Radio Sebagai Media Pendidikan
A. Pengertian Radio Pendidikan Radio adalah suatu perlengkapan elektronik yang termasuk media audio. Dan hanya dapat memberikan rangsangan audio (pendengaran). Dengan melalui alat ini orang dapat mendengar siaran tentang berbagai peristiwa, kejadian penting dan baru, masalahmasalah dalam kehidupan serta acara rekreasi yang menyenangkan. Dapat dimengerti kalau audio menjadi media pendidikan dalam berbagai asfeknya. Karena media ini memang memiliki potensi dan kekuatan yang amat berpengaruh dalam dunia kependidikan. Adapun amnfaat radio dalam pendidikan antara lain: 1. Radio memberikan berita yang up to date 2. Menarik minat 3. Beritanya otentik 4. Berdasarkan pada kenyataan 5. Mem punyai tinjauan yang luas 6. Mendorong kreativitas 7. Integrasi dan diskriminasi B. Beberapa Pengalaman Penyelenggaraan Pendidikan Non-Formal melalui radio.
Sebelum kita merumuskan apa yang dapat kita kerjakan melalui Radio dalam pendidikan non-formal di bawah ini akan dikemukakan Beberapa pengalaman singkat dalam usaha yang sama. a. Radio jawatan pendidikan masyarakat Pada tahun 1951 jawatan pendidikan masyarakat pada kementerian pendidikan dan pengajaran, menyelenggarakan suatu program siaran radio 1pelajar demobilisan, yang setelah selesainya perang kemerdekaan mengalami banyak masalah baik untuk kembali kebangku sekolah maupun untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat. Siaran dipancarkan dari pemancar jawatan sendiri di Jakarta dengan radius pemancaran efektif 10 km. isi siaran diambilkan dari bahan pelajaran SMA dan bahan-bahan yang actual dalam masyarakat. Pada mulanya siaran ini mendapat sambutan yang baik dengan melihat banyaknya surat-surat yang masuk namun hanya dapat bertahan 2 tahun. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi di antaranya adalah: 1) Kurang baiknya perencanaan karena hanya dibuat rencana jangka pendek dan tidak melibatkan semua pihak 2) Kurang berjalannya koordinasi yang ada dengan jawatan-jawatan lain 3) Kurangnya tenaga terlatih baik pada produksimaupun penggunaan 4) Kurangnya bahan penyerta siaran sehingga radio lebih banyak berdiri sendiri dan 5) Kurangnya dana untuk pembinaan b. Radio sutatenza di Colombia Usaha ini dimulai pada tahun 1947 dan dimulai secara terbatas oleh dan untuk keperluan suatu missi keagamaan. Program ditujukan kepada petani-petani di desa. Melalui radiophonic schools of sutatenza ini disiarkan pelajaran-pelajaran dalam: 1) Dasar-dasar kesehatan
2) Kemampuan baca tulis 3) Berhitung 4) Pertanian dan keagamaan Dalam pelajaran baca tulis, radio terutama berfungsi untuk menimbulkan motivasi untuk belajar baik sendiri maupun berkelompok, kecuali itu juga untuk memobilisasikan pendapat dan menarik sukarelawan untuk membantu pada tempat mendengarkan. Radio merupakan milik bersama dan pendengar diorganisasikan dalam kelompok serta dipimpin oleh pemimpin awam. Dalam tempat untuk mendengarkan bersama berikan pula papan tulis. Bersama dengan siaran kata diberikan pula bahan-bahan penyerta berupa gambargambar (poster, strips dan flip chart) serta kertas pegangan dan latihan. c. Philippine Christian college station DZCH Radio siaran ini adalah bagian dari NCCBN dan mulai kegiatannya selaku recording studio dan baru di udara pada tahun 1965. Pada tahun 1968 radio siaran ini memutuskan untuk menyiarkan siarannya pada remaja dan dewasa(17-35 tahun) yang ada di kota-kota terutama kepada mereka yang tidak lagi duduk dalam bangku sekolah. Sejak itu radio siaran ini mempunyai slogan "youth station " with Responsible beat". Pengaturan program siaran ialah sebagai berikut: 1) Kesejahteraan keluarga dan rumah 2) Siaran komersial 3) Kesenian dan kebudayaan 4) Keagamaan 5) Siaran berita 6) Kewarganegaraan (termasuk politik dan ekonomi)
