Qalam Perdana

  • Uploaded by: rifai
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Qalam Perdana as PDF for free.

More details

  • Words: 9,667
  • Pages: 16
President Figures in Indonesia Election

Harga 1 Le

BULETIN Buletin QALAM Edisi Perdana bulan Juli 2009

Media Iman, Ilmu dan Amal

SUSUNAN REDAKSI

RENOVASI QALAM

I

lmu Biologi mengakui mahluk hidup senantiasa bergerak dan berubah dalam setiap pertumbuhannya. Seperti pohon yang dulunya berbatang kecil dan lemah, berubah besar nan kokoh. Dulunya hanya memiliki 2 helai daun berubah berdaun lebat. Begitu juga dengan IKBAL kita. Setelah perpindahan tongkat estafeta kepengurusan dari pengurus lama Abdurahman kepada pengurus baru Muwafik Maulana, tidak sedikit perubahan dan inovasi dilakukan pengurus baru. Muwafik Maulana selaku ketua baru meminta agar loyalitas anggota IKBAL kepada organisasi almamater ditingkatkan. Banyak yang dikerjakan Muwafik. Dulu kajian dan penerbitan berjalan sendiri-sendiri, sekarang sudah disatukan. Tentu ini bukan perjudian. Tapi demi efesiensi dan keseriusan. Buletin QALAM yang sedang pembaca pegang sekarang ini merupakan tanggung jawab Departemen Kajian dan Penerbitan IKBAL. Anda bisa lihat, QALAM sudah berubah, cantik desainya dan berbobot isinya. Renovasi QALAM menjalar mulai dari tampilan hingga ke isi-isinya. Perubahan visi Buletin QALAM paling mendasar adalah, dulunya QALAM hanya khusus dinikmati oleh kalangan internal anggota IKBAL, sekarang sudah diekspos kepada khalayak Masisir. Renovasi Buletin QALAM ini untuk membuktikan bahwa jurnalistik kaderkader IKBAL tak boleh diremehkan. Kita berniat juga untuk bersaing

dengan media massa Masisir. Tentunya tetap di garis islami, bersaing dalam kebaikan. Penerbitan Buletin QALAM kali ini dibutuhkan kerja super keras. Kami rasakan melarat ngurus sebuah buletin. Bayangkan mulai dari pengumpulan naskah yang tersendatsendat, perubahan penampilan yang membutuhkan imajinasi yang cukup lama, semuanya menyita tenaga dan kesabaran. Redaksi mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak yang telah berpartisipasi menyukseskan penerbitan QALAM baru ini. Kali ini Buletin QALAM membahas isu politik. Memang sekarang permasalahan paling aktual adalah soal Pemilihan Presiden Indonesia 2009. Rubrik Analisa Sosial yang diisi oleh Ayok el-Halimy membicarakan betapa perpolitikan sangat erat dalam kehidupan Masisir akhir-akhir ini. Jika 3-4 bulan lalu kita sibuk membicarakan perkembangan partai di Indonesia, saat ini tema pilpres 2009 jadi informasi sangat berharga. Khusus Politik Timur Tengah yang diisi oleh wartawan senior QALAM Agus Romli, membahas gerakan politik Iran yang masih belum stabil setelah pilpres 12 Juni lalu. Selain dua rubrik di atas, tentunya kami sediakan beberapa tulisan yang tak kalah menariknya dan insyaAllah dapat kita ambil hikmahnya. Selamat menikmati. Pemred.

Penasehat New Qalam : Agus Romli Al-Banjuanji, Imam Wahyuddin Pimpinan Umum : Muwafik Maulana Pemimpin Redaksi : Rifa’i Redaktur Ahli : Kadarisman Salamin, Agus Romli Al-Banjuanji, Falahudin Qudsi, Imam Wahyuddin, Anni Annisa, Nurul Fajariah Abbasi Litbang : Hamid Afif, Dedi Effendi, Ayok El-Halimi Redaktur Pelaksana: Agus Burhan, Imam Syadili, Habiburrahman Ari, Fiqri Ali Syamlan, Imam Bukhari Muslim Lay-outer : Aa Rif Distributor : Abd. Wahid Dongkrak, Moh. Imron R. Dongkrak

Alamat : 10/1 Swesry A Gate III 10th District Nasr City Cairo Egypt Telp. 20-2739067 Email: [email protected] Website: http://qalamonline.net Milis: [email protected]

DAFTAR ISI 2 - IFTITAH ANALISA SOSIAL - 3 4 - WAWANCARA POLLING - 5 6 - NUSANTARA KITA KOPI DARAT - 7 8 - ANALISA POLITIK TIM-TENG

Pemasangan IKLAN

EGYPT FEATURE - 9 10 – 11 ISU KEISLAMAN

1/4 halaman = 25 Le 1/5 halaman = 50 Le 1 halaman = 100 Le CP : Muwafik Maulana 0111559731 Abdurahman (Gusdur) 0161520429

12 - SOSOK SAPi 13 - (SANGGAR PIRAMIDA) AL-WAFA’ - 14 15 - ZEAL BALKON IKBAL - 16

2

BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

Ujian telah usai. Tinggal menunggu hasilnya; ada yang deg -degan, ada yang optimis dan tak jarang yang hanya berharap banyak dari sebuah keajaiban. Melihat ruh dinamika Masisir saat ini yang didominasi oleh kaum akademisi, opsi terakhir sulit untuk kita dapatkan.

Setelah mendekap muqarrar –bagi sebagian orang, tidur berbantal muqarrar mampu menghadirkan sebuah keajaiban– sehari semalam penuh selama ujian berlangsung, kini saatnya Masisir bernostalgia, menikmati prosesi acara “nyantai” besar-besaran. Karena memang, tersedia waktu luang tak terbatas untuk itu. Bahkan, tidur 24 jam sehari pun tak ada yang melarang! Banyak hal yang bisa kita lakukan saat liburan musim panas tiba, sulit untuk dilakukan di musim lain. Rihlah, aktif di organisasi dan berselancar ria di dunia maya adalah tiga menu favorit Masisir. Dengan salah satunya, mereka mampu mereduksi penat yang aktif membayangi pikiran saat ujian. Di manapun kita berada, jarang kita dapatkan obrolan ringan yang keluar dari tiga tema besar di atas. Namun, ada yang beda dengan liburan tahun ini, sesuatu yang tak pernah penulis dapatkan di tiga musim panas sebelumnya: sebuah obrolan hangat tentang arus politik Bumi Pertiwi. Jika 3-4 bulan lalu kita sibuk membicarakan perkembangan partai di Indonesia, saat ini tema calon-calon presiden jadi informasi sangat berharga. Tak salah jika Plato (?) menggambarkan manusia sebagai makhluk politik. Tak berhenti di situ saja, bahkan manusia selalu berusaha untuk menikmati gerak politik manusia lain. Di rumah, di sekretariat, di Hadiqah dan bahkan di dunia maya pun, sulit untuk menghindari obrolan tentang politik. Selalu ada sentilan suara tentang politik.

lagi. “Nonton debat Capres.... Bener-bener nggak memuaskan, semua jawabannya standar-standar saja. Cuma JK yang agak ‘real’.” dan, contoh lain “debat Cawapres, and result is Wiranto is the best.” Pasti, dengan komentar puluhan yang menghiasi di bawah status dindingnya. Penulis masih belum sempat menemukan jargon MegaPro rakyat. Mungkin keterbatasan penulis saja. Atau barangkali, Masisir tak berminat mengangkatnya. Entah. Mereka yang angkat suara di internet, mungkin karena beberapa alasan. Sekedar menginformasikan presiden pilihannya, atau mungkin mendekte orang lain agar mau mengikuti langkahnya. Dan kemungkinan terakhir, tak ada kerjaan, sekedar memancing komentar teman chating. Kurang lebih begitu. Di dinding pengumuman sekretariat, kita pasti akan mendapatkan hal serupa. Tak luput dari gerakan politik mahasiswa. Sekian gambar capres beserta slogan mereka adalah hal termudah yang bisa ditangkap mata. Tentu, dengan selebaran profil singkat dan komentar-komentar mereka yang mempercayainya. Gejolak politik di Indonesia yang kian memuncak –tak ada ujungnya–, menjadi sebab utama maraknya sorotan ringan tentang politik di kalangan Masisir. Dan mungkin, akses informasi yang murahmeriah –dengan seperangkat komputer dan sambungan internet, kita akan mendapatkan segala informasi apapun yang kita inginkan. Maka tak heran bila beberapa orang berkumpul, suara “lebih cepat lebih baik”, “lanjutkan”, atau “pro rakyat” selalu kita temukan. Entah itu disengaja atau tidak, yang pasti, mereka mengucapkannya dengan kesadaran penuh. Itulah beberapa

kalimat yang sering terucap secara spontan yang memang semestinya diketahui oleh insan akademis. Dan merupakan kesalahan sejarah bila pertanyaan “kapan pemilu?” muncul dari komunitas kita. Sebuah fakta lain, bila akan keluar kamar, kita harus mempersiapkan jawaban “lagi males ngomongin politik” jika ingin menghindari sebuah obrolan panjang nan membosankan. Karena jika tidak, kita akan terbawa arus gejolak politik dan skenario cerita panjang Indonesia. Atau, ada sebuah opsi lain, pura-pura tidak mendengar –walaupun sebenarnya memang tidak mendengarkan. Terlepas dari skema obrolan di atas, cerita politik saat ini jauh lebih “ringan” dari pemilihan partai tempo hari. Mungkin karena terputus waktu ujian, atau barangkali karena minimnya opsi pilihan yang ada. Jika pemilu tiga bulan silam ada sekian puluh partai, sekarang hanya terdapat tiga calon presiden yang bisa kita pilih. Selain itu, mungkin karena tak ada istilah “akhi-akhi” dan “komunitas berjenggot” –dua bahasa ini yang paling sering melahirkan polemik. Sehingga, ketiga calon memiliki peluang yang sama untuh mencuri hati Masisir. Pemilihan pemimpin Bangsa semakin dekat. Sebagai duta bangsa yang baik, sudah seharusnya kita melihat dan memberi tanda pada hari H yang kita nantikan. Sudah saatnya kita menentukan pilihan. Menentukan nasib bangsa ke depan. Siapa pun yang kita pilih, itulah yang terbaik bagi bangsa. Semoga. *Pengamat aktivitas Masisir

