1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penulis adalah guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah di SMPS Islam Terpadu Mutiara Duri, salah satu sekolah swasta di Kabupaten Bengkalis yang berkedudukan di Komplek PT Chevron Sebanga Kecamatan Pinggir. Sebagai seorang Kepala Sekolah pada sebuah sekolah swasta, penulis memahami betul hakikat bahwa mutu adalah suatu hal yang sangat esensial terhadap eksistensi atau keberadaan sekolah apalagi semenjak dicanangkannya pendidikan gratis oleh pemerintah sejak tahun 2009, sebagai sekolah swasta dengan biaya pendidikan yang cukup besar , SMPS IT Mutiara mulai menghadapi tantangan setiap tahunnya terutama pada sa’at menjelang PPDB, dimana sekolah swasta Islampun mulai bermunculan sehingga meningkatkan jumlah kompetitor. Sebuah sekolah swasta akan menjadi pilihan bagi masyarakat apabila sekolah tersebut bermutu, dimana salah satu indikator mutu tersebut adalah prestasi, baik prestasi belajar maupun prestasi dalam berbagai ajang lomba yang diadakan oleh berbagai pihak : Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi maupun swasta. Pada sa’at diangkat menjadi kepala sekolah pada tahun 2012 penulis berusaha agar peserta didiknya selalu ikut pada setiap ajang perlombaan antar sekolah di tingkat kecamatan maupun kabupaten bahkan setiap ada ajang lomba yang yang diadakan oleh perguruan tinggi negeri maupun swasta di Pekanbaru, penulis selalu berpartisipasi sebagai salah satu jalan pintas ke tingkat Propinsi . Alhamdulillah, untuk lomba-lomba antar sekolah atau tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Propinsi yang diadakan oleh Perguruan Tinggi, siswa SMPS IT Mutiara berhasil mendapatkan beberapa prestasi . Berikut prestasi yang telah diraih dari tahun 2012 s/d 2014 :
1
2
TABEL 1.1. Daftar Prestasi Tahun 2012 s/d 2014
NO. PRESTASI SISWA 1 Juara I Baca Puisi di UNRI Juara II Tes Tertulis Bahasa Indonesia 2 di UNRI Juara Harapan III Pidato Bahasa 3 Indonesia 4 Juara II O2SN 5 Juara II Karate O2SN 6 Juara III Silat O2SN Juara III & harapan I Olimpiade Fisika 7 UNRI 8 Juara I Fisika Mutiara Expo 9 Juara I Matematika Mutiara Expo 10 Juara I Nasyid Mutiara Expo Juara I Story Telling Putri Mutiara 11 Expo 12 Juara I Roket Air Mutiara Expo Juara II Story Telling Putra Mutiara 13 Expo 14 Juara II MTQ Putra Mutiara Expo Juara harapan I Olimpiade Sejarah di 15 UNRI 16 Juara IV OSN Fisika 17 Juara IV OSN Matematika Juara I Baca Puisi Olimpiade Bahasa di 18 UNRI Juara Harapan I Olimpiade Bahasa 19 Indonesia di UNRI 20 Juara II Membatik FL2SN 21 Juara II MTQ FL2SN 22 Juara Harapan I Lomba Hafalan Qur'an 23 Juara II Lomba Design Blog 24 Juara II Lomba Futsal Kab. Siak 25 Juara II Lomba Baca Puisi Juara II Lomba Lukis Internasional 26 Schlumberger
Tingkat Prov. Provinsi Prov. Provinsi Kab. Bengkalis Kab. Bengkalis Kab. Bengkalis Kab. Bengkalis Prov. Provinsi Prov. Provinsi Prov. Provinsi Prov. Provinsi Prov. Provinsi Prov. Provinsi Prov. Provinsi Prov. Provinsi Prov. Provinsi Kab. Bengkalis Kab. Bengkalis Prov. Provinsi Prov. Provinsi Kab. Bengkalis Kab. Bengkalis Kab. Bengkalis Prov. Provinsi Prov. Provinsi Kab. Bengkalis International
Penyelenggara UNRI UNRI Swasta Dispen Dispen Dispen UNRI Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta Swasta UNRI Dispen Dispen UNRI UNRI Dispen Dispen Dispen Swasta Swasta Dispen Swasta
Walaupun sudah banyak prestasi yang telah diraih oleh siswa mulai tahun 2012 sampai dengan 2014, tetapi belum mencapai target sekolah sebagaimana yang
3
tertuang dalam program jangka pendek sekolah pada Dokumen 1 Kurikulum SMPS IT Mutiara yang berbunyi : Prestasi Sekolah Non Akademik pada tingkat Daerah ,Nasional ,dan Internasional pada bidang Al-Qur’an, SAINS, Matematika, Bahasa, Olahraga, dan Seni mencapai 15 prestasi tiap tahunnya “. Apalagi penulis yang sebelumnya menjabat sebagai wakil kurikulum yang memimpin coordinator lomba, sudah lama memiliki impian atau cita – cita besar yaitu peserta didiknya dapat berlomba pada ajang lomba bergengsi yaitu Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Nasional. Menjadi pemenang Olimpiade Sains Nasional tingkat Nasional merupakan hal yang sulit bagi penulis, seperti bunyi peribahasa ibarat Pungguk merindukan bulan, dimana berprestasi di tingkat Nasional merupakan suatu hal yang hampir tidak bisa diraih bila dilihat dari kondisi yang ada, ailpalagi bagi sekolah swasta yang berada di Kecamatan dimana prosesnya harus melewati seleksi Kecamatan dulu, seleksi Kabupaten dan kalau lolos baru ke Propinsi. Sementara kondisi pada sebelum tahun 2012, apabila tidak ada waktu untuk seleksi maka pemilihan cenderung berupa penunjukan sekolah-sekolah tertentu.
B. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah dikemukakan di atas bahwa bahwa memiliki prestasi di tingkat nasional adalah cita – cita atau mimpi penulis ketika menjabat sebagai kepala sekolah di SMPS IT Mutiara. Dari data prestasi yang telah diraih siswa pada tahun 2012 sampai 2014 diatas dan evaluasi langkah-langkah strategis yang telah ditempuh maka dapat diidentifikasi permasalahan yang ada dalam mencapai target prestasi sekolah sebagai berikut:
1. Prestasi sekolah belum mencapai target jangka pendek sekolah. 2. Prestasi OSN tingkat Kabupaten baru mencapai peringkat IV. 3. Koordinator lomba sudah ada tapi belum terkoordinir. 4. Usaha – usaha nyata yang dilakukan untuk mencapai target prestasi sekolah belum maksimal. 5. Belum adanya komitmen dan sinergi dengan orangtua dan siswa.
4
6. Kompetensi guru sebagai Pembina lomba masih perlu ditingkatkan . 7. Belum ada kerjasama dengan masyarakat.
C. Pembatasan Masalah Dari tujuh masalah yang diidentifikasikan di atas, masalah yang akan diselesaikan pada karya ilmiah ini dibatasi pada belum optimalnya kerjasama 3 unsur pendidikan (siswa, sekolah dan masyarakat) dalam mengantarkan SMPS IT Mutiara berprestasi di tingkat Nasional.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah dengan optimalisasi kerjasama tiga pilar pendidikan dapat mengantarkan SMPS IT Mutiara berprestasi di tingkat Nasional?
E. Tujuan Tujuan
penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk
mendeskripsikan
bahwa optimalisasi kerjasama tiga pilar pendidikan berhasil mengantar SMPS IT Mutiara berprestasi di tingkat Nasional.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil karya ilmiah ini akan dapat digunakan sebagai dasar teoritis dalam melaksanakan kegiatan berikutnya sebagai upaya peningkatkan mutu sekolah.
2. Manfaat Praktis Sementara itu karya ilmiah ini juga dapat jadi masukan bagi pemegang kebijakan dalam upaya menentukan alternative peningkatan mutu sekolah.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Deskripsi Teori 1.
Tingkat Nasional
Merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi keempat 2008:1469), dinyatakan bahwa ”tingkat” berarti taraf. Sedangkan “nasional” berdasarkan kamus KBBI on line (https://kbbi.web.id/nasional) berarti berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa. Berdasarkan makna dua kata tersebut, maka tingkat nasional dapat diartikan sebagai taraf yang berasal dari bangsa sendiri atau meliputi suatu bangsa.
2. Berprestasi Berprestasi beerasal dari kata prestasi yang berarti hasil yang telah dicapai (KBBI edisi keempat 2008:1101). Awalan “ber” pada kata berprestasi memiliki arti memiliki. Jadi kata berprestasi berarti memiliki hasil yang telah dicapai dari apa yang sudah dilakukan.
