Resiko Managemen Agribisnis Buah Mangga.pdf

  • Uploaded by: rajif achdiatsyah
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resiko Managemen Agribisnis Buah Mangga.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,363
  • Pages: 13
Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

DINAMIKA PERILAKU AGRIBISNIS PETANI MANGGA DI KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON Elly Rasmikayati1*, Lies Sulistyowati1, Tuti Karyani1, Bobby Rachmat Saefudin2 1 Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran 2 Pusat Riset Pangan Berkelanjutan DRPMI UNPAD *Email: [email protected]

ABSTRAK Tingginya permintaan dalam negeri dan luar negeri terhadap buah Mangga Gedong Gincu dan Arumanis belum dapat terpenuhi karena ketersediaan produk yang tidak sesuai dengan permintaan pasar dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dinamika perilaku agribisnis petani mangga dari mulai subsistem hulu hingga hilir. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei kepada 70 orang responden petani yang diambil menggunakan teknik sampling acak sederhana. Alat analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku agribisnis mangga di Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon berada pada level transisi dari pertanian subsisten ke pertanian komersil. Sebagian besar petani sudah melakukan usahatani diluar musim, Pada kegiatan pemasarannya sebagian besar petani hanya mengakses pasar tradisional dikarenakan kemampuan memproduksi buah mangga grade A/B hanya sebanyak 41 - 60% dengan produktivitas tertinggi sebanyak 151 - 300 Kg/pohon. Rendahnya kualitas dan kuantitas hasil produksi dikarenakan teknologi yang digunakan masih sederhana dan sikap petani yang sulit untuk mengikuti arahan penyuluh pertanian pada kegiatan budidayanya. Kata Kunci: Perilaku Agribisnis, Komersialisasi Petani Mangga, Mangga. PENDAHULUAN Mangga memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan. Karakteristik fisik dan rasanya yang segar menjadikannya diminati konsumen pada pasar domestik maupun pasar ekspor. Tingginya permintaan dalam negeri dan luar negeri terhadap buah Mangga Gedong Gincu dan Arumanis belum dapat terpenuhi karena ketersediaan produk yang tidak sesuai dengan permintaan pasar dalam hal kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.

Mangga

Gedong

gincu

mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibandingkan varietas mangga lainnya.

Selama

tahun

2010

-

2015

Kabupaten Cirebon merupakan produsen mangga terbesar ke-3 di Jawa Barat dengan dengan mangga Gedong gincu sebagai varietas unggulannya (Tabel 1). Programprogram pengembangan gencar dilakukan oleh pemerintah guna meningkatkan potensi Mangga Gedong gincu di Kabupaten Cirebon,

diantaranya

adalah

proyek

perluasan lahan PAH/IHDUA, JBIC IP-477, penerapan SOP/GAP, dan pola insentif two in one. Mangga Gedong gincu asal Cirebon lebih diminati oleh konsumen dibandingkan 14

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

mangga Gedong gincu asal Indramayu dan

beberapa pasar tradisional, kios-kios buah,

Majalengka karena ukurannya yang lebih

pasar ritel modern, dan sebagian sudah di

besar dari mangga Gedong gincu asal

ekspor, sementara grade C pada pasar

Indramayu dan rasanya lebih manis dan

tradisional lokal. Karakteristik buahnya

segar dibandingkan mangga Gedong gincu

yang

asal Majalengka. Mangga Gedong gincu asal

menjadikannya diminati pada pasar luar

Kabupaten Cirebon grade A/B dipasarkan ke

negeri.

manis

dan

beraroma

segar

Tabel 1. Produksi Mangga Tahun 2010-2015 di Jawa Barat. Kabupaten / Kota Kab. Indramayu Kab. Majalengka Kab. Cirebon Kab. Kuningan … Jumlah

Produksi Mangga (Kuintal) 2012 2013

2010

2011

358.269 164.31 130.776 55.281 … 1.371.042

630.577 432.807 559.818 448.682 … 3.571.868

685.059 485.213 620.533 393.765 … 3.442.046

847.878 102.427 309.481 324.062 … 3.270.701

2014

2015

724.359 571.725 516.607 233.286 … 3.214.818

687.370 643.949 374.433 321.089 … 3.133.681

% 22.28 19.17 14.06 8.75 … 100

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat (2015) dan Badan Pusat Statistik (2016). Kecamatan

Greged

merupakan

produsen mangga yang potensial di Kabupaten Cirebon (Tabel 2), meskipun jumlah pohon dan

diharuskan memiliki lahan minimal satu hektar, petani juga harus memahami dan menerapkan SOP/GAP (Hartanti 2010).

luas lahannya berada pada urutan ke-3 namun bila

dilihat

dari

pengembangan

varietas

komoditas

dan

program

mangga

yang

dilakukan oleh pemerintah pada Kecamatan

Tabel 2. Sentra Produksi Mangga Gedong Gincu Di Kabupaten Cirebon Tahun 2015. No

Kecamatan

Greged cenderung lebih beragam. Pada tahun 2010 luas lahan mangga Gedong gincu di Kabupaten Cirebon adalah 2.929 Ha2, dari luasan tersebut ada sekitar 2 % atau 50 Ha2 yang telah terdaftar bersertifikat di Departemen Pertanian.

