MAKALAH MANAGEMEN SAFETY “6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)”
Disusun oleh : Nama
: Rini Riana
Kelas/Semester
: 1B/Semester II
NIM
: 2018’1422
Dosen Pengampu : Hirza Ainin Nur, S.Kep, Ns, M.Kep
PRODI D3 KEPERAWATAN AKPER KRIDA HUSADA KUDUS TAHUN AJARAN 2018/2019
i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas izin, kuasa dan perlindunganNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “6 Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)” Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas bidang studi Managemen Safety yang diberikan kepada kami Ibu Hirza Ainin Nur, S.Kep, Ns, M.Kep. Agar kami dapat mengetahui serta memahami cara menyusun makalah dengan benar dan agar dapat mengembangkan ilmu yang telah kami peroleh. Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan makalah ini . Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen Managemen Safety yaitu Ibu Hirza Ainin Nur, S.Kep, Ns, M.Kep. Selaku guru yang memberikan tugas ini juga yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini dan semua bentuk bimbingan serta pengajarannya yang kami terima dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Kudus, 27 Februari 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................ ii DAFTAR ISI ...................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 2 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2 C. Tujuan ........................................................................................ 2 D. Manfaat ..................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3 A. Pengertian Patient Safety Dan Tujuannya .................................. 3 B. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit .................................. 3 C. Sasaran Patient Safety Dan Manfaatnya ..................................... 7 D. Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit .................................... 10 E. Langkah Menuju Keselamatan Pasien ........................................ 11 BAB III PENUTUP ............................................................................ 15 A. Kesimpulan ................................................................................. 15 B. Saran ............................................................................................ 15 Daftar Pustaka .................................................................................... 16
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan pasien di Rumah Sakit adalah sistem pelayanan dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan asuhan pasien menjadi lebih aman, termasuk di dalamnya mengukur risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko terhadap pasien, analisa insiden, kemampuan untuk belajar & menindaklanjuti insiden serta menerapkan solusi untuk mengurangi risiko. " Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component of hospital quality management " (World Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO 2004). Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan kepada pasien secara aman sertam encegah terjadinya cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008). Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci mengenai hak dan keselamatan pasien. Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan diri pasien.
1
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian patient safety dan tujuannya ? 2. Bagaimana standar keselamatan pasien rumah sakit ? 3. Apa saja sasaran patient safety dan manfaatnya? 4. Apa solusi keselamatan pasien rumah sakit ? 5. Bagaimana langkah menuju keselamatan pasien ? C. Tujuan 1. Mengetahui dan mampu menjelaskan pengertian patient safety dan tujuannya 2. Mengetahui dan mampu menjelaskan standar keselamatan pasien rumah sakit 3. Mengetahui dan mampu menjelaskan sasaran patient safety dan manfaatnya 4. Mengetahui dan mampu menjelaskan solusi keselamatan pasien rumah sakit 5. Mengetahui dan mampu menjelaskan langkah menuju keselamatan pasien D. Manfaat 1. Manfaat akademis adalah memperluas wawasan pembaca akan manfaat sistem keselamatanpasien dan mengetahui proses pelaksanaannya. 2. Manfaat praktis adalah menilai kualitas dari pelaksanaan sistem keselamatan pasien .
2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Patient Safety dan Tujuannya Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien,
pelaporan
menindaklanjuti
dan
analisis
insiden,
kemampuan
insiden, dan menerapkan
solusi
untuk
untuk
belajar
mengurangi
dan serta
meminimalisir timbulnya risiko. Patient safety adalah pasien bebas dari cedera yang tidak seharusnya terjadi atau bebas dari cedera yang potensial akan terjadi (penyakit, koma, cedera fisik/ social psikologi, cacat, kematian ) terkait dengan pelayanan kesehatan ( KKP-RS, 2008 ). Patient safety ( keselamatan pasien ) rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assement resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, laporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil ( Depkes,2006). Tujuan dari patient safety atau keselamatan pasien meliputi : 1.
Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2.
Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat;
3.
Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). B. Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit Standar I : Hak pasien Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tak diharapkan. Kriteria: 1.
Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
2.
Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.
3.
Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan dan proseduruntuk pasien termasuk kemungkinan KTD
3
Standar II : Mendidik pasien dan keluarga. Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Keselamatan pasien dalam pemberian pelayanan dapat di tingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan patner dalam proses pelayanan. Karena itu di rumah sakit harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Kriteria: 1.
Memberi informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur.
2.
Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga.
3.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.
4.
Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
5.
Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit.
6.
Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.
7.
Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.
Standar III : Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan. Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan. Kriteria: 1.
Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien masuk, pemeriksaan,diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.
2.
Terdapat koordinasi pelayanan yang di sesuaikan dengan kebutuhan pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan transaksi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancer.
3.
Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut lainnya.
4.
Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif.
Standar IV : Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitordan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif , dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien. Kriteria: 1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perencanaan yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat dan faktor-faktor lain
4
yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai dengan ” langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit” 2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja antara lain yang terkait dengan : pelaporan insiden, akreditasi, menejemen resiko, utilisasi , mutu pelayanan, keuangan. 3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua KTD/KNC, dan secara proaktif melakukan evaluasi suatu proses kasus resiko tinggi. 4. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang di perlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin. Standar V : Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien. 1.
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan ”7 langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit”.
2.
Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi KTD/KNC.
3.
Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
4.
Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji dan meningkatkan kinerja rumah rakit serta meningkatkan keselamatan pasien
5.
Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja Rumah Sakit dan keselamatan pasien. Kriteria:
a)
Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
b) Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis kejadian yang memerlukan perhatian, mulai dari KNC(Near miss)sampai dengan KTD(Adverse event). c)
Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan pasien.
d) Tersedia prosedur ”cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain dan penyampaian informasi yang benar danjalas untuk keperluan analisis. e)
Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar danjelas tentang analisis akar
5
masalah (RCA) kejadian pada saat program keselamatan pasien mulai di laksanakan. f)
Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden atau kegiatan proaktif untuk memperkecil resiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf dalam kaitan dengan kejadian.
g) Terdapat kolaburasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan antar pengelola pelayanan di dalam Rumah Sakit dengan pendekatan antar disiplin. h) Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang di butuhkan dalam kegiatan perbaikan kinerjarumah sakit dan perbaikan Keselamatan Pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut. i)
Tersedia sasaran terukur dan pengumpulan informasi menggunakan criteria obyektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk rencana tindak lanjut dan implementasinya.
Standar VI : Mendidik staf tentang keselamatan pasien. 1.
Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaiatan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.
2.
Rumah sakit menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien. Kriteria:
a)
Setiap rumah sakit harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik tentang keselamatan paien sesuai dangan tugasnya masing- masing.
b) Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden. c)
Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok guna mendukung pendekatan interdisiplin dan kolaburatif dalam rangka melayani pasien.
Standar VII : Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. 1.
Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal.
2.
Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat. Kriteria:
a)
Perlu di sediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal- hal terkait dengan keselamatan pasien.
6
b) Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada. C. Sasaran Patient Safety dan Manfaatnya SASARAN I : KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN 1) Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien. 2) Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi pada pasien yang dalam keadaan terbius/tersedasi,
mengalami
disorientasi,
tidak sadar, bertukar
tempat
tidur/kamar/ lokasi di rumah sakit, adanya kelainan sensori, atau akibat situasi lain, dua kali pengecekan : pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan atau pengobatan, kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut. 3) Kebijakan dan/atau prosedur memerlukan
sedikitnya dua
cara
untuk
mengidentifikasi seorang pasien, nama pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir, gelang identitas pasien dengan bar-code, Nomor kamar pasien atau lokasi tidak bisa digunakan untuk identifikasi. Elemen Penilaian Sasaran I a.
Pasien
diidentifikasi
menggunakan
dua
identitas
pasien,
tidak
boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. b.
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
c.
Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis.
d.
Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan/prosedur.
e.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF 1) Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar para pemberi layanan. Elemen Penilaian Sasaran II a.
Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
b.
Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah.
c.
Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
7
d.
Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
SASARAN III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT) 1) Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat-obat yang perlu diwaspadai (high-alert). 2) Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look Alike Soun Alike/LASA). 3) pemberian elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat, natrium klorida lebih pekat dari 0.9%, dan magnesium sulfat =50% Elemen Penilaian Sasaran III a.
Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentrat.
b.
Implementasi kebijakan dan prosedur.
c.
Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan.
d.
Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted).
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI 1) Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien 2) Digunakan juga praktek berbasis bukti, seperti yang digambarkan di Surgical Safety Checklist dari WHO Patient Safety (2009), juga di The Joint Commission’s Universal Protocol for Preventing Wrong Site, Wrong Procedure, Wrong Person Surgery. 3) Maksud proses verifikasi praoperatif adalah untuk:
memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar,
memastikan bahwa semua dokumen, foto (imaging), hasil pemeriksaan yang relevan tersedia, diberi label dengan baik, dan dipampang, dan
8
melakukan verifikasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant2 yang dibutuhkan.
4) Tahap “Sebelum insisi” (Time out) dilakukan di tempat, dimana tindakan akan dilakukan, tepat sebelum tindakan dimulai, dan melibatkan seluruh tim operasi. Elemen Penilaian Sasaran IV a.
Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan.
b.
Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk memverifikasi saat preoperasi
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien dan
semua
dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat, dan fungsional. c.
Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur “sebelum insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan pembedahan.
SASARAN
V
:
PENGURANGAN
RISIKO
INFEKSI
TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN 1) Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. 2) Pusat dari eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand hygiene) yang tepat Elemen Penilaian Sasaran V a.
Rumah sakit mengadopsi pedoman hand hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum (al.dari WHO Patient Safety).
b.
Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.
c.
Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH 1) Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh. Elemen Penilaian Sasaran VI a.
Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan lain-lain.
b.
Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh.
c.
Langkah-langkah dimonitor hasilnya.
9
d.
Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan berkelanjutan risiko pasien cedera akibat jatuh di rumah sakit.
Berikut adalah manfaat penerapan sasaran keselamatan pasien : •
Membuat organisasi kesehatan lebih tahu jika ada kesalahan yang akan terjadi atau jika kesalahan terjadi.
•
Meningkatnya laporan kejadian yang dibuat dan belajar dari kesalahan yang terjadi akan berpotensial menurunnya kejadian yang sama berulang kembali dan keparahan dari insiden keselamatan pasien.
•
Kesadaran akan keselamatan pasien, yaitu bekerja untuk mencegah error dan melaporkan jika ada kesalahan.
•
Berkurangnya perawat yang merasa tertekan, bersalah, malu karena kesalahan yang telah diperbuat.
•
Berkurangnya turn over pasien, karena pasien yang pernah mengalami insiden, pada umumnya akan mengalami perpanjangan hari perawatan dan pengobatan yang diberikan lebih dari pengobatan yang seharusnya diterima pasien.
•
Mengurangi biaya yang diakibatkan oleh kesalahan dan penambahan terapi.
•
Mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi keluhan pasien.
D. Solusi Keselamatan Pasien Rumah Sakit 1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM/Look-Alike, Sound-Alike Medication Names). 2. Pastikan Identfikasi Pasien
Pemberian obat, darah, atau produk darah
Pengambilan darah dan specimen lain untuk pemeriksaan klinis
Pemberian pengobatan, dan tindakan / prosedur
3. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien. 4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar. Contoh : penandaan lokasi operasi pada lokasi tubuh yang ada lateralisasi dan adanya sign in, time out, dan sign out. 5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
10
Contoh : penyimpanan elektrolit pekat, pemberian label high allert, instruksi yang jelas untuk pengenceran, SPO pemberian obat high allert dengan double check 6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan. Contoh : adanya formulir transfer pasien pada rekam medis yang berisi catatan tentang obat yang diberikan bila pasien dipindahkan keruangan rawat lain/ transfer . 7. Hindari salah kateter dan salah sambung selang (tube). Contoh : SPO pemasangan NGT, SPO pemasangan kateter urine 8. Gunakan alat injeksi sekali pakai Contoh : Kebijakan single use untuk jarum suntik 9. Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi. Contoh : Kebijakan dan SPO tentang hand hygiene E. Langkah Menuju Keselamatan Pasien
BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP Ciptakan kepemimpinan & budaya yang terbuka & adil. RS: •
Kebijakan : tindakan staf segera setetelah insiden, langkah kumpul fakta, dukungan kepada staf, pasien - keluarga
•
Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
•
Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
•
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP.