3. SMPS IT Mutiara SMPS Islam Terpadu Mutiara Duri adalah salah sebuah sekolah swasta di Kabupaten
Bengkalis
yang
berkedudukan
di
Komplek
Chevron
SebangaKecamatan PinggirKabupaten Bengkalis Propinsi Riau. SMPS Islam Terpadu Mutiara dulunya bernama SMP Islam Mutiara YLPI berdiri tahun 1974 , sekarang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Terpadu yang dipimpin oleh Bapak Ir.H.Abdul Gafar berdiri di atas tanah seluas +8.000 m2. SMPS Islam Terpadu Mutirara merupakan sekolah yang mengintegrasikan kurikulum Diknas dengan Nilai-nilai Keislaman sebagaimana yang tertuang di dalam buku Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu (2011:3) .Sebagai wujud implementasi ajaran Islam, SMPS IT Mutiara juga memadukan pendidikan aqliyah, ruhiyah, dan jasadiyah. Artinya, sekolah berupaya mendidik peserta didik
5
6
menjadi anak yang berkembang kemampuan akal dan intelektualnya, meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT, terbina akhlak mulia dan juga memiliki kesehatan, kebugaran dan keterampilan dalam kehidupannya.. Dalam mencapai hal ini sekolah memadukan keterlibatan dan partisipasi aktif lingkungan belajar yaitu : sekolah, rumah dan masyarakat (Standar Mutu SIT :36). SMPS IT Mutiara terdiri dari bangunan berlantai dua dengan sebelas ruang berada pada lantai saatu yang terdiri dari ruang kelas dan labor IPA serta empatbelas ruang di lantai dua yang terdiri dari ruang kelas, labor komputer, dua ruang kantor, pustaka, ruang osis dan konseling. Sarana prasarana di SMPS IT Mutiara bisa dikatakan sudah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (sumber:Profil SMPS IT Mutiara)
4. Mengantar Merujuk kepada KBBI, kata “mengantar” adalah kata kerja yang berarti menemani (membawa) (KBBI edisi keempat 2008:73). Jadi kalimat mengantar SMPS IT Mutiara ke tingkat Nasional Mutiara berarti membawa SMPS IT ke tingkat Nasional.
5. Berhasil Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “berhasil” dari kata dasar: hasil. Kata berhasil berarti mendatangkan hasil atau ada hasilnya. Bisa juga berarti “beroleh” (mendapat) hasil atau tercapai maksudnya.
6. Tiga Pilar Pendidikan Dikutip dari buku Pedoman Gerakan Implementasi Penumbuhan Budi Pekerti (2015:28) “Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Karena itu, sekolah hendaknya melibatkan orangtua dan masyarakat dalam proses belajar. Keterlibatan ini diharapkan akan berbuah dukungan dalam berbagai bentuk dari orangtua dan masyarakat, sebagaimana ajaran Ki Hadjar Dewantara tentang Tri Pusat Pendidikan (lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat)”.
7
Berdasarkan sambutan bapak Anis Baswedan pada Festival Anti korupsi yang digelar oleh KPK di UGM 9-11 Desember 2014 : Ada tiga pilar yang merupakan fondasi utama dari pendidikan Yaitu: Pemerintah, Sekolah dan Keluarga. Pemerintah memiliki tanggungjawab untuk menentukan regulasi yang mendukung dunia pendidikan. Selanjutnya sekolah, sekolah selama ini dipahami sebagai “bengkel” siswa yang mampu menyelesaikan permasalahan siswa, memang tidak salah karena sekolah adalah tempat para guru yang berpendidikan. Namun, secara tidak langsung pemahaman tersebut sebenarnya mereduksi peran dari keluarga dalam mendidik siswa, padahal kita pahami bahwa keluarga adalah “Madrasah/sekolah pertama dari para siswa”, dalam hal ini perlu dipahami bersama bahwa orang tua tidak bisa sepenuhnya membebankan kewajiban mendidik siswa kepada sekolah tanpa adanya upaya untuk ikut terlibat dalam pendidikan
siswa.
(https://www.kompasiana.com/agusmahardiyanto/anis-
baswedan-tiga-pilar-pendidikan-pemerintah-keluarga-dan- sekolah_54f3a3d074 5513a22b6c7ace) Tiga Pilar Pendidikan disebut juga Tri Pusat Pendidikan . Kegiatan pendidikan tidak lepas dari peran keluarga,sekolah dan masyarakat yang disebut “tripusat” pendidikan. Maka kalau ingin pendidikan berjalan efektif dan memberikan hasil yang diharapkan, kita harus mengoptimalkan ketiga pilar tersebut didalam desain pendidikan kita.Kalau kita hanya menitikberatkan pada salah satu diantara ketiga , yakinlah bahwa kegiatan pendidikan tidak akan berjalan efektif dan bahkan mungkin akan gagal total. Disinilah letak keraguan terhadap program pendidikan karakter yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini. 1.
