Puisi Gempa - Islam Sejuk

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Puisi Gempa - Islam Sejuk as PDF for free.

More details

  • Words: 3,785
  • Pages: 30
Baru saja kemarin Tarian Tuhan Allah Cintakan Kita Lintas Patah Bumipun Bergoncang Jakarta…. Padang diujung Senja Luruh Memeluk Luka Cinta diantara Puingpuing Ada yang Terlupa Bencana Pelajaran Cinta kasih Malaikat Kecil Pada Sebuah tempat Titik Nol Robohnya Kota Kami

November 2009 Untuk Mengenang Peristiwa GEMPA PADANG

Pesan dari Surga Manusia dan Maut Bersengketa Urat Getas negeri Dua Kutub anugerah Pertemuan dan Perpisahan Bertafakur Pada sisa Airmata

IUA-Islam yang sejuk http://islamunderattack.multiply.com

E-book ini merupakan kumpulan Puisi untuk mengenang peristiwa Gempa Padang Oktober 2009. Puisi-puisi ini merupakan hasil karya ukhuwah muslim muslimah yang bernaung dibawah ikatan Islam Sejuk. E-book ini boleh dimilik secara gratis. Mengambil keuntungan ekonomi dari sebagian atau keseluruan e-book ini adalah terlarang.

@islam sejuk group

Page 2

Puisi 1

By. Ummu Aisyah Baru Saja Kemarin.....Kenangan Ku Di Sumatera Barat Baru saja kemarin kami berkunjung ke Pariaman, Kampung Dalam dan sekitarnya Baru saja kemarin kami bersilaturrahim kepada sanak saudara dan family di sana Baru saja kemarin keceriaan dan kegembiraan terpancar di wajah mereka Tanpa ada sedikitpun tersirat bahwa hal itu tiba-tiba kan sirna Baru saja kemarin kami merajut ukhuwah bersama -sama dengan keluarga besar Baru saja kemarin kami sangat bahagia dapat pulang bersama Baru saja kemarin kami menyaksikan berbagai panorama keindahan alam ciptaan Nya sungai, sawah, bukit, pantai dan laut yang sangat mempesona Baru saja kemarin kami bermandi dan bercengkrama di sungai batang nareh yang jernih Baru saja kemarin kami menyantap gulai ikan pauh piaman yang lezat Baru saja kemarin kami berburu salak bule yang enak dimakan hangat-hangat Baru saja kemarin kami telusuri jalan mulus di pelosok kampung yang tembus kearah mana saja Baru saja kemarin kami lewati bukit tandikat sebagai jalan alternatif Pariaman-Bukit Tinggi via Malalak untuk menghindari kemacetan di Padang Panjang Baru saja kemarin kami deg-degan sambil berzikir melewati jalan curam sempit tikungan tajam menanjak dan jembatan kayu yang baru direhab Baru saja kemarin kami membayangkan jika saja hujan tiba tiba turun pasti bukit-bukit yang baru di belah dan dikerok itu akan longsor menutup jalan dan kendaraan pun terpleset saking licinnya jalan bercampur tanah yang basah Baru saja kemarin kami bersyukur sampai di Bukit Tinggi menjelang maghrib dan tidak kemalaman Baru saja kemarin kami berpikir kalaulah kami sampai kemalaman di jalan yang baru pertama kami lewati di atas gunung di tengah hutan dalam keadaan jalan licin sempit dan gelap tak sanggup rasanya tuk membayangkannya karena sesampainya di atas gunung di tepi bukit yang mudah longsor dan tebing yang curam baru ada plang peringatan agar tidak melewati jalan itu di malam hari !!!! Baru saja kemarin kami berharap tidak akan mengulang melewati jalan alternatif tadi yang ternyata baru soft opening .