Pendaftaran

sertifikasi

kebun

mangga sangat penting, sebab untuk menembus pasar ekspor importir mensyaratkan buah mangga dengan asal-usul yang jelas agar bisa diketahui jaminan kualitasnya. Namun, tidak semua kebun mangga bisa didaftarkan. Selain

1. Sedong 2. Dukupuntang 3. Greged 4. Lemahabang 5. Astanajapura 6. Sumber Sumber: Dinas peternakan, dan Cirebon, 2015. Meskipun

Jumlah Luas Pohon (Ha) (Pohon) 130.805 1.308 82.500 825 69.000 690 49.259 492 15.700 157 7.070 71 pertanian, perkebunan, kehutanan Kabupaten

permintaan

pasar

atas

domestik dan ekspor buah mangga sangat tinggi, namun jumlah ekspor mangga masih sangat rendah (Tabel 3). Rendahnya jumlah

15

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

ekspor dikarenakan sedikitnya jumlah mangga

yang telah bersertifikasi lahan SOP, masalah

yang memenuhi standar kualitas yang telah

pemodalan usaha tani yang terbatas, dan

ditetapkan serta kemampuan petani dalam

kegiatan pengolahan buah mangga yang belum

menyediakan

yang

berjalan dengan baik. Sehingga berdasarkan

berkelanjutan masih terbatas. Fluktuasi harga

uraian-uraian tersebut, maka tujuan penelitian

jual mangga yang cukup tinggi dan sulit di

pada makalah ini adalah untuk mengetahui

prediksi juga menjadi masalah bagi petani,

perilaku agribisnis petani mangga dari mulai

hingga saat ini belum ada kebijakan pemerintah

subsistem hulu hingga hilir di Kecamatan

yang

Greged Kabupaten Cirebon.

produk

mengatur

mangga

harga

jual

mangga.

Permasalahan lainnya adalah sedikitnya petani Tabel 3. Jumlah Produksi dan Ekspor Mangga di Indonesia Tahun 2010-2015.

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Produksi (ton) 1.287.287 2.131.139 2.376.339 2.192.935 2.431.329 2.178.833

Volume Ekspor (ton) 998,5 1.485,4 1.515,1 1.098,2 1.148,6 1242,7

Presentase (%) 0.078 0.070 0.064 0.050 0.047 0.057

Sumber : BPS dan PUSDATIN 2015.

METODE PENELITIAN

Desain dan Teknik Penelitian

Objek dan Tempat Penelitian Objek

penelitian

ini

Desain penelitian yang digunakan adalah

dinamika perilaku agribisnis mangga di Kecamatan Greged (pemekaran Kecamatan Beber). Pertimbangan penentuan lokasi penelitian adalah bahwa Kecamatan Greged merupakan produsen mangga yang potensial di Kabupaten Cirebon, meskipun jumlah pohon dan luas lahannya berada pada urutan ke-3 namun bila dilihat dari varietas dan program pengembangan komoditas mangga yang dilakukan oleh pemerintah pada Kecamatan

Greged

cenderung

lebih

adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan survey kepada 70 orang responden petani mangga di kecamatan Greged kabupaten Cirebon yang diambil menggunakan teknik sampling acak sederhana. Definisi Variabel Dinamika

perilaku

agribisnis

merupakan keberagaman perilaku petani dalam melakukan kegiatan agribisnis yang terdiri dari lima subsistem yaitu:

beragam

16

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

1. Subsistem agribisnis hulu menyangkut

tambahan

menggunakan

alat

bantu

kegiatan pengadaan dan penyaluran.

kuisioner. Informasi yang didapat meliputi

Pada penelitian ini akan dibahas

perilaku

mengenai

kegiatan

pemodalan

dan

sarana

produksi pertanian 2. Subsistem

usaha

petani.

penelitian

tani

mencakup

Termasuk

ini

subsistem

melaksanakan

agribisnis

hulu,

adalah

subsistem pengolahan, dan subsistem jasa dan penunjang.

kedalam

karakteristik

kebun,, tenaga kerja, tenik budidaya,

HASIL DAN PEMBAHASAN Sub Sistem Agribisnis Hulu

dan kegiatan pascapanen. 3. Subsistem

dalam

subsistem usahatani, subsistem pemasaran,

kegiatan usahatani yang diterapkan oleh

petani

modal

terbesar

petani

membahas

sebagian besar berasal dari diri sendiri dalam

mengenai kegiatan distribusi dan harga

jumlah yang relatif kecil, petani yang

4. Subsitem Pengolah hasil mencakup

mengeluarkan modal sendiri dalam jumlah

aktivitas kegiatan pengolahan hasil

yang relatif besar merupakan petani yang

pertanian yang dilakukan oleh petani

memiliki penguasaann lahan yang luas dan

maupun mitra kerja yang terlibat serta

memiliki akses pasar yang baik, yaitu

bentuk produk pengolahan.