Di dunia maya misalnya, jargon pasangan capres-cawapres tak lepas dari sentuhan. Di Yahoo Messenger, penulis mendapatkan beranekaragam bunyi status. “JK-WIN, lebih cepat lebih baik.”, “SBY: lanjutkan.”, “Pertanyaan; kenapa masa SBY lumayan sukses = karena didampingi JK... JK-WIN lebih cepat lebih baik,” begitu kira-kira beberapa aneka tulisan yang terpampang di sana. Di FB –yang saat ini tengah menempati rating teratas di Indonesia–, lebih ramai

Oleh Ayok el-Halimy* BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

3

Masisir Peduli Pilpres 2009 D

inamika Masisir pasca ujian termin dua mulai menghangat, utamanya dalam merespon isu-isu perpolitikan nusantara. Kini Masisir antusias membicarakan tentang siapa presiden yang bakal memimpin bangsa dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Agresifitas Masisir yang peduli memikirkan nasib bangsa serasa tidak bisa dibendung. Buktinya beberapa hari lalu debat antara dua tim sukses SBYBoediono & JK-Wiranto terselenggara di Shalah Kamil. Tentu sekedar debat kita tak akan puas, harus ada penjabaran dan penjelasan. Qalam kali ini menurunkan wawancara eksklusif bersama dua tim sukses SBYBoediono & JK-Wiranto. Apakah tugas utama keberadaan dari TimKamLu SBY-Boedieono? Wawancara dengan tim sukses SBYBoediono, Sdr. Nurti Arnof

Keberadaan kami untuk menjadi penyambung lidah visi dan misi Bapak SBY dan Apa latar belakang pembentukan Tim- Bodieono jika terplih sebagai presiden dan KamLu SBY-Boediono di Mesir? wakil presiden RI periode 2009-2014. Kami juga ingin meluruskan berita-berita Saya rasa, kita semua mengetahui sepak miring tentang SBY-Bodieono, hingga Materjang Bapak SBY selama menjadi presisisir dapat menilai figur SBY-Bodieono apa den. Stabilitas ekonomi tetap terjaga adanya. Syukur-syukur jika mereka melawalau dunia mengalami krisis. Angka kebuhkan pilihan mereka pada pasangan miskinan menurun, stabilitas politik pun di dengan no. urut 2 ini. tengah hingar-bingar pilpres tetap bisa terkendali. Semua itu, di antara rentetan Apa sumbangsih TimKamLu SBYpresatasi yang telah dicapai oleh pemerin- Boediono untuk Masisir? tah di bawah kepemimpinan Bapak SBY. Kami ingin Masisir ikut merasakan indahMaka, kami ingin Bapak SBY melanjutkan nya pesta demokrasi lima tahunan. Dari apa yang telah beliau capai selama menitu, kegiatan-kegiatan kami yang bersifat jadi Presiden RI. Atas dasar itu tim kemassif merupakan pembelajaran politik menangan SBY-Boediono di Mesir dibenbagi kita semua. Dengan keberadan tim tuk. sukses, walau jauh dari negeri tercinta kita tetap bisa ikut aktif meramaikan kanHarapan ini, sangat mungkin terealisasi jika Bapak JK terpilih sebagai presiden RI 2009-2014. Mengingat posisi sebagai orang no.1 di Indonesia mampu mengeluarkan kepres berkenaan dengan penuntasan masalah-masalah bangsa kita tercinta. Apakah tugas utama keberadaan dari TimKamLu JK-Wiranto?

Wawancara dengan tim sukses JKWiranto, Sdr. Mus`ab Muqaddas Apa latar belakang pembentukan TimKamLu JK-Wiranto di Mesir? Hasil kerja Bapak JK menjadi alasan terkuat kami mengapa tim ini terbentuk. Sebagai wakil presiden, Bapak JK tidak seperti kebanyakan wakil presiden lainnya. Beliau cekatan dan cepat dalam menangani permasalahan-permaslahan yang menyelmuti bangsa ini. Maka, kami pun berharap jika Bapak JK terpilih sebagai presiden, beliau lebih cepat lagi dalam menuntaskan masalah bangsa ini. 4

BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

Memperkenalkan kepada Masisir sosok capres dan cawapres yang diusung oleh Golkar dan Hanura ini. Dengan harapan Masisir menjatuhkan pilihannya pada JKWin. Tentunya tanpa mengekang terlebih memaksakan kehendak. Karena prinsip kami adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Terlebih kita adalah mahasiswa yang bisa menilai serta memilah dan memilih mana calon pempimpin terbaik yang bisa membawa bangsa kita kepada kejayaan.

cah perpolitikan Indonesia. Mengapa tidak muncul capres atau cawapres muda dari partai Demokrat dan koalisinya? Apakah ini indikasi krisis regenerasi? Tidak munculnya generasi muda pada pilpres 2009, hususnya di partai Demokrat dan kolaisinya dalam mengusung pasangan presiden dan wakil presiden tidak mengindikasikan krisis generasi. Karena regenerasi tidak harus memposisikan generasi muda sebagai capres atau cawapres. Mentri, gubernur dan jabatan lainnya merupakan posisi-posisi yang bisa diduduki oleh generasi muda kita. Jadi, regenarasi kepemimpinan tetap berjalan, namun untuk saat ini Bapak SBY dan Bodieono yang dipercaya oleh kader Demokrat dan koalisinya untuk maju sebagai capres dan cawapres pada pilpres 2009.[] menunjang akademik dan kelimuan Masisir di antara point-point RK adalah terbentuknya kajian Timur Tengah dengan nama JK Center. Tapi, walau suntikan dana JK Center berasal dari Bapak JK, kajian ini tetap menjung objektifitas dan sifat kritis. Terlebh jika Bapak JK terpilih sebagai presiden, hasil dari kajian ini akan ikut menentukan kebijakan-kebijakan Deplu untuk Timur Tengah. Mengapa tidak muncul capres atau cawapres muda dari partai Golkar? Apakah ini indikasi krisis regenerasi?

Tepatnya, bukan tidak ada regenerasi. Namun generasi muda dari partai Golkar saat ini masih lebih dibutuhkan di daerah di mana mereka berkiprah seperti Fadel Mohammad dll. Memimpin bangsa Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke tidak semudah mengurus daerah, diperlukan kematangan dan penApa sumbangsih TimKamLu JKgalaman yang cukup. Dan untuk saat ini, Wiranto untuk Masisir? Bapak JK merupakan di antara kader terKami telah menjaring aspirasi Masisir baik Golkar yang disepkati bersama untuk yang melahirkan Rekomendasi Kairo (RK). maju sebagai Capres.[] Salah satu point penting yang sangat

Hasil Polling:

JK-WIN lebih Unggul I

kut serta mensukseskan seluruh program pemerintah adalah harapan kita semua. Di penghujung pengabdian Bapak SBY-JK, pemerintah akan menyelenggarakan pemilu 2009. Pileg pun telah berlalu, kini pilpres di depan mata. Sebagai sarana memilih presiden dan wapres, pilpres merupakan momen penting yang ditunggu-tunggu. Kita ingin tahu tanggapan Masisir soal Pilpres ini. Akankah mereka menggunakan hak pilihnya pada 8 Juli ini. Lalu siapakah yang akan mereka pilih nanti. Mari kita simak.

Kru Qalam menyebarkan 100 angket. 50 disebar saat bedah novel “Mengapung Bersama Nil” dan sisanya disebar secara acak.

semangat berapi-api.” Kata Ali. *** Terakhir, ketika ditanya siapa pasangan yang intens memperhatikan regenerasi dalam kepemimpinan bangsa?

Dari hasil angket, partisipasi Masisir menggunakan hak pilihnya pada pilpres 8 Juli ini terbukti tinggi.

52% menyatakan bahwa pasangan JKWIN lah yang sangat memperhatikan regenerasi kepemimpinan bangsa ini.

Hasil angket menyatakan bahwa 86% responden menjawab Masisir akan menggunakan hak pilihnya pada saat pilpres 2009. Mereka beralasan menggunakan hak pilih merupakan kewajiban sebagai warga negara. Koresponden Nashiratunnisa asal Kalimantan mengatakan, menggunakan hak pilih pada pilpres adalah wujud rasa cinta pada bangsa Indonesia. Sementara 6% responden beropsi tidak akan menggunakan hak pilih dengan alasan kejenuhan dan kebosanan dikarenakan tidak adanya perubahan yang berarti usai pilpres nanti. Adapun 8% responden mengaku masih bingung apakah akan menggunakan hak pilihnya atau tidak. Mereka ngaku belum tau siapa yang akan dipilih. *** Lebih lanjut, ketika ditanya siapa pasangan capres-cawapres yang akan mereka pilih?

lebih cepat membangun bangsa Indonesia. 44 % koresponden lainya memilih duet SBY-Boediono. Bukti SBY sudah jelas. Selama memimpin, SBY berhasil menurunkan angka kemisikinan, meningkatkan stabilitas ekonomi dan mengagendakan pendidikan murah. Para koresponden ini yakin SBYBoedieono adalah pasangan terbaik. *** Menarik ditelusuri, ternyata seluruh pasangan capres dan cawapres pada pilpres 8 Juli 2009 ini sudah berkepala lima. Angket bertanya: mengapa kader muda tidak ada? Apakah ini indikasi bahwa bangsa kita kehilangan generasi baru sebagai pemimpin bangsa?

