BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan,
kesempatan
kerja,
pengambilan
kebijakan,
berdaya
lapangan saing,
berusaha, maupun
akses
peningkatan
terhadap indeks
pembangunan manusia. Perencanaan
pembangunan
adalah
suatu
proses
pengambilan
keputusan yang dilakukan secara terpadu bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya informasi,
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi,
serta
memperhatikan
perkembangan global, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu. Ruang lingkup perencanaan pembangunan daerah meliputi tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah terdiri atas : a. RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) b. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) c. Renstra PD (Rencana Strategis Perangkat Daerah) d. RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) e. Renja PD (Rencana Kerja Perangkat Daerah) Rencana strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra PD adalah dokumen perencanaan perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Sebagai dokumen induk perencanaan tingkat perangkat daerah, Renstra PD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan perangkat daerah. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang ditetapkan dalam RPJMD. Renstra PD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi perangkat daerah serta berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif serta memperhatikan kebijakan dan prioritas program pemerintah Kota Madiun. Penyusunan Renstra sebagai proyeksi program/kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Perangkat Daerah dalam 5 tahun mendatang. Kerangka acuan yang mendasari penyusunan Renstra PD adalah gambaran visi dan misi 1
Kepala Daerah terpilih, yang menjadi landasan dalam penyusunan RPJM Daerah. Dari Dokumen Renstra selanjutnya diturunkan ke dalam penyusunan dokumen Renja PD per tahun. Proses penyusunan Renstra PD melalui tahapan sebagai berikut : a. persiapan penyusunan Renstra OPD; b. penyusunan rancangan Renstra OPD; c. penyusunan rancangan akhir Renstra OPD; dan d. penetapan Renstra OPD. Renstra PD menjawab 3 (tiga) pertanyaan dasar, antara lain : (1) kemana pelayanan Perangkat Daerah akan diarahkan pengembangannya dan apa yang hendak dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang, (2) bagaimana mencapainya dan, (3) langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai. Dokumen Renstra PD Kota Madiun ini berfungsi untuk sebagai pedoman mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi kerja unit-unit yang ada di bawahnya dalam menjalankan program kerja sesuai visi, misi dan tujuan Perangkat Daerah. Dokumen perencanaan pembangunan daerah terintegrasi dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Keuangan Negara. Perencanaan pembangunan
daerah
disusun
secara
berjangka
meliputi
:
Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Hubungan antara Renstra perangkat daerah dengan dokumen perencanaan lainnya ditunjukkan oleh gambar sebagai berikut : Gambar 1 Hubungan RPJMD dengan Renstra Perangkat Daerah dalam Dokumen Perencanaan Penganggaran Pedoman
RENSTRA K/L
Pedoman
RPJPM NASIONAL
Pedoman
Pedoman
dijabarkan
RKP Nasional
Pedoman
RKP Daerah
Pedoman
dijabarkan
RPJPM Daerah
RPJPD
RKA K/L
Rincian APBN
RAPBN
APBN
RAPBD
APBD
RKA PERANGKAT DAERAH
DPA PERANGKAT DAERAH
Diacu
Pedoman
RPJP Nasional
Pedoman
RENJA K/L
Bahan
RENSTRA PERANGKAT DAERAH
Pedoman
Diacu
Bahan
RENJA PERANGKAT DAERAH
Pedoman
2
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun atau yang disingkat BPKAD Kota Madiun, yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, telah menyusun Renstra BPKAD Kota Madiun Tahun 2014-2019, sebagaimana ditetapkan
dengan
Keputusan
Kepala
BPKAD
Kota
Madiun
Nomor
:
050/1398/401.207/2014 tanggal 22 September 2014. Terbitnya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
membawa
perubahan
yang
mendasar
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan daerah, terutama pada struktur dan tata kelola serta layanan pemerintahan daerah. Terjadi perubahan kewenangan penyelenggaraan urusan yang dilaksanakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, yaitu pemerintah daerah propinsi dan kabupaten/kota. Ada lingkup kewenangan pada bidang urusan yang semula dilaksanakan oleh kabupaten/kota, ditarik kembali menjadi kewenangan pada bidang urusan propinsi dan pusat, ataupun sebaliknya. Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah sebagai salah satu peraturan teknis pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, mengatur tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah serta pembagian tugas dan fungsi masing-masing perangkat daerah sesuai dengan
bidang
urusan
yang
dilaksanakannya.
Sebagai
tindak
lanjut
implementasi kedua peraturan perundangan tersebut, Pemerintah Kota Madiun bersama DPRD Kota Madiun telah menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 03 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Penetapan Perda tersebut yang sekaligus mencabut Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 membawa konsekuensi berupa perubahan besar pada susunan organisasi perangkat daerah dilingkungan Pemerintah Kota Madiun, termasuk dilingkungan Sekretariat Daerah Kota Madiun. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 03 Tahun 2016, dibentuklah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun. Perubahan BPKAD Kota Madiun yang awalnya terdiri dari 1 sekretariat dan 4 bidang sekarang menjadi 1 sekretariat dan 3 bidang, maka Renstra BPKAD Kota Madiun Tahun 2014-2019 perlu dilakukan perubahan dan penyesuaian. Perubahan dan penyesuaian tersebut perlu dituangkan dalam dokumen resmi dengan penetapan oleh Kepala Perangkat Daerah, menjadi Review Renstra 3
BPKAD Kota Madiun Tahun 2014-2019, selanjutnya kedudukan, susunan organisasi, rincian tugas dan fungsi serta tata kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah diatur dalam Peraturan Walikota Madiun Nomor 49 Tahun 2016. 1.2. LANDASAN HUKUM Landasan Hukum pembuatan Rencana Strategis Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kota Madiun adalah : 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ; 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ; 4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 ; 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ; 8. Peraturan
Pemerintah
Nomor
65
Tahun
2005
tentang
Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Miminal ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah ; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah ; 4
15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 ; 16. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan
Daerah
sebagaimana
telah
diubah
dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah; 20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah ; 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang RPJPD Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 ; 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 ; 23. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Madiun Tahun 2005-2025 ; 24. Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 06 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah ; 25. Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah ; 26. Peraturan Walikota Madiun Nomor 34 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 27. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Madiun Tahun 2014-2019 ;
5
28. Peraturan
Daerah
Kota
Madiun
Nomor
03
Tahun
2016
tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah ; 29. Peraturan Daerah Kota Madiun Madiun Nomor 08 tahun 2015 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah ; 30. Peraturan Walikota Madiun Nomor 15 Tahun 2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Madiun ; 31. Peraturan Walikota Madiun Nomor 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Rincian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ; 32. Keputusan Walikota Madiun Nomor : 050-401.204/183/2017 tentang Perubahan
Atas
Keputusan
Walikota
Madiun
Nomor
:
050-
401.202/233/2014 tentang Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Madiun. 1.3. MAKSUD DAN TUJUAN Review Renstra BPKAD Kota Madiun Tahun 2014-2019 merupakan dokumen resmi perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk 5 (lima) tahun yang menggambarkan visi, misi, strategi atau kebijakan umum serta tahapan program
kegiatan
strategis yang akan
dicapai dalam
rangka
penyelenggaraan pembangunan daerah Kota Madiun di bidang koordinasi perekonomian, penanaman modal dan administrasi sosial. Review Renstra BPKAD Kota Madiun Tahun 2014-2019 ditetapkan dengan maksud : a. Sebagai dokumen perencanaan yang dijadikan pedoman atau acuan dalam menyusun Rencana Kinerja Tahunan perangkat daerah b. Menjadi acuan dalam pembuatan Renja Perangkat Daerah c. Menjadi tolok ukur kinerja dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi d. Untuk mempertajam arah kebijakan pembangunan daerah yang koordinatif, sinergi dan transparansi guna memberikan pelayanan prima Adapun tujuan penyusunan Review Renstra BPKAD Kota Madiun Tahun 20142019 ini adalah : a. Pedoman dan tolok ukur kinerja yang harus dicapai dalam kurun waktu lima tahun dalam melaksanakan pekerjaan pemerintahan dan pembangunan b. Pengendali pencapaian nilai indikator kinerja
6
c. Alat uji dari atasan atau pengawas dalam menilai kesesuaian kinerja dengan kebijakan atau peraturan yang berlaku d. Dokumen acuan dalam rangka meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat sesuai tupoksi dan kewenangan e. Dokumen perencanaan dan pengendalian sehingga pelaksanaan kegiatan terarah pada pencapaian visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan f.
Sebagai dokumen acuan penyusunan Renja
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan penyusunan Review Renstra adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Mengemukakan secara ringkas pengertian Renstra OPD,fungsi Renstra OPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah, proses penyusunan Renstra OPD, keterkaitan Renstra OPD dengan
RPJMD,
Renstra
K/L
dan
Renstra
provinsi/kabupaten/kota, dan dengan Renja OPD. 1.2.Landasan Hukum Memuat
penjelasan
tentang
undang-undang,
peraturan
pemerintah, Peraturan Daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang struktur organisasi, tugas dan fungsi, kewenangan OPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran BPKAD Kota Madiun. 1.3.Maksud dan Tujuan Memuat
penjelasan
tentang
maksud
dan
tujuan
dari
penyusunan Renstra BPKAD Kota Madiun. 1.4.Sistematika Penulisan Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renstra BPKAD Kota Madiun, serta susunan garis besar isi dokumen. BAB II
GAMBARAN PELAYANAN BPKAD KOTA MADIUN 2.1.Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi BPKAD Kota Madiun
7
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan BPKAD, struktur organisasi BPKAD, serta uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon dibawah kepala BPKAD. Uraian tentang struktur organisasi BPKAD ditujukan untuk menunjukkan organisasi, dan jumlah personil. 2.2.Sumber Daya BPKAD Kota Madiun Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber daya yang dimiliki BPKAD dalam menjalankan tugas dan fungsinya, mencakup sumber daya manusia serta sarana dan prasarana. 2.3.Kinerja Pelayanan BPKAD Kota Madiun Bagian
ini
menunjukkan
berdasarkan
tingkat
sasaran/target
capaian
Renstra
kinerja BPKAD
BPKAD periode
sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib, dan/atau indikator kinerja pelayanan BPKAD dan/atau indikator lainnya. 2.4.Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan BPKAD Kota Madiun Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap Renstra K/L dan Renstra BPKAD kota (untuk provinsi) dan Renstra SKPD provinsi (untuk kota), hasil telaahan terhadap RTRW dan hasil analisis terhadap KLHS yang berimplikasi sebagai tantangan dan peluang bagi pengembangan pelayanan OPD pada lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan yang dibutuhkan. BAB III
ISU-ISU BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 1.1.Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD Pada bagian ini dikemukakan permasalahan-permasalahan pelayanan BPKAD beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 1.2.Telaahan Visi, Misi Dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Bagian ini mengemukakan tugas dan fungsi BPKAD yang terkait dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
8
1.3.Telaahan Renstra K/L dan Renstra Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan BPKAD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan BPKAD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra OPD provinsi/kota. 1.4.Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pada bagian ini dikemukakan faktor-faktor penghambat dan pendorong
dari
pelayanan
BPKAD
yang
mempengaruhi
permasalahan pelayanan BPKAD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS. 1.5.Penentuan Isu-isu Strategis Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari pelayanan BPKAD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan BPKAD. Selanjutnya dikemukakan metoda penentuan isu-isu strategis dan
hasil
penentuan
isu-isu
strategis
tersebut.
Dengan
demikian, pada bagian ini diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang akan ditangani melalui Renstra BPKAD. BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1.Visi dan Misi BPKAD Kota Madiun Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi dan misi BPKAD. 4.2.Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah BPKAD Kota Madiun Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah BPKAD. 4.3.Strategi dan kebijakan BPKAD Kota Madiun Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan strategi dan kebijakan BPKAD dalam lima tahun mendatang.
BAB V
RENCANA
PROGRAM
DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATOR Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif.
9
BAB
VI
INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja BPKAD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai BPKAD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII
PENUTUP
10
BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MADIUN
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MADIUN Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun merupakan badan daerah yang memegang peranan dan fungsi strategis di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Madiun Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, dan Peraturan Walikota Madiun Nomor 34 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah diubah Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang diuraikan melalui Peraturan Walikota Madiun Nomor 49 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, rincian tugas dan fungsi serta tata kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun dipimpin oleh Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tugas pokok Kepala BPKAD adalah memimpin, mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Untuk
melaksanakan
tugas
pokok
sebagaimana dimaksud BPKAD mempunyai fungsi: a. penyusunan rumusan kebijakan teknis pengelolaan keuangan dan barang milik daerah sesuai peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang telah ditetapkan Walikota ; b. pelaksanaan perumusan kebijakan operasional pengelolaan
keuangan
daerah sebagai pedoman pelaksanaan APBD ; c.
pelaksanaan penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;
d. pelaksanaan
penyusunan
laporan
keuangan
daerah
dalam
rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ; e. pelaksanaan pengesahan DPA-SKPD dan DPPA-SKPD selaku PPKAD; f.
pelaksanaan penyusunan anggaran kas ;
g. pelaksanaan penetapan SPD selaku BUD ; 11
h. pelaksanaan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); i.
penyaji informasi keuangan daerah ;
j.
pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;
k. pelaksanaan penempatan kas daerah, mengelola, dan menatausahakan investasi daerah ; l.
penyiapan keputusan Walikota tentang penunjukan pejabat pengelola keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;
m. pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah ; n. pelaksanaan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan dan barang milik daerah ; o. pelaksanaan pemberian pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan dan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada pengelola barang ; p. pelaksanaan pemberian pertimbangan kepada pengelola barang atas pengajuan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Walikota ; q. pelaksanaan pemberian pertimbangan kepada pengelola barang untuk mengatur
pelaksanaan penggunaan,
pemanfaatan,
pemusnahan dan
penghapusan barang milik daerah serta pemindahtanganan barang milik r.
daerah yang telah disetujui Walikota ; pelaksanaan koordinasi kepada pengelola barang terkait inventarisasi barang milik daerah ;
s.
pelaksanaan pencatatan, pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari pengguna
barang
yang
tidak
digunakan
untuk
kepentingan
penyelenggaraan tugas dan fungsi OPD dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada Walikota melalui pengelola barang, serta barang milik daerah yang berada pada pengelola barang; t.
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah ;
u. pelaksanaan penyusunan laporan barang milik daerah ; dan v. pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.
12
Susunan organisasi pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun, terdiri dari : 1.
Kepala Badan
2.
Sekretariat yang terdiri atas : - Sub Bagian Umum dan Keuangan - Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian
3.
Bidang Anggaran yang terdiri atas : - Sub Bidang Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan - Sub Bidang Anggaran Belanja
4.
Bidang Perbendaharaan yang terdiri atas : - Sub Bidang Pengelolaan Kas Daerah - Sub Bidang Pelaksanaan Anggaran
5.
