan terpasang kemudian papan listplank dipasang 15-20 cm lebih ke dalam dari pinggir atap, disesuaikan dengan gambar kerja. 9. Pekerjaan Rangka Plafond dan Plafond a. Lingkup Pekerjaan 1) Penyediaan bahan-bahan untuk rangka plafond dan penutup plafond. 2) Melapis rangka plafond sebelum dipasang dengan bahan residu untuk anti rayap,apabila dicantumkan dalam BQ. 3) Pemasangan rangka plafond setelah diresidu apabila dicantumkan di BQ. 4) Ketinggian plafond berdasarkan Gambar Kerja . 5) Rangka plafond harus rata tidak diperkenangkan ada lendutan 6) Pemasangan penutup plafond. b. Bahan dan Peralatan. Halaman | 16 - 26

1) Rangka plafond dengan kayu kelas II sekualitas kayu borneo ukuran 5/10 sebagai batang induk dan ukuran 5/7 dan 4/6 sebagai batang pembagi dan penggantung. 2) Sebagai penutup plafond digunakan trpileks atau bahan lainnya yang disesuaikan dengan Gambar Kerja. 3) Sebagai list digunakan bahan dari gypsum, ukuran 1x3cm/disesuaikan 4) Bila diperlukan sebagai bahan penggantung plafon digunakan baja tulangan diameter 8 mm. c. Pelaksanaan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Sebelum pemasangan rangka plafond, bahan besi hollow harus sesuai dengan persyaratkan. 3) Bila diperlukan sebagai bahan penggantung plafon digunakan baja tulangan diameter 8 mm yang distel tinggi rendahnya untuk menjamin bidang yang rata. 10. Pekerjaan Plesteran dan Acian a. a. Lingkup Pekerjaan 1) Plesteran trasraam setinggi 30 cm dan 150 cm (khusus Km/Wc) dari di mulai dari top sloof 2) Plesteran biasa untuk dinding luar bangunan dan penyekat antar ruangan (tingginya sesuai dengan Gambar Kerja). 3) Plesteran beton untuk permukaan beton yang kelihatan. 4) Sebelum diplester harus disiram air secukupnya. 5) Acian untuk semua dinding bangunan. b. Bahan dan Peralatan. 1) Adukan plesteran transram dan plesteran beton dipakai 1 pc : 2 pasir sedangkan adukan plesteran biasa 1 pc : 4 pasir. 2) Adukan acian untuk seluruh permukaan tembok dan beton yang kelihatan dipakai adukan semen portland. c. Pelaksanaan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Permukaan yang akan diplester harus bersih dan dibasahi sampai jenuh. 3) Adukan di buat hati-hati, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, kemudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran plastis. Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan baru. 4) Pasir harus diayak terlebih dahulu sebelum dicampur dengan semen. 5) Air dipakai mencampur air bersih dapat diminum. 6) Permukaan plesteran harus rata serta diaci sehingga diperoleh permukaan dinding yang halus dan rata. 11. Pekerjaan Penutup Lantai a. Lingkup Pekerjaan 1) Urugan tanah di bawah lantai harus dipadatkan. 2) Urugan pasir setebal 5 cm di bawah lantai disiram air dan dipadatkan. 3) Pasangan batu bata dibawah lantai yang diplester (brangkal)sebagai lantai kerja tempat melekatnya material lantai. 4) Pasangan material lantai sesuai Gambar Kerja. Halaman | 17 - 26