3% responden menjawab akan 37% responden mengaku tidak menjatuhakan pilihannya pada Mega-Pro. munculnya generasi muda pada pilpres Sebab era kepemimpinan Mega sembako saat ini adalah krisis regenerasi. bisa dijangkau dan tidak terlalu mahal. 67% lainnya tidak sependapat. Yang mengejutkan separuh koresponden Regenerasi kepemimpnan memiliki sebanyak 53% memilih pasangan JKtahapan. Saat ini generasi muda lebih WIN. dibutuhkan di daerah mereka masingmasing. Pasangan Nusatara ini dipercaya akan menang karena platformnya cekatan, Koresponden asal Banten Alimuddin “lebih cepat lebih baik.” ngotot mengatakan capres dan cawapres di pilpres 2009 ini masih muda meski Koresponden Akmal asal Sulawesi tak secara fisik mereka menua. ragu akan memilih pasangan JK-WIN. Menurutnya, dengan semboyan lebih “Badan boleh tua, yang penting cepat lebih baik, JK-WIN diyakini akan

Buktinya, Ahmad Fadel telah sukses membangun Gorontalo. Itu menjadi alasan terkuat para koresponden. Menurut mereka regenerasi di tubuh Golkar lebih baik. 44% koresponden memilih pasangan SBY -Boediono sebagai pasangan pemerhati regenerasi kepemimpinan. Lihat saja generasi muda partai Demokrat dan koalisinya kini sedang ramai berkiprah di pentas nasional dan regional. Adapaun 4% koresponden lainnya tetap memilih Mega-Pro sebagai pasangan capres dan cawapres yang memperhatikan regenerasi kepemimpinan bangsa. Namun sayang, mereka memilih tanpa alasan. *** Pilpres 2009 kali ini benar-benar harus menjadi perhatian kita. Tantangan bangsa Indonesia ke depan akan lebih terjal. Pemimpin dengan segudang kelebihan dan keikhlasan yang terpancar dalam kerja keras dan cepat serta tepat akan menjadi kunci kesuksesan bangsa kita tercinta Indonesia. Kita pulalah yang ikut menentukan nasib bangsa lima tahun ke depan. Mari gunakan hak pilih kita. _Pinum_

BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

5

Indonesia Menjelang Pilpres 2009 Oleh Hidayatullah Ahmad Jazri*

B

eberapa saat lagi bangsa Indonesia akan menyaksikan pemilihan presiden. Tulisan ini dirilis genap empat hari menjelang pemilihan presiden. Kendati demikian, mulai beberapa pekan lalu gaung pemilihan calon presiden sudah sangat santer, mulai dari debat capres, debat cawapres, dan kampanye berkeliling. Tak terlewatkan juga WNI yang ada di penjuru dunia, khususnya Mesir yang selalu sigap memonitori perkembangan politik tanah air melalui media massa, ikut gembira menanti siapa gerangan pemimpin yang bakal jadi.

kualitas pendidikan, pemerataan pendidikan, distribusi anggaran pendidikan secara proporsional. Sedangkan di antara janji-janji pasangan Jusuf Kalla-Wiranto dalam sektor pendidikan adalah mempercepat proses sertifikasi guru honorer, perlakuan yang sama antara madrasah dan sekolah umum, sertifikasi guru madrasah. Dan janji-janji kampanye dalam aspek lainnya. Sejauh ini, yang masih menjadi pertanyaan dibenak setiap warga Indonesia

“Berangkat dari pengalamanlah yang membuat sebagian Tercatat ada tiga kandidat yang akan naik bangsa Indonesia trauma akan bertarung memperebutan kursi kepresijanji-janji kosong” denan priode 2009-2014. Yang pertama pasangan Megawati Sukarno PutriPrabowo, pasangan kedua adalah SBYBoediono, dan yang terakhir adalah pasangan Jusuf Kalla-Wiranto. Masing-masing pasangan telah mendapatkan porsi untuk menyampaikan visi dan misinya dalam debat calon presiden. Ditambah lagi kampanye dengan segudang janji-janji pada semua aspek. Baik itu aspek ekonomi, pendidikan, penegakan hukum, hak asasi manusia dan lainnya. Janji-Janji Capres Sebagai contoh. Dalam janji-janji pemilu pada sektor ekonomi, pasangan Megawati -Prabowo memiliki target akan mencapai dua digit pada empat tahun mendatang. Pasangan SBY-Boediono menargetkan akan mencapai 7 persen pada akhir tahun 2014. Pasangan ketiga tidak mau kalah dengan menargetkan 8 persen pada tahun 2011. Sedangkan pada sektor pendidikan, di antara janji-janji pasangan MegawatiPrabowo adalah kredit mahasiswa untuk kuliah, asuransi kesehatan bagi mahasiswa, laptop murah bagi mahasiswa dan dosen. Begitu juga pasangan SBYBoediono di antara janji-janjinya pada sektor pendidikan adalah meningkatkan 6

BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

adalah apakah semua janji-janji yang telah diungkapkan oleh para calon presiden hanya sekedar janji-janji kosong, atau memang sebuah komitmen tulus untuk mewujudkan cita-cita bangsa? Berangkat dari pengalamanlah yang membuat sebagian bangsa Indonesia trauma akan janji-janji kosong sehingga ada beberapa warga negara yang tidak percaya lagi dengan kata pemimpin dan lebih memilih untuk golput alias tidak memihak kepada siapa-siapa. Pesta demokrasi tahun ini diharapkan bisa mengangkat sosok pemimpin yang bisa mewujudkan cita-cita bangsa. sekaligus bisa mengobati trauma bangsa Indonesia yang telah banyak dikecewakan janji-janji yang disematkan oleh para calon presiden saat kampanye. Studi kasus dilapangan membuktikan bahwa sebagian besar janji-janji itu hanyalah bualan omong kosong. Sehabis terpilih menjadi presiden semua terlupakan. Menyikapi hal ini sudah seharusnya sebagai warga negara Indonesia yang mencita -citakan kemajuan dan kemakmuran bersama untuk lebih ekstra hati-hati dalam memilih pemimpin. Yaitu pemimpin yang memiliki komitmen tulus guna membangun bangsa Indonesia.

Tiga Karakteristik Secara umum ada tiga karakteristik seorang pemimpin. Pertama akseptabilitas yang dalam hal ini berarti keterimaan. Jika seorang pimimpin tidak memiliki keterimaan atas jabatan yang akan ia sandang berarti dia tidak pantas untuk dipilih. Bagaimana seorang pemimpin akan bertanggung jawab atas kewajibannya jika sejak awal dia sudah tidak memiliki keterimaan atas apa yang akan ia pimpin? Jadi keterimaan adalah modal dasar seorang pemimpin. Kedua kemampuan, termasuk dalam hal ini pengetahuan dan wawasan tentang kepemimpinan. Pemimpin yang diharapkan adalah seorang pemimpin yang cerdas dan tangkas. Pemimpin yang memiliki wawasan yang luas. Pemimpin yang bisa membaca keaadaan rakyat. Namun ironisnya banyak di antara pemimpin hanya memiliki kemauan menjadi pemimpin tanpa memiliki kemampuan. Sehingga terpilihlah pemimpin yang akan mengecewakan rakyat, pemimpin yang tidak tetap dalam mengambil keputusan. Ketiga moralitas. Ini adalah aspek yang terpenting dalam kepemimpinan, yaitu yang berkenaan dengan akhlak. Karena pada esensinya tugas seorang pemimpin adalah memberi pengaruh. Mempengaruhi berarti menggiring, merubah kepada kebaikan. Dan hal itu tidak mungkin bisa terjadi kecuali seorang pemimpin memiliki moralitas yang tinggi. Setidaknya tiga aspek ini bisa menjadi pertimbangan bagi kita guna memilih siapa yang pantas menjadi pemimpin. Sehingga kita tidak lagi termakan oleh janji-janji palsu. dan yang terpenting Indonesia akan lebih maju dan akan segera meraih impian yang telah lama dicita-citakan oleh setiap individu bangsa.

*Analis Politik Pilpres 2009

Perang Mulut Iran, Amerika, dan Israel Oleh Falahuddin Qudsi*

B

elakangan ini 'pasar' media cetak dan elektronik kita tak luput dari suguhan krisis politik Iran pasca terpilihnya kembali Mahmod Ahmadinejad sebagai presiden dengan raihan 63% suara nasional dalam satu putaran. Meski sempat terhenti pemberitaannya karena kematian si raja pop Michael 'Jacko' Jackson beberapa waktu lalu cukup menyita perhatian publik internasional, peliputan Iran pun kembali menjadi fokus yang tak layak ditinggalkan pasar media. Iran memang unik, dari bentuk pemerintahannya saja nyaris tak ada duanya. Kalau negara-negara modern umumnya memakai konsep trias politika J.J Roasseu: eksekutif, legislatif, dan yudikatif, sebagai perangkat sistem demokrasi. Iran atau Persia modern pasca revolusi 1979, kembali membentuk diri menjadi negara yang kendali (utama) pemerintahannya dipegang oleh seorang wali faqih yang disebut pemimpin tertinggi; ia bukanlah raja, bukan pula seorang pewaris takhta. Wali faqih adalah wakil dari keturunan khalifah Ali yang ke12 yang menurut kisah ia raib dan akan kembali memimpin Syiah ketika waktunya tiba, mereka menyebutnya Al-Mahdi AlMuntadzar. Dari sini, maka Iran mengklaim diri sebagai negara Islam satu-satunya yang, konon, dibangun atas dasar transmisi teks dari Ahl-Bait (keluarga besar nabi Muhammad) kepada keturunan Khalifah Ali atau umum dikenal Syi'ah Itsna 'Asyariyah. Jadilah Iran sebagai wilayah faqih, yang mensyaratkan pemimpinnya harus menguasai hukum Islam, adil, dan mengenal Tuhannya (Al-'Arif Bi-lLah); menjadi pemimpin tertinggi dalam negara dan pemimpin spiritual sekaligus bagi rakyatnya. Kendati Ahmad Al-Katib, seorang pakar imamologi Syi'ah, dan mayoritas ulama Sunni mengkritik bentuk dasar pemerintahan Iran sebagai hal yang sinkretis dan seolah mengada-ada, pada kenyataannya negara Syiah ini tetap eksis bahkan kemajuannya di bidang militer