dengan memasarkannya langsung ke pasar

5. Subsistem

pemasaran

Sumber

dan

penunjang

tradisional lokal maupun pasar induk di

institution)

merupakan

Jakarta, dengan mempersingkat alur rantai

subsistem jasa layanan pendukung atau

pemasaran maka harga yang diterima oleh

kelembagaan

petani menjadi lebih besar dibandingkan

(supporting

jasa

penunjang

agribisnis,

contohnya: jasa penunjang keuangan,

petani

yang

memasarkannya

pendidikan informal, kemitraan, sarana

perantara pedagang pengumpul dan Bandar.

dan prasarana yang secara langsung

Bila petani tidak mampu menyediakan

maupun tidak langsung memberikan

sendiri modalnya, petani lebih senang

pengaruh kepada dinamika agribisnis

melakukan

mangga.

tengkulak sebagai mitra kerja karena

pinjaman

ke

melalui

bandar

dan

persyaratan pinjaman yang mudah. Namun

Rancangan Analisis Data Analisis data dilakukan dengan

jika petani memerlukan modal dalam jumlah

teknik analisis data statistik deskriptif.

yang relatif besar pinjaman dilakukan ke

Untuk

perilaku

perbankan

agribisnis mangga dilakukan pengumpulan

bervariatif

data melalui wawancara kepada responden

persyaratan dan kemampuan petani untuk

maupun informan sebagai bahan informasi

mengembalikan,

mengetahui

dinamika

dimana

jumlah

tergantung

pinjaman

pinjaman kelengkapan

kepada

17

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

kelompok tidak banyak dilakukan oleh

pemerintah serta kelompok tani yang

petani karena tidak semua kelompok tani

diketuai oleh Bandar yang meminjamkan

manyediakan

modal sarana produksi kepada anggotanya.

pinjaman

modal

bagi

anggotanya, hanya kelompok tani yang memperoleh dana hibah simpan pinjam dari

Tabel 5. Sumber Modal Terbesar Petani dengan variabel modal. Sumber modal terbesar Sendiri Bank Pinjaman mitra Pinjaman kelompok Total

Rata-rata modal per satu tahun dalam juta rupiah (%) 0.5–10 11– 30 31– 60 61– 90 >90 30.0 24.3 7.1 5.7 2.9 2.9 5.7 0 1.4 4.3 2.9 10.0 1.4 0 0 0 0 1.4 0 0 35.7 40 10 7.1 7.1

Total (%) 70 14.3 14.3 1.4 100

Penyediaan sarana dan prasarana

berupa bibit kecil sehingga tidak memiliki

produksi merupakan hal yang penting pada

daya tahan tumbuh yang baik. Kecilnya

kegiatan

Sarana

ukuran hibah bibit yang diberikan membuat

penunjang ini terdiri dari ketersediaan bibit,

sebagian petani enggan mengambilnya

pupuk, pestisida, Zat perangsang tanaman,

karena memerlukan waktu perawatan yang

dan alat-alat pertanian penunjang kegiatan

cukup lama untuk dapat berproduksi dan

agribisnis mangga. Petani memperoleh bibit

lebih memilih membeli sendiri. Bibit

melalui hibah pemerintah serta dengan

mangga yang dibeli oleh petani diperoleh

membelinya sendiri. Pada tahun 2001

dari pedagang bibit buah-buahan di daerah

pemerintah

Plumbon,

agribisnis

mangga.

mengadakan

proyek

Majalengka,

Kuningan

dan

pengembangan varietas mangga Gedong

sesama petani mangga di Kecamatan Greged

Gincu sebagai komoditas unggulan daerah

dengan harga Rp 15.000-25.000 bibit buah

dengan membagikan hibah bibit kepada

mangga dari varietas Gedong, Arumanis,

petani, hibah bibit yang pernah diberikan

dan Kweni memiliki harga yang sama, yang

oleh pemerintah berupa 10.000 bibit mangga

membedakan harganya adalah umur dan

gedong gincu yang dibagikan kepada 5

tinggi bibit. Pada tahun 2012 pemerintah

kelompok tani di Kecamatan Greged, hingga

memberikan lagi hibah bibit mangga gedong

saat ini pohon dari proyek tersebut hanya

gincu yang dilakukan melalui tiga tahap,

tersedia kurang lebih setengahnya saja,

yaitu tahap satu dengan pengadaan pohon

sebagian besar sudah mati dikarenakan

mangga seluas 32 Ha.