b. Bahan dan Peralatan. 1) Tanah dan pasir urug yang digunakan seperti jenisnya pada pekerjaan pondasi. 2) Batu bata yang digunakan harus yng berkualitas baik ; tidak pecah, perrmukaannya datar, matang pembakarannya, jika di rendam air tidak hancur dan ukurannya sesuadengan produksi daerah Setempat yang telah disyahkan oleh Balai Penelitian Perindustrian Setempat. 3) Material lantai seperti; tegel keramik, rabat beton dan lain-lain sesuai dengan Gambar Kerja. c. Pelaksanaan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Sebelum pengurugan tanah dan pasir sebelumnya terlebih dahulu dibersihkan dari sampah, humus, sisa-sisa material dan kotoran lainnya, kemudian diurug dan dipadatkan sesuai dengan ketebalan dalam Gambar Kerja. 3) Sebelum pemasangan batu bata (Lantai kerja) terlebih dahulu harus direndam dalam air dan permukaan yang akan diplester sebagai tempat merekatnya material lantai harus tetap basah, siar batu bata tiadak boleh kurang dari 1 cm, pemasang harus selang seling seperti pada pemasangan dinding, untuk plesteran siar harus dikerok sedalam 1 cm untuk mengikat plesteran yang tebalnya 3 cm. 4) Pemasangan material lantai hendaknya datar, rapi, lurus dan dipasang sesuai dengan Gambar Kerja. 5) Pemasangan lantai keramik 40x40 cm warna harus kualitas baik, untuk lantai dan dinding Kamar Mandi dan Dapur, Keramik ukuran 20x20 dan 20x25 cm, motif harus sesuai persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 12. Pekerjaan Daun Pintu, Jendela, Ventilasi dan Pemasangan Kaca a. Lingkup Pekerjaan 1) Penyediaan bahan kayu untuk kerangka daun pintu, daun pintu, jendela dan ventilasi, panil kayu dan pemasangan kaca. 2) Pembuatan daun pintu, jendela, ventilasi dengan pemasangan bahan panil kayu dan kaca. 3) Pemasangan kaca untuk pintu, jendela dan ventilasi. 4) Penyetelan dan pemasangan daun pintu, jendela, ventilasi pada kusen yang telah dipasang. b. Bahan dan Peralatan. 1) Untuk bahan panil daun pintu, jendela, ventilasi digunakan kayu kelas I kualitas kayu bayam atau setara setebal 3 cm, bahan kayu tersebut harus kering, datar, lurus, tidak cacat dan pecah-pecah. 2) Kaca bening 5 mm untuk daun pintu, jendela, ventilasi dan kaca 3 mm untuk kaca mati, bouvenlight dan ventilasi atas. 3) Ukuran daun pintu, jendela dan ventilasi sesuai dengan Gambar Kerja. c. Pelaksanaan 1) Semua bahan yang digunakan harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Panil daun pintu, jendela dan ventilasi harus diserut rata, diampalas dan dicat.

Halaman | 18 - 26

3) Kaca bening dipasang dalam sponingnya dengan dempul dan les kaca sehingga kaca cukup rata dan tidak bergetar, kaca yang retak atau gompel karena pemasangan yang kurang baik dan kurang hati-hati harus segera diganti. 13. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung a. Lingkup Pekerjaan 1) Penyediaan bahan dan peralatan Pengunci dan alat penggantung. 2) Pemasangan Kunci dan Penggantung pada pintu-pintu dan jendela-jendela. 3) Untuk pintu dipasang 3 buah engsel dan jendela 2 buah engsel b. Bahan dan Peralatan. 1) Untuk engsel dipakai engsel kupu-kupu dengan peredam/cincin plastik kualitas baik. 2) Untuk komponen pelengkap dipakai grendel, hak angin dan tarikan pada jendela tolak keluar. 3) Alat-alat pengunci lengkap dengan pegangannya dipakai kualitas baik type IIx slag untuk pintu-pintu yang berhubungan dengan Bagian luar dan type Ixslag untuk pintu-pintu bagian dalam. 4) Kunci pintu dipakai kualitas baik. c. Pelaksanaan. 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Semua daun pintu memakai engsel masing-masing 3 (tiga) buah, untuk daun jendela dan ventilasi tolak keluar masing-masing 2 (dua) engsel dan dilengkapi dengan grendel, tarikan dan hak angin. 3) Untuk semua pintu diberi kunci tanam kualitas baik. 4) Semua alat-alat penggantung dan pengunci untuk pintu dan jendela harus dipasang dengan baik rapi serta lengkap, sesuai sistem pembukaannya. 5) Pemasang engsel, pengunci dan alat-alat penggantung harus menggunakan skrup yang sesuai, pemakaian paku tidak diperbolehkan. 14. Pekerjaan Pengecatan a. a. Lingkup Pekerjaan 1) Permukaan dinding. 2) Permukaan plafond. 3) Permukaan kayu (Kusen, Listplank, Daun pintu, Jendela dan ventilasi). b. Bahan dan Peralatan 1) Pemakaian cat disesuaikan dengan material yang akan dicat, seperti cat air untuk (tembok, asbes, eternit) dan cat minyak (untuk kayu, teakwood, seng) 2) Cat yang dipakai harus berkualitas baik, tidak kadaluarsa, tertutup dan sedapat mungkin menghindari pemakaian bahan pengencer. Adapun jika menggunakan bahan pengencer harus disesuaikan dengan jenis catnya yaitu minyak pengencer untuk cat minyak dan air untuk cat tembok. 3) Untuk mengoleskan cat digunakan alat, seperti; kuas, roll, alat semprot (kompresor). 4) Cat tembok interior dan plafond kualitas baik setara Metrolite 5) Cat kayu kualitas baik setara Avian atau Gelotex