Lingkungan Keluarga Menurut Drs.H. Abu Ahmadi dalam buku Psikologi Sosial (2007:235)
keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya . Kita yakin bahwa keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter manusia. Lahirnya generasi-generasi terbaik bangsa,
8
ataupun sebaliknya pribadi tanpa masa depan tidak lepas dari bentukan keluarga.Sebab dilingkungan keluarga fondasi karakter diletakkan, sketsa masa depan dirancang , benih kebaikan dan keburukan disemaikan.Lingkungan keluarga setiap manusia terlahir dan membawa fitrahnya dan menerima pendidikan pertama kalinya dimana orang tua menjadi figur yang paling berpengaruh bagi anak-anaknya .Sementara itu hasil pendidikan yang dicapai di lingkungan keluarga akan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan pendidikan berikutnya, yaitu sekolah dan masyarakat. Keluarga adalah pendidikan pertama sebagaimana firman Allah dalam surah at-Tahrim ayat 6 yang berarti: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah” Peran penting keluarga sebagai “sekolah” pertama ini tidak lepas dari fakta bahwa masa prasekolah adalah masa – masa keemasan (golden age ) bagi tumbuh kembang anak. Pada masa keemasan ini seorang anak akan dibekali kecerdasan otak yang sungguh menakjubkan .Dengan kecerdasan itu anak-anak merekam apa saja yang ia tangkap dari lingkungan sekitarnya.Rekaman itu akan diputar berulang-ulang di alam bawah sadarnya dan membentuk karakter dan kepribadian. Disinilah keluarga memainkan peran strategisnya sebagai sekolah yang pertama dan utama. 2.
Lingkungan Masyarakat. Sebagai salah satu pilar pendidikan , masyarakat memainkan peran yang
tidak kecil, Secara sederhana , kita dapat memperhitungkan peran itu dengan cara mengkalkulasi banyaknya waktu yang dihabiskan oleh seorang anak di tengah keluarga dan sekolah. Ketika menginjak usia remaja kebutuhan sosialnya meningkat , tempat favoritnya bisa jadi adalah tempat mereka berkumpul dengan bersama teman-temannya .Artinya pada masa ini keluarga mulai kehilangan perannya dalam pendidikan dalam pendidikan anak, digantikan oleh peran masyarakat.
9
Kini ‘masyarakat’ pun sudah merangsek masuk kedalam ruang-ruang privat keluarga melalui TV, game internet. HP.Artinya meskipun secara fisik anak-anak kita berada dalam rumah, secara batiniah bisa jadi mereka tengah berada didalam luar bersama komunitasnya.Kalau kita menginginkan kesuksesan program pendidikan karakter ,semua aspek tersebut mau tak mau harus dipertimbangkan . Selain mengoptimalkan peran keluarga dan sekolah masyarakat juga harus kita berdayakan. Dalam kaitan ini menurut saya sangat relevan merevitalisasi konsep menyeru kebaikan dan mencegah kemungkaran. Kita sering melihat bahwa tingkat ketidakacuhan atau apatisme masyarakat saat ini sudah sangat mengkhawatirkan ,khususnya terhadap kemungkaran seperti ketidakadilan , kecurangan, kebohongan, kesemrawutan dan lain-lain. Munkin apatisme muncul karena rasa kecewa dan frustasi bertumpuk-tumpuk,yang disebakan oleh kenyataan bahwa harapan satu persatu kandas ditengah jalan. Tetapi bagaimana pun juga ,apatisme masyarakat terhadap berbagai kemungkaran yang terjadi didepan mata sangatlah berbahaya. Hanya dengan meningkatkan kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap segala bentuk kemungkaran inilah kita dapat mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang kondusif bagi pembangunan karakter bangsa yang di citacitakan.Tanpa itu masyarakat kita hanya akan menjadi tanah tercemar dan berbahaya bagi pertumbuhan tunas-tunas bangsa yang sesungguhnya membawa potensi serba baik dalam fitrah kemanusiaanya . Dan kondisi masyarakat yang tercemar akan kontra produktif dengan upaya kita menghidupkan kembali keluarga yang mati dan itu artinya proses pendidikan anak dalam keluarga akan menghadapi kendala yang serius. 3.