hibah bibit yang diberikan oleh pemerintah

18

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

tahun 2007, keluaran dari sosialisasi tersebut

Sub Sistem Usahatani Kegiatan

mencakup

adalah petani dapat melakukan kegiatan

kegiatan pembinaan dan pengembangan

usahatani diluar musim, Sebanyak 63%

dalam

produksi

responden melakukan kegiatan usaha tani

primer pertanian yang hasil produksinya

diluar musim dengan kemampuan panen

akan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan

antara 2-4 kali/tahun, sementara 37% tidak

pasar ekonomi terbuka secara berkelanjutan,

melakukan usaha tani diluar musim dengan

upaya

primer

pertimbangan bahwa petani dan tanaman

kegiatan

membutuhkan waktu untuk beristirahat,

perencanaan pemilihan lokasi, komoditas,

selain itu kegiatan pemeliharaan diluar

teknologi, dan pola usahatani. Perencanaan

musim dirasa sulit dan menggunakan

tersebut telah direalisasikan oleh Dinas

banyak tenaga, serta harga yang tidak

Pertanian dalam bentuk program penerapan

sebanding dengan besarnya modal yang

SOP (Standard Operating Procedure) dan

dikeluarkan

GAP (Good Agricultural Practice) sejak

enggan melakukan kegiatan usaha tani

tahun 2005, dengan terdaftarnya kebun

diluar musim.

rangka

usahatani

meningkatkan

peningkatan

pertanian

produksi

dilakukan

dengan

membuat

sebagian

petani

mangga sebagai kebun bersertifikas GAP

Semua petani responden sudah

yang menerapkan SOP dalam usahataninya,

melakukan budidaya mangga pada kebun

petani dapat memasarkan produknya hingga

usaha, terdapat 50 % yang hanya menanam

ke pasar internasional serta meningkatkan

pada kebun usaha, sementara 47 % petani

kualitas dan kuantitas produksi. Sosialisasi

selain

perbaikan

melalui

menanamnya dipekarangan rumah, dan

penerapan GAP/SOP mulai dilakukan oleh

sebanyak 3 % petani mengusahakan mangga

Dinas pertanian Kabupaten Cirebon pada

dilahan sawah.

sistem

budidaya

memiliki

kebun

usaha

juga

Tabel 6. Distribusi Varietas Mangga Yang Ditanam. Varietas yang ditanam

Jumlah (orang)

Persentase (%)

Gedong

5

Gedong dan Arumanis Gedong dan Cengkir Arumanis dan Cengkir Gedong, Arumanis, dan Cengkir Cengkir

12 2 9 40 2

7 17

Total

70 Varietas

yang

paling

3 13 57 3 100

banyak

mangga varietas Arumanis, sebanyak 87%

ditanami di Kecamatan Greged adalah

petani mangga responden menanam varietas

19

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

Arumanis,

sementara

petani

yang

adalah

Rp22.500 sedangkan

Arumanis

mengusahakan varietas Gedong sebanyak

Gincu seharga Rp 30.000. meskipun harga

84%, varietas Cengkir sebanyak 67% dan

Arumanis Gincu lebih tinggi namun tidak

Kweni 3%. Varietas Gedong merupakan

banyak petani yang menjual Arumanis

varietas yang dijadikan sebagai komoditi

Gincu karena sedikitnya permintaan.

unggulan oleh pemerintah, namun petani lebih

menyukai

varietas

Arumanis

Pengunaan tenaga kerja merupakan faktor

yang

harus

dipenuhi

untuk

dikarenakan harga jual yang didapat dari

kelangsungan kegiatan usahatani mangga

varietas

tidak

sehingga kegiatan budidaya mulai dari

berbeda jauh, rata-rata harga mangga

penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan

Gedong muda yang diterima oleh petani

dapat

adalah Rp 13.500

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

Gedong dan

Arumanis

sementara varietas

terlaksanan

dengan

efisien.

Arumanis seharga Rp 11.500, selain itu

bahwa

varietas gedong lebih sulit dalam hal

digunakan kebanyakan berasal dari

perawatannya sehingga memerlukan modal

tenaga kerja bukan keluarga dengan total

yang lebih besar serta resiko gagal panen

tenaga kerja sebanyak 141 orang, dan

yang lebih tinggi dan produktivitasnya tidak sebanyak Arumanis. Jika buah mangga dipanen matang pohon, rata-rata harga

jumlah

tenaga

kerja

yang

tenaga kerja keluarga sebanyak 103 orang.

mangga Gedong Gincu yang diterima petani Tabel 7 Distribusi Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Status Kekeluargaan. Tenaga Kerja Keluarga Jumlah Persentase (Orang) (%) 7 10 56 80 7 10 0 0 70 100

Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Tidak menggunakan 1-2 3-4 ≥5 Total