@islam sejuk group

Page 3

Baru saja kemarin kami menginap di bawah tebing menjulang kelangit sekitar seratus meter tingginya dilembah Harau Baru saja kemarin kami saksikan sejuknya gemercik air terjun di Harau dan di Lembah Anai Baru saja kemarin kami sebrangi lautan Padang selama hampir satu jam dengan perahu boat kecil sambil memandangi ombak yang cipratannya sampai membasahi wajah menuju Pulau Sikuai Baru saja kemarin kami menginap semalam di pulau kecil yang pantainya berpasir lembut dan putih,lautnya tenang dan sangat jernih, membuat kami tak puasnya berenang-renang, berski air dan bersnorkling ria memandangi ikan-ikan berwarna-warni nan cantik di pulau kecil yang indah like a paradise Baru saja kemarin kami pandangi ngarai Sianok yang menawan yang yang didekatnya gua jepang menghunjam jauh kedalam bumi sebagai benteng mereka dahulu dan tempat penyiksaan para tenaga kerja romusha ditawan dan dibantai Baru saja kemarin kami kunjungi kembali tuk kesekian kalinya Jam gadang sebagai tempat favorite melepas lelah dan tempat berkumpulnya siapa saja yang datang ke Bukit Tinggi untuk melihat icon kebanggaan warga disana Baru saja kami tinggali wilayah Sumatera Barat yang indah dan belum lagi kami tiba dirumah melainkan masih dalam berkendaraan ria di daerah sekitar Danau Toba terdengar lah berita yang sangat menyedihkan itu Gempa hebat terjadi di wilayah Padang dan Pariaman yang membuat rumah-rumah retak, roboh dan rata dengan tanah termasuk beberapa rumah family yang baru saja kemarin kami kunjungi, juga banyak sekali rumah yang terkubur dibawah bukit-bukit yang longsor bersama dengan para penghuninya, ratusan nyawa melayang dan mungkin ribuan yang tidak bisa ditemukan karena tertimbun reruntuhan bangunan dan reruntuhan tanah bukit yang longsor termasuk bukit tandikat yang baru saja kemarin kami lewati sambil mulut komat-kamit dan hati berpasrah kepada Nya karena kondisi jalan baru itu yang sangat menegangkan Ya Ilahi Ya Robbi baru saja kemarin kami nikmati dan kami syukuri serta takjub atas keindahan alam ciptaan Mu yang menawan yang takkan pernah bosan tuk melihatnya , ternyata Engkau ingin menunjukkan kekuasaan Mu yang lain Puji dan Syukur hanyalah milik Mu ya Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kami mengunjungi alam Mu yang indah yang telah memberi kesempatan kepada kami bersilaturrahim yang telah memberikan kami keselamatan dan perlindungan selama kami berada di sana Berikanlah ketabahan dan kesabaran ya Allah kepada sanak family yang terkena musibah kepada kaum muslimin yang mendapat ujian Mu berupa musibah ini berikanlah kekuatan iman kepada mereka berikanlah bantuan agar mereka dapat menjalani hidup seperti sedia kala dan jadikanlah musibah ini sebagai peringatan bagi kami untuk semakin mendekatkan diri kepadamu untuk taat dan patuh kepada Mu untuk melaksanakan ajaran Islam dengan kaaffah untuk melaksanakan amal ibadah secara syumul dan kontinue untuk mengeluarkan zakat infaq dan shadaqah di jalan Mu untuk menunaikan amanah da'wah yang engkau embankan untuk menunaikan amanah ketika kami duduk di berbagai lembaga pemerintahan untuk @islam sejuk group

Page 4

menghindari berbagai kerusakan moral pergaulan bebas perzinahan pornografi riba dan berbagai kemaksiyatan lain yang Engkau haramkan Ya Robb kami jangan lah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.... Ya Robb kami janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana yang Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami Ya Robb kami janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya Maafkanlah kami ampunilah kami dan rahmatilah kami Engkaulah pelindung kami (QS.Al Baqarah: 286) Medan, 4 Oktober 2009

