Nama : Dina Faizatur Rahmah NIM
: 132011101082 RESUME JURNAL Efek dari Fakoemulsifikasi terhadap Tekanan Intra Okular dan
Judul
Penggunaan
Pengobatan
Topikal
pada
Pasien
dengan
Glaukoma: Sebuah Systematic Review dan Meta-analysis selama 3 tahun
Kemajuan pengobatan modern memberikan angka harapan
hidup
lebih
tinggi
terhadap
pasien
daripada
sebelumnya. Tetapi, pada dekade terakhir, perkembangan kualitas hidup jauh tertinggal dibalik ekspansi medis terhadap masa hidup. Usia lebih dari 60 tahun semakin bertambah bahkan meningkat hampir empat kali lipat sejak tahun 1950. Berdasarkan sebuah penelitian cohort diperkirakan adanya 2 milyar lansia pada tahun 2050. Populasi ini berisiko terhadap penyebab utama hilangnya penglihatan yaitu usia. Selain itu, jumlah
manusia
dewasa
dengan
gangguan
penglihatan
diperkirakan meningkat secara drastis. Pendahuluan
Gangguan penglihatan merupakan penyebab utama disabilitas fungsional dan dibuktikan dengan takutnya pasien kehilangan penglihatan (setelah kanker dan penyakit jantung). Sejumlah 9 orang Kanada dengan usia 65,1 tahun diperkirakan mengalami kehilangan penglihatan ireversibel. Penyebab utama kebutaan ireversibel pada populasi dunia adalah glaukoma, dengan beban global meningkat menjadi 111,8 juta orang pada tahun 2040. Sementara katarak memiliki presentase 33% sebagai penyumbang disabilitas penglihatan secara global. Faktor risiko utama untuk kedua penyakit ini adalah usia. Fakoemulsifikasi dan implantasi intraocular lens (IOL) adalah pengobatan definitif terhadap katarak dan menghasilkan restorasi penglihatan yang hampir sempurna.
Tetapi, pengobatan utama pada glaukoma belum ditemukan. Akhir – akhir ini, satu – satunya pengobatan yang diberikan adalah untuk menghambat progresi dari glaukoma khususnya menghambat hilangnya pengliatan dengan menurunkan IOP. Terapi utama adalah dengan farmakoterapi, walaupun terdapat tantangan terhadap terapi ini seperti Non compliance, sulit untuk digunakan, iritasi lokal dan menimbulkan efek toksik terhadap permukaan okular. Secara signifikan terlihat juga efek samping sistemik yang berkontribusi terhadap kegagalan terapi. Beberapa pengobatan glaukoma dikembangkan untuk mengurangi beban terhadap pasien. Minimally Invasive Glaucoma Surgery (MIGS) merupakan kemajuan terbaru dalam penanganan glaukoma. Tetapi, ada beberapa kondisi yang tidak menentu seperti outcome pasien yang menjalani MIGS dengan komorbid katarak dan glaukoma. Biasanya, rencana terapi bedah pada pasien tersebut dimulai dari terapi katarak baru diikuti terapi bedah glaukoma. Jika efek dari fakoemulsifikasi pada IOP pasien dengan POAG lebih baik secara klinis signifikan, prosedur operasi fakoemulsifikasi akan lebih efektif dan aman untuk semua pasien. Untuk mengetahui efek dari prosedur fakoemulsifikasi terhadap Tujuan
tekanan intra okular dan jumlah pengobatan topikal glaukoma pada pasien katarak dengan primary open angle glaucoma (POAG). Artikel yang sesuai dengan topik bahasan dipilah sesuai dengan panduan dengan tingkatan level 1 dan level 2.
Referensi dimasukkan software DistillerSr berdasarkan judul Metode Penelitian
dan abstrak (level 1). Kriteria yang sesuai digunakan untuk screening level 1 : (1) Pasien harus menderita POAG dan katarak serta setidaknya 1 kelompok harus menerima pengobatan fakoemulsifikasi saja; (2) Penelitian harus dipublikasikan dalam bahasa inggris; dan
(3) merupakan penelitian observasional atau randomizedcontrolled trial (RCT).
Pemilahan melalui tulisan lengkap (level 2) berdasarkan kriteria berikut : (1) Penelitian harus melaporkan nilai outcome setelah post operasi dengan peiode follow up 1 bulan atau lebih; (2) Ukuran sampel dari kelompok yang diteliti minimal 10; dan (3) laporan IOP dan dosis yang dibutuhkan pasien sebagai pengobatan glaukoma dari periode pre operasi dan post operasi.
Semua pemilahan dilakukan melalui software DistillerSR, dan semua permasalahan yang muncul saat pemilahan artikel diselesaikan melalui konsensus dari tim peneliti. Hasil dari pemilahan akan diteliti menggunakan meta-analysis. Hasil IOP yang cukup bervariasi ditemukan pada pasien kataran dengan POAG setelah menjalani fakoemulsifikasi. Beberapa penelitian menemukan tidak ada penurunan IOP secara signifikan, sementara penelitian lain menemukan efek yang
signifikan
namun
kecil
dan
beberapa
lainnya
menyediakan bukti adanya penurunan IOP secara signifikan setelah operasi. Penelitian – penelitian ini mempertimbangkan IOP pada periode follow up, IOP basal pasien, jumlah obat Hasil dan Pembahasan
untuk menurunkan IOP yang digunakan oleh pasien. Penelitian ini mengidentifikasi 1613 catatan medis. 32 penelitian (1826 subjek) dimasukkan pada penyaringan kuantitatif. 12%, 14%, 15% dan 9% penurunan IOP dari nilai basal terjadi pada 6, 12, 24, dan 36 bulan setelah fakoemulsifikasi. Rata – rata penurunan penggunaan obat topikal pada pasien glaukoma adalah 0.57, 0.47, 0.38 dan 0.16, serta terjadi pada bulan ke 6, 12, 24, dan 36 bulan setelah fakoemulsifikasi.
Kesimpulan
Fakoemulsifikasi sebagai prosedur tunggal dapat menurunkan
IOP pada pasien dengan katarak dan POAG, serta menurunkan ketergantungan pasien terhadap pengobatan topikal glaukoma. Efek ini muncul paling lambat setelah 36 bulan setelah fakoemulsifikasi secara berkala dengan rentang waktu 2 tahun setelah munculnya efek awal. Populasi tertentu menunjukkan penurunan yang besar terhadap IOP daripada populasi lain dan penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengidentifikasi fenomena tersebut.