Tenaga kerja bukan keluarga lebih

Tenaga Kerja Bukan keluarga Jumlah (Orang) Persentase (%) 19 27 28 40 18 26 5 7 70 100

yang baik, upah yang diberikan kepada

banyak digunakan karena tenaga kerja

buruh

bukan

penelitian

Rp.75.000-100.000/ hari. Tenaga kerja

merupakan tenaga kerja yang memiliki

keluarga digunakan dikarenakan tidak

banyak

mereka

memerlukan biaya tambahan, selain itu

sudah paham bagaimana mengelola lahan

lahan produksi yang tidak terlalu luas

keluarga

di daerah

pengalaman

sehingga

tani

mangga

berkisar

antara

20

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

mengakibatkan

kegiatan

pemeliharaan

sendiri oleh petani, hanya 4 % petani yang

masih dapat dilakukan oleh tenaga kerja

pada

keluarga. Penggunaan jumlah tenaga kerja

dilakukan

dipengaruhi oleh kegiatan pemeliharaan

berdasarkan kesepakatan bersama. Sejak

yang dilakukan, rata-rata jumlah tenaga

tahun 1990 sistem pemanenan dengan cara

kerja yang digunakan oleh petani adalah

tebasan mulai ditinggalkan, petani merasa

sebanyak

kegiatan

bahwa dengan cara tersebut petani lebih

hanya

sering dirugikan karena nilai keuntungan

menggunakan tenaga kerja sebanyak 2

hasil produksi tidak dapat di prediksi.

orang sementara pada saat kegiatan panen

Panen dilakukan pada pagi hari untuk

dilakukan

menghindari buah terpapar sinar matahari

2-4

pemeliharaan

orang,

pada

umumnya

penambahan

petani

tenaga

kerja

sebanyak 4 orang.

oleh

panennya

terkadang

pedagang

pengumpul

langsung yang dapat menurunkan kualitas

Teknik budidaya yang digunakan memengaruhi

kegiatan

usahatani.

getah saat pemetikkan terdapat teknik

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan

khusus, yaitu dengan memetik buah

oleh petani berupa kegiatan penyiraman,

bersamaan dengan

pemupukan, pemangkasan, pengendalian

memotong

organisme pengganggu tanaman, hingga

menghadapkannya ke bawah agar getah

kegiatan

yang

tidak mengenai buah. Meskipun sudah

memiliki

mengetahui teknik pemetikan yang baik,

dipelihara

keberhasilan

buah. Untuk menghindari buah terkena

pasca

panen.

dengan

Pohon

baik

tangkalnya, lalu

tangkalnya

kemampuan produksi yang lebih tinggi dan

tenaga

menghasilkan kualitas mangga yang lebih

melakukan pemetikan secara sembarangan

baik.

karena dianggap tidak praktis Kegiatan

panen

mangga

kerja

yang

dan

digunakan

masih

di

Kecamatan Greged umumnya dilakukan

Tabel 8. Kegiatan pascapanen yang dilakukan oleh petani. Penanganan Pascapanen Pencucian buah Sortasi pengkelasan mutu Pengemasan Pelabelan Total Setelah dipanen, buah mangga tidak di cuci karena pada kegiatan panennya sudah