bikin 'kuping panas' Amerika. Tak hanya itu, infrastuktur dan program pembangunan pemerintah Iran relatif lebih maju untuk ukuran sebuah negara yang diembargo secara ekonomi dan militer oleh Amerika dan sebagian sekutunya. Salah satu faktor Iran bertahan dengan model pemerintahannya adalah karena negara ini makin bermetamorfosa menjadi negara yang matang dengan cara melakukan adopsi terhadap nilai-nilai luar yang sesuai dengan model negaranya yaitu wilayah faqih. Faktor determinan lain dan menjadi kekuatan negara ini adalah 'politik keluarga' yang dilakukan antar keluarga pemangku kebijakan pemerintahan Iran. Mustafa Labbad, sang pakar Iran, dalam tulisannya di Al-Ahram Weekly, (12-18/02), menyebut kunci pemerintahan Iran terletak pada 'political family' yang sejak lama dipraktekan di negara tersebut. Sebagai contoh, relasi kekeluargaan ini dapat ditemukan mulai dari generasi pertama dalam pemerintahan Iran pasca revolusi yaitu Imam Khumaini, Ayatollah Husein Ali Montazeri, dan Ayatollah Syariatmadari. Berikutnya, Ali Khamenei dan Syaikh Hashemi Rafsanjani merepresentasikan 'politik keluarga' generasi kedua. Terakhir, Mohammad Khatami dan Jubir Parlemen Iran, Ali Larijani, merupakan generasi ketiga 'politik keluarga' tersebut kemudian diteruskan oleh keluarga Khatami, Rafsanjani, dan Ahmadinejad yang berlangsung sampai sekarang. Kekuatan ini lantas melahirkan kebijakan pemerintahan Iran yang relatif 'garang' atas kebijakan Amerika dan sekutunya, terutama soal militer. Isu nuklir Iran adalah isu lama, dan sebenarnya sudah diselesaikan melalui

sidang Dewan Keamanan PBB tahun 2007, Indonesia termasuk anggota tidak tetap DK. PBB pada saat sidang itu berlangsung. Alhasil, tidak ditemukan indikasi bahwa nuklir Iran akan dipakai untuk senjata pembunuh massal yang amat membahayakan, tapi guna memenuhi kebutuhan energi di negaranya. Beberapa hari belakangan, isu ini makin kencang digelindingkan Amerika dan sekutunya, terutama Israel. Yang mutakhir, Israel bahkan siap melancarkan serangan kepada Iran dengan alasan ngototnya Iran mengembangkan senjata nuklir dan –yang kontemporer— meletusnya aksi protes dan demonstrasi para pendukung yang kalah dalam pemilihan presiden Iran, terutama dari pendukung Mir Husein Mosavi. M. Sa'id Idris menulis di harian Al-Ahram, (7/07), bahwa pada kenyataannya Israellah yang paling getol melakukan provokasi perang. Bahkan menurut sumber departemen keamanan Israel, Benyamin Netanyahu adalah yang paling berhak memutuskan sikap yang akan diambil guna menghadapi Iran daripada Obama, termasuk sikap 'perang sesungguhnya'. 'Perang mulut' antara Iran, Amerika, dan Israel sepertinya akan berlangsung lama hingga salah satu diantaranya mengambil sikap nyata yang lebih ekstrem dari sekedar perang kata-kata. Bahkan Amerika, melalui wakil presiden Joe Biden, mengemukakan dukungannya atas rencana Israel yang akan menyerang Iran bila langkah itu diperlukan. Kondisi semacam ini justru akan memperburuk situasi panas di titik konflik Timur Tengah antara Israel dan Palestina. Sebab bagaimana pun Iran adalah salah satu penyokong utama agar terbentuknya negara Palestina melalui Hamas dan Hizbullah di Syiria. Bila 'perang mulut' berubah menjadi perang senjata, tidak menutup kemungkinan Hamas dan Hizbullah pun akan ada di barisan Iran. *Penulis adalah Pimred Qalamonline.net --Hadaek Qoba, 7 Juli 2009 BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

7

Nejad dan Neda Oleh Agus Romli Al-Banjuanji*

Mengejutkan! Kemenangan Mahmoud Ahmadinejad disambut ribuan demonstran. Demo hasil pilpres Iran 12 Juni lalu bukan saja memporak-porandakan stabilitas perpolitikan Iran, tapi juga mengorbankan rakyat sipil. Kandidat yang kalah Mir Hussein Mousavi dan warga Iran dari partai Hijau yang mengaku percaya akan "perubahan" segera melakukan aksi protes di sepanjang jalan ibu kota menuntut agar diakan pemilu ulang dengan alasan terjadinya kecurangan. Hal ini ditengarahi karena presiden terpilih Nejad yang juga presiden incumbent menggunakan kekuasaannya untuk meraup suara lebih. Nejad sendiri dalam siaran press usai memenangi pemilihan presiden menyatakan bahwa isu adanya kecurangan dan upaya untuk mengadakan pemilu ulang adalah opini media Barat.

Masyarakat Iran sendiri tak semuanya mendukung sikap radikal dan ketegasan presiden mereka. Kaum cendekia dan tentu saja rival politiknya menilai bahwa apa yang dilakukan Nejad adalah tindakan brutal dengan menyatakan warga Iran telah dipermalukan di panggung internasional oleh presiden mereka. Akhirnya modal perekonomian Iran yang terkenal dengan lumbung minyak kian hari kian meredup di tengah krisis politik kekuasaan. Disinyalir Iran turut menyemarakkan sebagai salah satu negara termiskin dunia, meksi ada spekulasi bahwa kemiskinan Iran tanpa dibayangi oleh utang ke negara lain. Terpilih Kembali

Di tengah upaya menggulingkan kekuasan konservatif dari para rival politiknya termasuk melakuan statemen lewat opini publik yang menyatakan bahwa presiden Nejad telah bertindak salah dalam upaya menjalin kerMenurutnya media-media Barat berupaya – jasama dengan politik luar negeri sehingga barakibat merosotnya martabat membantu– rival beratnya, Mousavi yang Iran di mata dunia dan sekaligus menterkenal lebih terbuka dengan Barat menduduki sebagai salah satu negera mijadi nomer satu di Iran. skin dunia. Nejad adalah sosok konservatif anti Barat. Sejak memangku jabatan sebagai presiden Pada pemilu kali ini menurut situs www.presstv.ir setidaknya ada lebih dari tahun 2005 hubungan Iran dan Barat se1000 kandidat telah mendaftar diri secara makin memburuk bahkan terputus. Inilah online untuk menjadi calon presiden dalam kecaman yang selalu dilayangkan Mousavi Pemilu Iran bulan Juni lalu. Dan tentu saja semasa Nejad memangku jabatan presiseluruh kandidat yang beruntung adalah den. mereka yang setia dan loyal pada bentuk Dengan terputusnya hubungan dengan negara Republik Islam Iran. Namun dari Iran, lambat laun semakin termarjinalkan ribuan kandidat terbuat hanya Nejad dan bahkan negera-negara tetangga semisal Mir Hussein Mousavi yang memiliki peluang Mesir, Arab Saudi yang menganggap Iran memenangkan presiden. terlalu arogan. Di tengah derasnya black campaign atas Pemutusan hubungan bilateral dengan gaya kepemimpinan Nejad yang cenderung Barat dan negara sekutu menurut Nejad radikal dan tertutup justru semakin menadalah tindakan tepat. Perselisihan meningkatan kepercayaan masyarakat untuk yangkut senjata nuklir Iran yang kerap memlih kembali sosok Nejad sebagai presidituduhkan barat membuat Iran memprok- den. Mereka yang memilih Nejad dari lamirkan diri sebagai negara anti Barat, golongan masyarakat grass root. bahkan menurutnya merekalah (Barat) Terbukti pada pemilihan presiden yang yang membuat fitnah dan mengarangdilangsungkan 12 Juni 2009, Nejad meraup ngarang lewat berbagai statemen agar suara signifikan sekitar 62.6 persen. Nejad supaya Iran menjadi negara yang dibenci tetap menang meski kemenangannya diioleh dunia. kuti aksi demonstrasi besar-besaran yang Puncak kegusaran Nejad dengan Barat dan dikerahkan oleh calon kandidat kalah sekutunya terjadi saat dirinya menjadi Mousavi karena menganggap proses menjadi topik hangat media ketika menud- pemilihan presiden penuh dengan rekaing Israel sebagai “negara rasis” dalam yasa. pidatonya di Konferensi Anti Rasisme PBB Neda: Simbol Protes Rakyat Iran di Jenewa, Swiss. Para utusan negara Uni Eropa memprotes pernyataan Nejad terse- Gerakan rakyat Iran kini memiliki simbol but dengan melakukan aksi walk out. dan paras bernama Neda. Adalah Neda 8

BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

seorang perempuan Iran yang ditembak mati oleh milisi Basij dalam sebuah protes yang dihadiri ribuan orang selepas hasil pemilu yang mengumumkan kemenangan Nejad. Pembunuhannya terekam dalam video salah satu demonstran yang kebetulan berada dekat dengan tempat kejadian perkara dan kemudian mengunduhnya ke internet. Dia meninggal dengan kedua mata terbuka lebar, detik-detik terakhir hidupnya mengubah media warga (citizen journalism) menjadi media arus utama (mainstream media) yang menyentuh jutaan orang di berbargai tempat. *** Dengan terpilihnya kembali Mahmoud Ahmadinejad sebagai presiden sebenarnya sudah ditebak bahwa raykat Iran masih mencintai dan mempercayai gaya kepemimpinan sosok konservatif Nejad di tengah derasnya kritik argumentasi yang dilayangkan oleh media Barat maupun lawan politiknya. Tentu saja keberhasilan Nejad juga harus dibarengi dengan pahlawan "baru" yang gugur di medan tempur si Neda. *Wartawan senior Qalam

Muhammad, Lysa dan Kita

M

uhammad adalah seorang petugas PLN di Ismailiyah, saya dan tiga orang rekan mengunjunginya tak sengaja ketika bus kami mengalami kendala mesin. Dengan keramahan khas warga Mesir pedalaman, kami berbincang di ruang tengah rumahnya yang rapi. Keramahan dan tutur bahasanya membuat nyaman dan dialog menjadi hangat. Setelah basabasi saling memperkenalkan diri, kamipun larut dengan percakapan panjang.

bermain domino.