Tim: •
Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
•
Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan / solusi yang tepat.
PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang KP di RS Anda. RS: •
Ada anggota Direksi yang bertanggung jawab atas KP
•
Di bagian2 ada orang yang dapat menjadi ”penggerak” (champion) KP
•
Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi / Manajemen
•
Masukkan KP dalam semua program latihan staf
11
Tim: •
Ada ”penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
•
Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
•
Tumbuhkan sikap kesatria yang menghargai pelaporan insiden.
INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN
RISIKO
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah. RS: •
Struktur & proses menjamin risiko klinis & non klinis, mencakup KP
•
Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
•
Gunakan informasi dari sistem pelaporan insiden & asesmen risiko & tingkatkan kepedulian terhadap pasien.
Tim: •
Diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada mjmn terkait
•
Penilaian risiko pada individu pasien
•
Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, & langkah memperkecil risiko tersebut
KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN Pastikan staf Anda agar dengan mudah dapat melaporkan kejadian / insiden,
serta RS mengatur pelaporan kepada KKP-RS. RS: •
Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dalam maupun ke luar - yang harus dilaporkan ke KPPRS - PERSI. Tim:
•
Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yang penting.
12
LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN
PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien. RS: •
Kebijakan : komunikasi terbuka tentantg insiden dengan pasien & keluarga
•
Pasien & keluarga mendapat informasi bila terjadi insiden
•
Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien & keluarga (dalam seluruh proses asuhan pasien) Tim:
•
Hargai & dukung keterlibatan pasien & keluarga bila telah terjadi insiden
•
Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien & keluarga bila terjadi insiden
•
Segera setelah kejadian,
BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TENTANG KP Dorong staf anda untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul. RS: •
Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
•
Kebijakan : kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 X per tahun utk proses risiko tinggi. Tim:
•
Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
•
Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tersebut.
CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
13
RS •
Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, audit serta analisis
•
Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan klinis, penggunaan instrumen yang menjamin KP.
•
Asesmen risiko untuk setiap perubahan
•
Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS - PERSI
•
Umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas insiden Tim
•
Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman.
•
Telaah perubahan yang dibuat tim & pastikan pelaksanaannya.
•
Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan keselamatan pasien (patient safety) adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian mengenai resiko, identifikasi, manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya risiko. Terdapat 6 standar keselamatan pasien, salah satunya yaitu Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya kejadian tak diharapkan. Adapula 6 saran patient safety dan tiap sasaran tersebut memiliki elemen penilaian yang berbeda-beda. Dalam patient safety langkah dan solusinya harus diperhatiakan karena apanila kita salah itu bisa berakibat fatal terhadap pasien, misalnya dalam pemberian obat, apabila salah mendengar bisa terjadi kesalahan, maka dari itu harus dieja terlebih dahulu agar tidak terjadi suatu kesalahan. B. Saran Sebagai tenaga kesehatan kita wajib melakukan tindakan dengan baik dan benar sesuai standar pelayanan kesehatan pada pasien, sehingga akan terjamin keselamatan pasien dari segala aspek tindakan yang kita berikan.
15
Daftar Pustaka https://kupdf.net/download/makalah-pasien-safety_5a2deed6e2b6f5dd5d858233_pdf https://azwarajuar.wordpress.com/2012/10/14/patient-safety/ https://seputarkuliahkesehatan.blogspot.com/2018/07/makalah-tentang-prosedurkeselamatan.html https://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/07/patient-safetiy-keselamatan-pasienrumah-sakit/ http://alvamustamu.blogspot.com/2014/03/pasien-safety.html materi dari ppt yang disampaikan bu Hirza mengenai konsep patient safety
16