Jumlah (Orang) 3 55 33 19 3

Persentase (%) 4 79

70

100

47 27 4

dilakukan upaya agar getah tidak banyak mengotori

buah,

selain

itu

kegiatan 21

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

pencucian dianggap dapat menurunkan

Sub Sistem Pemasaran

kualitas buah sehingga lebih cepat busuk,

Tujuan

akhir

pemasaran

buah

namun bila penampakkan buah sangat kotor,

mangga asal Kecamatan Greged meliputi

terkadang petani melakukan pencucian

pasar tradisional lokal, pasar induk Muara

buah. Buah yang tidak dicuci dan disimpan

Angke, Pasar induk Kramat Jati jakarta, dan

pada suhu ruang mulai membusuk pada hari

pasar-pasar di luar pulau Jawa seperti

ke-9, sementara buah yang dicuci menjadi

Medan, Aceh, Kalimantan, Palembang, dan

lebih cepat busuk, hal tersebut dikarenakan

Bangka. Buah yang dipasarkan melalui

petani mencucinya dengan cara yang tidak

pedagang pengepul umumnya dipasarakan

benar yaitu menggunakan air biasa dengan

ke pasar tradisional lokal maupunpasar

pengeringan yang kurang baik dan disimpan

induk di Jakarta dan Bandung, sementara

pada suhu ruang, bila dicuci dengan cara

buah yang dijual melalui perantara Bandar

yang benar yaitu menggunakan air yang

besar dipasarkan ke pasar-pasar di luar pulau

ditambahkan fungisida lalu dikeringkan

jawa menggunakan ekspedisi via laut, pasar-

dengan baik dan disimpan pada suhu 12-15

pasar di luar pulau jawa dipilih karena

o

penjualan mangga untuk wilayah Cirebon

mulai mengalami pembusukan pada hari ke-

dan

30. Sebanyak 79 % petani responden sudah

Pemasaran

melakukan kegiatan sortasi, buah yang

(Superindo) dan ekspor pernah dilakukan

berpenampakkan buruk akan dikonsumsi

oleh satu kelompok tani yaitu kelompok tani

sendiri, diberikan kepada tetangga atau

Dunia Buah, namun selama tiga tahun

dibuang, namun bila ada permintaan dari

belakangan ini produktivitas mangga sedang

industri pengolahan manisan rumahan buah

menurun, ketersediaan produk tidak dapat

berpenampakkan buruk akan dikumpulkan

mencukupi

dan di jual. Pada kegiatan pengkelasan mutu,

pemasaran hanya dilakukan ke pasar induk

47 % petani melakukan grading bila ingin

nasional.

menjualnya

pasar-pasar

dilakukan oleh satu kelompok tani dengan

tradisional atau atas permintaan Bandar

perantara eksportir dalam negeri maupun

yang berlokasi di Luar Kecamatan Greged.

eksportis luar negeri yaitu dari Negara

Meskipun

Dhubai.

C buah dapat disimpan lebih lama dan

pengkelasan

sendiri

petani mutu,

ke

telah

melakukan

terkadang

sekitarnya ke

sudah

terlalu

banyak.

pasar

ritel

modern

permintaan

Pemasaran

Permintaan

pasar

ekspor

produk

sehingga

pernah

untuk

Bandar

dipasarkan ke pasar Internasional selalu ada

mengecek kembali mutu dari buah yang

setiap tahunnya, namun selama 5 tahun

sudah di grading oleh petani, tetapi jika

terakhir ini tidak ada kegiatan pemasaran

sudah terbangun rasa saling percaya buah

ekspor karena menurunnya produktivitas

tidak diperiksa kembali.

akibat

perubahan

cuaca

sehingga

22

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

ketersediaan

hasil

produksi

hanya

mencukupi untuk dipasarkan ke pasar.

dengan

pengupasan

kulit

buah

dan

memasukannya kedalam ember sebelum kemudian dikirimkan kepada mitra dengan menggunakan truck besar. Pada kegiatan

Sub Sistem Pengolahan Sebagai pendapatan

upaya

petani,

meningkatkan

pemerintah

telah

pengupasan buah, Kelompok Tani Anugrah menggunakan

40

orang

tenaga

kerja

melakukan dorongan kepada petani mangga

perempuan yang semuanya merupakan

untuk melakukan kegiatan pengolahan buah

masyarakat desa Gemulung Lebak.

melalui penyuluhan dan pembagian buku panduan mengolah buah menjadi produk

Sub Sistem Jasa Penunjang

olahan kepada sebagian kelompok tani,

Keterbatasan modal yang dimiliki

namun tidak ada kelompok tani yang

oleh petani serta mahalnya harga input

melakukan kegiatan pengolahan secara

produksi

mandiri

sulit,

kebutuhan petani terhadap pupuk bersubsidi.

menggunakan tenaga tambahan dan kurang

Balai Penyuluh Pertanian membuat rencana

menguntungkan.

pengolahan

definitif kebutuhan kelompok (RDKK)

dilakukan oleh pengusaha-pengusaha home

mengenai jumlah subsidi pupuk yang

industry manisan di wilayah Kabupaten

dibutuhkan oleh petani di suatu wilayah.

Cirebon yang membeli bahan baku buah

Untuk menentukan jumlah subsidi pupuk

kepada para petani mangga di daerah-daerah

yang diberikan, setiap tahunnya dilakukan

potensial mangga sewilayah Kabupaten

penelitian kebutuhan unsur hara pada lahan

Cirebon, kegiatan jual-beli buah sebagai

di wilayah yang menjadi sasaran subsidi.

bahan baku produk olahan tidak terikat

Pendistribusian pupuk bersubsidi tidak

kontrak kerja, para pengusaha home industry

merata karena sikap petani yang membeli

manisan hanya mencari buah yang dapat

pupuk melebihi kebutuhan lahannya, selain

dibeli dengan harga yang murah, yaitu

itu penggunaan pupuk dengan cara ditabur

mangga grade C pada saat panen raya

serta

seharga Rp.1000-3000/kg. Hanya terdapat

mengakibatkan penggunaan pupuk menjadi

satu

menjalani

lebih boros, banyak petani yang tidak

kermitraan dengan perusahaan pengolahan

mendapatkan pupuk bersubsidi sehingga

manisan dan kripik buah mangga di

harus membeli pupuk non-subsidi. Sejak

Karawang dan Jakarta yang sudah terjalin

pertengahan tahun 2017 diadakan program

selama lebih dari 4 tahun, yaitu kelompok

kartu

Tani Anugerah, buah dikirim selama 2

diantaranya adalah untuk meminimalisiri

kali/tahun dalam bentuk setengah jadi yaitu

adanya kecurangan dalam memanfaatkan

karena

kelompok

dianggap

Kegiatan

tani

yang

mengakibatkan

adanya

tani,

banjir

manfaat

dari

tingginya

dan

kartu

hama

tani

23

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

pupuk bersubsidi, hanya petani yang telah

karena memiliki harga yang bersaing dan

memiliki kartu tani yang dapat membeli

budidaya yang tidak sesulit Gedong Gincu.