@islam sejuk group

Page 5

Puisi 2

By. Rinda Aku hanya jentikkan jariKu kau pun lari tunggang langgang Aku hanya tekukkan jariKu kau langsung teriak melengking Aku hanya ayunkan kedua lenganKu kau takut dan bersembunyi dari kibasannya Bagaimana bila Ku goyangkan kepalaKu Bagaimana bila kulingkarkan kedua mataKu Bagaimana bila Ku hembuskan nafasKu Bagaimana bila Ku lipat tanganKu Bagaimana bila kelekukkan perutKu Bagaimana bila Ku hentakkan langkahKu Padahal jariKu tak selentik jarimu Padahal kepalaKu tak bergoyang secepat milikmu Padahal nafasKu tak sehempas nafasmu Padahal tanganKu tak sehalus jarimu Dan perutKu tak selekuk perutmu Dan langkahKu tak sekeras hentakkan langkahmu Tapi, Nyatanya..... Apa yang Ku lakukan menghempasmu pada duka Apa yang Ku lakukan membuatmu menderita Apa yang Ku lakukan membuatmu merana Apa yang Ku lakukan membuatmu meminta Kembali meminta padaKu Dan Aku pun senang... TarianKu membuatmu mengingatKu MengingatKu dengan sempurna

@islam sejuk group

Page 6

”Dan mereka berkata, ”Maha suci Tuhan kami; sungguh janji Tuhan kami pasti penuhi, Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan bertambah khusyu’ (QS 17:108-109) Seberang, 171009 Terima kasih untuk Bunda-Bunda yang menginspirasiku karena suka sekali menari www.yienda80.multiply.com

@islam sejuk group

Page 7

Puisi 3

By. Kirana Al-Abbas Di sini di tanah berjari dan rumah bertanduk Guratan pena tak henti mengalir Menceritakan dari arah tangis hulu ke hilir.. Mencekat ubudiyah atas lantunan harap tak berkesudah Di sini, Di atas kubah-kubah yang tetap kokoh. Aku teriakkan lolong derita atas kealpaan. Bumi telah berderak-derak dan aku semakin karat. Maka ia meluap, menelungkapkan kami atas segala Khilaf Di sini di tempat berternak taqwa Kupintal segala kata, kujumput serangkai do'a lepaskan kesedihan dan rumpun faedah makna karena ini menjadi saksi Allah masih cintakan Kita

Nb: Semoga Kita dapat mengambil faedah dari setiap musibah "Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar:10) Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang mukmin ditimpa sebuah kesedihan, nestapa, bencana, derita, penyakit, hingga duri yang mengenai dirinya, kecuali Allah, dengannya, akan mengampuni kesalahankesalahannya"

@islam sejuk group

Page 8

Puisi 4

By. Teteh Okti

Terseret bentang pijak gelegar ranah kurung dunia merindu iba amarah menabur pojok lara Rintih... Allahu Akbar! Bondongan bela menukik Tumpah endap... endap... endap gaung pada tobat Gores... Terlampir Mengepul saling tuduh derap lomba jumawa kais roda hidup bentang senja luruh Patah... Lintas pisah sudah

@islam sejuk group

Page 9

Puisi 5

By. Anti saat langit menatap saat awan menggelap saat daun-daun jatuh tertingkap saat debu-debu tersingkap saat itu pula kegetiran merasuk di antara bumi yang mengamuk karena jiwa-jiwa yang terpuruk di balik dunia yang suntuk sungguh kami tak ingin begini dan kami berusaha memperbaiki diri namun tetap keputusan Illahi tak dapat di pungkiri kini tubuh-tubuh menggelepar di balik tanah bahkan potongan-potongannya masih berdarah teriakan-teriakan itu begitu menggugah keluarga dan sanak saudara pun terpisah uda..uni..kami tak dapat merasa apa yang kalian rasa namun kami mengerti apa yang kalian pinta bukan emas permata, bahkan dunia dan seisinya namun tulusnya do'a kini air mata membasahi bumi yang lirih di antara wajah-wajah yang sedih namun ini bukanlah akhir dari sebuah kisah karena kalian masih memiliki saudara-saudara yang tak lelah berempati dan memberikan do'a untuk pulihnya bumi nusantara dan inilah saatnya kembali mendekat pada yang tak pernah pekat saatnya memohon ampun pada Yang Maha Pengampun saatnya muhasabah dengan semua yang terhimpun @islam sejuk group