pernah tinggal di sana bersama keluarganya ketika ayahnya bertugas di Malam adalah surga musim panas. Tak Jeddah. Menurutnya ada perbedaan heran bila orang menyebut Mesir sebagai mendasar antara kedua rumpun wisatawan kota malam. Seolah semua aktifitas ini. Awalnya, ia berpikir bahwa warga teluk dimulai ketika matahari tenggelam. yang mempunyai keterikatan bahasa dan Mereka benar-benar menikmati malam dan budaya tentu mempunyai perhatian yang menghabiskannya untuk bermain, lalu besar terhadap sejarah dan peradaban beristirahat setelah Subuh. “Mesir lebih Mesir yang kaya. Tapi, semua itu buyar indah di malam hari” tutur Muhammad. ketika dia terjun di lapangan dan Siang hari, kita hanya menikmati ‘gugusan mendapati fakta bahwa para wisatawan itu kubus’ kecoklatan dengan suguhan panas hanya ingin menikmati ‘udara bebas’ di Keramahan keluarga Muhammad tak menyengat, tambahnya lagi. Mesir. hanya kami rasakan dalam tutur kata. ** Kami juga menikmati suguhan segelas teh Warga Teluk hanya ingin menikmati MUSIM PANAS tak hanya milik warga hangat mazbut ala Mesir dan sepiring liburan yang benar-benar ‘bebas’ di Mesir. Mesir. Sejarah dan peradaban Mesir Tirmisah (biji-bijian berwarna kuning Mereka mengunjungi Alexandria, Hurgada, biasanya ditaburi garam dan banyak dijual menjadi daya tarik tersendiri mengundang Syarm, Porto Marina ataupun kapal-kapal wisatawan. Data dari kementrian pawisata apung di tepi Nil untuk menikmati tarian di pinggir jalan). Bagi saya, tak ada yang menunjukkan bahwa tahun 2005-2006 dapat membuat teh dengan takaran pas khas timur (belly dance) atau sekedar lebih 7 juta wisatawan berkunjung ke seperti warga Mesir. Teh bikinan mereka ‘kongkow’ di Syari’ Haram selepas tengah Negeri Seribu julukan ini. Lebih Separuh kental tapi tak pahit. Mazbut dan sukkar malam. dari jumlah tersebut berasal dari negri ziyadah adalah dua kata yang selalu Lalu, bagaimana dengan Pyramida, Mumy, teluk semisal Arab Saudi dan Kuwait, mereka sebut ketika membuat teh. Bila Kuil-kuil di Luxor, Aswan atau Abu Simbel? sementara menyusul dibelakangnya Eropa ingin manisnya pas kita bilang mazbut, Lysa hanya menulis “Mereka menghindari dan Amerika. artinya porsi gula dan teh seimbang. Bila Pyramida dan khayalan-khayalan suka manis, bilang saja sukkar ziyadah. Lysa Wein adalah antropolog peradaban Mesir kuno”. berkebangsaan Amerika di Universitas Setelah tahu kami baru saja berlibur di Wisatawan barat, seperti juga dirinya Macquarie, Sydney. Ketika berlibur di Ra’sul Bar, Muhammad bilang bahwa ia sangat antusias dengan sejarah dan Mesir, Lysa tertarik untuk melakukan dan keluarganya baru saja berlibur ke peradaban Mesir yang sangat penelitian tentang wisatawan di Mesir. Gamasah. Menurutnya, tempat berlibur menakjubkan. Tak heran bila tujuan Awalnya ia hanya ingin menikmati liburan musim panas (masyaf) warga Mansurah kunjungan mereka adalah situs-situs karena tersihir dengan cerita Pyramida dan adalah Gamasah dan Ra’sul Bar. Meski bersejarah. Mereka tak peduli, situs itu Mumy. Tapi, setelah di Mesir ia ingin dirinya kini bertugas di Ismailiyah, tapi berada di tempat kumuh bertumpuk menyelami lebih dalam tentang orientasi ketika liburan dia tetap pulang ke sampah dan berjejal dengan padatnya para wisatawan. Mansurah dan berlibur ke Gamasah. penduduk Kairo. Yang mereka tahu, bahwa “Pantai Ra’sul Bar dan Gamasah hanya Lysa membatasi lingkup penelitiannya Mesir adalah Ibu Peradaban Dunia, tulis pantai biasa, tapi berlibur bagi kami adalah hanya kepada dua rumpun wisatawan. Lysa lagi. bercengkrama dengan keluarga setelah Pertama; Teluk. Kedua; Barat (Eropa dan *** lelah bekerja” tuturnya. Amerika). Lysa cukup mempunyai akses wisatawan Teluk, terutama Arab Saudi. Dia BARU SAJA kami pulang dari Ra’sul Bar Musim panas di Mesir adalah waktu untuk dan ‘mampir’ ke rumah Muhammad di rehat. Musim panas adalah bergulirnya Ismailiyah. Foto-foto di Ra’sul Bar sudah waktu siang yang panjang dan malam bertebaran di situs jejaring sosial. Kini, di yang pendek. Suhu pada siang hari depan saya bertebaran selebaran ajakan berkisar antara 35-42 membuat mereka berlibur ke Syarm, Dahab, Hurgada, dan El mencari tempat rehat yang nyaman. -Gouna. Saya berpikir sejenak, sudahkan Pantai dan taman adalah dua tempat kita mengunjungi Syari’ Mui’iz, Gang alfavorit. Di musim panas, mereka selalu Goury atau berjalan mengitari Kota bangun menjelang Dzuhur. Kemudian Fatimiah? Atau nama-nama ini asing bagi bergerak menuju kafe yang terletak di kita? losmen atau taman. Di sana, mereka menikmati sarapan pagi berupa fuul Bila Muhammad ingin berlibur untuk hangat dicampur minyak atau biasa bercengkrama dengan keluarga, lalu disebut fuul gahiz, isy dan tha’miyah. Syai Warga Teluk ingin menikmati ‘kebebasan’, mazbut selalu menjadi favorit dengan Lysa dan bangsanya kagum dengan syisa (rokok arab) yang berdiri tegak di peradaban dan sejarah Mesir, bagaimana sisi kursi. Begitulah, mereka sarapan dengan kita? ketika matahari berada di ubun-ubun. Di Oleh Kadarisman Salamin kafe mereka tak melakukan aktifitas Pengampu Wisata di Cairo Holiday Travel berarti. Mereka hanya nongkrong dan BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

9

Hala dan Pluralisme Agama Oleh Imam Wahyuddin*

S

ummer lalu pacar saya Hala bertanya, sayang apa itu pluralisme agama? Bagaimana cara menjelaskan ide pluralisme agama secara proporsional? Apakah pluralisme agama menodahi akidah? Seolah lelah bertanya, bibir Hala basah.

Yunani sudah menteorikan, maha tunggal tidak akan mengeluarkan kecuali yang tunggal pula. Juga salah jika orang mengaitkan pluralisme sebagai kebenaran tunggal dengan pengertian dibagi-bagi, seperti masingmasing agama mendapat bagian. Islam mendapat secuil, Kristen secuil, Yahudi secuil, Majusi secuil, Budha secuil, Hindu secuil dan seterusnya. Sehingga ketika semua bersatu di bawah pluralisme agama, kebenaran itu mewujud.

Adalah Hala Kristiana wanita berkulit putih dan bermuka manis. Dia gadis Katolik yang selalu anggun berpakaian. Hala juga seorang jurnalis, kesukaannya menulis feature perjalanan. Hala berdiri di depan saya. Saya pegang tanganya, ia langsung tergoda. Saya pandangi matanya, ia malah mendekat. Dan ketika saya merayunya, Hala membalas dengan pelukan. “Aku ingin kau menjelaskan itu (pluralisme agama), pangeranku,” pintanya sambil memanja. Dipeluk Hala yang tak berjilbab, mata saya tertuju pada leher putihnya yang halus. Semerbak bau wangi leher Hala membuat bola mata saya berputar-putar. Ingin rasanya mencicipinya. Begitu menggoda. Saya terpesona. Saya terpanah. Oh, matilah saya. Malam itu, di bawah temaram sebuah bolam, sambil memeluknya, dan mencium pipinya yang merona merah, mulailah saya bicara menjelaskan isu-isu dan jenis-jenis pluralisme agama tanpa titik koma. Ide pluralisme agama pertama diadopsi dari Gereja di Barat. Sesuai arti literalnya, plural menunjuk pada sesuatu yang beragam atau berbilangan. Di gereja, istilah pluralisme dipakai untuk menunjuk bahwa dalam gereja terdapat bermacam-macam posisi atau tingkatan. Dalam perkembangannya, istilah pluralisme kemudian merambat ke ranah budaya, pemikiran, bahkan sampai ke agama. Sebagai sebuah istilah, pluralisme agama diartikan perlunya menerima pihak lain yang berbeda keyakinan dengan kita. Almarhum Cak Nur menyebut dalil afirmatif pluralisme agama di Al-Qur’an terdapat di surah Al-Kafirun. Ayat lakum dinukum wa li-a din, bagimu agamamu dan bagiku agamaku, adalah bentuk pengkauan Islam terhadap agama lain. Menurut Cak Nur, ayat itu lebih dari sekedar mengakui. Lebih luas lagi redaksi surat 10

BULLETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

“Abdoel Karem Shoroush melihat pluralisme agama merupakan titah dari kehendak Allah sejak dulu” Al-Kafirun itu telah menjamin eksistesi dan keberadaan pihak lain. Pandangan tersebut diperkuat lagi karena dalih keragaman bagian dari sunnatullah yang tidak bisa berubah. Pluralisme agama di Barat bangkit karena humanisme sudah tak dihargai. Perang agama adalah biang keladinya. Tragedi perang antar agama seperti Perang Salib menoreh luka dan mencederai hubungan umat Kristen dan Islam. Hingga sekarang serasa bekas lukanya masih mendalam.

Pluralisme agama lebih tepat diartikan sebagai kenyataan sosial. Seperti dalam sejarahnya di Barat, gagasan pluralisme digunakan untuk meminimalisir ketegangan karena perang atas dorongan agama. Hal paling mendasar dari pluralisme agama adalah untuk mencapai kedamaian dan kemaslahatan hidup bersama. Ibaratnya, semua agama berasal dari Allah namun dalam penyampaiannya mewujud dalam beragam rupa, seperti tercermin pada perbedaan syariat . Intinya perbedaan hanya di dhahir, tapi substansinya tetap sama. Abdoel Karem Shoroush melihat pluralisme agama merupakan titah dari kehendak Allah sejak dulu. Dari awal Allah sudah mendesain prinsip dasar pluralisme (Shoroush, 2002:34).

Bentrok sesama Kristen antara Katolik dan Protestan di Irlandia juga telah meretakan kerukunan internal umat Kristiani.