7) Musik 8) Lain-lain C. Pelajaran Yang Dapat Kita Tarik Dari ketiga ilustrasi singkat itu kita dapat menarik beberapa kesimpulan yang penting diantaranya ialah: a. Pendidikan melalui radio harus merupakan bagian dari suatu kebulatan system penyajian. siaran radio pendidikan saja bukan merupakan satu system penyampaian . beberapa komponen penting dalam system penyampaian ini adalah: 1) Kurikulum (segala kegiatan yang diberikan kepada anak didik) 2) Acara dan metode siaran yang diatur 3) Tempat kegiatan belajar yang dilengkapi dan diawasi oleh seorang Pembina pendidikan. 4) Monitoring kegiatan dan kemajuan anak. D. Kegiatan Yang Dapat Dilakukan Terlepas dari masalah radio sebagai media auditif, pertanyaan"apa yang dapat disampaikan lewat radio" perlu dipertegas lagi dengan komponen apa yang akan diperadakan sebagai suatu total delivery system. Makin terbatas komponen dalam system, makin terbatas pula kemungkinan pendidikan yang dapat diberikan. Malahan sampai dengan batas-batas tertentu sesuatu siaran tidak lagi dapat disebut sebagai siaran pendidikan. Sebaliknya makin banyak komponen dalam system makin banyak pula kemungkinan yang terbuka. Pada saat ini (1974) Stanford University mengadakan persiapan untuk pengajaran matematik melalui radio (tahun yang akan dating) Indonesia akan dijajagi untuk eksperimen kedua bahkan New South Wales University (Australia): Division of extention
studiesmenyelenggarakan
pelajaran-pelajaran
kimia,
biologi,
fisika,
computer
programming, PERT, CPM dan sekitar dua puluh tiga pelajaran lain melalui radio ditambah tape dan korespondensi Menurut pendapat Yhusuf Hadi Miarso komponen minimal yang harus ada di samping siaran adalah: a. Bahan penyerta berupa: daftar acara mingguan, lembar evaluasi, lembar feedback. b. Pembinaan kelompok pendengar secara teratur, tidak perlu terus menerus c. Lembaran penerangan berisi tujuan, syarat-syarat dan lain-lain keterangan yang diperlukan. Suatu materi perlu disampaikan dalam beberapa kali dengan cara yang berbeda. Ini dianjurkan sekali daripada hanya disampaikan sekali, hingga baikyang berhalangan mendengarkan salah satu ataupun tetap mendengarkan semua dapat mengikuti dengan gairah (awas ini bukan berarti siaran ulang). Cara yang sering dapat dilakukan adalah sebagai berikut: a. Siaran pertama diulas secara ekspositoris yaitu dengan cara memberikan petunjuk langsung. Disini diberikan petunjuklangsung yang perlu dilakukan dan yang perlu dihindari. b. Siaran kedua (dengan materi sama) diberikan dengan cara simulasi atau permainan peranan. Disini diberikan contoh penggunaan langsung. c. Siaran ketiga (dengan materi tetap) diberikan sebagai latihan. Pendengar diminta memberikan tanggapan terhadap persoalan atau pertanyaan yang diajukan oleh penyiar. Dengan cara ini mereka yang tidak mendengarkan siaran pertama masih tetap dapat mengikuti sedang yang mendengarkan terus tidak bosan. Kalaupun diadakan siaran ulangan maka ketiga-tiganya harus disiar ulang.
Dari uraian di atas maka untuk dapat menentukan apa yang dapat dilakukan melalui radio dalam pendidikan non formal, kita perlu memutuskan: komponen apa yang diperlukan adanya, tujuan khusus yang akan dicapai, cara pembawaan isi bagaimana yang akan dilakukan. SUMBER: 1. Miarso Yhusuf Hadi. 1984. Tekhnologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. 2. Hamijoyo Santoso. 1973. Pengertian Falsafah Dan Azas Pendidikan Non-Formal Prasaran Seminar Pendidikan Di Luar Sekolah. Semarang: 3. Lyle Jack. 1969. The Radio School Of Honduras, Dalam New Media In Action Jilid 3. Unisco Paris: Penulis adalah mahasiswa STAIN Bengkulu