Resume 5 Lapisan Masyarakat Hazim Dailami 200110170133.docx

  • Uploaded by: jones
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resume 5 Lapisan Masyarakat Hazim Dailami 200110170133.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,319
  • Pages: 8
RESUME MATA KULIAH SOSIOLOGI LAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI SOSIAL)

Disusun Oleh : Hazim Dailami 200110170133

KELAS C FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2019

LAPISAN MASYARAKAT (STRATIFIKASI SOSIAL) A. Pengertian Stratifikasi Sosial Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti lapisan. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. B. Terjadinya Stratifikasi Sosial Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaiaan, tingkat umur (senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Alasan-alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat diantaranya : Pada masyarakat yang hidupnya dari berburu hewan alasan utama adalah kepandaian berburu. Sedangkan pada masyarakat yang telah menetap dan bercocok tanam, maka kerabat pembuka tanah (yang dianggab asli) dianggab sebagai orang-orang yang menduduki lapisan tinggi. Hal ini dapat dilihat misalnya pada masyarakat Batak, di mana marga tanah, yaitu marga yang pertamatama membuka tanah, dianggap mempunyai kedudukan yang tinggi Ada beberapa ciri umum tentang Faktor-faktor yang menentukan adanya stratifikasi sosial, yaitu antara lain : 1. Pemilikan atas kekayaan yang bernilai ekonomis dalam berbagai bentuk dan ukuran; artinya strata dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari nilai kekayaan srrorang dalam masyarakat. 2. Status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, misalnya sebagai Dokter, Dosen, buruh atau pekerja teknis dan sebagainya; semuanya ini sangat mentukan status seseorang dalam masyarakat.

3. Kesalahan seseoran dalam beragama; jika seseorang sungguh-sungguh penuh dengan ketulusan dalam menjalankan agamanya , maka status seseorang tadi akan dipandang lebih tinggi oleh masyarakat. 4. Status atas dasar keturunan, artinya keturunan dari orang yang dianggap terhormat ( ningrat ) merupakan ciri seseoarang yang memiliki status tinggi dalam masyarakat. 5. Status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang. Pada umumnya seseorang yang lebih tua umurnya lebih dihormati dan dipandang tinggi statusnya dalam masyarakat. Begitu juga jenis kelamin; laki-laki pada umumnya dianggap lebih tinggi statusnya dalam keluarga dan masyarakat. Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demkian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-pokok sebagai berikut yaitu sebagai brikut : 1. Sistem stratifikasi sosial mungkin berpokok pada sistem pertengahan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempuyai arti yang khusus bagi masyarakat tertentu yang menjadi obyek penyelidikan. 2. Sistem stratifikasi sosial dapat dianalisis dalam rung lingkup unsur-unsur sebagai brikut : a) Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan,keselamatan, wewenang dan sebagainya: b) Sistem pertentangan yang diciptakan warga-warga masyarakat (prestise dan penghargaan) c) Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapatkan berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan :

d) Lambang-lambang status, seperti misalnya tingkah laku hidup, cara berpakaian, perumahan, keanggotaan pada suatu organisasi dan sebagainya; e) Mudah atau sukarnya bertukar status; f) Solidaritas diantara individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang menduduki status yang sama dalam sistem sosial masyarakat: i.

Pola-pola interaksi (struktur cliqe, keanggotaan organisasi perkawinan dan sebagainya);

ii.

Kesamaan atau perbedaan sistem kepercayaan, sikap dan nilai-nilai;

iii.

Kesadaran akan status masing-masing;

iv.

Aktivias sebagai oprgan kolektif.

C. Sistem Stratifikasi Sistem stratifikasi sosial dalam masyrakat ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersifat tertutup. Stratifikasi sosial yang terbuka ada kemungkinan anggota masyarakat dapat berpindah dari status satu kestatus yang lainnya berdasarkan usahausaha tertentu. Misalnya seorang yang berkerja sebagai petani mempunyai kemungkinan dapat menjadi tokoh agama jika ia mampu meningkatkan kesalehannya dalam menjalankan agamanya. Seorang anak buruh tani dapat mengubah statusnya menjadi seorang dokter atau menjadi presiden sekalipun, apabila ia rajin belajar, berpolitik dan bercita-cita untuk itu. Sebaliknya seorang anak presiden belum tentu dapat mencapai status presiden. Pada Sistem stratifikasi sosial tertutup terdapat pembatasan kemungkinan untuk pindah kestatus satu kestatus lainnya dalam masyarakat. Dalam sistem ini satusatunya kemungkinan untuk dapat masuk ada status tinggi dan terhormat dalam masyarakat adalah karena kelahiran atau keturunan. Hal ini jelas dapat diketahui dari kehidupan masyarakat yang mengabungkan kasta seperti di india misalnya:

a) Keanggotaan pada kasta diperoleh karna warisan/kelahiran. Anak yang lahir memperolah kedudukan orang tuanya b) Keangotaan yang diwariskan tadi berlaku seumur hidup, oleh karna seseorang takmungkin mengubah kedudukannya, kecuali bika ia dikeluarkan dari kastanya. c) Perkawinan bersifat endogam, artinya harus dipilih dari orang yang kekasta. d) Hubungan dengan kelompok-kelompok sosial lainnya bersifat terbatas. e) Kesadaran pada keanggotaan suatu kasta yang tertentu, terutama nyata dari nama kasta, identifikasi anggota pada kastanya, penyesuaian diri yang ketat terhadap norma-norma kasta dan lain sebagainya. f) Kasta diikat oleh kedudukan-kedudukan yang secara tradisional telah ditetapkan. g) Prestise suatu kasta benar-benar diperhatikan D. Dasar Stratifikasi Sosial Diantara lapisan atasan dengan yang terendah , terdapat lapisan yang jumlahnya relatif banyak. Biasanya lapisan atasan, tidak hanya memiliki satu macam saja dari apa yang dihargai oleh masyarakat. Akan tetapi kedudukannya yang tinggi itu bersifat kumulatif. Artinya, mereka yang mempunyai uang banyak, akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan dan mungkin kehormatan. Ukuran atau kriteria yang bisa dipakai menggolongkan-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan masyarakat adalah sebagai berikut : 1. Ukuran kekayaan. Barangsiapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termausk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut misalnya, dapat dilihat padad

rumah

yang

bersangkutan,

mobil

peribadinya,

cara-caranya

mempergunakan pakaian serta bahan pakaian yang di pakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan seterusnya. 2. Ukuran kekuasaan Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan atasan.

3. Ukuran kehormatan. Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyak di jumpai pada masyarakat teradisional. Biasanya mereka adalah golongan tua, atau mereka yang pernah berjasa. 4. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagai ukuran, dipakai oleh masyarakat

yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran

tersbut Kadang-kadang yang menyebabkan terjadinya akibat-akibat yang negative. Karna ternya bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaanya. Sudah tentu hal yang demikian memacu segala macam usaha untuk mendapatkan gelar, walau tidak halal. Ukuran diatas tidaklah bersipat limitatif, karna masih ada ukuran-uakuaran lain yang dapat digunakan. Akan tetapi ukuran-ukuran diatas amat menentukan sebagai timbulnya sistem lapisan pada masyarakat tertentu. E. Unsur-unsur dalam Stratifikasi Sosial 1. Kedudukan (Status) Kedudukan Kadang-kadang dibedakan pengertiannya dengan kedudukan sosial ( social status ). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya dan hak-hak serta kewajiban-kewaibannya. Untuk lebih mudah mendapatkan pengertia, ke dua istilah tersebut di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah kedudukan saja. Mayarakat pada umumnya mengembangkan dua macam Kedudukan yaitu : a)

Ascribed-Status, yaitu

Kedudukan

seseoarang

dalam

masyarakat

tanpa

memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seoarang bangsawan adalah bangsawan pula.

b) Achieved-Status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang denagan usahausaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran 2. Peranan (Role) Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankansuatu peranan. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu dan pengetahuan. Keduanya takdapat dipisah-pisahkan, karna yang satu tergantung pada yang lain dan sbaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana halnya dengan kedudukan, peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai macam peranan yang berasal dari polapola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya peranan adalah karna ia mengatur perillaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dan perilaku orang-orang sekelompoknya.

DAFTAR PUSTAKA Soerjono Soekanto : Sosiologi Pengantar, edisi baru keempat, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 1990

Abdulsyani : Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, Jakarta Anggota

IKAPI, 1994

Robin Willams Jr.,American Society, edisdi baru ke-2, A Fred A Knop. New York, 1960 Koentjaraningrat: Beberapa Pokok Antropologi Sosial, cetakan pertama. Penerbit Dian Rakyat, 1967

Related Documents


More Documents from "Lisa Kusuma"