Bidang Akuntansi dan Aset yang terdiri atas : - Sub Bidang Akuntansi - Sub Bidang Penatausahaan Aset - Sub Bidang Pendayagunaan Aset
Tugas dan Fungsi masing-masing bidang adalah sebagai berikut : 1. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan kebijakan pelayanan administrasi
kepada
semua
unsur
di
lingkungan
Badan
meliputi
perencanaan, pengelolaan administrasi umum, rumah tangga, kepegawaian dan administrasi keuangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis, penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sekretariat ; b. pelaksanaan
koordinasi
penyusunan
program
kegiatan
dan
penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif ; c.
pengelolaan administrasi umum, rumah tangga, dan perlengkapan ;
d. pengelolaan urusan kehumasan dan keprotokolan di lingkungan Badan; e. pengelolaan administrasi dan pembinaan kepegawaian di lingkungan Badan; f.
pelaksanaan administrasi keuangan dan pembayaran gaji pegawai di lingkungan Badan ; dan 13
g. pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh Kepala Badan. Sekretariat terdiri dari : 1) Sub Bagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas : a. melakukan penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bagian Umum dan Keuangan ; b. melakukan urusan surat-menyurat dan tata kearsipan ; c. melakukan urusan rumah tangga dan keamanan Kantor ; d. melakukan urusan kehumasan, protokoler, upacara dan rapat dinas; e. melakukan
urusan
pengendalian
tata
usaha
pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengadministrasian dan perawatan barang-barang inventaris dinas sesuai ketentuan yang berlaku ; f. melaksanakan penatausahaan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan ; g. melaksanakan administrasi dan pembayaran Gaji Pegawai. h. mengoordinasikan dan menghimpun bahan-bahan untuk keperluan penyusunan dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran dan perubahannya di lingkungan Badan ; i. melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh Sekretaris.
2)
Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian mempunyai tugas : a. melakukan penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian ; b. melakukan
penyusunan
perencanaan
program,
evaluasi
dan
pelaporan di lingkungan Badan ; c. mengoordinasikan dan menghimpun bahan-bahan untuk keperluan penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan 14
perangkat
daerah
serta
rencana
pembiayaan
sebagai
dasar
penyusunan APBD dan perubahannya di lingkungan Badan ; d. menyusun,
mengolah
dan
memelihara
data
administrasi
kepegawaian serta data kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian di lingkungan Badan ; dan e. melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh Sekretaris.
2. Bidang Anggaran Bidang
Anggaran
mempunyai
tugas
mempunyai
tugas
melaksanakan sebagian tugas Badan yang meliputi perencanaan dan evaluasi pelaksanaan anggaran pendapatan, pembiayaan dan belanja daerah. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Anggaran mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis, penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Bidang Anggaran ; b. menyiapkan DPA- SKPD dan DPPA- SKPD ; c.
penyusunan
petunjuk
teknis
sistem
dan
prosedur
pengelolaan
keuangan daerah ; d. pemberian bimbingan teknis pengelolaan keuangan
daerah ;
e. pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran perangkat daerah ; dan f.
pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Anggaran terdiri dari : a.
Sub Bidang Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan ;
b.
Sub Bidang Anggaran Belanja.
Sub Bidang sebagaimana dimaksud masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran. 1) Sub Bidang Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan mempunyai tugas: a. melakukan
penyusunan
perencanaan
program
dan
evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bidang Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan ; 15
a. melakukan pengumpulan bahan penyusunan APBD, rancangan APBD, perubahan APBD anggaran pendapatan dan anggaran pembiayaan sesuai ketentuan yang berlaku ; b. melaksanakan pembinaan, pemberian petunjuk teknis penyusunan RKA-SKPD, RKPA-SKPD dalam rangka penyusunan APBD, Perubahan APBD untuk pendapatan dan pembiayaan ; c.
menyiapkan
DPA-SKPD,
DPPA-SKPD
untuk
pendapatan
dan
pembiayaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; d. melakukan analisa anggaran pendapatan pada OPD penghasil dan rencana penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan ; e. menyiapkan Keputusan Walikota tentang penunjukan pejabat pengelola keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; f.
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Anggaran.
2)Sub Bidang Anggaran Belanja mempunyai tugas : a. melakukan
penyusunan
perencanaan
program
dan
evaluasi
pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bidang Anggaran Belanja; b. melakukan pengumpulan bahan penyusunan APBD dan rancangan APBD, perubahan APBD anggaran belanja tidak langsung dan belanja langsung sesuai ketentuan yang berlaku ; c.
melaksanakan
pembinaan
dan
pemberian
petunjuk
teknis
penyusunan RKA-SKPD, RKPA-SKPD dalam rangka penyusunan APBD dan perubahan APBD untuk belanja tidak langsung maupun belanja langsung ; d. menyiapkan DPA-SKPD dan DPPA-SKPD untuk belanja langsung maupun tidak langsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; e. menyiapkan bahan perhitungan besaran uang persediaan OPD ; f.
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Anggaran.
3. Bidang Perbendaharaan Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan yang meliputi pengelolaan kas daerah
dan
pelaksanaan
anggaran.
Untuk
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Perbendaharaan mempunyai fungsi : 16
a. perumusan kebijakan teknis, penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Bidang Perbendaharaan ; b. penyiapan anggaran kas ; c. penyiapan SPD ; d. menyiapkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ; e. pemantauan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk; f. pengusahaan dan pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD ; g. penyimpanan uang daerah ; h. pelaksanaan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi daerah ; i. pelaksanaan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah ; j. pelaksanaan penelitian kelengkapan, pemutakhiran dan pembuatan daftar gaji seluruh perangkat daerah ; k. pelaksanaan rekonsiliasi bank atas pencatatan kas daerah dengan pencatatan bank ; l. pemberian pertimbangan dan mengikuti pelaksanaan penyelesaian masalah perbendaharaan dan ganti rugi ; dan m.pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan.
Bidang Perbendaharaan terdiri dari : a. Sub Bidang Pengelolaan Kas Daerah ; b. Sub Bidang Pelaksanaan Anggaran. Sub Bidang sebagaimana dimaksud masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan. 1)
Sub Bidang Pengelolaan Kas Daerah mempunyai tugas : a. melakukan penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bidang Pengelolaan Kas Daerah;
17
b. melakukan penyusunan petunjuk teknis di bidang penerimaan dan pengeluaran kas ; c.
menyiapkan anggaran kas ;
d. menyiapkan SPD sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan ; e. melakukan pembayaran,
pemantauan penagihan,
dan dan
memverifikasi perkembangan
pelaksanaan kas
belanja
langsung/tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan ; f.
melakukan rekonsiliasi bank terhadap pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas daerah dengan rekening koran bank tempat menyimpan kas daerah ;
g. memberikan petunjuk teknis tuntutan perbendaharaan, tuntutan ganti rugi kepada daerah ; h. melaksanakan pembayaran kewajiban pemerintah daerah atas beban rekening umum kas daerah ; i.
memberikan petunjuk teknis setoran penerimaan kas daerah dari perangkat daerah penghasil ;
j.
melakukan pemantauan pelaksanaan penerimaan APBD oleh bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk ;
k. melakukan penyiapan bahan dalam rangka penyimpanan uang daerah ; l.
melakukan penyiapan bahan pengelolaan utang dan piutang daerah;
m. melakukan penyiapan bahan penagihan piutang daerah ; n. menyiapkan
dan
memproses
Keputusan
Pemberhentian
Pembayaran Pegawai Pensiun dan mutasi ; o. melakukan proses perhitungan gaji dan pengujian kelengkapan administrasi gaji dan tunjangan pegawai sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan ; dan p. melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh Kepala Bidang Perbendaharaan.
2) Sub Bidang Pelaksanaan Anggaran mempunyai tugas : 18
a. melakukan penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bidang Pelaksanaan Anggaran ; b. memproses dan meneliti kelengkapan administrasi Surat Perintah Membayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran ; c.
menyiapkan Surat Perintah Pencairan Dana ;
d. melakukan pengarsipan Surat Perintah Pencairan Dana beserta kelengkapannya ; dan e. melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh Kepala Bidang Perbendaharaan.
4. Bidang Akuntansi dan Aset Bidang Akuntansi dan Aset mempunyai tugas melaksanakan pencatatan dan pelaporan atas penerimaan dan pengeluaran daerah serta melaksanakan pengelolaan
administrasi
aset
daerah.
Untuk
melaksanakan
tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Akuntansi dan Aset mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis, penyusunan perencanaan program dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Bidang Akuntansi dan Aset ; b. pelaksanaan pengelolaan akuntansi daerah yang meliputi pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan keuangan daerah ; c.
penyusunan petunjuk teknis sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah ;
d. penyusunan petunjuk teknis sistem akuntansi keuangan dan aset daerah ; e. pemberian bimbingan teknis pengelolaan keuangan daerah dan aset daerah ; f.
perumusan dalam pelaksanaan administrasi aset, penghapusan dan penyimpanan aset daerah ;
g. pelaksanaan penyimpanan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah ; dan h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan. Bidang Akuntansi dan Aset terdiri dari : a. Sub Bidang Akuntansi b. Sub Bidang Penatausahaan Aset c.
Sub Bidang Pendayagunaan Aset 19
Sub Bidang sebagaimana dimaksud masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Aset. 1) Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas : a. melakukan penyusunan perencanaan program dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bidang Akuntansi ; d. melakukan pencatatan secara kronologis setiap transaksi keuangan baik penerimaan, pengeluaran keuangan dan aset daerah ; e. melakukan verifikasi terhadap laporan pertanggungjawaban fungsional bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran ; f.
melakukan penatausahaan pertanggungjawaban fungsional bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran ;
g. melakukan
rekonsiliasi
laporan
pertanggungjawaban
fungsional
bendahara penerimaan dengan penerimaan kas daerah ; h. melakukan
rekonsiliasi
laporan
pertanggungjawaban
fungsional
bendahara pengeluaran dengan pengeluaran kas daerah ; i.
menyusun sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah ;
j.
menyusun kebijakan akuntansi ;
k. menyusun laporan keuangan secara periodik ; l.
menyiapkan
rancangan
laporan
keuangan
dalam
rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; m. melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pengelolaan keuangan dan akuntansi serta penyusunan laporan keuangan ; n. melaksanakan
laporan
realisasi
penerimaan
pendapatan
dan
pengeluaran daerah ; dan o. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Akuntansi dan Aset. 2)
Sub Bidang Penatausahaan Aset dalam mempunyai tugas : a. melakukan penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bidang Penatausahaan Aset ; b. melakukan perumusan kebijakan administrasi inventarisasi barang milik daerah ; 20
c.
melakukan penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan barang milik daerah ;
d. melakukan
pengumpulan,
analisa,
dan
penyusunan
laporan
inventarisasi barang milik daerah ; e. melakukan penghimpunan, penelitian dan pembuatan laporan rekapitulasi barang daerah yang berada dalam penggunaan perangkat daerah ; f.
melakukan rekonsiliasi realisasi belanja modal pada masing-masing perangkat daerah dengan pencatatan aset tetap pada masingmasing perangkat daerah ;
g. melakukan pengumpulan, analisa, dan pelaporan mutasi barang milik daerah secara periodik sebagai dasar penyesuaian pencatatan pelaporan keuangan daerah ; h. melakukan perumusan kebijakan serta petunjuk pelaksanaan sensus barang milik daerah ; i.
melakukan penyimpanan dokumen asli kepemilikan barang milik daerah ;
j.
melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah ;
k. melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh Kepala Bidang Akuntansi dan Aset. 3) Sub Bidang Pendayagunaan Aset Daerah mempunyai tugas : a. melakukan penyusunan perencanaan program kerja dan evaluasi pelaksanaan tugas-tugas pada Sub Bidang Pendayagunaan Aset ; a. melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan pemanfaatan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian barang milik daerah; b. menyiapkan dokumen pengajuan usulan pemanfaatan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Walikota ; c.
meneliti dokumen usulan penggunaan dan pemanfaatan dari pengguna barang, sebagai bahan pertimbangan oleh pejabat penatausahaan barang dalam pengaturan pelaksanaan penggunaan dan pemanfaatan barang milik daerah ;
d. menyimpan dokumen asli kepemilikan barang milik daerah ; e. melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan serta petunjuk pelaksanaan di bidang pemindahtanganan barang daerah ; 21
f.
melakukan penghimpunan, penelitian dan pembuatan laporan data barang daerah yang dipersiapkan untuk dihapus ;
g. melakukan
pemrosesan
penghapusan
dan
pemindahtanganan
barang daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan ; h. melakukan perumusan kebijakan serta petunjuk pelaksanaan sensus barang daerah ; dan i.
melakukan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan oleh Kepala Bidang Akuntansi dan Aset.
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun dapat dilihat dalam gambar berikut ini :
22
Gambar 2.1 SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MADIUN
BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT
SUBBAG UMUM DAN KEUANGAN
BIDANG ANGGARAN
BIDANG PERBENDAHARAAN
SUBBID ANGGARAN PENDAPATAN & PEMBIAYAAN
SUBBID PENGELOLAAN KAS DAERAH
SUBBAG PERENCANAAN DAN KEPEGAWAIAN
BIDANG AKUNTASI DAN ASET
SUBBID AKUNTANSI
SUBBID PENATAUSAHAAN ASET SUBBID ANGGARAN BELANJA
SUBBID PELAKSANAAN ANGGARAN SUBBID PENDAYAGUNAAN ASET
23
2.2. TUGAS LAIN BPKAD KOTA MADIUN 1) Selaku SKPKD dan BUD Selain melaksanakan tugas selaku OPD, BPKAD Kota Madiun juga bertugas selaku SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah) yaitu sebagai Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Pencairan Dana yang mempunyai tugas menandatangani Surat Perintah Pencairan Dana dan selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah ; b. Menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ; c. Melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah ; d. Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam
menjalankan tugasnya sebagai Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah, Kepala BPKAD mempunyai Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah, jabatan ini dipegang oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas : a. Memimpin Tim Anggaran Pemerintah Daerah ; b. Menyiapkan pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; c. Menyiapkan pedoman pengelolaan barang daerah; d. Memberikan
persetujuan
pengesahan
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran/Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran; dan e. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Walikota Madiun. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah diatas melaksanakan fungsinya selaku Bendahara Umum Daerah berwenang : a. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ; b. Mengesahkan
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran/Dokumen
Perubahan
Pelaksanaan Anggaran ; c. Melakukan pengendalian pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ; d. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah ;
24
e. Menetapkan Surat Penyediaan Dana ; f. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah ; g. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah ; h. Menyajikan informasi keuangan daerah ; i. Menyiapkan anggaran kas ; j. Menyiapkan Surat Penyediaan Dana ; k. Menerbitkan Surat Permintaan Pencairan Dana ; l. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah oleh Bank dan/atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk ; m.Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ; n. Menyimpan uang daerah ; o. Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi daerah ; p. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah ; q. Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah. Dalam menjalankan tugasnya Bendahara Umum daerah dibantu oleh Kuasa Bendahara Umum Daerah yang mempunyai tugas : a. Menyiapkan anggaran kas ; b. Menyiapkan Surat Penyediaan Dana ; c. Melakukan verifikasi Surat Perintah Membayar ; d. Menyiapkan Surat Permintaan Pencairan Dana ; e. Menyelenggarakan laporan posisi kas harian ; f. Melaksanakan rekonsiliasi Bank Kas Daerah. 2) Selaku Pencatat Penyertaan Modal Penyertaan modal adalah pinjaman lunak dari Pemerintah Daerah yang diberikan kepada BUMD guna meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian daerah. Penyertaan modal ini diatur dalam Peraturan Walikota Madiun Nomor 14 Tahun 2011 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kota Madiun dan Permendagri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Pemerintah Daerah.