Page 10

dalam mozaik-mozaik kehidupan dunia yang sering membuat kita lalai dan tak ada kata terlambat untuk kembali membangun puing-puing kesedihan membangun puing-puing ketakutan membangun puing-puing kesembuhan membangun puing-puing kebahagiaan karena kita adalah satu bangunan maka bila kalian sakit, kami pun ikut merasakan mari kita berjabat tangan menuju hari esok yang penuh harapan

".........Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan...." ( Q.S. 94:5 ) Laa tahzan wa laa takhof, Innalloha ma'ana ( jangan bersedih dan jangan takut Alloh selalu bersama kita ) ( Anti / ID : fmcute )

@islam sejuk group

Page 11

Puisi 6

By. Senja Utama ....NGOOooong,............ . Nguing,..nguing,..nguing,...Jakarta Menolong Aceh...!!! Nguing,...nguing,...nguing..... Jakarta menolong Jogja,...!!! Nguing,..nguing,...nguing,... Jakarta Menolong Sidoarjo,..!!!...Nguing,..nguing,..nguing,... Jakarta Menolong Tasikmalaya...!!!,...Nguing,..nguing,..nguung,.....gg .....Jakarta,...menolong...Pa...dang....!!!.....................Jakarta,....menyaksikan..... ................................................................... Jakarta harus banyak belajar..... Jakarta,....harus,...waspada...... Jakarta harus,..bersiap....... Jakarta harus bisa,...mengambil,..hikmah..... Jakarta harus segera berTAUBAT.......... ,.............................................. Apakah Jakarta setelah,...................sssssssssssssssssssssssssssssshhhhhh....... * by : senjautama *

@islam sejuk group

Page 12

Puisi 7

By. Nieqita Padang, Padang kulukis kulukis engkau dalam bingkai kenangan Tak lagi elok jam gadang menari – nari dalam ingatan Tak ada lagi kisah haru pilu si malin kundang mengenangmu saat gemuruh meriuh di ujung senja menggetarkan ranah mu dan seluruh jiwa rintihmu meraung pedih menoreh pilu di langit kelam saat ribuan nyawa luruh saat kepingan jiwa runtuh.... Padang , kurangkai bait - baitmu dalam kenangan….. secangkir kopi tak lagi terasa lezatnya…. hitam pahitnya kian menoreh luka Saat gempa terasa bagai kiamat kubra Menerjang tak pilih rupa Menggeletar tanpa diduga….. Padang , mengenangmu kini dalam sepotong doa….. Rintih perihmu berujung sendu Laramu terbekam membeku Semoga tiada lagi gemuruh mendera merejammu dalam himpitan luka Padang, derita mu bukanlah tentang murka Nya Melainkan Melainkan cinta Nya yg belum terpahami maknanya Bersimpuhlah engkau di hadapan Nya Agar redup pedih di jiwamu nan lara

@islam sejuk group

Page 13

Puisi 8

By. Tiar Rahman Jika Allah berkehendak memerintahkan lempeng bumi bergerak berderak, meluluh lantak gempa kemarin di tanah awak seakan jiwa berhenti berdetak tapi kita tak mampu menolak ***** gempa yang sekejap kerusakan telah menetap janganlah lelah untuk berharap ***** luruh sudah air mata untuk saudara di sumatera luruh sudah semesta doa menjadi benih asa di setiap jengkal persada luruh sudah sebagian jiwa semoga Allah berkenan mencatatnya sebagai syuhada

@islam sejuk group

Page 14

Puisi 9

By. Henny Herwina Hanif Kawan, Aku tak tahu harus mengatakan apa biarlah ombak pantai Gondoriah ini yang bicara bukankah deburannya masih membuai kita? dan mesjid pantai ini bukankah ia tak kurang suatu apa? sementara tak jauh dari sini, atau yang jauh sekali di Padang banyak sekali yang cidera dalam sekejap kehilangan segala bahkan jiwa

Maafkan aku Kawan, karena tak bisa menjamumu layaknya muslim memuliakan tamu ya kau benar, aku sedang sibuk sekali ada sembako yang harus kuantar untuk saudara kita di daerah lain mereka sangat membutuhkannya anak-anak, orang tua yang renta dan para bunda ah, aku harus bergegas