pupuk bersubsidi, pada setiap kartu terdapat

Rata-rata modal yang dikeluarkan adalah Rp

data mengenai identitas diri dan luas lahan

500.000-30.000.000/Tahun dengan rata-rata

yang diusahakan sehingga petani hanya

pendapatan

dapat membeli pupuk bersubsidi sesuai

50.000.000/Tahun dikarenakan rendahnya

jumlah

oleh

kemampuan memproduksi buah mangga

pemerintah, jika petani membutuhkan pupuk

dengan kuantitas dan kualitas yang baik,

lebih

dapat

produktivitas tertingginya sebanyak 151-

memperolehnya dengan membeli pupuk

300 Kg/Pohon (46%) dengan grade A/B

non-subsidi.

sebanyak 41-60%.

yang

banyak

telah

maka

ditentukan

petani

KESIMPULAN DAN SARAN Perilaku

agribisnis

mangga

poin

yang

masih

Rp

20.100.00-

DAFTAR PUSTAKA di

Kecamatan Greged berada pada level semikomersil,

sebesar

termasuk

pertanian subsisten adalah motivasi usaha tani karena warisan orang tua, pangsa pasar yang diakses sebatas pasar tradisional yang berada di wilayah Kota/Kabupaten Cirebon juga pasar di luar kota dan luar pulau jawa,

Anonim. 2014. Outlook komoditi mangga. Melalui: http://pusdatin.setjen.deptan.go.id/ (diakses pada tanggal 18 Desember 2015). Badan Pusat Statistik. 2016. Produksi, Ekspor, dan Impor Komoditas Mangga Indonesia Tahun 20102015.Melalui: http://bps.go.id (diakses pada tanggal 28 Desember 2016).

serta level pendapatan yang rendah, poin

sementara poin yang sudah termasuk

Budirokhman, Dodi. 2016. Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Buah Mangga (Mangifera Indica L) Cv. Gedong Gincu Melalui Penerapan Teknologi Off Season Dan Penyiraman Melalui Teknologi Drip Irrigation Sebagai Upaya Meningkatkan Ekspor Buah Nasional. Seminar Nasional dan Gelar Produk (SENASPRO) 2016.

pertanian komersil adalah pola manajemen

Deptan.

yang termasuk pertanian transisi adalah motivasi pemilihan varietasnya dipengaruhi oleh teman dan arahan pemerintah, sumber modal bersumber dari modal pribadi dan meminjam dengan proporsi kecil, dan teknologi yang digunakan masih sederhana,

monokultur, tenaga kerja yang digunakan sebagian besar berasal dari bukan keluarga, dan petani lebih banyak membeli input

2005. Standard Operational Procedure (SOP) Mangga Gedong Gincu Kabupaten Cirebon. Direktorat Budidaya Tanaman Buah, Deptan RI, Indonesia.

produksi dari orang lain. Varietas yang paling disukai adalah varietas Arumanis 24

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

Dinas Pertanian Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2016. Produksi Buah Mangga. Jawa Barat.

Sedong, Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Skripsi diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Direktorat Bina Produksi Hortikultura. 2004. Buku Tahunan Hortikultura 2003 Seri Tanaman Buah. Jakarta : Departemen Pertanian, Direktorat Bina Produksi Hortikultura.

Hasyim, Hasman. 2003. Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Program Penyuluhan Pertanian. Laporan Hasil Penelitian. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Distanbunnakhut (Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan Kehutanan) Kabupaten Cirebon. 2010. Potensi Investasi Hortikultura (Komoditi Mangga) Kabupaten Cirebon.

Hermawan. 2006. Membangun Sistem Agribisnis. Melalui: http://web.mb.ipb.ac.id (diakses pada tanggal 02 Desember 2015).

Distanbunnakhut (Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan Kehutanan) Kabupaten Cirebon 2015. Disperta. 2016. Standar Operasional Prosedur Mangga Gedong Gincu Off Season Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Indramayu. Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Bandung. FAOSTAT. 2014, Food and Agricultural commodities production. http://faostat.fao.org/ (diakses pada tanggal 18 Desember 2015). Ginting, M. 1999. Dinamika Organisasi Koperasi. Disertasi IPB, Bogor. 81 Gor, C.O et al. 2012. The Interface Between Mango Value Chain Analysis And The Socioeconomic Determinants. Afr. J. Hort. Sci. (June 2012) 6:1-16. Hadiana, Delis dan Sumarna, Adet. 2013. Usaha Tani Mangga Gedong Gincu Berdasarkan Stadus Penguasaan Lahan.LPPM-Universitas Majalengka. Hartanti, Dewi Sri. 2010. Implikasi Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) Terhadap Pendapatan Petani Mangga Gedong Gincu di Kecamatan

Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Penerbit swadaya. Jakarta. Karyani, Tuti.,dkk.2015.Pertukaran Nilai Pemasaran Dalam Pemasaran Relasional Sebagai Upaya Menekan Risiko Pemasaran Pada Komoditas Bernilai Tinggi. Prosiding Semnas Pembanguan Inklusif di Sektor Pertanian II. ISBN 978-602-703882-0. Muthini, Davis Nguthi. 2015. An Assessment Of Mango Farmers’ Choice Of Marketing Channels In Makueni, Kenya. Thesis di terbitkan. Economics Of The University Of Nairobi. Pambudy, R., Burhanuddin, dan W.B.Priatna. 1999. Kumpulan Pemikiran: Bisnis dan Kewirausahan dalam Sistem Agribisnis. Penerbit: Pustakan Wirausaha. Pambudy, R., Burhanuddin, dan A.K. Adhi. 2002. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Menuju Terwujudnya Masyarakat MAdani. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian – Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian, Jakarta. Purnama, Sarma dan Najib. 2014. Strategi Peningkatan Pemasaran Mangga di

25

Paradigma Argibisnis 1 (1) : September 2018 p - ISSN : 2621 - 9921

Pasar Internasional. 24(1):85-93, 2014.

J.Hort.

Pusdatin (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian). 2015. Outlook Komoditi Mangga.Melalui:http://pusdatin.setj en.deptan.go.id/ (diakses pada tanggal 28 Desember 2016). Ramadhani, W., & Rasmikayati, E. 2017. Pemilihan Pasar Petani Mangga Serta Dinamika Agribisnisnya di Kecamatan Panyingkiran Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat. Mimbar Agribisnis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 3(2), 185205. Rasmikayati, E., Sulistyowati, L., & Saefudin, B. R. 2017. Risiko Produksi Dan Pemasaran Terhadap Pendapatan Petani Mangga : Kelompok Mana Yanng Paling Berisiko. Mimbar Agribsinis : Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 3(2), 105116. Rasmikayati, E., Wibawa, G., Andriani, R., Fatimah, S., & Saefudin, B. R. 2018. Karakteristik Proses Usahatani dan Pemasaran Mangga Serta Potensi dan Kendala Yang Dihadapi Petani Mangga Di Kabupaten Indramayu. Jurnal Humaniora. Unpad. Suparta, Nyoman. 2001. Perilaku Agribisnis dan Kebutuhan Penyuluhan Peternak Ayam Ras Pedaging. Disertasi diterbitkan. Bogor. Institut Pertanian Bogor, Program Pascasarjana. Saragih, Bungaran. 2004. Pembangunan Pertanian dengan Paradigma Sistem dan Usaha Agribisnis. Melalui: http://pse.litbang.pertanian.go.id (diakses pada diakses pada tanggal 28 Desember 2016).

Sulistyowati,L., Natawidjaja,R.S., Saidah.Z.,.2013.Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Memengaruhi Keputusan Petani Mangga Terlibat Dalam Sistem Informal Dengan Pedagang Pengumpul. Sosiohumaniora, Volume 15 No. 3 November 2013: 285 – 293. Sulistyowati,L.; Syamsiah,N.; Azisah,N.S. 2015. Kajian Rantai Pasok Mangga Ke Pasar Ekspor Dan Kolaborasi Diantara Pelaku Kemitraan (Suatu Kasus Kabupaten Cirebon). LPPMUnpad. Bandung. Sulistyowati, Lies dan Natawidjaja, Ronnie.2016.Commercialization Determinant Of Mango Farmers In West JavaIndonesia.IJABER,Vol.14,No.11, (2016): 7537-7557. Sulistyowati,L.; Rasmikayati.E. ; Saidah.Z. 2014.Peranan Kelembagaan Kemitraan Usaha Dalam Penerapan Teknologi Pada Agribisnis Mangga Di Jawa Barat. Konferensi Nasional PERHEPI XVII, Kamis-Jumat, 28-29 28 Agustus 2014. di IPB IICC. Bogor. Hendriyani, Yeni, dan Karyani, Tuti. 2015. Analisis Persepsi dan Sikap Petani Terhadap Lembaga Pembiayaan Formal dan Informal (Suatu Kasus Di Gapoktan Sami Mulya Kec. Sedong, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat).Prosiding Semnas Pembanguan Inklusif di Sektor Pertanian II. ISBN 978-602-703882-0. Yuristia, Rahmi. 2012. Analisa Perilaku Agribisnis Peternak Ayam Ras Petelur Di Kabupaten Lima Puluh Kot. Thesis Diterbitkan. Padang: Universitas Andalas.

26

Related Documents


More Documents from "rdarma"