25
Penyertaan modal ini diberikan kepada 3 (tiga) BUMD yang ada di Pemerintah Kota Madiun, antara lain : a. PD. Aneka Usaha, berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2003 tentang PD. Aneka Usaha : nilai deviden sebesar 55% ; b. PD. Air Minum, berdasarkan Perda Nomor 10 Tahun 2014 tentang PD. Air Minum : nilai deviden sebesar 55%; c. PD. BPR Bank Daerah, berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2009 tentang PD. Bank Perkreditan Rakyat Bank Daerah : nilai deviden sebesar 50%. Pemerintah Kota Madiun menerima pembagian deviden atas laba BUMD yang direalisasi setiap tahun berdasarkan laporan keuangan audited BUMD. Besaran deviden dimaksud, diatur dalam Perda pendirian pada masing-masing BUMD. BPKAD Kota Madiun selaku pencatat realisasi pendapatan asli daerah dan tambahan penyertaan modal melalui laporan ikhtisar rugi/laba dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). 2.2. SUMBER DAYA OPD Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPKAD Kota Madiun didukung oleh sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang memadai. Jumlah pegawai BPKAD Kota Madiun pada tahun 2018 sebanyak 38 orang yang diuraikan dalam tabel berikut ini : Tabel 2.1 Kondisi Pegawai Berdasarkan Golongan Jenis Golongan Jumlah I 1 orang II 10 orang III 21 orang IV 5 orang Sumber : BPKAD Kota Madiun
Menurut tabel diatas, kondisi pegawai BPKAD Kota Madiun berdasarkan golongan yang paling banyak adalah golongan III sebanyak 21 orang, sedangkan golongan I hanya 1 orang dan golongan II sebanyak 10 orang, golongan IV sebanyak 5 orang.
26
Tabel 2.2 Kondisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Pasca Sarjana 7 orang Sarjana/S1/D4 12 orang D3 4 orang SMA 14 orang SMP SD 1 orang Sumber : BPKAD Kota Madiun
Menurut tabel di atas, dapat diuraikan bahwa sebagian besar pegawai berpendidikan sarjana/S1/D4 dan SMA yang menduduki BPKAD Kota Madiun. Jumlah pegawai SMA sebanyak 14 orang sedangkan sarjana/S1/D4 sebanyak 12 orang, yang lainnya berpendidikan pasca sarjana sebanyak 7 orang, D3 sebanyak 4 orang dan SD sebanyak 1 orang. Tabel 2.3 Jumlah SDM Berdasarkan Bidang/Bagian/Seksi Pembagian SDM Jumlah Kepala Badan 1 orang Sekretariat 8 orang Bidang Perbendaharaan 8 orang Bidang Anggaran 7 orang Bidang Akuntansi & Aset 14 orang Sumber : BPKAD Kota Madiun
Menurut tabel di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata sama untuk pembagian pegawai BPKAD Kota Madiun per bidangnya yaitu Kepala Badan sebanyak 1 orang, sekretariat sebanyak 8 orang, bidang perbendaharaan sebanyak 8 orang, bidang anggaran sebanyak 7 orang, bidang akuntansi dan aset sebanyak 14 orang. Disamping sumber daya manusia yang profesional, ketersediaan sarana dan prasarana juga merupakan unsur penting dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPKAD Kota Madiun yang sangat berpengaruh dalam berhasil tidaknya suatu program sekaligus menjadi penentu arah kebijakan program SKPD dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan. Adapun jenis sarana dan prasarana yang dimiliki BPKAD Kota Madiun dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
27
Tabel 2.4 Kondisi Sarana dan Prasarana BPKAD Tahun 2017 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nama Barang Pick up Kendaraan dinas Sepeda motor Proyektor Lemari Rak Filling besi OHP Meja Kursi Kipas angin Televisi Handy cam Komputer Laptop Note book Printer Lemari Kamera elektonik Tripot kamera Handy talky Faksimile Mesin fax Mesin ketik elektrik Mesin photo copy PABX Dispenser Lemari es Brankas Karpet Gorden Sound system Mobile system AC Pesawat telepon Genset LCD & layar proyektor Calculator printing UPS Tablet Alat ukur panjang digital Scanner portable Server Finger print
Jumlah 1 buah 1 buah 31 buah 1 buah 6 buah 18 buah 14 buah 1 buah 89 buah 253 buah 2 buah 7 buah 2 buah 45 buah 16 buah 5 buah 38 buah 5 buah 5 buah 1 buah 4 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 paket 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 buah 5 buah 35 buah 3 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi sarana dan prasarana BPKAD Kota Madiun dalam kondisi baik. 2.3. KINERJA PELAYANAN OPD Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah mempunyai sasaran/target capaian kinerja yang didasarkan pada indikator kinerja sebagai berikut : 1. Nilai Akuntabilitas kinerja BPKAD 2. Pengesahan Perda APBD tepat waktu 3. Persentase penyerapan anggaran belanja daerah
28
4. Persentase realisasi pendapatan daerah 5. Persentase SKPD yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu 6. Penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD tepat waktu 7. Persentase penerbitan SP2D tepat waktu 8. Persentase peningkatan nilai aset pemerintah daerah 9. Persentase bidang tanah bersertifikat 10. Persentase aset yang digunakan 11. Persentase aset yang diasuransikan
Review Pencapaian Kinerja Pelayanan BPKAD Kota Madiun Tahun 2015-2019 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
29
Tabel 2.5 Review Pencapaian Kinerja Pelayanan BPKAD Kota Madiun Tahun 2015-2019 No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi BPKAD
-
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
-
CC
B
-
-
-
B
BB
-
B
-
113
104
-
-
-
-
Tepat waktu/t dk tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
-
-
100
100
100
-
-
-
-
%
89,50%
89,75 %
89,80 %
89,90 %
90%
72,29 %
74,71 %
76,61 %
-
-
81
83
85
-
-
-
-
%
100%
100%
100%
100%
100%
101,06 %
95,84 %
101,77 %
-
-
101
96
102
-
-
-
-
%
100%
100%
100%
100%
100%
73,52 %
85,29 %
91,17 %
-
-
74
85
91
-
-
-
-
Tepat waktu/t dk tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
-
-
100
100
100
-
-
-
-
%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
-
-
100
100
100
-
-
Persentase peningkatan nilai aset pemerintah daerah
-
-
%
6,3%
6,5%
6,7%
6,9%
7%
9,96%
35,28 %
9,18%
-
-
158
542
137
-
-
Persentase bidang
-
-
%
86%
87%
38%
40%
42%
94%
35,49
64,51
-
-
109
41
170
-
-
Persentase penyerapan anggaran belanja daerah
4
Persentase realisasi pendapatan daerah
5
Persentase SKPD yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu
9
-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
4
Pengesahan Perda APBD tepat waktu
8
-
Realisasi Capaian Tahun ke-
3
2
7
Satuan
2
Nilai akuntabilitas kinerja BPKAD
6
Target IKK
1
1
3
Target Renstra SKPD Tahun ke-
Target SPM
Penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD tepat waktu
Persentase penerbitan SP2D tepat waktu
29
No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi BPKAD tanah bersertifikat
10 Persentase aset yang digunakan
11 Persentase aset yang diasuransikan
Target SPM
Target IKK
Satuan
Target Renstra SKPD Tahun ke1
2
3
4
Realisasi Capaian Tahun ke5
1
2
3
%
%
Rasio Capaian pada Tahun ke-
4
5
1
2
3
4
5
-
-
%
100%
100%
100%
100%
100%
99%
83%
87%
-
-
99
83
87
-
-
-
-
%
0,025%
0,026 %
0,071 %
0,073 %
0,075 %
0,062 %
0,003 %
0,082 %
-
-
248
12
115
-
-
Sumber : BPKAD Kota Madiun
30
BPKAD Kota Madiun yang terbentuk pada tahun 2014, mengalami metamorfosis SOTK sebelumnya. Pada tahun 2009 bernama Bagian Keuangan sedangkan 2010-2013 diganti Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) dan saat ini BPKAD Kota Madiun mengalami perubahan kembali terkait komponen didalamnya yang terdiri dari 1 sekretariat (2 kasubbag) dan 3 bidang, sehingga review pencapaian kinerja pelayanan yang dijelaskan dari tahun 2015-2019. Namun tahun 2018-2019 belum terealisasi, capaian kinerja tahun 2014 sampai dengan tahun 2017, adalah sebagai berikut : 1. Nilai akuntabilitas kinerja BPKAD Kinerja BPKAD Kota Madiun dimulai pada awal tahun 2014. Pada tahun 20112013 bergabung dengan Dipenda Kota Madiun dengan nama DPPKAD Kota Madiun. Pada tahun tersebut, penilaian laporan kinerja yang dilakukan Inspektorat Kota Madiun dilaksanakan secara sampling ke SKPD dan berkenaan dengan hal tersebut BPKAD Kota Madiun tidak menerima sampling. Capaian nilai akuntabilitas kinerja BPKAD Kota Madiun pada tahun 2015 adalah 57,61 dengan predikat CC, tahun 2016 mencapai predikat B dengan nilai 67,88 sedangkan tahun 2017 mencapai BB dengan nilai 72,66. Rasio pada tahun 2017 lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya, karena penyajian dokumen perencanaan lengkap selaras dengan RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019. Namun pada pertengahan tahun 2017, indikator kinerja ini dihilangkan, karena berdasarkan evaluasi dari Biro Organisasi pada waktu pra evaluasi sakip. Seyogyanya indikator kinerja ini tidak terletak pada masing-masing OPD melainkan hanya Inspektorat Daerah yang bertugas sebagai audit. 2. Pengesahan Perda APBD tepat waktu Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD pada tahun 2015-2017 ditetapkan tepat waktu, sebelum akhir Desember tahun berjalan. Perda APBD tahun 20152016 ditetapkan melalui : a. Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 ditetapkan 23 Desember 2014 ; b. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 ditetapkan 1 Desember 2015 ; c. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 yang ditetapkan 23 Desember 2016 ; d. Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 yang ditetapkan 15 Desember 2017 31
3. Persentase penyerapan anggaran belanja daerah Penyerapan anggaran belanja daerah dari tahun 2014-2017 mengalami penurunan. Pada tahun 2014, realisasi belanja daerah Rp.853.473.318.173,68 dari anggaran Rp.1.026.890.016.000,00 atau terserap 83,11%, sedangkan tahun 2015,
realisasi
belanja
Rp.1.203.259.138.292,97
daerah
Rp.869.815.283.022,48
atau terserap
dari
72,29%, sehingga
anggaran
rasionya juga
mengalami penurunan pada tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan adanya regulasi peraturan keuangan yang sering berubah dan penerapan standar akuntansi berbasis akrual di Kota Madiun. Tahun 2016, realisasi belanja daerah Rp.1.031.564.193.296,44 dari anggaran Rp.1.380.715.845.352,77 atau terserap 74,71%. Serapan tersebut meningkat menjadi
76,61%
pada
Rp.954.997.762.990,82
tahun dari
2017
dengan
anggaran
realisasi
belanja
Rp.1.246.639.438.594,13.
daerah Kenaikan
serapan anggaran daerah tahun 2017 dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tersedianya sistem dan prosedur pengelolaan keuangan berbasis akrual yang sistematis serta adanya komitmen pimpinan yang menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 4. Persentase realisasi pendapatan daerah Realisasi pendapatan daerah Kota Madiun cenderung diatas 100%. Pada tahun 2014,
realisasi
pendapatan
Rp.857.410.749.000,00
atau
daerah
Rp.938.517.341.039,39
109,46%,
sedangkan
tahun
dari
2015,
alokasi realisasi
pendapatan daerah Rp.973.919.510.223,28 dari alokasi Rp.936.729.664.000,00 atau 101,06%. Namun realisasi pendapatan daerah tahun 2015 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan status puskesmas menjadi BLUD maka semula penganggarannya pada retribusi pelayanan kesehatan digeser di PAD lain-lain yang sah. Namun pengaruh signifikannya adalah perolehan pajak dari transaksi jual beli tanah yaitu jika biaya BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) turun maka transaksi menurun pula. Namun, perolehan realisasi pendapatan daerah menurun menjadi 95,84% pada tahun
2016,
dari
alokasi
Rp.1.041.580.666.000,00
terealisasi
Rp.
998.262.235.750,80. Sedangkan pada tahun 2017, naik menjadi 101,77% dari alokasi Rp.940.781.952.000,00 terealisasi Rp.957.392.712.735,19. Rendahnya realisasi pendapatan daerah dipengaruhi beberapa faktor diantaranya dana perimbangan merupakan sumber pendapatan uncontrollable yaitu pendapatan merupakan
kewenangan
pemerintah
pusat,
sehingga
besarannya
setiap 32
tahunnya tidak sama dan penggunaan dananya mengikuti peraturan dari pemerintah pusat, contohnya pencairan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang dibagi per bidang, sehingga SKPD terkait tidak bisa mencairkan DAK sebelum pengajuan sebelumnya dipertanggungjawabkan secara administrasi. 5. Persentase SKPD yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu Persentase SKPD yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu pada tahun 2014 adalah 93,98% artinya ada 2 SKPD yang menyampaikan laporan keuangan lebih dari tanggal 15 Januari, sedangkan pada tahun 2015 persentasenya menurun menjadi 73,52% karena aplikasi penatausahaan keuangan yang baru (SIPKD) sehingga setiap SKPD (penyusun laporan keuangan dan bendahara pengeluaran) memerlukan waktu lama untuk penyesuaian. Capaian indikator tersebut meningkat secara perlahan pada tahun 2016 dan 2017. Capaian pada tahun 2016, terdapat 5 SKPD yang tidak tepat waktu, sehingga persentasenya 85,29%, sedangkan tahun 2017 hanya terdapat 3 SKPD yang tidak tepat waktu, sehingga
persentasenya
91,17%.