Lingkungan Sekolah Ketika sebuah bangsa menghadapi persoalan budaya, seperti terkikisnya
budaya lokal karena tergerus banjir budaya global , pendidikanlah yang paling mungkin diharapkan perananya. Pendidikan merupakan solusi yang bersifat preventif, sebab pendidikanlah salah satu usaha membangun generasi bangsa yang lebih baik. Melalui pendidikan , jati diri suatu bangsa yang terwujud dalam
10
tradisi , budaya dan karakternya dapat terus dilestarikan dan diwariskan secara terus menerus. Melalui pendidikan pula suatu bangsa dapat meningkatkan kualitas SDM-nya dengan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan yang memadai , yang memungkinkan untuk bersaing dengan bangsa lain dan kemudian memenangi persaingan itu. Kita paham semua bahwa pendidikan memilik fungsi ganda yaitu fungsi konservatif dan fungsi progresif.Fungsi konservatif pendidikan adalah fungsi yang bertujuan untuk mewariskan dan mempertahankan identitas ( nilai-nilai, tradisi, budaya , dan lain-lain) dan cita-cita suatu masyarakat.sedang fungsi progresif pendidikan adalah fungsi yang membekali generasi penerus dengan pengetahuan , nilai-nilai dan keterampilan sehingga mereka memiliki kemampuan dan kesiapan dalam menghadapi tantangan kehidupan masa depan. (http://pendidikanakhlakislami.blogspot.co.id/2014/11/tiga-pilarpendidikan.html)
7. Kerjasama Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi keempat:681) kerjasama berarti kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama merupakan interaksi yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena manusia adalah mahluk sosial yang saling membutuhkan. Kerjasama bisa terjadi ketika individu-individu yang bersangkutan mempunyai kepentingan dan kesadaran yang sama untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan dan kepentingan bersama. Berikut adalah pengertian kerjasama menurut para ahli dikutip dari artikel on line : https://www.maxmanroe.com/pengertian-kerjasama.html : 1. Menurut Pamudji, kerja sama adalah pekerjaan yang dilakukan dua orang atau lebih dengan melibatkan interaksi antarindividu bekerja bersama sama sampai terwujud tujuan yang dinamis. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa unsur utama kerjasama ada tiga yakni adanya individu individu, adanya interaksi dan adanya tujuan yang sama.
11
2. Seorang ahli bernama Charles H. Cooley berpendapat, kerjasama akan timbul jika orang menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan yang sama dan sekaligus memiliki pengetahuan yang cukup serta kesadaran atas diri sendiri untuk memenuhi kepentingan kepentingan tersebut. 3. Menurut Rosen, kerja sama merupakan sumber yang dianggap sangat efisien untuk kualitas pelayanan terutama dalam konteks kerjasama bidang ekonomi khususnya jual beli. 4. Thomson Dan Perry, kerja sama merupakan kegiatan yang mempunyai tingkatan berbeda dimulai dari tahapan koordinasi juga kooperasi sampai terjadinya kolaborasi dalam suatu kegiatan kerjasama. Selanjutnya sebagai sekolah Islam Terpadu, salah satu karakteristiknya adalah kerjasama sebagaimana yang tercantum pada Karakteristik Sekolah Islam Terpadu yang ke enam yaitu : 6. Melibatkan peran serta orangtua dan masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan : adanya kerjasama yang sistematis dan efektif antara guru dan orangtua dalam mengembangkan dan memperkaya kegiatan pendidikan dalam berbagai aneka program.guru dan orangtua bahu membahu dalam memajukan kualitas sekolah. Orangtua harus ikut serta secara aktif memberikan dorongan dan bantuan baik secara individual kepada putera-puterinya maupun kesertaan mereka terlibat di dalam sekolah dalam serangkaian program yang sistematis. (Standar Mutu SIT : 38)
8. Optimalisasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI edisi keempat: 986), optimalisasi atau pengoptimalan berarti cara atau proses untuk menjadikan paling baik. Dikaitkan dengan karakteristik Sekolah Islam Terpadu yang keenam di atas bahwa optimalisasi disini berarti adanya kerjasama yang sistematis dan efektif dimana berawal dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi bersama terhadap rangkaian kegiatan yang dilakukan.
12
B. Hipotesis Tindakan Adapun gambar dasar hipotesis tindakan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1.Hipotesis Tindakan Masyarakat
Prestasi Tk. Nasional Sekolah
Keluarga
: garis kerjasama Keterangan : Dengan
mengoptimalkan
kerjasama
antara
keluarga,
sekolah
masyarakat mengantar sekolah meraih prestasi tingkat nasional.
dan
13
BAB III METODOLOGI KEGIATAN
A. Setting Kegiatan 1. Waktu Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan mulai T.P. 2016/2017 dari bulan Februari sampai sekarang. Adapun pembagian waktu pelaksanaan dapat dirinci sebagaimana tercantum dalam table berikut ini:
Tabel 3.1. Pembagian Waktu Kegiatan WAKTU No
KEGIATAN
1 1
3
dari Masyarakat Seleksi Siswa
3
Building komitmen
4
Bimbingan rutin
5
2
Sharing Best Practice
2
AGUS Tiap
FEBRUARI 2016
Pengawasan & Pelaporan
13
4
5
Sep - Juni
Tahun 1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
14
2. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan di SMPS Islam Terpadu Mutiara Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau
3. Obyek Kegiatan Adapun yang menjadi obyek dari kegiatan ini adalah unsur tiga pilar pendidikan di SMPS IT Mutiara tahun pelajaran 2016/2017 s/d sekarang.