Buktinya Allah menurunkan nabi berbedabeda. Beda nabi beda pula syariatnya. Beda umat beda pula ajarannya.

Amatlah susah mendakwah agama sumber kedamaian jika di lapangan diekspresikan membunuh. Perang Salib dan konflik di Irlandia merupakan contoh betapa keji darah manusia ditumpahkan.

Itulah ajaran dasar pluralisme. Perbedaan itu sudah ada sejak zaman dahulu. Namun tetap saja akidah mereka sama. Semua nabi mengajarkan keesahan Allah.

Muncul ide pluralisme agama digagas agar melerai perang bersimbol agama. Bukan tidak mustahil perang dan konflik membuat orang kepayahan. Model perang agama perlu diakhiri, sebagai ganti dibutuhkan paradigma beragama yang lebih mementingkan hidup rukun baik antar maupun intra agama. Salah jika orang memahami pluralisme agama manifestasi banyaknya kebenaran. Sebab ini mustahil jika dikaitkan kepada sumber kebenaran agama yang berasal dari Tuhan yang maha tunggal. Filsafat

Pluralisme agama layaknya rumah-rumah. Apa arti rumah jika tidak menentramkan penghuninya. Jangan serakah dan jangan sok perkasa. Pilih satu rumah dan buatlah nyaman menempatinya. 15 menit sudah saya bicara, saya lihat Hala sudah terlelap. Pelukannya merenggang, tapi kepalanya tetap menyandar di pundak saya. Pikiran harus diistirahatkan. Tiba waktunya merebahkan badan. Saya kecup kening Hala. Selamat malam pembaca Qalam. *Peneliti keislaman

Politisasi Agama Oleh Muhammad Suud Ibnu Aqil*

“Kehadiran politik dalam lubuk hati agama telah membawa agama menghablur ke dalam kepentingan politik”

memperselingkuhi kalam dan kekuasaan.

Muktazilah dijadikan sebagai ideologi penguasa istana bukanlah semata-mata karena sebuah pilihan kebenaran, tetapi epeninggal nabi, di antara lebih karena tendensi politis. Penguasa problematika krusial dihadapi umat kemudian melakukan upaya-upaya Islam adalah problematika kepemimpinan. dengan justivikasi teks atau wasiat nabi. penyeragaman. Keyakinan-keyakinan Terjadi perdebatan antara sahabat Syiah hanya akan tunduk pada imam yang yang tidak seragam diintimidasi, tentang siapa yang berhak menggantikan maksum. Mereka menolak ijma' seperti dimarjinalkan, dan dituduh sesat. posisi nabi sebagai pemimpin, karena berlangsung di Sunni. Saat Mutawakkil Ala Allah menjadi bagaimanapun juga nabi tidak menunjuk Tak jarang melakukan penafisranpenguasa menggantikan Al-Wasiq, siapa yang akan menggantikan beliau. penafsiran esoteris terhadap teks-teks AlMuktazilah harus menerima perlakuan Ketika otoritas tektualis tidak ada, Qur'an diselaraskan dengan kecendrungan yang bertolak belakang sebelumnya. seorang sahabat mencoba menyuguhkan politik mereka. Seperti mengklaim Ali dan Penguasa memilih simpati pada otoritas non-teks untuk meloloskan Abu ahlul bait lebih berhak mengganti Hanabilah. Bakar. Otoritas di sini qiyas dan ijmak. kepemimpinan nabi daripada Abu Bakar Muktazilah dihujat akibat ketidakstabilan Mengapa Abu Bakar? Jelas karena Abu dan seterusnya. negara. Muktazilah dijadikan lahan empuk Bakar perna diminta oleh nabi Ketika dinasti Umawiyah menjadi pemuas kepentingan penguasa. Karena menggantikannya sebagai imam shalat penguasa, Syiah sebagai minoritas selalu dengan menyerang Muktazilah, penguasa subuh menjelang detik-detik beliau wafat. ditekan bersama Khawarij. Untuk mudah memperoleh simpati dan dukungan Logikanya, apabila dalam urusan ubudiyah mempertahankan status quo, pemahaman kaum mayoritas yang tak sejalan dengan nabi mempercayai Abu Bakar sebagai keagamaan acapkali dijadikan pengesah. Muktazilah, apalagi ketika Abu Hasan Alpengganti, apalagi dalam urusan Hampir semua penguasa dinasti Asyari muncul dengan nalar kalam kepemimpinan umat, begitulah nalar qiyas Umawiyah memanfaatkan kalam fatalistik barunya. yang lagi dimainkan yang kemudian kaum Jabariyah, kecuali Umar bin Abdul Asyariah yang mengklaim sebagai nalar ditopang oleh otoritas konsensus sahabat Aziz. kalam lebih autentik dari Muktazilah – untuk mengangkatnya sebagai khalifah. Kalam Jabariyah yang beranggapan bahwa karena perpaduan antara teks dan rasio– Upaya penafsiran terhadap isyarat-isyarat segala tindak-laku manusia baik atau tak mampu menghegemoni secara kepemimpinan Abu Bakar merupakan buruk sudah tertulis di lauhul mahfudz alamiah juga. Asyariah juga merasa butuh petanda bahwa Islam tak menyediakan sehingga manusia tidak bisa lari darinya, dukungan penguasa dalam menjatuhkan struktur pemerintahan secara baku. dijadikan benteng anti kritik terhadap citra Muktazilah. Bagaimana bentuk pemerintahan dan tindak-laku politis mereka. Umat hanya Menurut Asyariah pemimpin negara harus siapa yang berhak untuk memimpin umat menjadi pasrah dan tunduk tak punya ditaati dan titahnya wajib dituruti, itupun pasca nabi diserahkan sepenuhnya kepada daya dengan keputusan dan kejadian karena penguasa saat itu bermazhab kaum muslimin untuk berijtihad. yang menimpa mereka. kalam Asyariah. Menurut Asyariah, ketika Belakangan, pasca meletusnya perang Melihat peristiwa perselingkuhan Jabariyah sang penguasa memerintahkan umat Shiffin antara kubu Ali dan Muawiyah. dengan kekuasaan tersebut telah untuk menghindari kelompok sesat, maka Diskursus-diskursus berkenaan dengan merangsang reaksi kaum rasionalis mau tak mau harus dipenuhi, padahal politik Islam bermunculan. Dari konflik semisal Muktazilah. Kontan Muktazilah kelompok sesat yang dimaksud di sini tersebut lahirlah aliran-aliran kalam. gerah melihat kalam dipolitisi dan adalah Muktazilah. kepentingan kekuasaan pribadi dan Masing-masing aliran kalam berusaha Benar kata Ali Mabruk, sudah saatnya golongan dikemas pola keberagamaan membenarkan dan mengokohkan umat Islam melepaskan agama dari sektarian. kecenderungan politiknya. Khawarij yang genggaman politik. Sudah saatnya agama tidak sependapat dengan keputusan Ali Dengan ajaran kelimanya, al-amar bi aldan politik kembali kepada ranahnya karena memilih arbitasi sebagai jalan makruf wa al-nah an al-munkar, masing-masing. Kehadiran politik dalam damai, mengambil jalur politik radikal Muktazilah mengajak manusia untuk lubuk hati agama telah membawa agama dengan menganggap bahwa upaya damai melawan dan memerangi segala bentuk menghablur ke dalam kepentingan politik. kedua kubu di atas tidak berlandaskan tindakan sewenang-wenangan, perlakuan Abid Al-Jabiri mengamini bahwa tak dengan hukum Tuhan. yang bertentangan dengan keadilan, jarang mazhab-mazhab dalam Islam kebebasan, dan kemanusiaan, meskipun Ketika konflik politik Sunni-Syiah muncul dengan keberagaman tipologinya, itu berasal dari penguasa. memanas, kedua belah pihak berupaya diselaraskan dengan sekat-sekat ideologi mencari pembenaran dari penafsiran Muktazilah pun tak mampu lepas dari laku politik. keagamaan. Masing-masing mencari politisasi. Demi mempertahankan pembenaran dari teks. Bagi Syiah, eksistensinya, Muktazilah terjebak dengan *Intelektual IKBAL garda depan dan Peneliti di SAS Centre kepempinan umat Islam hanya sah ajakan Al-Makmun untuk

S

BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

11

Hamid Afif; Macan organisasi yang akademisi Oleh Dedi Efendy*

D

alam salahsatu edisinya, buletin TëROBOSAN memuat sebuah opini tentang pemetaan "wajah" Masisir di tengah asumsi yang mengatakan Masisir tak lagi berbobot, tak lagi produktif, tak lagi berkutat dalam dunia akademis. Dalam opini tersebut, penulis memetakan Masisir menjadi empat kelompok. Pertama; Masisir akademisi. Kedua; Masisir organisator. Ketiga; Masisir akademisi organisator. Keempat; Masisir Bingung, bukan organisator bukan pula akademisi. Kelompok pertama, menunjuk Masisir yang banyak berkecimpung dalam dunia diktat atau biasa disebut muqoraris. Sedangkan Masisir yang seluruh jiwa dan raganya hanya untuk organisasi—bahkan terkadang lupa dan terpaksa meninggalkan kuliahnya—menempati kelompok kedua, kelompok ketiga ialah Masisir yang cerdik mengatur waktu dan pikirannya untuk dua hal tersebut (kuliah dan organisasi).

Kelompok terakhir adalah kelompok yang paling tragis, seperti telah "didongengkan" oleh Kardono dalam dua laporannya di Jawa Pos Februari lalu. Laporan tersebut memotret sisi negatif dan kumuhnya Masisir. Kardono membidik tentang minimnya Masisir yang tak lulus tepat waktu, serta profesi ganda Masisir, menurutnya selain menyandang titel mahasiswa mereka juga berlabel "TKI”. Terlepas dari itu, seharunya kita sadar bahwa tak sedikit yang mencemooh Masisir pada tahun-tahun belakangan ini. Biarlah laporan Kardono kita sambut sebagai ajang introspeksi diri, di tengah iklim Masisir yang kian tak menentu. Sosok Organisator Hamid Afif Sholeh, pria hitam manis dengan gaya kalem ini dapat dikategorikan sebagai sosok akademis organisator. Bejibunnya kesibukan organisasi tak pernah menyurutkan langkahnya untuk tetap aktif dan belajar di bangku Al-Azhar. Pria kelahiran Banyuwangi 6 April 1985 ini, menamatkan Sekolah Menengah Atasnya di Tarbiyatul Mu’aIlimien alIslamiyah (TMI) Al-Amien Prenduan pada tahun 2004. Empat tahun mengeyam

12

BULLETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

pendidikan di Madura, Hamid banyak menorehkan prestasi gemilang di setiap posisi yang dipegangnya.