Peningkatan
persentase
ketepatan
penyampaian laporan keuangan SKPD ini dipengaruhi oleh pemahaman bendahara pengeluaran dalam penatausahaan keuangan sehingga SKPD segera menyelesaikan tanggung jawab pelaporan tahun 2017 baik secara kinerja dan keuangan. 6. Penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD tepat waktu Laporan pertanggungjawaban APBD Pemerintah Kota Madiun disampaikan ke DPRD secara tepat waktu dan nilai capaian pada tahun 2014-2017 mencapai rasio 100. Uraian laporan pertanggungjawaban APBD Pemerintah Kota Madiun tahun 2014-2015, adalah sebagai berikut : a. Laporan pertanggungjawaban APBD Tahun 2014 disampaikan pada tanggal 20 Mei 2015 dengan Nomor Surat : 900/1518/401.207/2015 ; b. Laporan pertanggungjawaban APBD Tahun 2015 disampaikan pada tanggal 7 Juni 2016 dengan Nomor Surat : 900/1720/401.207/2016 ; c. Laporan pertanggungjawaban APBD Tahun 2016 Pemerintah Kota Madiun disampaikan ke DPRD tanggal 6 Juni 2017 dengan Nomor Surat : 900/1755/401.202/2017.
33
7. Persentase penerbitan SP2D tepat waktu Capaian kinerja penerbitan SP2D tahun 2014-2017 adalah tepat waktu yaitu tidak lebih dari 2 (dua) hari kerja. Rincian penerbitan SP2D pada tahun 2014-2017, diuraikan sebagai berikut : a. Pada Tahun 2014, jumlah SP2D sebanyak 3.831 dokumen yaitu Gaji : 1.375 dokumen, GU : 818 dokumen, LS : 1.262 dokumen, TU : 245 dokumen, UM : 41 dokumen dan UP : 90 dokumen ; b. Pada Tahun 2015, jumlah SP2D sebanyak 3.693 dokumen yaitu Gaji : 1.487 dokumen, GU : 673 dokumen, LS : 1.201 dokumen, TU : 224 dokumen, UM : 19 dokumen dan UP : 89 dokumen ; c. Pada Tahun 2016, jumlah SP2D sebanyak 8.646 dokumen yaitu Gaji : 1.529 dokumen, GU : 1.004 dokumen, TU : 2.285 dokumen, LS : 1.344 dokumen, UM : 52 dokumen, UP : 89 dokumen, TU Nihil : 2.235 dokumen dan GU Nihil : 108 dokumen ; d. Pada Tahun 2017, jumlah SP2D sebanyak 6.638 dokumen yaitu Gaji : 1.551 dokumen, GU : 1.198 dokumen, TU : 1.230 dokumen, LS : 1.210 dokumen, UM : 31 dokumen, UP : 78 dokumen, TU Nihil : 1.228 dokumen dan GU Nihil : 112 dokumen. Perkembangan jumlah penerbitan SP2D yang tidak sama per tahunnya. Pada tahun 2016-2017 berlaku kebijakan atas pengakuan belanja dengan penerbitan SP2D TU/GU Nihil. 8. Persentase peningkatan nilai aset pemerintah daerah Persentase peningkatan nilai aset pemerintah daerah pada tahun 2014-2017 adalah naik, namun tahun 2014 mengalami penurunan 34,24% karena dilaksanakannya sensus barang yang terdapat nama barang yang ditulis ganda/double serta harga barang disesuaikan dengan harga perolehan . Meskipun demikian, pada tahun 2015 nilai aset bertambah sebanyak 9,96%. Secara rinci nilai aset pemerintah daerah tahun 2014 adalah 1.806.912,04 (Rp.Jutaan) sedangkan tahun 2015 adalah 1.986.893,95 (Rp.Jutaan). Namun, pada tahun 2016 peningkatan nilai aset menjadi signifikan yaitu
Rp.2.682.479, 66
(Rp.Jutaan) karena terdapat pelimbahan asset dari Sri Ratu yang telah habis masa kontraknya. Sedangkan tahun 2017, nilai aset bertambah 9,18% yaitu sebesar Rp.2.928.633,40 (Rp.Jutaan). 9. Persentase bidang tanah bersertifikat
34
Berdasarkan hasil sensus yang diadakan pada tahun 2014, capaian bidang tanah yang bersertifikat sampai dengan 2015 terdapat 804 bidang tanah sedangkan jumlah seluruh bidang tanah sebanyak 876. Jumlah bidang tanah mengalami penurunan karena tercatat doble dalam buku inventaris aset. Pada tahun 2015 jumlah bidang tanah yang bersertifikat bertambah 20 bidang tanah dari 877 bidang tanah, sehingga capaian pada tahun 2015 naik menjadi 94%. Pada tahun 2016 jumlah bidang tanah yang bersertifikat mengalami penurunan menjadi 35,49%, hal ini dipengaruhi adanya kebijakan jalan sebanyak 1.497 bidang tanah yang harus disertifikatkan. Sedangkan tahun 2017 bidang tanah terdapat 1.556 bidang tanah, sehingga persentasenya naik menjadi 64,51%. Penambahan bidang tanah yang bersertifikat sebanyak 700 bidang tanah terdiri dari 18 bidang tanah dan 682 berupa jalan. 10. Persentase aset yang digunakan Pada tahun 2014-2015, hampir seluruhnya aset Pemerintah Kota Madiun atau 99% digunakan sesuai peruntukannya. Hanya sekitar 1% aset daerah yang tidak digunakan karena rusak dan berkurang masa manfaatnya sehingga kurang mendukung pelaksanaan tugas rutin kantor. Namun pada tahun 2016, persentase aset yang digunakan turun menjadi 83% dan capaian tahun 2017 sebesar 87% yaitu jumlah aset Kota Madiun yang digunakan sebanyak 1.276.112 buah dibanding jumlah aset seluruhnya 1.466.795 buah. 11. Persentase aset yang diasuransikan Perhitungan persentase aset yang diasuransikan adalah jumlah aset yang diasuransikan dibanding jumlah aset peralatan mesin dan gedung bangunan dikali 100%. Jenis barang yang diasuransikan adalah kendaraan dinas dan gedung/bangunan. Persentase aset yang diasuransikan pada tahun 2014-2015 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan jumlah barang yang diajukan ke BPKAD Kota Madiun untuk diproses asuransi menurun, selain itu jumlah pengadaan barang modal berkurang pula sehingga mempengaruhi capaian persentasenya. Adapun rincian jumlah aset yang diasuransikan pada tahun 20142015, adalah sebagai berikut : a. Tahun 2014
: 134 kendaraan dinas dan 33 gedung
b. Tahun 2015
: 148 kendaraan dinas dan 26 gedung
c. Tahun 2016
: 8 gedung
d. Tahun 2017
: 187 kendaraan dinas dan 92 gedung
35
Adapun anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan pada BPKAD Kota Madiun, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
36
Tabel 2.6 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan BPKAD Kota Madiun
Tahun 2015-2019 Anggaran Tahun ke- (Rp) No
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Anggaran
Realisasi
6.052.000.000
5.616.062.0 00
4.622.000.000
6.950.000.000
4.043.470.814
3.071.461.261
3.948.876.983
-
-
16,96
50,75
70,31
-
-
9.417.306.000
3.687.936.352,67
3.083.414.000
5.611.329.000
3.198.084.0 00
2.799.343.000
1.930.000.000
2.841.717.978
3.868.959.025
2.754.925.750
-
-
92,16
68,95
86,14
-
-
3.324.434.000
3.155.200.917,67
3
-
-
430.306.00 0
548.000.000
548.000.000
-
-
421.252.000
-
-
-
-
97,90
-
-
305.261.000
421.252.000
4
-
-
-
1.340.282.000
1.362.282.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
540.512.800
-
Program peningkatan dan pengembangan 23.846.468.000 pengelolaan aset daerah Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Program peningkatan dan pengembangan penatausahaan keuangan daerah Pengelolaan Anggaran Daerah
Rata-rata Pertumbuhan (Rp)
2
1 1
Rasio Antara Realisasi dan Anggaran (%)
Realisasi Anggaran pada Tahun ke- (Rp)
Uraian
Sumber : BPKAD Kota Madiun
34
Review pencapaian kinerja pelayanan yang dijelaskan dari tahun 2015-2019, dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pada Renstra sebelumnya, penganggaran pada tahun 2015 program peningkatan dan pengembangan pengelolaan aset daerah adalah Rp.23.846.468.000,00 dengan realisasi
Rp.4.043.470.814,00 atau 16,96%. Pembengkakan anggaran
tersebut, karena terdapat kegiatan baru yaitu pengadaan tanah untuk kepentingan umum
sebesar
Rp.19.635.368.000,00.
Tahun
2016
dianggarkan
Rp.6.052.000.000,00 terealisasi Rp.3.071.461.261,00 atau 50,75%. Sedangkan pada
tahun
2017,
dianggarkan
Rp.5.616.062.000,00
terealisasi
Rp.3.948.876.983,00 atau 70,31%. Rata-rata pertumbuhan anggaran adalah Rp.9.417.306.000,00
sedangkan
rata-rata
pertumbuhan
realisasi
adalah
Rp.3.687.936.352,67. Sasaran program ini adalah persentase jumlah aset yang dikelola pemerintah daerah. 2. Pada Renstra sebelumnya, penganggaran pada tahun 2015 program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah adalah Rp.3.083.414.000,00 dengan realisasi
Rp.2.841.717.978,00 atau 92,16%. Tahun 2016 dianggarkan
Rp.5.611.329.000,00 terealisasi Rp.3.868.959.025,00 atau 68,95%. Sedangkan pada
tahun
2017,
dianggarkan
Rp.3.198.084.000,00
terealisasi
Rp.2.754.925.750,00 atau 86,14%. Rata-rata pertumbuhan anggaran adalah Rp.3.324.434.000,00
sedangkan
rata-rata
pertumbuhan
realisasi
adalah
Rp.3.155.200.917,67. Sasaran program ini adalah persentase pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan landasan hukum. 3. Pada Renstra sebelumnya, pada tahun 2015-2016 terdapat 5 kegiatan yaitu : penyusunan & penerbitan anggaran kas SPD dan SP2D, pengelolaan administrasi gaji, penyusunan data-data pemerintah pusat, rekonsiliasi data dana hibah Pemkot Madiun dan pengelolaan arsip perbendaharaan gabung pada program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah, namun pada tahun 2017-2019 terpisah dan menyatu ke dalam program peningkatan dan pengembangan penatausahaan keuangan daerah. Adapun anggaran pada tahun 2017 sebesar Rp.430.306.000,00 dengan realisasi Rp.421.252.000,00 atau 97,90%. Sasaran program ini adalah persentase pelayanan perbendaharaan sesuai dengan landasan hukum.
35
4. Pada Renstra sebelumnya, pada tahun 2015-2017 terdapat 5 kegiatan yaitu : penyusunan DPA & DPPA, penyusunan Raperda tentang APBD, penyusunan Raperda tentang Perubahan APBD, pemeliharaan dan pengembangan aplikasi keuangan daerah serta penyusunan standar biaya umum dan standar biaya khusus gabung pada program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah, namun pada tahun 2018-2019 terpisah dan menyatu ke dalam program pengelolaan anggaran daerah. Sasaran program ini adalah persentase pengesahan dokumen penganggaran tepat waktu. 2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN BPKAD Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi pelayanan ke dalam dan keluar, artinya BPKAD Kota Madiun diserahi tugas untuk memberikan pelayanan ke dalam yaitu kepada seluruh instansi di lingkungan Pemerintah Kota Madiun, maupun kepada masyarakat (penyedia barang/jasa) yang melaksanakan penyediaan barang dan/atau jasa dilingkungan instansi Pemerintah Kota Madiun. Selain itu dalam kaitannya dengan pembayaran sewa tanah, BPKAD Kota Madiun juga memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat yang mempunyai kewajiban untuk membayar tanah sewa milik Pemerintah Kota Madiun. Dengan adanya beberapa perubahan kondisi masyarakat dan tantangan yang dihadapi Kota Madiun, maka Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai visi yang berorientasi pada kepentingan manusia, bersifat jangka panjang, memberikan kekuatan dan mengilhami, berorientasi pada perubahanperubahan dan masa depan yang diharapkan. Penyusunan Renstra BPKAD tidak lepas dari Renstra K/L dan Renstra Provinsi, hasil telaahan RTRW dan analisis KLHS yang dijelaskan sebagai berikut : 1. Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra SKPD provinsi (untuk kabupaten/kota) Sebagai salah satu komponen dalam pembuatan Renstra BPKAD Kota Madiun, perlu dianalisis dan dikomparasi capaian sasaran Renstra BPKAD Kota Madiun dengan Renstra K/L dan BPKAD Provinsi (yang masih berlaku) ditujukan untuk menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran pelaksanaan Renstra BPKAD Kota Madiun terhadap sasaran Renstra K/L
36
dan Renstra BPKAD Provinsi sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD. Komparasi capaian renstra dimaksud dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.7 Komparasi Capaian Sasaran Renstra BPKAD Kota Madiun terhadap Sasaran Renstra BPKAD Provinsi dan Renstra K/L No
Indikator Kinerja
Capaian Sasaran Renstra BPKAD Kota Madiun
1 2 3 4
Ket
:
Sasaran pada Renstra BPKAD Provinsi -
Sasaran pada Renstra K/L -
- data tidak tersedia
2. Hasil telaahan terhadap RTRW Dalam penelaahan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), aspek yang perlu ditelaah adalah : 1.
Rencana struktur tata ruang;
2.
Struktur tata ruang saat ini;
3.
Rencana pola ruang;
4.
Polaruang saat ini;
5.
Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah. Berdasarkan hasil kajian Optimalisasi Pengembangan dan Pemanfaatan
Aset Strategis di Kota Madiun yang bekerjasama dengan Pusat Pengkajian Manajemen dan Ekonomi Masyarakat (PPM EM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang pada Tahun 2012, adalah sebagai berikut :
Tabel 2.8 37
Pemanfaatan Aset Strategis Kota Madiun terhadap RTRW No
Nama Aset
Alamat
1 2
Tanah kosong Tanah tegalan
3
Tanah persiapan SD
4
9
Tanah untuk bangunan jalan Tanah untuk bangunan jalan Tanah untuk bangunan jalan Tanah untuk bangunan rumah dinas Tanah lapangan parkir Tanah kampung
10
RTRW
Progres s.d. tahun 2016
Perdagangan Perumahan
belum belum
Perdagangan
belum
Jl. Tirta raya
Fasilitas umum, ruko, RTH Pengamanan aset, Fasilitas umum, RTH Pengamanan (pagar dan pemasangan papan), ruko, PAUD Pusat jajanan dan kuliner
Perdagangan
belum
Jl. Tirta raya
Pusat jajanan dan kuliner
Perdagangan
belum
Jl. Tirta raya
Pusat jajanan dan kuliner
belum
Jl. Salak tengah V No.5
Gudang penyimpanan inventaris, ruko
Perdagangan/ Pertokoan Perumahan
Jl. Mayjen Sungkono
Perdagangan
belum
Jl. Soekarno Hatta
Sport center, industri pengolahan kompos, ruko Fasilitas umum, RTH
belum
Tanah Emplasemen
Jl. Soekarno Hatta
Penyewaan papan iklan
11 12
Tanah kosong Tanah kosong
Jl. Soekarno Hatta Jl. Ringroad barat
Fasilitas umum, RTH Pemagaran, industri pengolahan kompos
13
Jl. Serayu
RTH
14
Tanah bundaran taman Pasar Mojorejo
Pengembangan toko modern Pengembangan toko modern Perdagangan Tempat istirahat, pertokoan,perd agangan dan jasa RTH
Jl. MT. Haryono
Optimalisasi fungsi
15
Pasar Sepur
Jl. Pahlawan
Optimalisasi fungsi
5 6 7 8
Jl. Gajah Mada Jl. Campursari Gg.1 Kel. Sogaten Jl. Tirta raya
Potensi Pemanfaatan Aset
Perdagangan dan jasa Perdagangan dan jasa
belum
belum belum belum
belum Sudah ditindaklanjuti Sudah ditindaklanjuti
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil rekomendasi kajian potensi pemanfaatan aset sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Madiun Tahun 2010-2030, dan beberapa aset telah dikembangkan sesuai dengan potensi pemanfaatan aset seperti Pasar Sepur dan Pasar Mojorejo yang dikembangkan menjadi
tempat
perdagangan
dan
jasa.
