Bapak Kabadan Diklat Dephan yang terhormat. Saya sudah membuka blog Kabadiklat yang dimaksud dan memahami esensi pesan yang bapak sampaikan. Dari pesan tersebut dan arahan bapak pada saat Jam PImpinan saya merasakan dan melihat bahwa Bapak selaku Kabadan Diklat Dephan sangat interest terhadap pengembangan SDM PNS di lingkungan Dephan, merupakan angin segar bagi kami yang bertugas di satuanp-satuan TNI. Bagi saya pribadi hal tersebut merupakan salah satu motivator untuk terus mengembangkan diri sehingga siap bersaing dalam era supremasi sipil. Berkaitan dengan tugas yang Bapak berikan, saya mengajukan judul sebagai berikut : “GANK MOTOR”
FENOMENA KRISIS MORALITAS REMAJA YANG
MENGANCAM KEAMANAN DI KOTA BANDUNG ( SUATU TINJAUAN PSIKOLOGIS – HANKAM ). Latar belakang saya mengajukan essay
ini adalah adanya
keprihatinan penulis melihat remaja yang merupakan harapan bangsa dan lebih jauh dapat menjadi komponen cadangan pertahanan melakukan kegiatan yang meresahkan masyarakat. Kasus Gank Motor merupakan salah satu fenomena betapa kuatnya pengaruh globalisasi terhadap perubahan tatanan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari penetrasi budaya barat yang kuat. Gank Motor sendiri saat ini kegiatannya sudah meresahkan masyarakat Kota Bandung karena sudah mengarah ke kriminil. Situasi yang dihadapi dapat mengganggu keseimbangan kondisi psikologis masyarakat dan instabilitas, sehingga sangat memungkinkan mudah disusupi pahampaham yang bertentangan dengan norma budaya kita. Dengan adanya kasus tersebut sangat jauh dari harapan bahwa remaja penerus bangsa dan merupakan komponen cadangan pertahanan negara. Bahkan yang perlu diwaspadai pada saat ini ”Gank Motor” ini sudah merambah ke daerah lain seperti misalnya Medan, sehingga dapat mengganggu instabilitas di beberapa wilayah negara kita. ( RATNA JUPITAWATI, S,PSI, Penata III C/030243469 – Siswa DIKLATPIM TK III DEPHAN ANGKATAN VI, TA. 2008)
1. PENDAHULUAN a.
Umum. Arus globalisasi yang terjadi saat ini sangat dirasakan
akibatnya oleh berbagai tatanan lapisan masyarakat dalam berbagai sisi kehidupan, sudut pandang, perilaku dan gaya hidup masyarakat baik yang hidup di kota besar maupun kota kecil. Perubahan tersebut tidak hanya ditampilkan oleh orang dewasa, akan tetapi remaja dan anak-anakpun tampak terpengaruh. Pengaruh globalisasi pada remaja pada umumnya memiliki bobot negatif yang lebih tinggi. Bandung sebagai salah satu kota besar yang ada di wilayah Indonesia, merasakan imbas arus globalisasi yang terjadi dimasyarakat, terutama dikalangan remaja. Munculnya kelompok-kelompok remaja yang dibentuk dengan tujuan tidak jelas, kegiatan yang dilakukannya meresahkan masyarakat dan mengganggu ketertiban masyarakat kota Bandung bahkan sampai kepada tingkat perilaku kriminil. Kecemasan masyarakat Bandung semakin meningkat, ketenangannya terganggu dan secara langsung memberikan image negatif bagi kota Bandung yang mendapat julukan Paris Van Java sebagai kota wisata. b.
Maksud dan tujuan.
Maksud dari tulisan ini adalah untuk
memberikan gambaran bahwa remaja sebagai salah satu komponen cadangan harapan bangsa, tidak menampilkan perilaku yang sesuai dengan tuntutan dan norma budaya Indonesia. Sedangkan tujuan tulisan ini adalah memberikan kontribusi praktis terhadap penyelesaian kasus ”Gank Motor” yang terjadi di Kota Bandung. 2. PERMASALAHAN a.
Sebagai imbas globalisasi,
penetrasi budaya dan arus
transformasi informasi yang cepat dan tidak terkendali, di kota Bandung sudah banyak remaja yang terpengaruh pola hidup budaya barat yang serba bebas dan menonjolkan ephoria. Transfer informasi dengan disertai transformasi dan sublimasi nilai-nilai yang terjadi secara cepat menjadi sulit untuk di kontrol, yang memungkinkan terjadinya benturan peradaban yang mengacaukan nilai-nilai moral bangsa Indonesia. ”Gank Motor” merupakan salah satu contoh kasus yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
b.
Keresahan dan kekhawatiran masyarakat yang berkepanjangan
tanpa adanya penyelesaian yang tuntas, selain mengganggu stabilitas keamanan, akan Bandung.
menimbulkan tekanan psikologis bagi warga kota
Kondisi psikologis yang rentan sangat mudah disusupi
paham-paham yang mungkin saja bertentangan dengan norma-norma budaya bangsa. c.
Dari kasus ”Gank Motor” memperlihatkan bahwa masih
rendahnya pemahaman berbangsa dan bernegara dikalangan remaja, masih jauh dari harapan sebagai komponen cadangan pertahanan bangsa. 3. REKOMENDASI a.
Memberikan wadah kegiatan yang dapat menyalurkan dan
mengarahkan dilakukan
keinginannya untuk menjadi raja jalanan. Ini dapat
dengan
bekerjasama
antara
lembaga
kepemudaan,
organisasi olah raga bermotor dan pihak kepolisian. Sangat mungkin hal ini dapat menjaring bibit baru khususnya dalam olah raga bermotor. b.
Sosialisasi interaktif tentang peran pemuda dalam bela negara
dan pertahanan negara. Kegiatan ini dilakukan untuk menggugah rasa kebangsaannya dan mengajak untuk turut serta secara aktif dalam menjaga keamanan kota Bandung. c.
Mengadakan Forum Dialog dengan menghadirkan berbagai
pihak terkait seperti kepolisian, budayawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi (Sosiolog, Psikolog, Kriminolog) dan perwakilan dari kelompok ”Gank Motor” (sebagai wakil dari generasi muda). d.
Mengadakan
kelompok
kegiatan kemasyarakatan yang melibatkan
”Gank Motor” tersebut, misalnya bhakti sosial, untuk
membangkitkan kepedulian terhadap lingkungan. 4. KESIMPULAN Pendekatan secara persuasif remaja,
yang disesuaikan dengan karakter
diharapkan dapat memberikan kontribusi optimal dan efektif bagi
penyelesaian kasus ”Gank Motor” sehingga dapat meningkatkan kesadaran remaja dalam berbangsa dan bernegara.