"Hidup bukan usia, tapi karya"

Di antara posisi penting yang dipegangnya adalah Ketua Kelompok Retorika REDISSPECH tahun 2002, Founding Father kajian ilmiah LILIN (Lalu Lintas Islam Nasionalis) tahun 2003, Ketua Kajian Ilmiah santri Kajian Wara’al Qitor (KWQ), Ketua Redaksi Buletin Shobahul Khair tahun 2002-2003, Pimpinan Redaksi Majalah QA (Al-Qowiyul Amien) tahun 2003, dan Sekretaris Umum ISMI (2002). Ia juga pernah menjabat sebagai pengurus harian OSIS SLTP TRI BHAKTI Tegaldlimo, tahun 1998/1999, Dewan Kerja Galang Tegaldlimo tahun 1998/1999. Dalam hal ini, slogan Dr. Ali Syari'ati sesuai dengan prinsip hidupnya. Syari’ati mengatakan "Orang yang tercerahkan tidak harus intelektual, tetapi orang yang memiliki kesadaran sosial terhadap masyarakatnya". Mengembara di Negeri Kinanah 28 Oktober 2005, pria yang akrab disapa Hamid ini menginjakkan kakinya di Bumi Seribu Menara. Titik awal pengembaraan intelektualnya dimulai di Universitas AlAzhar Fakultas Ushuluddin. Di tahun ketiga, dia mengambil spesialisasi Tafsir. Prestasi akademisnya selalu baik, minimal Jayyid tertera di setiap kelulusannya.

organisasi. Tahun 2006-2007 ia menjabat sebagai kordinator Teater Sabda Angin PCI-NU Mesir, Kordinator Departemen Informasi Al-Mustawa Mesir 2006. Di GAMA JATIM ia tercatat sebagai Kordinator Kajian ESC (Erlangga Study Club) Mesir tahun 2007, Kordinator SDM & Kaderisasi Gamajatim Mesir tahun 2008. Hingga pada pertengahan 2008, IKBAL harus rela melepas kader terbaiknya untuk mengabdi sebagai ketua GAMA JATIM periode 2008-2009. Hidup adalah Karya "Hidup bukan usia, tapi karya" ucap M.Faizi el-Kaelan dalam 18+ nya, mungkin filosofi ini juga cocok bagi Hamid, ia tak ingin usia hanya menghitung angka di bangku kuliah, dengan mengesampingkan hidup sosialnya tanpa sebuah karya nyata. Tahun 2008 bukunya yang berjudul “BLACK WHITE; Catatan Sejarah Perjalan Agama” berhasil diterbitkan oleh Gama Press. Sekarang, penulis buku “HOW TO SAY IT? An Easy And Dinamic Practical English Conversation” (Diterbitkan Al-Amien Printing 2005) tengah menyiapkan penerbitan sebuah antologi cerpen yang direncanakan terbit akhir tahun.

Di Mesir ia tak mau jadi ayam mati di lumbung padi. Ia pun bertekad untuk terus berkiprap di semua bidang di Kairo. Kegemarannya dalam dunia jurnalistik dan Pria tambun yang sempat berambut tulis-menulis membuat tulisannya sering gondrong bak sastrawan ini sedang duduk nongol di rubrik kolom dan opini media di tingkat akhir Fakultas Ushuluddin Kairo. Jurusan Tafsir. Di penghujung pengembaraannya, ia terus aktif dan Setahun kemudian, ia mengabdi di produktif dalam memperkaya wawasannya almamaternya (IKBAL Kairo) sebagai di setiap aspek keilmuan baik di bidang Pimpinan Redaksi Buletin Qalam. Ia agama, sastra, sosial, dan politik. adalah satu-satunya Pimpinan yang mampu bertahan dua periode (2006Paparan ini hanya untuk introspeksi diri 2008). Qalam terus dipupuk dan dan sebagai motivasi bagi kita bersama, dikembangkan di masanya. Meski, bukankah Nabi pernah bersabda "Lihatlah terkadang dia mengeluh karena banyak orang yang di atas kamu dalam hal ilmu, penulis yang terlalu sibuk di luar hingga dan lihatlah orang yang di bawah kamu tak sempat menulis di Qalam. dalam bidang hal harta". Disamping itu, ia juga aktif di berbagai *Pemred QALAM 2008-2009

Nada Istriku Yang Malang! Oleh Nurul Fajariah Abbasi* “Suami macam apa kamu? Suami yang setiap istrinya menolak bercinta selalu pergi dengan menghabiskan berbungkus-bungkus rokok”

L

angit mendung semendung hatiku. Terus kuberjalan menelusuri lorong labirin yang aku sendiri tak tahu sampai di mana akhirnya. Ada tiga jalan terbentang di depan mata. Aku lebih memilih jalan lurus daripada berbelok.

tutup dengan kencangnya layaknya di terpa angin topan. Mataku beradu dengan matanya. Seulas senyum yang terbingkis dari bibirnya berubah masam. Begitupun aku yang begitu geram menatapnya.

Malam sudah menunjukkan lebih dari sepertiganya. Di musim dingin seperti saat ini, siapapun akan memilih terlelap dalam selimut tebalnya daripada berlalu lalang di luar. Udara di luar lumayan dingin sekitar 18 derajat, dan di malam yang semalam sekarang ia akan terlihat berasap seakan berupa kepulan kabut tebal.

“Dari mana kamu?” tanyaku dengan teriakan sinis padanya “Biasa shoping.” Jawabnya tanpa beban. “Shoping? Istri seperti apa yang membiarkan suaminya terkapar di rumah? Aku membantahnya tambah geram. Dia hanya bolak-balik sambil mencoba beberapa jenis pakaian dan aksesoris yang baru dia beli. Ingin rasanya aku berlari dan membuang semua barang-barang belanjaan dia. Tapi ku tak mampu. Aku hanya berteriak sambil berbaring. Berharap dia mengerti akan kondisiku.

Jarak satu meter kembali ada belokan, tiba-tiba melintas seorang wanita dengan perawakan dan penampilan Asia. Siapakah ia? Malam yang bagi laki-laki saja sangat berbahaya apalagi wanita? Ku potong jalannya melingkar, hingga aku bisa mendahuluinya. “Nada.” Pekikku. Ternyata ia istriku. Dia yang ku tinggalkan tadi karena menolak melayaniku. Aku yang memilih pergi berjalan menelusuri bangunan yang tersususn laksana kerdus. Dan dia. Aku tak tahu kemana dan dari mana dia dan apa yang dia kerjakan.

“Nada.” Pekikku tambah keras. cak di ubun-ubun. Kesusahan aku mencari kunci rumah. Dan kesusahan pula aku membukanya.

Tiba-tiba dia mendekat menghampiri tempatku berbaring.

“Suami macam apa kamu? Suami yang setiap istrinya menolak bercinta selalu pergi dengan menghabiskan berbungkusbungkus rokok. Bahkan mabuk seperti “Nada, di mana kau? Aku terus berteriak Dia tak menghiraukan panggilanku. Dia semalam. Suami yang tidak memikirkan dengan gontai dan langkah seakan terseok melenggeng pergi berlalu seakan tanpa bahaya istri mengisap asap rokok setiap terus mencarinya. Aku mendapati beban. “Apa pantas seorang istri keluyhari. Suami yang tak jarang melakukan tubuhnya terbangun setelah aku terjatuh uran malam tanpa suami?” kekerasan bila hasratnya tertahan. Sejak di sampingnya. Lamat-lamat ku dengar ia Sekali lagi tak dia hiraukan teriakanku. kapan kamu menelan minuman haram?” memanggilku. Dan aku sudah terbang Langkah kakinya cepat tapi gontai. Seakan Cerocosnya tanpa henti. bersama peri-peri cantik titisan syurga. tak tahu apa yang sedang ada dalam “Suami yang hanya mementingkan nafsu Pagi telah pergi meninggalkan manusia pikirannya. sendiri tanpa memikirkan tugas dan tangyang masih bermalasan sepertiku. Aku menariknya paksa. Dia menepis tarigung jawabnya? Suami yang lebih memilih Badanku lemas. Kepalaku pusing. Kesusakan tanganku. Tak sengaja aku menambermalas-malasan merokok seharian han bagiku untuk sekedar duduk terbanparnya. Ia, aku menampar istriku sendiri tanpa berusaha menghidupi keluarga. Aku gun. Kembali kuterka peristiwa semalam yang sudah bertahun-tahun menemaniku. menamparnya sebelum dia melanjutkan sebelum aku bercengkrama bersama periTapi yang lebih kaget. Ia tetap terdiam kata-katanya. peri kecil itu. tanpa ekspresi. Apa yang sebenarnya terBerkali-kali aku menamparnya. Nada Ada yang hilang sekarang. Ada yang jadi dengannya? hanya menangis dan terdiam. Lalu pergi. kurang bagiku. Setiap aku terbangun, aku Ku biarkan ia pergi. Kami memilih jalan Aku mengejarnya, menyeretnya kembali berharap Nada di sampingku. Tapi masing-masing. ke kamar. Membantingnya ke atas kasur. sekarang Nada telah hilang dari sisiku. Dia tambah marah seakan nyeracau. Ingin Lelah kuperhatikan jalanan. Penat di Aku memilih untuk tetap berbaring dan aku kembali menamparnya. Tapi aku tak badan semakin menyengat. Tak terasa menunggunya di tempat tidur. Hari sudah sampai hati terus menyakitinya. Lamatiga bungkus rokok A mild dan sebotol hampir menginjak sore. Dan sebentar lagi lama aku terdiam. wiski kecil lenyap di tanganku. Ku belokmalampun akan menyelimuti. Badanku kan kaki ke arah rumah. Ingin ku baringMungkin Nada ada benarnya. Dan setetap lemas akibat alkohol di campur rokan badan. Tapi tiba-tiba di depanku, kubenarnya aku juga kecewa terhadapnya. kok. Lambat laun kucoba terbangun dan dapati sosok Nada lagi. Akan tetapi denDia bisa lupa akan wujudku kalau sedang melangkah. Namun terasa berat. gan pakaian yang berbeda. Ku cegah ia shoping baju-baju model baru bersama “Any body home?” kembali dengan jalan memutar seperti teman-temannya. Aku tidak boleh terlalu semula. keras padanya. Kupandangi Nada yang “Hwahwahwa.” Ketawa mereka menggelemasih menangis dan berhenti dari gar bersamaan. “Nada.” Pekikku semakin keras. makiannya. Dia menatapku. Dengan cepat Siapa mereka? Aku mencoba menerka Tetap tak dia hiraukan. Jalannya semakin kulayangkan ciuman tepat di bibirnya secepat setengah berlari. Ku hampiri dia. Ku siapa yang bersama Nada. Dan aku kembagai ungkapan maaf atas kesalahantarik tangannya. Ia menepisku kuat. Meli- bali menerka apa yang terjadi di luar sana. kesalahanku. hatku sesaat, kemudian berlari kencang. Kemarahanku memuncak padanya. Tidak- *Ibunda IKBAL 2009 Kesusahan untuk aku mengejarnya. Ku kah dia merasa memiliki aku suaminya? biarkan ia. Jarak rumahku semakin dekat. Ingin aku berlari memarahinya. Tapi Kemarahanku pada Nada istriku memunbadanku masih lemas. Tiba-tiba pintu ter“Aaghh.” Teriakku setelah menutup pintu kembali.