Lokasi
pasar
tersebut
kondisi
bangunannya baik, telah direhab oleh Dinas Pasar Kota Madiun. 3. Hasil analisis terhadap KLHS Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS memuat kajian antara lain :
38
1) Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan ; 2) Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup ; 3) Kinerja layanan/jasa ekosistem ; 4) Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam ; 5) Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim ; dan 6) Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati. Berdasarkan data KLHS Kota Madiun tidak terdapat hubungan dengan pelayanan di SKPD BPKAD Kota Madiun.
39
BAB III ISU-ISU BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dinamika perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap program dan kegiatan yang dilakukan oleh BPKAD Kota Madiun. Perubahan lingkungan strategis baik yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal akan berdampak pada pelaksanaan peran BPKAD Kota Madiun 2014-2019. 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BPKAD Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi SKPD di masa datang. Sesuai dengan tugas dan fungsinya BPKAD Kota Madiun adalah SKPD yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan dan aset daerah Pemerintah Kota Madiun. Perumusan isu-isu strategis dapat disusun kedalam tabel matriks sebagai berikut : Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi BPKAD Kota Madiun Faktor yang Mempengaruhi Aspek Kajian
Hasil analisis gambaran pelayanan
Capaian/ Kondisi Saat ini
1. Belum optimalnya penatausaha an keuangan 2. Penyampaian laporan keuangan tepat waktu 3. Regulasi keuangan yang berubah 4. Implementasi akuntansi berbasis akrual 5. Pengelolaan kartu inventaris barang dan buku inventaris tidak memadai 6. Belum terintegrasinya administrasi barang ke SIPKD Sumber : BPKAD Kota Madiun
Standar yang Digunakan
Permendagri 13/2006 ttg Pedoman pengelolaan keuangan daerah Permendagri 64/2013 ttg Penerapan SAP berbasis akrual pada Pemda Permendagri 19/2016 ttg Pedoman pengelolaan barang milik daerah
INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) 1. SOP pelaksanaan tugas 2. Kualitas SDM aparatur 3. Komitmen pegawai yang tinggi
EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) 1. Koordinasi dengan pemerintah pusat, provinsi, dan antar SKPD 2. Pengelolaan keuangan dan aset daerah di masing SKPD 3. Pengelolaan aset daerah yang disewakan untuk masyarakat
Permasalahan Pelayanan SKPD 1. Belum efektifnya pengelolaan keuangan dan aset daerah 2. Tanah milik Pemkot Madiun digunakan oleh masyarakat
40
Permasalahan pelayanan BPKAD Kota Madiun berdasarkan tabel diatas dapat kita simpulkan sebagai berikut : 1. Belum efektifnya pengelolaan keuangan dan aset daerah, yaitu : a. Usulan RKA-SKPD yang diajukan tiap SKPD masih sering terlambat; b. Pengajuan SPM dari seluruh SKPD masih ada yang belum sesuai dengan anggaran kas yang mengakibatkan volume pengajuan SPM pada akhir tahun meningkat; c. Masih ada SKPD yang menyampaikan pertanggungjawaban keuangan yang terlambat; d. Penyampaian Daftar Transaksi Harian (DTH) pajak dari tiap SKPD masih terlambat; e. Masih ada SKPD yang menyampaikan akurasi data laporan keuangan yang terlambat; f. Kurangnya
pemahaman
pengurus
dan
penyimpan
barang
dalam
pengelolaan Barang Milik Daerah (BMD); g. Belum tertibnya pengelolaan kartu inventaris barang dan buku inventaris. 2. Ada beberapa aset tanah milik Pemerintah Kota Madiun yang digunakan oleh masyarakat Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas adalah : 1. Mengadakan bimbingan teknis pengelolaan barang milik daerah meliputi perencanaan
kebutuhan dan penganggaran,
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pemanfaatan, pengamanan
dan
pemeliharaan,
penilaian,
penghapusan,
pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi; 2. Mengoptimalkan pencatatan barang melalui kartu inventaris barang dan buku inventaris; 3. Mengoptimalkan
pengelolaan
keuangan
di
tiap-tiap
SKPD
dengan
mengadakan bimbingan teknis dan pendampingan terkait aplikasi sistem keuangan daerah; 4. Menegur dan memberikan pemahaman kepada masyarakat kaitannya dengan penggunaan aset daerah Pemerintah Kota Madiun.
41
Isu-isu strategis tersebut diatas dianalisis yang berhubungan atau mempengaruhi BPKAD Kota Madiun dari faktor-faktor eksternal diuraikan dalam tabel berikut ini : Tabel 3.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) No
Dinamika Nasional Penegakan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan transparan melalui penegakan Pakta Integritas sebagai upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme 2 Tertatanya manajemen aset daerah Sumber : BPKAD Kota Madiun 1
Isu Strategis Dinamika Regional / Lokal Tuntutan penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual
Lain-lain -
Penertiban Aset daerah
-
Berdasarkan tabel di atas, isu-isu strategis (lingkungan eksternal) diidentifikasi menjadi 2 kelompok yang dilihat dari sudut dinamika nasional dan regional/lokal, dengan uraian sebagai berikut : 1. Penegakan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan transparan melalui penegakan Pakta Integritas sebagai upaya pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme; 2. Tertatanya manajemen aset daerah; 3. Tuntutan penerapan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual; 4. Penertiban Aset daerah. 3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH Visi dan Misi Walikota dan Wakil Walikota Terpilih yang tertuang dalam RPJMD Kota Madiun Tahun 2014 – 2019 adalah sebagai berikut : Visi : “Terwujudnya Kota Madiun yang Lebih Maju dan Sejahtera” Dimana Visi Walikota dan Wakil Walikota Terpilih ini bermakna bahwa : 1. Kemajuan adalah suatu kondisi yang berproses untuk terus menerus berkarya yang dilandasi falsafah bahwa Hari Esok Harus Lebih Baik dari Hari Ini. 2. Sejahtera adalah suatu kondisi tercukupinya kebutuhan lahir dan batin.
Misi : 42
1. Mewujudkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat 2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik 4. Meningkatkan dan memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat Berikut ini diuraikan faktor penghambat dan pendorong pelayanan BPKAD Kota Madiun terhadap pencapaian visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, sebagai berikut : Tabel 3.3 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan BPKAD Kota Madiun Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi : Terwujudnya Kota Madiun yang lebih Maju dan Sejahtera Misi dan Program Faktor Permasalahan No KDH dan Wakil KDH Pelayanan BPKAD Penghambat Pendorong terpilih 1 Misi 2 : 1. Belum efektifnya Kurang tertibnya Landasan hukum Mewujudkan tata kelola pengelolaan dalam pengelolaan pengelolaan keuangan pemerintahan yang keuangan dan barang milik daerah dan aset daerah baik, bersih dan aset daerah Usulan RKA-SKPD Sistem Informasi berwibawa 2. Tanah milik masih sering terlambat Pengelolaan Keuangan Pemkot Madiun Pengajuan SPM dari Daerah (SIPKD) digunakan oleh Sistem Manajemen seluruh SKPD masih masyarakat ada yang belum sesuai Daerah Barang Milik dengan anggaran kas Daerah (SIMDA BMD) Penyampaian Ketersediaan dana dan pertanggung jawaban sarana prasarana yang keuangan SKPD yang memadai terlambat Komitmen pimpinan dan Penyampaian Daftar semua staf untuk Transaksi Harian melaksanakan tugas (DTH) pajak dari tiap SKPD masih terlambat Penyampaikan akurasi data laporan keuangan SKPD yang terlambat Masih rendahnya pengetahuan masyarakat Sumber : BPKAD Kota Madiun
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui faktor penghambat dan pendorong pelayanan BPKAD Kota Madiun, diharapkan kedepannya pengelolaan keuangan dan aset daerah Pemerintah Kota Madiun lebih efektif dan efesien. BPKAD Kota Madiun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya mendukung Misi Walikota Madiun yang kedua yaitu Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, dengan tugas sebagai berikut : 1. Membantu Walikota Madiun dalam melaksanakan urusan otonomi daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah 43
2. Melakukan konsultatif serta koordinatif di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah Fungsi BPKAD Kota Madiun yaitu: 1. penyusunan rumusan kebijakan teknis pengelolaan keuangan dan barang milik daerah sesuai peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang telah ditetapkan Walikota ; 2. pelaksanaan perumusan kebijakan operasional pengelolaan
keuangan
daerah sebagai pedoman pelaksanaan APBD ; 3. pelaksanaan penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD ; 4. pelaksanaan
penyusunan
laporan
keuangan
daerah
dalam
rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD ; 5. pelaksanaan pengesahan DPA-SKPD dan DPPA-SKPD selaku PPKAD; 6. pelaksanaan penyusunan anggaran kas ; 7. pelaksanaan penetapan SPD selaku BUD ; 8. pelaksanaan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D); 9. penyaji informasi keuangan daerah ; 10. pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; 11. pelaksanaan penempatan kas daerah, mengelola, dan menatausahakan investasi daerah ; 12. penyiapan keputusan Walikota tentang penunjukan pejabat pengelola keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; 13. pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah ; 14. pelaksanaan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan dan barang milik daerah ; 15. pelaksanaan pemberian pertimbangan persetujuan dalam penyusunan rencana kebutuhan dan rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah kepada pengelola barang ; 16. pelaksanaan pemberian pertimbangan kepada pengelola barang atas pengajuan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Walikota ; 17. pelaksanaan pemberian pertimbangan kepada pengelola barang untuk mengatur
pelaksanaan
penggunaan,
pemanfaatan,
pemusnahan
dan
penghapusan barang milik daerah serta pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui Walikota ; 18. pelaksanaan koordinasi kepada pengelola barang terkait inventarisasi barang milik daerah ; 44
19. pelaksanaan pencatatan, pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan dari pengguna barang yang tidak digunakan untuk kepentingan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD dan sedang tidak dimanfaatkan pihak lain kepada Walikota melalui pengelola barang, serta barang milik daerah yang berada pada pengelola barang ; 20. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah ; 21. pelaksanaan penyusunan laporan barang milik daerah ; dan 22. pelaksanaan tugas lain yang bersifat kedinasan yang diberikan Walikota sesuai dengan bidang tugasnya. Pelaksanaan tugas dan fungsi BPKAD Kota Madiun tersebut didukung 4 program yaitu program peningkatan dan pengembangan pengelolaan aset daerah, program peningkatan dan pengembangan pengelolaan anggaran daerah, program peningkatan dan pengembangan pengelolaan penatausahaan keuangan daerah dan program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA SKPD PROVINSI Telaahan Renstra K/L dan Renstra BPKAD Provinsi mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan BPKAD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan BPKAD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra BPKAD provinsi/kota. Identifikasi faktor tersebut dapat disusun pada tabel berikut : Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan BPKAD Provinsi/Kota berdasarkan
Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan BPKAD Provinsi / Kota
1 2
Sebagai Faktor Penghambat -
Pendorong -
Ket : - data tidak tersedia 3.4.
TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN
45
HIDUP STRATEGIS Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat
mengidentifikasi
arah
(geografis)
pengembangan
pelayanan,
perkiraan
kebutuhan pelayanan dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah dalam RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut. Untuk itu, dalam penelaahan RTRW, aspek yang perlu ditelaah adalah: 1) Rencana struktur tata ruang ; 2) Struktur tata ruang saat ini ; 3) Rencana pola ruang ; 4) Pola ruang saat ini ; dan 5) Indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah Hasil telaahan RTRW Kota Madiun dihubungkan dengan tugas pokok dan fungsi BPKAD Kota Madiun bahwa terdapat hubungan dengan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis adalah pengelolaan aset daerah yang telah diuraikan pada tabel 2.8, dengan rincian sebagai berikut : 1. Tanah kosong di Jl. Gajah Mada diperuntukkan kawasan perdagangan 2. Tanah tegalan di Jl. Campursari Gg.1 Kelurahan Sogaten diperuntukkan kawasan perumahan 3. Tanah persiapan SD di Jl. Tirtaraya diperuntukkan kawasan perdagangan 4. Tanah untuk bangunan jalan di Jl. Tirtaraya diperuntukkan kawasan perdagangan 5. Tanah
untuk
bangunan
jalan
di
Jl.
Tirtaraya
diperuntukkan
kawasan
perdagangan/pertokoan 6. Tanah untuk bangunan rumah dinas di Jl. Salak tengan V No.5 diperuntukkan kawasan perumahan 7. Tanah lapangan
parkir di Jl.
Mayjen Sungkono diperuntukkan kawasan
perdagangan
46
8. Tanah kampung di Jl. Soekarno Hatta diperuntukkan kawasan pengembangan toko modern 9. Tanah emplasemen di Jl. Soekarno Hatta diperuntukkan kawasan pengembangan toko modern 10. Tanah kosong di Jl. Soekarno Hatta diperuntukkan kawasan perdagangan 11. Tanah kosong di Jl. Ringroad barat diperuntukkan kawasan tempat istirahat, pertokoan, perdagangan dan jasa 12. Tanah bundaran taman di Jl. Serayu diperuntukkan kawasan ruang terbuka hijau 13. Pasar Mojorejo di Jl. MT. Haryono diperuntukkan kawasan perdagangan dan jasa 14. Pasar sepur di Jl. Pahlawan diperuntukkan kawasan perdagangan dan jasa Faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan BPKAD Kota Madiun yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS akan ditelaah dan diuraikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan BPKAD Kota Madiun berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Permasalahan Pelayanan BPKAD
No 1
Tanah milik Pemkot Madiun digunakan oleh masyarakat
Faktor Penghambat
Masih rendahnya pengetahuan masyarakat
Pendorong Landasan hukum pengelolaan keuangan dan aset daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) Sistem Manajemen Daerah Barang Milik Daerah (SIMDA BMD) Ketersediaan dana dan sarana prasarana yang memadai Komitmen pimpinan dan semua staf untuk melaksanakan tugas
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Permasalahan pelayanan BPKAD Kota Madiun berdasarkan telaahan rencana tata ruang wilayah adalah tanah milik Pemerintah Kota Madiun yang digunakan oleh masyarakat.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS 47
Faktor-faktor
dari
pelayanan
SKPD
yang
mempengaruhi
permasalahan
pelayanan SKPD ditinjau dari: 1. gambaran pelayanan SKPD; 2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L; 3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota; 4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan 5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD sehingga dapat ditentukan isu-isu strategis BPKAD Kota Madiun sebagai berikut : 1. Belum efektifnya pengelolaan keuangan dan aset daerah; 2. Ada beberapa aset tanah milik Pemerintah Kota Madiun yang digunakan oleh masyarakat.