4. Sumber Data Sumber data dalam best practice ini ini adalah dokumen berupa capaian prestasi SMPS IT Mutiara.
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Untuk menjaring informasi/data penulis melakukan studi dokumen berupa rekap prestasi dari penanggung jawab lomba/koordinator smart camp.
6. Validasi Data Untuk menjamin validitas data penulis melakukan pengontrolan daftar hadir proses perekapan prestasi dari koordinator.
7. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dekskriptif, yaitu dengan mengkomparasikan hasil pengamatan pada data sebelum dan sesudah kegiatan.
B. Prosedur Kegiatan Prosedur kegiatan diuraikan pada BAB IV.
15
BAB IV PEMBAHASAN
Penulis pada kesempatan ini ingin mendeskripsikan pengalaman terbaik sebagai kepala sekolah dalam rangka Optimalisasi Kerjasama 3 Pilar Pendidikan yang berhasil mengantar SMPS IT Mutiara berprestasi di tingkat Nasional. Dalam pembahasan ini , penulis membagi kegiatannya dalam 3 tahap, yaitu :
1. Persiapan Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah : a. Pembentukan Tim dari pihak sekolah yang disebut Tim Smart Camp. Tim ini dipimpin oleh seorang guru koordinator dibawah komando wakil kepala sekolah bidang kurikulum , sementara anggotanya terdiri dari semua guru mata pelajaran SAINS . Masing-masing mapel dikoordinir oleh satu orang yang bertugas sebagai penanggung jawab yang bertugas :
Memilih siswa sebagai anggota Smart Camp
Membuat jadwal bimbingan mingguan
Mengkoordinir jaring komunikasi (JARKOM) dengan orangtua
Mencari guru pembimbing bila diperlukan
b. Membentuk Tim dari komite yang disebut Bidang Pendidikan c. Menbuat jadwal sharing best practice dari yayasan dan masyarakat, seleksi dan sosialisasi
2. Pelaksanaan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menjalankan kegiatan yang sudah dijadwalkan : a. Sharing Best Practice : pada kegiatan ini penulis mengoptimalkan kerjasama masyarakat yaitu orangtua dari SD Mutiara yang anaknya bernama Nabil Shafa yang berhasil meraih prestasi juara 1 OSN tingkat Nasional pada tahun 2016. Penulis mengundang orangtua tersebut untuk
15
16
hadir di SMPS IT Mutiara pada bulan Februari 2016 berbincang dengan Tim SMART CAMP tentang usaha-usaha yang telah dilakukan sehingga anaknya berhasil meraih prestasi tertinggi OSN. Hasil sharing best practicenya adalaha sebagai berikut :
Adalah penting menumbuhkan minat siswa terlebih dahulu terhadap sains karena motivasi internal lebih berpengaruh dari eksternal.
Latihan soal olimpiade harus dilakukan rutin setiap hari oleh siswa secara mandiri minimal 5 soal/hari atau 1 jam setiap malam (tidak hanya sekali seminggu).
selain orangtua Nabil kami juga mengundang ketua yayasan Mutiara yaitu bapak Rapandji yang anaknya juga sukses meraih prestasi pada OSN tingkat SMA. Beliau juga menambahkan beberapa tips diantaranya adalah :
Kompetensi guru sains harus ditingkatkan agar bisa membimbing siswa OSN.
Jika perlu jalin kerjasama dengan guru SMA yang ada di Duri untuk penguasaan materi SMA dan perguruan tinggi.
Jika tidak ada yang berpotensi maka datangkan instruktur dari Propinsi.
Setelah kegiatan sharing dari orangtua Nabil dan bapak Rapandji, penulis segera melakukan tindak lanjut diantaranya : Menambah koleksi perpustakaan dengan buku-buku olimpiade untuk
memperkaya
wawasan
guru
dan
siswa
meningat
perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar sangat mendukung prestasi pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah sebagaimana dikutip dari buku Membangun Guru Berkualitas oleh H.A. Tabrani Rusyan (2013:249)
17
Mengikutkan guru sains pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Melengkapi sarana laboratorium IPA. Menjalin kerjasama dengan kepala sekolah dan guru sains SMA Mutiara.
b. Seleksi siswa Seleksi siswa diadakan pada bulan Agustus minggu pertama. Seleksi ini bersifat placement test yang bertujuan untuk menentuka dimana potensi siswa, apakah di Matematika, IPA atau IPS. Siswa yang lolos passing grade akan segera dikelompokkan menurut mata pelajaran OSN.
c. Building komitment Kegiatan Building komitmen dilakukan setelah anak dikelompokkan. Bulding komitmen ini dibagi 2 yaitu :
Building Komitment orangtua. Kegiatannya sebagai berikut : 1. Pemanggilan orangtua yang anaknya lolos seleksi untuk mensosialisasikan tips hasil sharing dengan orangtua Nabil dan bapak Rapandji. 2. Meminta komitmen kepada orangtua untuk ikut bekerjasama mengingatkan dan mendampingi siswa untuk latihan soal di rumah. 3. Membuat jaring komunikasi (JARKOM) berupa grup Whatsapp untuk mengoptimalkan komunikasi antara orangtua dan penanggungjawab kegiatan.
