Doa Karya: Chairil Anwar
Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh Mengigat Kau penuh seluruh CayaMu panas suci Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi Tuhanku Aku hilang bentuk Remuk Tuhanku aku mengembara di negara asing Tuhanku Di pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling
Situ Bagendit Zaman dahulu kala, di sebuah desa yang terletak di Jawa Barat, hiduplah seorang perempuan kaya bernama Nyai Bagendit. Semenjak suaminya meninggal, Nyai Bagendit mendapat warisan berupa kekayaan yang berlimpah. Sayangnya, hal tersebut membuat Nyai Bagendit menjadi kikir dan congkak. Nyai Bagendit paling senang mengadakan pesta dan gemar memamerkan harta benda dan perhiasannya kepada warga sekitar. Namun, ia tidak pernah mau membantu warga yang sedang kesulitan. Setiap kali warga datang meminta bantuan, Nyai Bagendit menolaknya dengan angkuh. Warga sangat tidak menyukai perangai Nyai Bagendit. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa pun juga. Suatu hari, Nyai Bagendit kembali menyelenggarakan pesta. la pun mulai memamerkan kekayaan dan perhiasannya kepada tamu yang hadir. Tiba-tiba, datanglah pengemis dengan pakaian compang-camping celana kotor. “Nyai, tolong beri hamba makanan sedikit saja" kata pengemis tersebut. Nyai Bagendit sangat marah dan mengusir pengemis itu," Pergilah kau dari rumahku, pengemis kotor!" Pengemis itu pun pergi dengan perasaan sedih. Keesokan harinya, di desa itu terjadi sesuatu yang aneh. Tiba-tiba, di sebuah jalan di desa tersebut ditemukan sebuah tongkat yang tertancap di tanah. Tidak ada satu pun yang dapat mencabut tongkat itu, walaupun sudah mencobanya beramai-ramai. Akhirnya datanglah pengemis yang sebelumnya diusir oleh Nyai Bagendit. la mencabut tongkat tersebut. Setelah dicabut, mengalirlah air dari tempat tersebut. Makin lama semakin deras. Karena takut tenggelam, para penduduk segera mengungsi mencari tempat yang aman. Nyai Bagendit tidak mau meninggalkan rumahnya, walaupun air semakin tinggi. la tidak mau meninggalkan rumahnyayang penuh dengan harta dan perhiasan. Ia pun tenggelam bersama rumah dan isinya. Tempat tersebut berubah menjadi sebuah danau yang kemudian dinamakan Situ Bagendit.
Referensi: 1. Agni, Danu. 2013. Cerita Anak Seribu Pulau.Yogyakarta: Buku Pintar. 2. Komandoko, Gamal. 2013. Koleksi Terbaik 100 plus Dongeng Rakyat Nusantara, PT.Buku Seru.