BAB IV 48
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1. VISI DAN MISI Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun waktu 5 tahun yang akan datang. Visi dan misi SKPD harus jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik SKPD baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun dalam upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan. Perumusan visi dilakukan untuk menindaklanjuti hasil analisis isu-isu strategis dan Permasalahan Pembangunan Daerah (PPD) untuk menemukan perwujudan visi. Perwujudan visi merupakan gambaran paling sederhana dan dengan bahasa yang mudah dikomunikasikan tentang wujud nyata kondisi, keadaan dan impian SKPD dalam 5 tahun yang akan dicapai dimasa mendatang. Berdasarkan kondisi umum, potensi, permasalahan dan tantangan yang dihadapi ke depan, BPKAD Kota Madiun sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dituntut untuk dapat menjawab tuntutan pembaharuan sistem keuangan di lingkungan Pemerintah Kota Madiun, sehingga keuangan daerah dapat dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat. Perwujudan visi BPKAD Kota Madiun dapat diuraikan dalam tabel berikut : Tabel 4.1 Perumusan Perwujudan Visi Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Daerah
Data keuangan tidak valid
Data aset tidak valid
Kurang cepat dan Kurangnya tertib tepatnya masingdalam inventarisasi masing SKPD dalam aset dari masingmenyusun laporan masing SKPD keuangan Pemberian pelayanan x √ yang jelas Pengelolaan keuangan yang √ x akuntabel Pengelolaan aset √ yang akuntabel x
Sumber : BPKAD Kota Madiun
49
Inti
dari
perumusan
perwujudan
visi
BPKAD
Kota
Madiun
diatas
dipergunakan sebagai dasar dalam perumusan pokok-pokok visi BPKAD Kota Madiun. Selanjutnya dari keseluruhan pokok-pokok visi yang dilakukan dengan mencari inti (kalimat) perwujudan visi maka dibuatlah pernyataan visi BPKAD Kota Madiun, sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Perumusan Visi No.
Perwujudan Visi
1
Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah secara akuntabel
2
Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah secara akuntabel
Pokok-pokok Visi Akuntabel
Pernyataan Visi Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah secara akuntabel
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana suatu organisasi dalam hal ini instansi pemerintah harus dibawa agar tetap eksis dan inovatif serta inspiratif sehingga memiliki gambaran tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Dari tabel diatas, maka Visi BPKAD Kota Madiun adalah: “TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH SECARA AKUNTABEL” Visi BPKAD Kota Madiun diatas dijelaskan masing-masing pokok visinya dalam tabel penyusunan penjelasan visi, sebagai berikut : Tabel 4.3 Penyusunan Penjelasan Visi Visi Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah secara akuntabel
Pokok-pokok Visi Akuntabel
Penjelasan Visi Mampu serta ahli dalam bidangnya serta dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral, teknis, legal maupun administrasi
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Pernyataan visi dapat dijelaskan bahwa pengelolaan keuangan dan aset daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, 50
efektif, transparan dan bertanggung jawab sebagai wujud pertanggungjawaban kewenangan pengelolaan keuangan dan aset daerah dalam rangka mendukung kepemerintahan yang baik. Selanjutnya, misi BPKAD Kota Madiun disusun sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi BPKAD Kota Madiun. Rumusan misi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi SKPD. Misi tersebut disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi BPKAD Kota Madiun. Adapun perumusan misi BPKAD Kota Madiun adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Perumusan Misi No. 1
Visi Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah secara akuntabel
Pokok-pokok visi Akuntabel
Misi Mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa Misi BPKAD Kota Madiun adalah “Mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku”.
4.2. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH SKPD
51
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Pernyataan tujuan tersebut akan diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke depan. Perumusan sasaran perlu memperhatikan indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi SKPD atau kelompok sasaran yang dilayani serta profil pelayanan yang terkait dengan indikator kinerja. Pernyataan visi dan misi dicapai melalui pencapaian tujuan. Tujuan merupakan implementasi dari pernyataan misi organisasi. Tujuan yang merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, adalah hasil akhir yang akan dicapai pada jangka waktu tertentu. Dalam hal ini penetapan jangka waktu pencapaian tujuan adalah tahun 2014-2019. Penetapan tujuan harus dapat menggambarkan isu-isu strategis yang ingin dicapai oleh semua unit kerja dalam suatu organisasi. Penetapan tujuan tidaklah mutlak harus terukur atau kuantitatif, namun setidaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dicapai dimasa mendatang. Penjabaran dari tujuan secara lebih spesifik dan terukur dirumuskan ke dalam sasaran. Sasaran merupakan bagian integral dari proses perencanaan strategis organisasi. Fokus utama penentuan sasaran adalah tindakan dan alokasi sumber daya organisasi. Oleh karena itu, sasaran harus lebih fokus, bersifat spesifik, terinci dan dapat diukur. Berdasarkan visi dan misi BPKAD Kota Madiun maka pernyataan tujuan dan sasaran BPKAD Kota Madiun beserta indikator kinerja sasaran sebagai tolok ukur kinerja sebagai berikut :
Visi Misi
: Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah secara akuntabel : Mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan
52
peraturan yang berlaku Berdasarkan visi dan misi diatas, BPKAD Kota Madiun menetapkan 2 tujuan, yaitu : 1. Optimalisasi kualitas pengelolaan keuangan daerah 2. Optimalisasi kualitas pengelolaan aset daerah Masing-masing tujuan diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.5 Tujuan Pertama Jangka Menengah Pelayanan BPKAD Kota Madiun Tujuan
Indikator Tujuan
Optimalisasi kualitas Opini BPK terhadap pengelolaan keuangan LKPD daerah Sumber : BPKAD Kota Madiun
Rumus
Kondisi 2013
Target 2019
WTP / WDP / Tidak Wajar / Disclaimer
WDP
WTP
Selanjutnya sasaran untuk pencapaian tujuan “Optimalisasi kualitas pengelolaan keuangan daerah” diuraikan dalam tabel berikut : Tabel 4.6 Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BPKAD Kota Madiun Sasaran
Terwujudnya pengelolaan pendapatan dan belanja daerah yang efektif dan efisien
Indikator
Pengesahan Perda APBD tepat waktu Persentase OPD dengan realisasi belanja daerah diatas 80% Tingkat kemandirian keuangan daerah
Persentase OPD yang menyampaikan laporan keuangan sesuai SAP Penyampaian laporan pertanggung jawaban APBD tepat waktu Meningkatnya kelancaran penatausahaan keuangan daerah
Persentase penerbitan SP2D tepat waktu
Rumus
Tepat/tidaknya waktu penetapan Perda APBD Jumlah OPD dg realisasi belanja daerah diatas 80% x 100% Jumlah seluruh OPD Realisasi PAD x 100 % Realisasi Pendapatan Daerah Jumlah OPD yg menyampaikan laporan keuangan sesuai SAP x 100% Jumlah seluruh OPD Tepat/tidaknya waktu penyampaian laporan pertanggung jawaban APBD Jumlah SP2D yang diterbitkan tepat waktu x 100% Jumlah pengajuan SPP, SPM secara lengkap & benar
Kondisi Awal Tahun 2013 Tepat waktu
2015
2016
Target Tahun 2017 2018
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
-
-
-
-
85%
90%
-
-
-
-
18%
20%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
Tepat waktu
100%
100%
100%
100%
100%
100%
2019
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk mencapai tujuan “Optimalisasi kualitas pengelolaan keuangan daerah”, dengan 2 sasaran, yaitu : 1. Terwujudnya pengelolaan pendapatan dan belanja daerah yang efektif dan efisien, diukur dengan 5 indikator sasaran : Pengesahan Perda APBD tepat waktu, Persentase SKPD dengan realisasi belanja daerah diatas 80%, Tingkat kemandirian
53
keuangan daerah, Persentase SKPD yang menyampaikan laporan keuangan sesuai SAP, dan Penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD tepat waktu ; 2. Meningkatnya kelancaran penatausahaan keuangan daerah, diukur dengan 1 indikator sasaran : Persentase penerbitan SP2D tepat waktu. Tabel 4.7 Tujuan Kedua Jangka Menengah Pelayanan BPKAD Kota Madiun Tujuan Optimalisasi kualitas pengelolaan aset daerah
Indikator Tujuan
Rumus
Kondisi 2013
Target 2019
Persentase OPD yang melaksanakan penatausahaan aset secara tertib
OPD yg melaksanakan tertib administrasi aset x 100% Jumlah OPD seluruhnya
74%
100%
Selanjutnya sasaran untuk pencapaian tujuan “Optimalisasi kualitas pengelolaan aset daerah” diuraikan dalam tabel berikut : Tabel 4.8 Sasaran Jangka Menengah Pelayanan BPKAD Kota Madiun Sasaran
Meningkatnya efektifitas pemanfaatan & perlindungan aset daerah
Indikator
Persentase peningkatan nilai aset pemerintah daerah Persentase bidang tanah bersertifikat Persentase aset yang digunakan
Persentase aset yang diasuransikan
Persentase peningkatan retribusi pemakaian kekayaan daerah Sumber : BPKAD Kota Madiun
Rumus
Nilai aset tahun n – nilai aset tahun n-1 x 100% Nilai aset tahun n-1 Bidang tanah yg bersertifikat x 100% bidang tanah seluruhnya Jumlah aset yang digunakan x 100% Jumlah seluruh aset seluruhnya Jumlah aset yang diasuransikan x 100% Jumlah aset peralatan mesin dan gedung bangunan Nilai retribusi tahun n – nilai retribusi tahun n-1 x 100% Nilai retribusi tahun n-1
Kondisi Awal Tahun 2013 6,16%
2015
2016
Target Tahun 2017 2018
6,3%
6,5%
6,7%
6,9%
7%
85,28%
86%
87%
38%
70%
75%
91%
100%
100%
100%
100%
100%
0,075%
0,025%
0,026%
0,071%
0,073%
0,075%
-
-
-
-
0,35%
0,70%
2019
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa untuk mencapai tujuan “Optimalisasi kualitas
pengelolaan
aset
daerah”,
dengan
sasaran
Meningkatnya
efektifitas
pemanfaatan dan perlindungan aset daerah, yang diukur dengan 5 indikator sasaran, yaitu : 1. Persentase peningkatan nilai aset pemerintah daerah 2. Persentase bidang tanah bersertifikat
54
3. Persentase aset yang digunakan 4. Persentase aset yang diasuransikan 5. Persentase peningkatan retribusi pemakaian kekayaan daerah Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa BPKAD Kota Madiun memiliki 2 tujuan, 2 indikator tujuan, 3 sasaran dan 11 indikator sasaran. Satu indikator sasaran mengacu pada RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019 yaitu capaian opini BPK terhadap laporan keuangan daerah adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 4.3.
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN OPD Strategi adalah cara mencapai tujuan dan sasaran yang dijabarkan ke dalam
kebijakan-kebijakan dan program-program. Kebijakan adalah arah/tindakan untuk mencapai tujuan. Strategi dan kebijakan BPKAD Kota Madiun merupakan langkahlangkah dan arah yang akan diambil untuk mencapai visi dan misi OPD yang selaras dengan strategi dan kebijakan daerah serta rencana program prioritas dalam rancangan awal RPJMD Kota Madiun. Sesuai dengan tujuan dan sasaran BPKAD Kota Madiun, maka perumusan strategi untuk pencapaian tujuan “Mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efesien”, adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9 Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Tujuan : Optimalisasi kualitas pengelolaan keuangan daerah Faktor Eksternal
Faktor Internal
Peluang:
Tantangan:
a. Tersedianya anggaran yang memadai sehingga menunjang dalam pelaksanaan tugas b. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, merupakan peluang dalam mencapai visi dan misi c. Mudah berkoordinasi dengan pusat dan provinsi
a. Kurangnya pemahaman dari masyarakat/ OPD terhadap ketentuan perihal pelaporan keuangan daerah b. Hasil temuan BPK RI masih ada yang menyebabkan opini masih WDP c. Informasi semakin terbuka dan perubahan peraturan yang
55
sangat cepat
Kekuatan : a. SOTK BPKAD Kota Madiun diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 b. Peraturan perundang-undangan yang mengatur pengelolaan keuangan dan aset daerah c. Kualitas sumber daya manusia pada BPKAD Kota Madiun Kelemahan: a. Beban kerja BPKAD Kota Madiun sangat kompleks berkaitan dengan pengelolaan keuangan dan aset b. Data mengenai keuangan dan aset yang diterima OPD tidak valid
Alternatif Strategi: 1. Perencanaan penganggaran daerah sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku 2. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan antar OPD 3. Optimalisasi penggunaan teknologi informasi
Alternatif Strategi: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan 2. Bintek pengelolaan keuangan dan aset daerah 3. Meningkatkan penatausahaan keuangan
Alternatif Strategi: 1. Peningkatan professionalisme aparatur 2. Perencanaan penganggaran daerah sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku 3. Meningkatkan sistem pengelolaan belanja dan pendapatan daerah
Alternatif Strategi: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan 2. Mensosialisasikan kebijakan pengelolaan keuangan daerah kepada OPD 3. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Dari tabel diatas dapat ditentukan strategi untuk pencapaian tujuan ”Optimalisasi kualitas pengelolaan keuangan daerah”, sebagaimana tabel dibawah ini : Tabel 4.10 Penentuan Strategi Pencapaian Tujuan : Optimalisasi kualitas pengelolaan keuangan daerah No.