Building Komitmen siswa. Kegiatan ini dilakukan setelah Building Komitmen dengan orangtua, dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Siswa yang lolos seleksi dikumpulkan di dalam satu ruangan bersama guru sains.
18
2. Guru koordinator smart camp menyampaikan syarat dan ketentuan sebagai anggota tim. 3. Siswa diberi waktu 2 hari untuk menentukan pilihan apakah siap untuk mengikuti aturan yang berlaku atau tidak. Bagi yang tidak siap dapat mengundurkan diri.
d. Bimbingan Regular Dua Mingguan Kegiatan pembinaan rutin dilakukan setiap hari Sabtu minggu ganjil mulai bulan september. Waktu dan tempat disepakati bersama guru pembimbing. Tetapi biasanya kegiatan ini diadakan di Perpustakaan jam 8.00 – 11.00.
3. Pengawasan dan pelaporan a.
Karena kegiatan ini dibiayai dari dana BOS maka kegiatan ini diawasi oleh penulis sebagai kepala sekolah dan dimonitor juga oleh ketua yayasan yang juga tergabung dalam grup whatsapp bersama penanggung jawab mata pelajaran. Pembinaan yang tidak terlaksana sesuai jadwal akan ditindaklanjuti oleh kepsek dengan pemanggilan terhadap guru penanggung jawab.
b.
Pelaporan dilakukan setiap selesai satu kegiatan lomba oleh koordinator SMART Camp.
19
B. Analisa Hasil Berikut adalah analisa prestasi hasil dari optimalisasi kerjasama 3 pilar pendidikan yang dilakukan oleh penulis sejak T.P. 2016/2017 untuk cabang Olimpiade Sains Nasional :
Tabel 4.1: Perbandingan prestasi OSN SMPS IT Mutiara antara sebelum dan sesudah adanya optimalisasi kerjasama 3 pilar pendidikan. Mapel
Sebelum (2012 – 2015)
Matematika
0
IPA
0
IPS
0
Sesudah (2016-2018) Juara I Kabupaten dan Passing Grade Propinsi Juara I Kabupaten, Juara I Propinsi, Juara 3 Nasional Juara I Kabupaten, sedang TC Propinsi
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa optimalisasi kerjasama tiga pilar pendidikan terhadap prestasi OSN di SMPS IT Mutiara, dimana pada tahun 2012 s/d 2015 belum adanya optimalisasi kerjasama tiga pilar , tidak ada satupun siswa SMPS IT Mutiara mendapat prestasi pada cabang OSN tingkat Kabupaten, tetapi setelah diadakan kegiatan-kegiatan dengan optimalisasi kerjasama tiga pilar pendidikan, SMPS IT Mutiara berhasil meraih prestasi untuk ketiga mata pelajaran Sains yang dilombakan pada OSN yaitu Matematika ,IPA dan IPS. Untuk Maematika dan IPA pada tahun 2017 berhasil mewakili Propinsi Riau ke tingkat Nasional dan akhirnya untuk mata pelajaran IPA berhasil meraih medali Perunggu atas nama Aisyah Riva.
20
Gambar 4.1. Utusan Propinsi Riau ke Nasional : Riefki Michaelson (Matematika) dan Aisya Rifa (IPA)
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa yang di sebelah kiri adalah Riefqy Michaelson siswa berprestasi untuk mata pelajaran Matematika. Dengan meraih prestasi sebagai juara 1 tingkat kabupaten akhirnya Riefqy masuk pembinaan di Propinsi dan berhasil lolos mewakili propinsi Riau di tingkat Nasional berdampingan dengan anak-anak dari sekolah swasta ternama di Pekanbaru. Dan yang di sebelah kanan adalah Aisyah Rifa yang pada awal karirnya di olimpiade lemah di mata pelajaran Fisika tapi berkat keuletannya beserta guru pembimbing dan orangtua menerapkan komitmen yang sudah disepakati akhirnya Aisyah bisa lolos passing grade mewakili propinsi Riau dan berhasil meraih medali perunggu pada Olimpiade Sains Nasional yang tahun itu diadakan di Pekanbaru.