Halaman | 19 - 26

c. Pelaksanaan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Sebelum dicat, permukaan terlebih dahulu diamplas, dimeni, plamur dan dicat dasar dan pelaksanaannya harus sesuai dengan aturan pabrik serta peraturan yang berlaku. 3) Semua pekerjaan kayu yang bersinggungan dengan beton atau pekerjaan pasangan harus dimeni, minimal 2 (dua) kali. 4) Pengecatan dinding, plafond dan atap dilakukan sebanyak 2 (dua) lapis sehingga rapi rata. 5) Kusen, daun pintu, jendela dan ventilasi dicat minimal 2 (dua) kali. 6) Pengecatan bidang kayu dan tembok seluruh permukaan dibersihkan dari kotoran debu, digosok amplas dan diplamur baru dicat penutup 2x 15. Pekerjaan Instalasi Listrik a. Lingkup Pekerjaan 1) Penyambungan dari PLN. 2) Pengadaan bahan dan peralatan yang diperlukan. 3) Pemasangan instalasi dalam dan armatur lampu. 4) Pemasangan elemen-elemen pelengkap dan aksesoris. 5) Pelaksanaan pekerjaan ini adalah sampai siap menyala/digunakan. 6) Kontrol sambungan-sambungan kabel. 7) Kontrol saklar, stop kontak dan titik lampu. b. Bahan dan Peralatan. 1) Panel-panel listrik, seperti meteran, sekring box, arde, kabel, pipa ½ inci untuk selimut kabel. 2) Aksesoris untuk instalasi listrik, seperti ; saklar, fitting, stop kontak, steker arde dan lampu. 3) Peralatan untuk memasang instalasi listrik disediakan oleh instalator. 4) Bahan listrik digunakan kualitas baik standar SNI setara Philips. c. Pelaksanaan. 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Jaringan instalasi listrik yang melewati dinding tembok dan beton ditanam (inbouw) dengan selimut dari pipa. 3) Panel-panel tegangan harus mengikuti standar VDE/DIN, Peraturan IEC dan PUIL. 4) Pemasangan panel-panel, assesoris dan komponen lainnya dipasang serapi mungkin untuk menghindari korsleting dan bahaya-bahaya lainnya dan harus sesuai dengan petunjuk dari pabriknya. 5) Konstruksi dalam panel-panel dan komponen lain harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan jika ada perbaikan dan penyambungan tanpa mengganggu komponen lain. 6) Perletakan lampu, saklar, stop kontak disesuaikan dengan Gambar Kerja.

Halaman | 20 - 26

16. Pekerjaan Finishing a. Lingkup Pekerjaan 1) Memperbaiki/merapikan kembali kerusakan/kekurangan pada bangunan. 2) Melengkapi kekurangan-kekurangan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja. 3) Membersihkan semua kotoran dan sisa-sisa material akibat kegiatan pelaksanaan tersebut sehingga layak pakai. 4) Pemeliharaan bangunan tetap dilaksanakan sampai pekerjaan tersebut diserahterimakan sesuai pertimbangan Direksi/Konsultan Pengawas. b. Bahan dan Peralatan 1) Semua bahan dan peralatan sebelum digunakan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Bahan dan peralatan yang digunakan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang masih mempunyai kekurangan dan untuk memperbaiki kerusakan serta dapat membersihkan, merapikan dan memelihara bangunan. c. Pelaksanaan 1) Sebelum membersihkan bangunan dari kotoran dan sisa-sisa material, semua kerusakan-kerusakan dan kekurangan-kekurangan diperbaiki dan dilengkapi sesuai dengan jenis pekerjaan dan instruksi Direksi/Konsultan Pengawas. 2) Membersihkan bangunan dari semua kotoran dan sisa-sisa material pekerjaan dengan mengangkut/menyingkirkan dari bangunan/areal bangunan. 3) Setelah bangunan bersih dan rapi sehingga layak untuk di tempati maka diadakan pemeliharaan bangunan diserahterimakan. Catatan : Apabila dalam uraian teknik pelaksanaan ini tidak disebutkan hal-hal yang dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan hal ini menjadi bagian yang harus atau wajib dilaksanakan dan diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana maka harus dianggap sebagian telah dimuat di dalam RKS ini sehingga tidak terhitung sebagai pekerejaan tambah.

Halaman | 21 - 26

More Documents from "Melanie Sastrowardoyo"