Sasaran
1
Terwujudnya pengelolaan pendapatan dan belanja daerah yang efektif dan efisien
2
Meningkatnya kelancaran penatausahaan keuangan daerah
Indikator Kinerja Sasaran
Strategi
Persentase OPD dengan realisasi belanja daerah diatas 80%
Meningkatkan sistem pengelolaan belanja daerah
Tingkat kemandirian keuangan daerah
Meningkatkan sistem pengelolaan pendapatan daerah
Persentase OPD yang menyampaikan laporan keuangan sesuai SAP
Mensosialisasikan kebijakan pengelolaan keuangan daerah
Penyampaian laporan pertanggungjawaban APBD tepat waktu
Meningkatkan professionalisme aparatur
Pengesahan Perda APBD tepat waktu
Merencanaan penganggaran daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Persentase penerbitan SP2D tepat waktu
Meningkatkan penatausahaan keuangan
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Selanjutnya, perumusan strategi untuk pencapaian tujuan “Optimalisasi kualitas pengelolaan aset daerah”, adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Tujuan: Optimalisasi kualitas pengelolaan aset daerah
56
Peluang: Faktor Eksternal
Faktor Internal
Kekuatan : a. SOTK BPKAD Kota Madiun diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2013 b. Peraturan perundangundangan yang mengatur pengelolaan keuangan dan aset daerah c. Kualitas sumber daya manusia pada BPKAD Kota Madiun d. Meningkatnya legalitas aset milik Pemkot Madiun Kelemahan: Beban kerja sangat kompleks berkaitan dengan pengelolaan aset
Tantangan:
a. Pelaksanaan pemanfaatan pengamanan aset milik Pemerintah Kota Madiun b. Adanya kerjasama dengan pihak ketiga yaitu BPN c. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi, merupakan peluang dalam mencapai visi dan misi d. Mudah berkoordinasi dengan pusat dan provinsi
a. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengurusan administrasi pertanahan b. Instabilitas politik dan ekonomi serta lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah merupakan ancaman serius bagi optimalisasi peran pemerintah daerah c. Informasi semakin terbuka dan perubahan peraturan yang sangat cepat
Alternatif Strategi: 1. Meningkatkan pemanfaatan dan pengamanan aset 2. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, antar SKPD dan instansi terkait 3. Optimalisasi penggunaan teknologi informasi 4. Meningkatkan manajemen aset daerah 5. Meningkatkan jaminan pengamanan aset daerah
Alternatif Strategi: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan 2. Mensosialisasikan kebijakan aset daerah 3. Mensosialisasikan sistem informasi aset daerah 4. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah
Alternatif Strategi: Meningkatkan kualitas aparatur pelayanan
Alternatif Strategi: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan 2. Mensosialisasikan tentang pengelolaan aset daerah
Sumber : BPKAD Kota Madiun
Dari tabel diatas dapat ditentukan strategi untuk pencapaian tujuan ”Optimalisasi kualitas pengelolaan aset daerah”, sebagaimana tabel dibawah ini: Tabel 4.12 Penentuan Strategi Pencapaian Tujuan: Optimalisasi kualitas pengelolaan aset daerah No.
Sasaran
1
Meningkatnya efektifitas pemanfaatan dan perlindungan aset daerah
Indikator Kinerja Sasaran
Strategi
Persentase peningkatan nilai aset pemerintah daerah
Meningkatkan manajemen aset daerah
Persentase bidang tanah yang bersertifikat
Menginventarisasi bidang tanah milik Pemerintah Kota Madiun
Persentase jumlah aset yang digunakan
Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah
Persentase aset yang diasuransikan
Meningkatkan jaminan pengamanan aset daerah
Persentase peningkatan retribusi pemakaian kekayaan daerah
Meningkatkan penerimaan retribusi pemakaian kekayaan daerah
Sumber data : BPKAD Kota Madiun
Kebijakan adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Penentuan tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan BPKAD Kota Madiun, sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut : Tabel 4.13 57
Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan VISI
: Terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah secara akuntabel
MISI
: Mewujudkan pengelolaan keuangan dan aset daerah sesuai dengan peraturan yang berlaku
Tujuan Optimalisasi kualitas pengelolaan keuangan daerah
Indikator Tujuan Opini BPK terhadap LKPD
Sasaran Terwujudnya pengelolaan pendapatan dan belanja daerah yang efektif dan efisien
Meningkatnya kelancaran penatausahaan keuangan daerah Optimalisasi kualitas pengelolaan aset daerah
Persentase SKPD yang melaksanakan penatausahaan aset secara tertib
Meningkatnya efektifitas pemanfaatan dan perlindungan aset daerah
Strategi 1. Meningkatkan
Kebijakan
sistem pengelolaan belanja dan pendapatan daerah 2. Mensosialisasikan kebijakan pengelolaan keuangan daerah 3. Merencanaan penganggaran daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku 4. Meningkatkan professionalisme aparatur Meningkatkan penatausahaan keuangan
1. Peningkatan sistem
1. Meningkatkan
1. Peningkatan manajemen
2.
3.
4.
5.
manajemen aset daerah Menginventarisasi bidang tanah milik Pemerintah Kota Madiun Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah Meningkatkan jaminan pengamanan aset daerah Persentase peningkatan retribusi pemakaian kekayaan daerah
pengelolaan belanja pendapatan daerah 2. Pengadaan sosialisasi kebijakan pengelolaan keuangan daerah 3. Perencanaan penganggaran daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku 4. Peningkatan professionalisme aparatur Peningkatan penatausahaan keuangan
aset daerah
2. Inventarisasi bidang
tanah milik Pemerintah Kota Madiun 3. Pengoptimalan pengelolaan aset daerah 4. Peningkatan jaminan pengamanan aset daerah 5. Peningkatan penerimaan retribusi pemakaian kekayaan daerah
Sumber : BPKAD Kota Madiun
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATOR
58
Dalam
rangka
mendukung
pelaksanaan
program
pembangunan
yang
berkesinambungan yang tertuang dalam visi yang tercantum dalam RPJM Kota Madiun Tahun 2014-2019, BPKAD Kota Madiun membuat Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif sesuai dengan tugas dan fungsi OPD dan didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah BPKAD Kota Madiun. Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif dapat ditampilkan pada tabel berikut :
59
Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif BPKAD Kota Madiun
Tujuan
Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah
Indikator Tujuan
Opini BPK terhadap LKPD
Sasaran
Meningka t nya kinerja BPKAD
Indikator Sasaran
Nilai akuntabili tas kinerja BPKAD
Program dan Kegiatan
Kode
10
1
1
10
1
1
10
1
1
10
1
1
10
1
1
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Persentase terlaksananya administrasi perkantoran
100%
100%
16.824.333.000
100%
17.677.957.000
100%
24.777.000.000
100%
19.400.000.000
100%
20.425.000.000
BPKAD
1
Penyediaan Jasa , Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Jumlah jasa, peralatan dan perlengkapan kantor
7 jenis
7 jenis
16.709.888.000
7 jenis
17.533.650.000
7 jenis
24.327.000.000
8 jenis
19.000.000.000
8 jenis
20.000.000.000
BPKAD
2
Koordinasi dan konsultasi keluar daerah
30 kali
35 kali
114.445.000
40 kali
144.307.000
103 kali
450.000.000
100 kali
400.000.000
100 kali
425.000.000
BPKAD
Persentase barang milik daerah dalam kondisi baik
100%
100%
95.718.000
100%
254.464.000
100%
250.000.000
100%
247.000.000
100%
253.000.000
BPKAD
Jumlah gedung/kantor
1 gedung
1 gedung
2.000.000
1 gedung
150.000.000
1 gedung
125.000.000
1 gedung
125.000.000
1 gedung
125.000.000
BPKAD
Jumlah kendaraan dinas
2 kendaraan dinas
18 kendaraan dinas
48.168.000
38 kendaraan dinas
51.464.000
38 kendaraan dinas
55.000.000
38 kendaraan dinas
65.000.000
38 kendaraan dinas
70.000.000
BPKAD
Jumlah sarana dan prasarana kantor
17 jenis
5 jenis
42.550.000
8 jenis
53.000.000
9 jenis
70.000.000
10 jenis
57.000.000
11 jenis
58.000.000
BPKAD
% pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana aparatur
100%
100%
421.450.000
100%
411.383.000
100%
340.000.000
100%
100.000.000
100%
100.000.000
BPKAD
Jumlah sarana dan prasarana
26 jenis barang
16 jenis barang
346.450.000
7 jenis barang
411.383.000
340.000.000
4 jenis barang
100.000.000
5 jenis barang
100.000.000
BPKAD
Jumlah gudang yang direncanakan
-
3 lokal gudang
75.000.000
-
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Pemelihara an Barang Milik Daerah
1
10
1
1
2
10
1
1
3
Pemeliharaan Rutin / Berkala Gedung dan Bangunan Pemeliharaan Rutin / Berkala Kendaraan Dinas Pemeliharaan Rutin / Berkala Sarana Prasarana kantor Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur
10
1
1
10
1
1
1
10
1
1
2
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kantor DED Pembangu nan Gudang Pemkot Madiun
Jumlah perjalanan dinas keluar daerah
10 jenis barang
-
59
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
% Peningka tan nilai aset pemerintah daerah
% bidang tanah bersertifi kat % aset yang digunakan
% aset yang diasuransi kan % peningkatan retribusi pemakaian kekayaan daerah
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
Peningkatan Pengemban gan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
% perencanaan dan pelaporan capaian kinerja BPKAD
-
100%
20.000.000
100%
20.000.000
100%
45.107.000
100%
35.000.000
100%
85.000.000
BPKAD
1
Penyusunan Renstra SKPD
Jumlah dokumen
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 dokumen
50.000.000
BPKAD
2
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Jumlah dokumen
-
7 dokumen
20.000.000
6 dokumen
20.000.000
9 dokumen
45.107.000
7 dokumen
35.000.000
7 dokumen
35.000.000
BPKAD
Peningkatan dan pengemba ngan Pengelolaan Aset Daerah
% jumlah aset yang dikelola pemerintah daerah
100%
100%
23.794.918.000
100%
6.140.000.000
100%
5.919.562.000
100%
4.622.000.000
100%
6.950.000.000
BPKAD
Penghapusan Aset Daerah
Jumlah aset yang dihapus dari neraca
3 jenis aset
4 jenis aset
238.000.000
3 jenis aset
200.000.000
1 jenis aset
139.160.000
3 jenis aset
170.000.000
-
-
BPKAD
Jumlah bidang tanah yang diajukan sertifikat
21 bidang tanah
20 bidang tanah
100.000.000
16 bidang tanah
200.000.000
30 bidang tanah
115.000.000
30 bidang tanah
125.000.000
-
-
BPKAD
Jumlah aset daerah yang diasuransikan
3 jenis aset
3 jenis aset
2.500.000.000
2 jenis aset
3.000.000.000
2 jenis aset
3.945.402.000
2 jenis aset
3.500.000.000
2 jenis aset
3.000.000.000
BPKAD
Jumlah pengamanan aset tetap tanah dan bangunan
2 pengama nan
3 pengama nan
275.000.000
1 pengama nan
200.000.000
1 pengama nan
200.000.000
1 pengama nan
275.000.000
-
-
BPKAD
Jumlah arsip barang daerah yang dikelola
34 SKPD
34 SKPD
50.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah laporan hasil rekonsiliasi
18 buku
18 buku
100.000.000
18 buku
150.000.000
18 buku
150.000.000
18 buku
100.000.000
18 buku
100.000.000
BPKAD
1 fitur
1 fitur
51.950.000
-
-
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Program dan Kegiatan
Kode
10
1
1
10
1
1
10
Meningka t nya efektifitas pemanfaa tan dan perlindun gan aset daerah
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
1
1
10
1
1
10
1
1
1
10
1
1
2
10
1
1
3
10
1
1
4
10
1
1
5
10
1
1
6
10
1
1
7
Pensertifika tan Tanah Milik Pemerintah Kota Madiun Penyelengga raan Asuransi Aset Daerah Kota Madiun Pengamanan Aset Tanah dan Bangunan Milik Pemkot Madiun Peningkatan Administrasi Barang Daerah Rekonsiliasi Pencatatan Aset dengan Realisasi Belanja Modal Pemeliharaan dan Pengemba ngan
Jumlah perbaikan /penambahan fitur aplikasi
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
60
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Kode
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
1 kasus
1 kasus
20.000.000
1 kasus
20.000.000
1 kasus
20.000.000
1 kasus
20.000.000
-
-
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
Silapmata
10
1
1
8
Penyelesaian Tuntutan Perbendahara an dan Tuntutan Ganti Rugi Daerah
10
1
1
9
Pengadaan tanah
Jumlah bidang tanah baru milik Pemkot Madiun
-
1 bidang tanah
19.635.368.000
1 bidang tanah
1.000.000.000
-
-
-
-
-
-
10
1
1
1 0
Pemeliharaan Aset-Aset Milik Daerah
Jumlah gedung
1 gedung
5 gedung
175.000.000
5 gedung
175.000.000
2 gedung
45.000.000
-
-
-
-
BPKAD
10
1
1
1 1
Penyusunan RKBMD dan RKPBMD
Jumlah dokumen perencanaan kebutuhan barang
-
2 dokumen
50.000.000
2 dokumen
50.000.000
2 dokumen
75.000.000
2 dokumen
75.000.000
-
-
BPKAD
Jumlah wajib retribusi pemakaian kekayaan daerah
-
500 WR
75.000.000
100 WR
90.000.000
50 WR
90.000.000
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah kasus TPTGR
BPKAD
10
1
1
1 2
Inventarisasi Wajib Retribusi Pemanfaatan Aset Milik Daerah
10
1
1
1 3
Pengadaan Aplikasi Persediaan
Jumlah perbaikan /penambahan fitur aplikasi
-
-
0
2 fitur
50.000.000
2 fitur
40.000.000
2 fitur
50.000.000
-
-
BPKAD
10
1
1
1 4
Pendampi ngan penatausaha an aset daerah
Jumlah OPD yang didampingi
-
34 OPD
424.600.000
34 OPD
275.000.000
34 OPD
275.000.000
34 OPD
207.000.000
-
-
BPKAD
10
1
1
1 5
Optimalisasi pemanfaatan aset daerah
-
2 dokumen
100.000.000
3 dokumen
200.000.000
1 dokumen
295.000.000
1 dokumen
100.000.000
-
-
BPKAD
Jumlah database SIG
-
-
-
1 database
250.000.000
1 database
250.000.000
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah peserta bintek
-
-
-
230 orang
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah dokumen barang milik daerah
-
-
-
-
-
-
2 dokumen
350.000.000
BPKAD
10
1
1
1 6
10
1
1
1 7
10
1
1
1 8
Penyusunan Sistem Informasi Geografis (SIG) Bintek Pengelolaan Barang Milik Daerah Perencanaan dan penatausahaa n barang milik daerah
Jumlah dokumen kajian
280.000.000
-
230 orang
-
280.000.000
-
61
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Terwujud nya Pengelola an pendapa tan dan Belanja Daerah yang efektif dan efisien
1
1 9
% penyera pan anggaran belanja daerah 10
% Realisasi Pendapa tan Daerah Meningka t nya kelanca ran penataus ahaan keuangan daerah
1
1
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
Jumlah barang milik daerah yang dipelihara
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 tanah/ bangunan
3.500.000.000
BPKAD
Peningkatan dan Pengemba ngan Pengelolaan Keuangan Daerah
% pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan landasan hukum
100%
100%
3.081.324
100%
5.611.339.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah dokumen kebijakan pengelolaan keuangan daerah