Apakah yang kau bawa Kawan? susu untuk anakku, makanan, air mineral? oh, terima kasih sekali tapi mungkin masih ada yang jauh lebih membutuhkan dari aku kedatanganmu saja sungguh sangat berarti betapa engkau peduli tentu, bukankah kita bersaudara lukaku menyakitimu pula

Bagaimana? rumahku? betul, memang sudah tak ada hancur dan bersujud ke bumi, rata rumah yang lain juga, di desaku hampir semua korban tak terkata @islam sejuk group

Page 15

ini seperti mimpi guncangan itu telah merangkai cerita yang berbeda sawah hijau membentang dan julangan tanduk atap rumah gadang kini makam raksasa

Kau benar Kawan, aku harus sabar ikhlas hanya itu yang menguatkan kakiku kini denganya aku melangkah ini semua ketetapanNya telah tertulis dalam kitabNya begitu mudah bagiNya

Aku setuju Kawan kita harus mampu memaknai semua ini dengan bijak apakah keimanan kita tengah diuji apakah kelalaian kita yang mendapat teguran atau kesalahan kitakah yang tengah mendapat ganjaranNya?

Akhirnya, kau harus pergi Kawan? tentu aku mengerti, silahkan kau harus kembali, akupun berjalan lagi dan kau memelukku? Yah, sudah tak ada yang tersisa kawan sebentar saja izinkan kumenangis di bahumu Pariaman, awal Oktober 2009

@islam sejuk group

Page 16

Puisi 10

By. N. Surya Hendrawan

Ya Allah... Kembali airmata ini menetes di pipiku Diantara puing - puing bebatuan bersemayamlah cintaku Yang tak mungkin lagi hidup.

Ya Allah... Kembali airmata ini menetes di pipiku Diantara puing - puing doa - doa yang ku panjatkan kepadaMu Mengenang betapa dahsyatnya teguranMu

Ya Allah... Kering sudah airmata ini Diantara puing - puing kesabaranku terhadap cobanMU Untuk menjalankan kehidupan yang baru tanpa cinta - cinta yang kumiliki

@islam sejuk group

Page 17

Puisi 11

By. Djaelani TERASA SESAK DIDADA KALA SANG BUMI MURKA BERGERAK ...TERASA... AMBRUK..... BERANTAKAN SEMUA AKUPUN TERGAGAP TAKBIR TERLONTAR BEGITU SAJA TAK BISA BERLARI BERNAPASPUN SESAK AKU TERHIMPIT ANTARA HIDUP DAN MATI YA...ALLAH SAMPAI DISINIKAH UMURKU SAMPAI DISINIKAH KAU PUTUS RIZKIKU APAKAH INI 'DAH TERTULIS DALAM KITAB-MU ? YA..ALLAH.... KAKIKU SAKIT SEKALI TERHIMPIT PUING-PUING BESI ANTARA HARAP DAN CEMAS TERINGAT AKU AKAN DOSA-DOSA INIKAH ADZAB YANG HARUS KU TERIMA INIKAH BALASAN UNTUKKU DIDUNIA AKU TAK SANGGUP MENAHAN DERITA DIDUNIA APALAGI DERITA KELAK DIAKHERAT MU KEMARIN BANYAK YANG TERLUPA IBADAH PADAMU SAMBIL LALU SAJA KUBIARKAN ITU SEBAGAI RUTINITAS BELAKA IBADAHKU TAK MEMBEKAS APA-APA DISAAT SEPERTI INI... HANYA ENGKAULAH YANG MAMPU MENOLONG HAMBA DILUAR SANA.... BANYAK BERTEBARAN PARA SUKARELAWAN BANYAK MEMBAWA ALAT-ALAT BERAT KARENA BUMI MENUMPAHKAN APA YANG ADA DIPUNGGUNGNYA TAPI TAK KU LIHAT ADA YANG MEMBAWA DOA DAN PENGHARAPAN DALAM KECEMASAN... MEREKA MENGANDALKAN ALAT MEREKA MENGANDALKAN MAKHLUK AMPUNI MEREKA YA ALLAH..

