R I P (untuk temanku…ketika kau pergi seseorang menulis puisi ini…) tersentak …. jarum jam pukul lima berdetak sore ini ketika datang kabar dari malaikat aku tak menyangka malaikat terlalu sayang padamu hingga membawamu keluar dari jalan itu menuju tempatmu yang baru …. kau tahu … bahwa banyak mimpi yang kita bagi bersama secara hati-hati akan kita wujudkan esok hari bahkan kau cerita padaku, tentang kisahmu … yang hingga kini masih mengalir bersama waktu aku sepertinya tak rela hingga malaikat ingin kutanya kenapa secepat itu engkau pergi meninggalkan harapan padahal mimpimu belumlah menjadi kenyataan … hari yang lalu beberapa saat sebelum kau meninggalkanku kuingat salammu, ceritamu, canda tawamu, pikiranmu dan aku tak kan lupakan semua itu kau kisahkan padaku, semua perasaanmu kebijaksanaanmu, pengertianmu tentang hidup pengetahuanmu akan cinta…kuingat semua kini menjadi Satu berbaur melodi indah yang kau mainkan di surga sahabat malang hidupmu, malang nasibmu semalang kisahmu … tapi semua mimpimu kan jadi penyemangatku untukku lebih kuat … seperti dirimu dan hari ini hari dimana aku kehilangan sahabat sepertimu air mata tumpah bersama darah membasahi langit membasahi matahari membuat banjir duka hingga ke mana-mana
maafkan aku atas semua kesalahan yang mungkin pernah kita ributkan dan atas nama Tuhan kuikhlaskan dirimu menunggu di surga duduk di dekat singgasana Tuhan Yang Maha Esa dan tunggulah aku menemuimu mempersembahkan semua mimpimu yang kau titipkan padaku doaku untukmu … sahabat … selalu tenanglah di sana , menunggu hingga kubawakan semua harapanmu … magelang, 17 april 2006 the day of sadness saat seorang eko terbang menemui penciptanya