BULETIN QALAM

EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

13

¿€Š•šŸª... : €Š•š

æ

(Sistem Presidensial) .

:

3

(Rod Hague)"

.

• õ

* * * . (Badan Legislatif

. )

"

(Eksekutif)

.

. . .

2009

. .

Å

. æ .

• äà ,

. : (-Reshuffle .(Intervensi)

)

•æÃ

.

. .

Sistem )

(Koalisi Partai) .(Presidensial (Transaksional

) .(Profesionalisme)

. .

. . -

.

) (-Legislative Heavy .

(Hak Angket) : . . (Impeachment)

.

¡

æ.

. .( (- Split Loyalty -



)

) (Loyalitas)

æ -

. .

. .

. .

"

" .

. 14

BULETIN QALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

. .

President Figures in Indonesia Election By Anni Annisa

I

n a time of cruel and stubborn dictatorships in Burma, Zimbabwe and Iran, where democratic movements are foundering and hope is difficult to find, it is inspiring to consider the example of Indonesia. Twelve years ago, it was a place of oppression and poverty, with an uncompromising dictator, rigged elections and a ruined economy. Ten years ago, it looked like a failed state, on the brink of Yugoslav-style disintegration. No one would have foreseen it, but today it is the freest and healthiest democracy in southeast Asia, which holds next week its second-ever direct presidential election. The polls suggest that it will be won easily by the man who deserves as much credit as anyone for Indonesia’s recovery, the incumbent President, Susilo Bambang Yudhoyono. But the complicated electoral system makes the results unpredictable, and there is still potential for the return to power of dark and unsavoury characters from Indonesia’s past. Mr Yudhoyono’s opponents in the election on July 8 are both solid and reputable figures, his predecessor as president, Megawati Sukarnoputri, and his Vice-President, Jusuf Kalla. All three talk in broad terms about the importance of justice, the alleviation of poverty and an end to corruption. Mrs Megawati served a disappointing term as president, but benefits from her status as daughter of Indonesia’s founding president, Sukarno. Mr Kalla is a successful businessman whose party, Golkar, is a reformed version of the late President Suharto’s political vehicle.

The most striking difference between them is not their policies, or even personalities, but their running-mates. Mr Yudhoyono’s candidate for vice-president is Boediono, an eminent economist and former governor of the Bank of Indonesia. But his rivals have allied themselves with two of the most controversial characters from Indonesia’s recent history. Mr Kalla is running with Wiranto, the former head of the Armed Forces who has been accused of crimes against humanity (although never charged) for overseeing the violent destruction of towns and villages in East Timor after that country’s vote for independence from Indonesia. Mrs Megawati has made an even more incongruous alliance — with Prabowo Subianto, a former general in the Indonesian Special Forces, and protégé of the dictator, Suharto. He defended his patron by kidnapping young human rights activists, several of whom have never been seen since, and many of them supporters of Mrs Megawati who was then the leader of the democracy movement. The reasons for the alliances are, of course, purely political, both former generals have significant minority support, which Mr Kalla and Mrs Megawati need to shore up their own support. Opinion polls suggest that Mr Yudhoyono will win outright in next week’s election, but if he fails, he will go to a second round with his runner-up (probably Mrs Megawati) in September. There would then be frantic politicking between the rival candidates in an effort to win the supporters of the third-place loser. Both Mr Prabowo and Mr Wiranto long ago hung up their uniforms and embraced the language and style of democratic politics. But their election to high office would, at the very least, send a negative signal to the rest of the world about the smooth course of Indonesia’s progress towards democracy. The election is a three-way race between Yudhoyono, a 63-year-old former general; Megawati Sukarnoputri, who ruled for three years from 2001-2004 and whose father was Indonesia's first president; and Vice President Jusuf Kalla, the frontman of exdictator Suharto's former political machine, Golkar, who has paired up with retired Gen. Wiranto. Wiranto was indicted by the U.N. for rights abuses in East Timor. Polls indicate that Yudhoyono, who rose through the ranks during Suharto's brutal reign and has ruled for five years with the help of fundamentalist Muslim parties, has a comfortable lead and possibly enough to avoid a run-off on September 8. Since the fall of Suharto in 1998, Indonesians have grappled with their Islamic identity, searching for a balance between religion-90 percent say they are Muslims-and their secular government. Unlike the previous election in 2004, when Indonesians were shaken by Al-Qaidah funded suicide attacks that killed 240 people, most of them foreigners on Bali, the threat of terrorism has barely been an issue. Yudhoyono, Indonesia's first democratically elected leader, has won praise for a U.S. -backed security crackdown on the Southeast Asian Jemaah Islamiyah network, and it has been more than three years since a major attack. BULETINQALAM EDISI PERDANA BULAN JULI 2009

15

BALKON IKBAL

Menata IKBAL Oleh Masykur Abdillah, LC

K

urang lebih tiga belas tahun lamanya IKBAL Korda Kairo berdiri. Waktu yang relatif matang untuk sebuah organisasi. Dengan waktu tiga belas tahun barangkali seorang bayi yang lucu dan imut telah berubah menjadi seorang remaja yang tampan dan gagah. Pohon mangga yang berupa bibit-bibit telah menjadi pohon yang rindang dan berbuah. Petani yang menanam padi telah memanen berpuluh-puluh kali. Atau bahkan sebuah negara telah bergerak dari negara jajahan menjadi negara merdeka, dari negara miskin menjadi negara berkembang, dari negara berkembang menuju negara maju. Dengan tiga belas tahun pula Rasulullah SAW telah merubah tatanan masyarakat Madinah menjadi masyarakat yang madani, toleran dan bahkan melampaui masanya. Lantas apa yang telah diraih IKBAL Korda Kairo selama kurang lebih tiga belas tahun? Barangkali pertanyaan ini tidak menarik, karena mungkin IKBAL Korda Kairo hanya sebatas pelabuhan. Pelabuhan yang hanya menampung kapal-kapal tanpa ikut serta membentuk atau membuat kapal. Pelabuhan yang hanya dijadikan tempat sementara yang untuk selanjutnya ditelantarkan. Tempat yang hanya memiliki kesan dan makna yang bersifat temporer. Atau bahkan keberadaanya hanya sebatas pelengkap, bukan kebutuhan. Terlepas dari praduga tersebut, IKBAL Korda Kairo memiliki nilai keistimewaan tersendiri. Keistimewaannya

c

e

n

SOLUSI UNTUK FOTO KOPI SEGALA JENIS DOKUMEN DAN BUKU

bukan karena ia berada di luar negeri, atau karena terlahir di negeri yang disinggahi oleh para Nabi, atau bahkan karena dikelilingi oleh tempat-tempat, individuindividu yang luar biasa. Istimewa karena 99,99% atau bahkan 100% anggota IKBAL Korda Kairo tercatat sebagai pelajar atau mahasiswa. Dengan demikian, secara tidak langsung IKBAL Korda Kairo menjelma sebagai komunitas pelajar. Komunitas yang memiliki jiwa idealisme tinggi, memiliki ide -ide cemerlang. Komunitas terdidik, tercerahkan dan berkualitas tinggi, atau bahkan komunitas yang dengan penuh percaya diri bahwa semua persoalan bisa dengan mudah diselesaikan tanpa melibatkan orang lain. Keistimewaan itu terkadang menjadi bumerang, yang secara tidak disadari telah menjadikan seseorang menjadi kelewatan. Namun demikian, tentu semua berharap akan muncul dari IKBAL Korda Kairo sosok yang mampu mewarnai jutaan mimpi di bumi. Akan muncul para pakar disiplin ilamu masing-masing. Pakar tafsir, hadis, filsafat, fikih, sastra, sejarah dan sebagainya. Sehingga dengan sendirinya IKBAL Korda Kairo akan menjadi komunitas yang diperhitungkan terlebih dengan nilai keistimewaan yang telah diemban. Dan barangkali bahkan Al-Amien sebagai almamater serta induk dari IKBAL akan ikut serta diperhitungkan. Di sinilah peran IKBAL Korda Kairo ditantang. Selamat berjuang!

t

r

e

BUKA SORE SETIAP HARI pukul 18:00 - 01:00 Depan halte Mahkamah 44 Dzakir Husein St., Hay 7

Related Documents

Qalam Perdana
May 2020 28
068 Qalam
November 2019 20
068_surah_al-qalam
November 2019 6
068 Qalam
June 2020 5
Edisi Perdana
May 2020 31
Islam Perdana
June 2020 27

More Documents from "M. Subhan Zamzami"

Qalam Perdana
May 2020 28
Kemuning Visi Misi.pdf
July 2020 20
Man Jj.pdf
October 2019 13
Shalawat Dzolimin Daf.docx
December 2019 25