@islam sejuk group

Page 18

YA ALLAH... AKU DISINI TERHIMPIT DALAM KEALPAAN AMPUNI DOSA HAMBA YA ALLAH IJINKAN HAMBA MENDAPAT BERKAHMU WALAU DOSA SETINGGI GUNUNG ENGKAULAH TAK PERNAH MENINGKARI JANJI AMPUNI HAMBA YA ALLAH JANGANLAH ENGKAU BERI COBAAN YANG TAK SANGGUP HAMBA PIKUL YA ALLAH AMPUNI DOSA SAUDARA SAUDARA KAMI YA ALLAH KAMI AKUI KAMI TELAH LALAI ADA YANG TERLUPA BAHKAN BANYAK YANG TERLUPA PANGGILANMU SERING KAMI LALAIKAN MASJID BANYAK KAMI BIARKAN KOSONG DAKWAH SEBAGAI AMALAN NABI SAW , KAMI TAK IKUT AMBIL BAGIAN BANYAK ANAK ANAK KAMI BELAJAR MERANTAU UNTUK BERNIAGA KADANG KAMI LUPA 'TUK MENYURUH MERANTAU GUNA BELAJAR ILMU AGAMA AMPUNI HAMBA YA ALLAH KEALPAAN KAMI AKAN KEFANAAN DUNIA INI YA ALLAH,,,,BERILAH KAMI KESEMPATAN UNTUK MEMPERBAIKI AKHLAK KAMI UNTUK BERBUAT APA YANG TELAH KAMI LUPAKAN YA ALLAH .... KABULKAN DOA KAMI KALAUPUN ENGKAU AMBIL HAMBA SAAT INI HAMBA IKHLAS YA ALLAH TAK ADA YANG SANGGUP MENGUBAH KETENTUANMU AKUILAH HAMBA INI BENAR BENAR HAMBAMU YA ALLAH.... BIARKAN LIDAH INI MUDAH MENGUCAP LA ILAHAILLALLAH..

@islam sejuk group

Page 19

Puisi 12

By. Ferry Djajaprana Ketika tali sepatuku sulit kumasukkan ke dalam lobangnya.. Ketika seakan kursiku bergerak tak beraturan Ketika orang-orang berhamburan.. Akupun ikut berlari keluar..dengan bealaskan kaos kaki.. Ketika tidak ingat siapa-siapa Ketika otak tak lagi bekerja hanya ada diri sendiri Itulah bencana Kehidupan dan kematian berbeda tipis manakala gedung bertumbangan jalan terbelah Ku sadar betapa kecilnya kami dibanding makrokosmos betapa kecilnya makro kosmos dengan Dzat Yang Maha Luas Ketika kau menyadarkan aku dari keterlenaan nikmat dunia kau gugah dengan bencana dengan alih generasi dengan welas asih Ada rasa kesatuan antar umat di dunia sekat negara dan sekat suku tidak bisa memisahkan rasa kebersamaan Bencana adalah pelajaran cinta kasih yang terlupa..

@islam sejuk group

Page 20

Puisi 13

By. Dyah Paramita surga penuh dengan malaikat-malaikat kecil... yang sedang riang bermain... ke sana ...kemari.... tersenyum dengan gembiranya dengan tatapan mata yang menyejukkan... seolah berkata... ayah...bunda...ikhlaskan kami... kelak..kan ku sambut kalian di pintu surgaNya...

*kuatkan ayah & bunda anak-anak SD yang tertimbun akibat gempa itu ya Allah..

@islam sejuk group

Page 21

Puisi 14

By. Afitzalmanfaluthi : Padang Pariaman

mayat-mayat tertanam rapi di sini terpendam dalam tanah dengan macam posisi mereka tidak pernah meminta terkubur di sini tidak pula mengerti akan berakhir seperti ini innalillahi, masih adakah kemanusiaan penguasa yang peduli?

Begitulah, ketika kisah di utamakan rebutan kekuasaan Bencana di anggap agenda tahunan dan menjadi puing kenangan Sekadar terapi kejut untuk hati yang lupa ingatan Tapi tidak cukup untuk mengobati luka para korban

Disini, peduli dibutuhkan Mengasah keimanan kita Jiwa kita Bukan Cuma setor uang dan makanan... Tapi lebih dari itu, Menjadi saudara... Meringankan beban korban gempa Mari berbagi.....

