Republika Online - Jabar Undur Laporan Verifikasi Gempa
Page 1 of 2
Minggu, 13 September 2009 pukul 01:03:00
Jabar Undur Laporan Verifikasi Gempa Daerah yang dilanda kerusakan cukup luas masih lakukan verifikasi. BANDUNG-- Proses verifikasi kerugian dan kerusakan infrastruktur akibat gempa bumi 7,3 pada Skala Richter di Jawa Barat diperpanjang. Sebelumnya, Gubernur Jabar, H Ahmad Heryawan, harus melaporkan hasil verifikasi kepada Menko Kesra Aburizal Bakrie pada Sabtu (12/9) malam, namun dijadwalkan menjadi Selasa (15/9). ''Kami sebenarnya sudah siap, namun dengan pengunduran ini data yang kami kumpulkan akan lebih komplet,'' kata Gubernur Heryawan di Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jabar, di Bandung, kemarin.Ia menyebutkan, pendataan dan verifikasi kerugian dampak gempa itu sudah tuntas di sembilan daerah yang kerusakannya tidak signifikan. Namun, beberapa daerah yang dilanda kerusakan cukup luas masih dilakukan verifikasi data. Daerah yang pada Sabtu siang belum selesai proses verifikasi kerugiannya itu adalah Kabupaten Bandung, Garut, dan Cianjur. Sedangkan Kabupaten Tasikmalaya dan Sukabumi yang jumlah kerusakannya juga signifikan, sudah menyelesaikan laporan dan hasil verifikasinya. Daerah lainnya yang sudah selesai verifikasinya adalah Ciamis, Kuningan, Bandung Barat, Kota Tasikmalaya, Purwakarta, Subang, dan Kabupaten Bogor.Sementara itu, menurut data di BNPB Jabar, gempa bumi yang terjadi Rabu (2/9) di wilayah Jabar itu mengakibatkan 80 orang meninggal dunia, 1.250 luka-luka, dan 47 orang lainnya hilang akibat tertimbun longsor. Sementara itu, jumlah pengungsi hingga saat ini sebanyak 30.868 kepala keluarga atau 169.661 jiwa. Gempa menghancurkan 68.796 rumah, 18.394 rusak sedang, dan 114.675 rusak ringan, serta lebih dari 5.000 masjid rusak. Fasilitas umum lainnya yang rusak berat adalah 1.337 sekolah dan 1.229 lainnya rusak ringan. Sementara 550 bangunan perkantoran serta 13 unit pondok pesantren, rusak berat.Kerusakan terparah di Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Garut, dan Sukabumi. Sedangkan korban jiwa terbanyak di Kabupaten Cianjur, yakni sebanyak 28 orang, dan 47 orang hilang terkubur longsoran tebing di Desa Cikangkareng Kecamatan Cibinong. Bantuan Sementara itu, proses tanggap darurat terhadap korban bancana gempa bumi akan dilakukan hingga 16 September 2009 atau dua minggu pascakejadian. ''Meski sudah melewati batas tanggap darurat, korban gampa yang belum mampu menghidupi keluarganya tetap akan mendapat bantuan. Namun, mereka diimbau untuk beraktivitas dan berusaha seperti hari-hari biasanya,'' kata Heryawan. Pada bagian lain, Heryawan menyatakan, para korban dan pengungsi dijamin tidak akan telantar dan akan mendapat bantuan yang layak. Stok bantuan pun, menurut dia, saat ini masih aman. Beras cadangan pemerintah masih mencukupi.Dari Sukabumi dikabarkan, bantuan untuk korban gempa masih belum merata. ''Data kerusakan rumah belum valid karena masih ada yang melaporkan kerusakan rumah. Akibatnya, bantuan untuk korban gempa menjadi terhambat,'' kata Wakil Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, di Sukabumi. Sementara itu, Wakil Bupati (Wabub) Garut, R Diky Candra, meminta bantuan beras dan lauk-pauk kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk memenuhi kebutuhan mendesak para
http://republika.co.id/koran/14/76067/Jabar_Undur_Laporan_Verifikasi_Gempa
9/15/2009
Republika Online - Jabar Undur Laporan Verifikasi Gempa
Page 2 of 2
pengungsi dampak gempa bumi.Menurut dia, selama ini telah disalurkan 73.520 kilogram beras memenuhi kebutuhan bantuan tanggap darurat selama 14 hari, yang berakhir 16 September mendatang.''Namun, masih memerlukan 179.709 kilogram, sedangkan cadangan pada gudang posko hanya tersisa 35 ribu kilogram sehingga kekurangannya 144.709 kilogram beras,'' katanya. ant
http://republika.co.id/koran/14/76067/Jabar_Undur_Laporan_Verifikasi_Gempa
9/15/2009