3 dokumen
1 dokumen
100.000.000
2 dokumen
100.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Program dan Kegiatan
Kode
10
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
1
Optimalisasi, pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
10
1
1
1
Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah
10
1
1
2
Penyusunan DPA dan DPPA
Jumlah dokumen pelaksanaan anggaran
2 dokumen
2 dokumen
130.467.000
2 dokumen
226.568.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah dokumen pengeluaran kas
3 dokumen
3 dokumen
110.000.000
3 dokumen
125.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
12 dokumen
12 dokumen
134.000.000
14 dokumen
150.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
% penerbi tan SP2D tepat waktu
% SKPD yang me nyampai kan laporan keuangan tepat waktu Pengesa han Perda APBD tepat waktu Penyampai an laporan pertang gungjawa ban APBD tepat waktu
10
1
1
3
Penyusunan dan Penerbitan Anggaran Kas SPD dan SP2D
10
1
1
4
Pengelolaan Administrasi Gaji
Jumlah dokumen administrasi gaji
10
1
1
5
Penyusunan Data-Data Pemerintah Pusat
Jumlah data
15 data
15 data
135.000.000
17 data
150.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah produk hukum
2 produk hukum
2 produk hukum
408.608.000
2 produk hukum
612.659.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah produk hukum
2 produk hukum
2 produk hukum
250.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
10
1
1
6
10
1
1
7
Penyusunan Rancangan Perda Tentang APBD Penyusunan Rancangan Perda Tentang Pertanggung jawaban
300.000.000
2 produk hukum
62
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Kode
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
Jumlah produk hukum
2 produk hukum
2 produk hukum
395.106.000
2 produk hukum
470.152.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah perbaikan /penambahan fitur aplikasi
-
2 fitur
75.139.000
2 fitur
65.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah laporan realisasi keuangan
1 buku
1 buku
75.000.000
1 buku
75.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah peserta bintek
500 orang
305 orang
337.500.000
345 orang
300.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah laporan penerimaan dan pengeluaran hasil rekonsiliasi
16 buku
16 buku
92.950.000
16 buku
120.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah perbaikan /penambahan fitur aplikasi
-
2 fitur
53.000.000
-
-
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah peserta bintek
-
40 orang
47.000.000
40 orang
50.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah laporan hasil rekonsiliasi SKPD
-
4 buku
25.540.000
4 buku
50.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah arsip yang dikelola
-
34 SKPD
65.000.000
34 SKPD
80.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah dokumen standar biaya
-
2 dokumen
310.000.000
2 dokumen
150.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
Pelaksanaan APBD
10
1
1
8
10
1
1
9
10
1
1
1 0
10
1
1
1 1
10
1
1
1 2
10
1
1
1 3
10
1
1
1 4
10
1
1
1 5
10
1
1
1 6
10
1
1
1 7
Penyusunan Rancangan Perda Tentang Perubahan APBD Pemeliharaan dan Pengemba ngan Aplikasi Sistem Informasi Keu. Daerah Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis Realisasi Anggaran Bintek Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Verifikasi dan Rekonsiliasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah Pemeliharaan & Pengemba ngan Sistem Informasi Pengelolaan Gaji Bintek pendapatan daerah Rekonsiliasi Data Dana Hibah Pemkot Madiun Pengelolaan Arsip Perbendaha raan Penyusunan Standar Biaya Umum dan Standar Biaya Khusus
63
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Terwujud nya Pengelola an pendapa tan dan Belanja Daerah yang efektif dan efisien
Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Kode
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
Jumlah OPD yang didampingi
34 OPD
34 OPD
103.104.000
34 OPD
150.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah pendampingan
-
1 kali
186.000.000
10 kali
1.500.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah dokumen sistem dan prosedur
-
-
-
3 sisdur
230.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
-
-
-
4 buku
156.950.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
10
1
1
1 8
10
1
1
1 9
10
1
1
2 0
10
1
1
2 1
Evaluasi Penyerapan Anggaran
Jumlah ringkasan dan penjabaran realisasi anggaran
10
1
1
2 2
Penyusunan LKPD Kota Madiun
Jumlah dokumen
1 dokumen
-
-
1 dokumen
300.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah laporan hasil rekonsiliasi
-
-
-
12 buku
150.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah produk hukum
-
-
-
1 produk hukum
150.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Peningkatan dan Pengemba ngan Pengelolaan Keuangan Daerah
% pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan landasan hukum
100%
-
-
-
450.000.000
100%
3.216.019.000
100%
1.930.000.000
100%
1.275.000.000
BPKAD
Penyusunan DPA dan DPPA
Jumlah dokumen pelaksanaan anggaran
-
-
-
-
-
2 dokumen
226.568.000
-
-
-
-
BPKAD
10
1
1
2 3
10
1
1
2 4
% OPD dengan realisasi belanja daerah diatas 80%
Tingkat kemandirian keuangan daerah
Pendampi ngan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Pendampi ngan pengelolaan keuangan daerah Penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah berbasis akrual
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
10
1
1
10
1
1
1
Rekonsiliasi Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan SKPD Penyusunan Rancangan Perda Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
64
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
% OPD yang menyampai kan laporan keuangan sesuai SAP Penyampai an laporan pertang gungjawa ban APBD tepat waktu
Program dan Kegiatan
Kode
10
1
1
2
10
1
1
3
10
1
1
4
10
1
1
5
10
1
1
6
10
1
1
7
10
1
1
8
10
1
1
9
10
1
1
1 0
10
1
1
1 1
Penyusunan Rancangan Perda Tentang APBD Penyusunan Rancangan Perda Tentang Perubahan APBD Pemeliharaan dan Pengemba ngan Aplikasi Sistem Informasi Keu. Daerah Penyusunan Rancangan Perda Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Penyusunan Rancangan Perda ttg Pertanggung jawaban Pelaksanaan APBD Penyusunan Laporan Keuangan Semesteran dan Prognosis Realisasi Anggaran Bimtek Pengelolaan Keuangan Daerah Verifikasi dan Rekonsiliasi Penerimaan dan Pengeluaran Daerah Pendampi ngan sistem informasi pengelolaan
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
Jumlah produk hukum
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
2 produk hukum
-
-
-
-
2 produk hukum
375.625.000
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah produk hukum
2 produk hukum
-
-
-
-
2 produk hukum
384.295.000
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah perbaikan /penambahan fitur aplikasi
-
-
-
-
-
1 aplikasi
65.739.000
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah produk hukum
-
-
-
1 produk hukum
150.000.000
-
-
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah dokumen kebijakan pengelolaan keuangan daerah
3 dokumen
-
-
-
-
4 dokumen
100.000.000
2 dokumen
100.000.000
2 dokumen
100.000.000
BPKAD
Jumlah produk hukum
2 produk hukum
-
-
-
-
2 produk hukum
114.600.000
2 produk hukum
150.000.000
2 produk hukum
200.000.000
BPKAD
Jumlah laporan keuangan semesteran dan prognosis
2 buku
-
-
-
-
2 buku
56.476.000
2 buku
60.000.000
2 buku
75.000.000
BPKAD
Jumlah peserta bimtek
500 orang
-
-
345 orang
300.000.000
300 orang
300.000.000
-
-
-
-
BPKAD
Jumlah laporan hasil rekonsiliasi
16 buku
-
-
-
-
16 buku
120.000.000
16 buku
120.000.000
-
-
BPKAD
-
-
-
-
-
34 OPD
150.000.000
34 OPD
150.000.000
-
-
BPKAD
Jumlah OPD yang didampingi
65
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Kode
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
Jumlah pendampingan dengan OPD
-
-
-
-
-
33 kali
462.460.000
25 kali
450.000.000
30 kali
500.000.000
BPKAD
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
keuangan daerah
Pengesa han Perda APBD tepat waktu
Pendampi ngan pengelolaan keuangan daerah
10
1
1
1 2
10
1
1
1 3
Evaluasi Penyerapan Anggaran
Jumlah ringkasan dan penjabaran realisasi anggaran
-
-
-
-
-
8 data
110.000.000
4 data
150.000.000
-
-
BPKAD
10
1
1
1 4
Penyusunan LKPD Kota Madiun
Jumlah dokumen
1 dokumen
-
-
-
-
1 dokumen
300.000.000
-
-
-
-
BPKAD
10
1
1
1 5
Jumlah laporan hasil rekonsiliasi
-
-
-
-
-
12 buku
150.000.000
12 buku
150.000.000
-
-
BPKAD
10
1
1
1 6
Jumlah peserta bimtek
500 orang
-
-
-
-
-
-
533 orang
400.000.000
533 orang
400.000.000
BPKAD
10
1
1
1 7
Perumusan & sosialisasi tambahan penghasilan ASN
Jumlah peserta sosialisasi remunerasi
-
-
-
-
-
428 ASN
300.256.000
428 ASN
200.000.000
-
-
BPKAD
10
1
1
Pengelolaan Anggaran Daerah
Persentase pengesahan dokumen penganggaran tepat waktu
100%
-
-
-
-
-
-
100%
1.340.282.000
100%
1.362.282.000
BPKAD
10
1
1
1
Penyusunan DPA dan DPPA
Jumlah dokumen pelaksanaan anggaran
2 dokumen
-
-
-
-
-
-
2 dokumen
200.000.000
2 dokumen
200.000.000
BPKAD
10
1
1
2
Penyusunan Rancangan Perda ttg APBD
Jumlah produk hukum
2 produk hukum
-
-
-
-
-
-
2 produk hukum
470.282.000
2 produk hukum
490.282.000
BPKAD
10
1
1
3
Penyusunan Rancangan Perda ttg Perubahan APBD
Jumlah produk hukum
2 produk hukum
-
-
-
-
-
-
2 produk hukum
455.000.000
2 produk hukum
457.000.000
BPKAD
Jumlah perbaikan/ penambahan fitur aplikasi
2 fitur
-
-
-
-
-
-
3 fitur
65.000.000
3 fitur
65.000.000
BPKAD
Jumlah dokumen standar biaya
-
-
-
-
-
-
-
2 dokumen
150.000.000
2 dokumen
150.000.000
BPKAD
10
1
1
4
10
1
1
5
Rekonsiliasi Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan SKPD Bimtek Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah
Pemeliharaan dan Pengemba ngan Aplikasi Keuangan Daerah Penyusunan Standar Biaya Umum dan Standar Biaya Khusus
66
Tujuan
Indikator Tujuan
Sasaran
Meningka t nya kelanca ran penataus ahaan keuangan daerah
Indikator Sasaran
Program dan Kegiatan
Kode
% penerbi tan SP2D tepat waktu 10
1
Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)
Kondisi kinerja pada awal Renstra (Tahun 2013)
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
target
Rp
100%
-
-
-
-
100%
548.000.000
100%
548.000.000
100%
264.000.000
BPKAD
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
OPD Kondisi Kinerja pada akhir periode Renstra BPKAD Tahun 2019
Tahun 2018
1
Peningkatan dan Pengem bangan Penatausah aan Keuangan Daerah
% pelayanan perbendahara an sesuai dengan landasan hukum
Jumlah dokumen pengeluaran kas
3 dokumen
-
-
-
-
3 dokumen
130.000.000
3 dokumen
130.000.000
3 dokumen
130.000.000
BPKAD
Jumlah dokumen administrasi gaji
12 dokumen
-
-
-
-
14 dokumen
125.000.000
14 dokumen
134.000.000
14 dokumen
134.000.000
BPKAD
15 data
-
-
-
-
17 data
159.000.000
40 data
150.000.000
-
-
BPKAD
Jumlah laporan hasil rekonsiliasi SKPD
-
-
-
-
-
4 buku
50.000.000
4 buku
50.000.000
-
-
BPKAD
Jumlah arsip yang dikelola
-
-
-
-
-
34 SKPD
84.000.000
34 SKPD
84.000.000
-
-
BPKAD
10
1
1
1
Penyusunan dan Penerbitan Anggaran Kas SPD & SP2D
10
1
1
2
Pengelolaan Administrasi Gaji
10
1
1
3
10
1
1
4
10
1
1
5
Penyusunan Data-Data Pemerintah Pusat Rekonsiliasi Data Dana Hibah Pemkot Madiun Pengelolaan Arsip Perbendaha raan
Jumlah data
Sumber : BPKAD Kota Madiun
67
BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJM Rencana Strategis (Renstra) BPKAD Kota Madiun sebagai salah satu OPD di lingkungan Pemerintah Kota Madiun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tidak terlepas dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Madiun. Keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan perlu ditetapkan indikator kinerja. Indikator kinerja OPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD adalah indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai OPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Indikator kinerja merupakan kunci utama yang harus dilaksanakan dan dilakukan pengukuran setiap tahun untuk mengetahui tingkat keberhasilan capaian. Adapun Indikator kinerja BPKAD Kota Madiun yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut: Tabel 6.1 Indikator Kinerja BPKAD Kota Madiun yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD No
1
Indikator Sasaran Renstra Opini BPK terhadap laporan keuangan
Indikator Sasaran RPJMD Opini BPK terhadap laporan keuangan
Kondisi Kinerja pada awal Tahun 2013 WDP
Target Capaian Setiap Tahun Tahun 2015
Tahun 2016
Tahun 2017
Tahun 2018
Tahun 2019
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 1 indikator kinerja BPKAD Kota Madiun yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kota Madiun Tahun 2014-2019.
68
BAB VII PENUTUP
Review Renstra BPKAD Kota Madiun Tahun 2014-2019 merupakan rencana pembangunan jangka menengah untuk 5 tahun mendatang, yang dalam penyusunannya memperhatikan pada RPJMN, RPJMD Provinsi
Jawa Timur dan mengacu RPJMD Kota
Madiun tahun 2014-2019, serta memperhatikan tugas dan fungsi dan sumber daya yang dimiliki OPD, yang setiap tahunnya akan dijabarkan menjadi rencana kerja OPD mulai tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 termasuk satu tahun masa transisi. Review Renstra OPD menjadi acuan dalam evaluasi dan laporan atas kinerja tahunan dan lima tahunan. Dengan adanya dokumen Renstra OPD akan sangat membantu Kepala OPD untuk melihat sejauh mana capaian dari target kinerja yang telah ditetapkan. Pada
hakekatnya
perencanaan
pembangunan
daerah
disusun
sebagai
pedoman
pelaksanaan pembangunan selama periode tersebut untuk perencanaan pembangunan jangka menengah 5 tahun sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro Nasional dan bahkan mungkin keadaan global sehingga kemungkinan adanya perubahan-perubahan kondisi makro yang tidak bisa diprediksi sebelumnya sangat mungkin berpengaruh terhadap kondisi daerah, sehingga Renstra mengalami perubahan. Diharapkan semua unit kerja dapat melaksanakannya secara bertanggungjawab dengan senantiasa berorientasi pada peningkatan kinerja lembaga dan kinerja pegawai sehingga target kinerja yang diinginkan dalam menunjang pencapaian visi Kota Madiun “Terwujudnya Kota Madiun yang Lebih Maju dan Sejahtera ” dapat tercapai. Semoga Allah SWT selalu memberikan kekuatan dan kemampuan baik lahir maupun batin kepada kita dalam melaksanakan tugas dan mengemban tanggung jawab sebagai abdi negara dan masyarakat.
69