Oktober2009

@islam sejuk group

Page 22

Puisi 15

By. Birumalam Serasa hilang ingatanku saat bumi berderak derik tanpa henti Aku terpaku berpegangan pada angin di atas kakiku yg lunglai Sementara udara dingin menyergap wajahku yg pucat pasi Kudengar jeritan minta tolong Namun semua orang berlari dan selamatkan dirinya sendiri Bahkan aku tak mampu beranjak dari ketakutan yg menjalar di seluruh urat nadi Gempa gempa….. pekikan merobek cakrawala Dan robohlah kota kami…… Aku menangis untuk nasibku dan nasib mereka Akan terbangkah nyawa kami hari ini Entah pada siapa kulantunkan tanya yg menyesakkan dada Mengapa … mengapa bumi menumpahkan amarahnya Dan merobohkan kota kami...

@islam sejuk group

Page 23

Puisi 16

By. Arifah Sore itu … Kami tak menyangka… Kecup Mamak di kening ini adalah akhir pertemuan kami … Tiba-tiba Buuummmmmmm….!!! Semua pemandangan jadi tercengang ketakutan... Kami merunduk… merangkak….disela-sela puing…. Jerit dan tangis kami tak terdengar lagi… Kedua bibir kecil kami terasa terkunci… Kami berusaha berlindung… Tapi tiada satupun yang bisa melindungi kami…kecuali perlindungan Ilahi Rabbi… Baju, kerudung bersimbah darah… Pensil dan buku kami tak tahu kemana arah… Tangan dan kaki kecil kami tak ada lagi …. Sepatu baru pemberian Mamak tak lagi jadi barang berarti… Keceriaan kami tiba-tiba tak ada lagi…… Kini tinggal catatan kecil kami… Seandainya kau tau… Kami bukan pelaku maksiat… Kami bukan pecinta miyabi… Kami juga bukan mendustakan dan berpaling dari kebenaran Ilahi… Akhirnya kami mengerti… Ku disini telah dapat apa yang dijanjikan Allah kepada kami… Rumah kami kini … Baju kami kini … Dan Malaikat kini datang menemui kami dari segala pintu surgawi… Memberi salam kepada kami….. Nikmat inilah yang kami cari selama ini… Andai darahmu selalu mengalir untuk kami… Andai ragamu selalu menyertai kami… Andai kepedulianmu tak hanya menunggu kematian kami… Andai kau dekat denganNya tak lagi menunggu ajal menanti … Engkaupun akan mendapat seperti kami di surga ini… @islam sejuk group

Page 24

Puisi 17

By. Dania Eka Hari itu serupa hari yang biasa Manusia bertebaran di muka bumi Beberapa menenggak tuak durjana Beberapa sembahyang ingin ruku'kan bumi Aku kaum pertengahan saja, tak hendak jadi alim pula durhaka Sekonyong-konyong tanah berderak Berselisih detik, bukit luruh berleleran dalam cepat cahya Seorang perempuan terhentak Ia memekik ngeri Suaranya nyaring tinggi Jantungku terhenti berlari Darahku mengental-pekat kini Suaraku hilang, tenaga terbang Sekilap pandangan, genteng-genteng bergeseran, bata-bata berlepasan Lalu dihantam bah padat kecokelatan Manusia lari tunggang langgang Sambil bertutup telinga, berpicing mata, sembunyikan diri dari maut Kalut dramakan imajiku liar Mataku tengadah, malaikat sederap dari bumi, pancangkan panji-panji maut Manusia berpeluh darah, sengketakan maut, biar Mulut-mulut berbusah, membasuhkan istighfar Jiwa yang menggapai-gapai hendak ceraikan diri Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan Yang Maha Esa, beri ampun ini diri Beri kami putusan menang dalam sengketa berdarah ini, biar La ilaha ilallah, tiada ilah selain-Mu, mempercaya di tiap sel waktu Sepi memagut, segala menanti, menanti-menanti Aku meringkih dalam sunyi Ingatan pada maut yang menghantu Seorang perempuan dan bayinya terbujur kaku di timbunan Keduanya mati, berpalingan!

@islam sejuk group

Page 25

Puisi 18

By. Dwi Oitrotoar Senja kala bungkam kembali Lindu merajai guratgurat bumi membentuk cincin air mata Merah pun tak lagi membara Basah Hujan darah Lindu……lindu….. Tak lekang oleh waktu Kapan dan dimana selalu membuat beku “Ibu……ibu…….”, Teriakmu ketika lindu kembali di tanah minang Ibu……ibu……. Se-karat apakah bumiku?

Tasikmalaya, 2009

@islam sejuk group

Page 26

Puisi 19

By. Fachmy Casofa Kawanku di Padang menterjagakanku Mengirim salam yang hatinya terpenuh-sembilu Kami tergoyang-goyang Richter saudaraku, katanya terpilu Anyir, kau jejakkan ratap di di jalur hatiku kawan, kataku Tak apa, walau kini senyumku anyir, senyumku masih terukir Balasan atas ratapku itu, justru membingungku Kawanku, ikutkah akalmu tergoyang-goyangkan Hingga tak berlurus lagi kini Selidikku tercampur heran Dia tersenyum, dengan air mata yang terkulum Dan aku pun makin tak mengerti Kita hanya bisa belajar dua hal, kawanku Kami, di sini, dilatih-Nya kesabaran Dan engkau, di sana, dilatih-Nya kepedulian Itulah mengapa Dia mengukhuwah kita Inilah dua kutub anugerah terindah tuk kita Lututku lemas, aku tersungkur mendengar jawabnya Kutahniahkan takbir, dan basah air mata untuknya...

26 Oktober 2009

@islam sejuk group

Page 27

Puisi 20

By. Irvan Permana Sore itu badan ini berada ditempat kerja Tapi tidak dengan hati ku Tak ada angin tak ada hujan Sore itu di kampung halaman ku –Padang- diguncang oleh gempa berkekuatan 7.9 SR Apapun, dimanapun, siapapun… Jika Ia sudah menghendakinya, maka terjadilah Komunikasi putus total Hati ini sungguh gundah gulana mengingat keluarga di Padang Namun, hanya dengan mengingat nama Mu ya Rabb Hati ini kembali menjadi tenang Dengan hati terus memohon keselamatan dari keluarga hamba Sore itu Padang (sebahagian besar) hancur Tak sedikit nyawa yang kembali kepada Pemiliknya “Dan bagi mu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan” Ironis sekali Aku yang biasanya melihat tayangan di layar televisi tentang bencana yang terjadi di daerah lain Sekarang menelan ludah melihat kampung halaman ku sendiri terkena bencana Ya ALLAH tabah dan sabarkanlah hati kami dalam menghadapi cobaan ini ya ALLAH Pertebal dan tambahkanlah iman dan takwa kami dalam menghadapi semua ini ya Rabb… Dan hingga pada akhirnya, Kalau sudah takdirnya perpisahan, siapa aku hendak menafikkannya Perpisahan itu akan selalu ada, walau bagaimanapun bentuknya, siapapun, dimanapun dan kapanpun, tiada lain yang disisakannya adalah sebuah kenangan berserta kesedihan didalamnya Kita hanya akan mendapati pertemuan yang kekal di akhirat kelak dan insya ALLAH di surga-Nya

@islam sejuk group

Page 28

Puisi 21

By. Yadi terbaring diatas pasir selepas menyisir laut dan pantai rindu dan gelisah ku kayuh, perlahan meski tak sampai ku pada tepi terbaring diatas pasir diantara tumpukan duka dan tangis kehilangan adakah kau dengar reruntuhan hati serupa gugur daun merimbun sunyi aku disini, bertafakur pada sisa air mata dari setiap peristiwa dihatiku Tuhan,matamukah yang memataiku ketika kutelusuri laut dan pantai tak ada tempat sembunyi selain dihatimu 2009

@islam sejuk group

Page 29

@islam sejuk group

Page 30

Related Documents

Gempa
June 2020 33
Puisi
April 2020 38
Puisi
May 2020 37
Puisi
July 2020 30
Puisi
May 2020 38