21
Gambar 4.2. Peraih Medali Perunggu OSN tingkat Nasional : Aisya Rifa (IPA)
Demikianlah kisah sukses SMPS IT Mutiara pada ajang olimpiade bergengsi OSN. Disamping prestasi cabang OSN, Prestasi di cabang lain juga mengalami peningkatan sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel berikut :
22
Tabel 4.2: Capaian prestasi akademik sesudah adanya optimalisasi kerjasama 3 pilar pendidikan No
1 2 3 4
Prestasi yg diraih
Nama siswa yang mengikuti
juara 1 UKT
Aisyah Rifa Fadillah
Juara 1 TT
Fairus Rajendra Wiranata
Juara 2 TT
Aisyah Rifa Fadillah
Juara 1 Tartil Qu'an
Adisha Saadiya
6
juara 1 Olimpiade Matematika juara 1 Olimpiade IPA
7
juara 2 Olimpiade IPA
Aisyah Rifa Fadillah
8
Juara 1 Story Telling
Saka Rabbani Arkana
9
Juara 2 Story Telling
Lu'Lu' Raeda Muchsih
Juara 3 MIPS
Arya Ardani Rizal
Juara 2 MIPS
M. Naufal
Juara 3 ISO
Faiza Dhea Rahma
juara 1 MIPA
Fairus Rajendra Wiranata
juara 2 ISO
M. Fauzan Al-Faruqi
Juara 2 Story Telling
Alifa Rachmah
5
10 11 12 13 14 15
shadiq Harwiz Fairus Rajendra Wiranata
Tahun
Nama lomba yang diikuti
2017
OLIMPIADE BIOLOGI (UNRI)
2017 2017
OLIMPIADE FISIKA (UNRI)
2017
Mutiara EXPO
2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
SMANDA SOLID
23
No
Prestasi yg diraih
Nama siswa yang mengikuti
juara 2 CC
Tim
Juara Umum
SMP IT MUTIARA
Juara 1 Puisi
Khairunnisa Salsabila
Juara 2 CC
TIM
Juara 1 Mading 3D
TIM
Juara 2 Scrabble
Dhannis Saquelle Andika
Juara 3 Scrabble
Sakha Rabbani Arkana
Juara 1 MHQ
Rifki Michaelson
Juara 1 IPA
Aisyah Rifa Fadillah
Juara 1 Matematika
Rifki Michaelson
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Tahun
Nama lomba yang diikuti
2017 2017 2017
BAHASA INDONESIA (UNRI)
2017 2017 2017
BAHASA INGGRIS (UNRI)
2017 2017 2017
PORSIQQU OSN
2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa prestasi bahwa total prestasi yang diraih SMPS IT Mutiara pada tahun 2017 sebanyak 25 prestasi, dengan rincian sebagai berikut : 1. 13 prestasi untuk cabang olimpiade 2. 12 prestasi untuk cabang Bahasa dan Seni serta Al Qur’an
Dengan jumlah ini maka target sekolah sebagaimana yang tercantum pada Kurikulum Operasional Sekolah dan Program Tahunan sekolah sejumlah 15 prestasi pertahun terlampaui sudah .
24
Gambar 4.3. Foto bersama Nabiel Safa dan orangtua, Guru penanggung jawab IPA, wakil kurikulum, Aisyah Rifa dan Rajendra
Pada gambar di atas penulis berfoto bersama Nabiel peraih medali emas olimpiade IPA SD tingkat Nasional dan orangtuanya, guru penanggung jawab mata pelajaran IPA SMPS IT Mutiara ibu Alhamda, S.Pd, wakil kepala sekolah bidang kurikulum ibu Siski, S.Si, dan tim IPA SMPS IT Mutiara Aisyah Rifa dan Rajendra. Foto ini diambil setelah tim berhasil meraih juara umum pada pekan raya Fisika yang diadakan oleh FMIPA Universitas Riau pada tahun 2017.
25
Untuk lebih jelasnya seberapa besar lompatan prestasi yang telah dibuat oleh SMPS IT Mutiara mari kita lihat tabel perbandingan capaian prestasi berikut :
Tabel 4.3: Perbandingan Jumlah Prestasi antara sebelum dan sesudah adanya optimalisasi kerjasama tiga pilar pendidikan
Sebelum (2012/2013)
Sesudah (T.P. 2016/2017)
13 prestasi
25 prestasi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebelum diadakan optimalisasi kerjasama antara keluarga, masyarakat dan sekolah prestasi yang diraih oleh SMPS IT Mutiara hanya 13 prestasi pertahun yang berarti belum mencapai target jangka pendek sekolah , tetapi setelah adanya optimalisasi kerjama diantara tiga pilar pendidikan tersebut maka telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap capaian prestasi sekolah sebesar hampir 100% disamping itu juga meraih prestasi di ajang olimpiade bergengsi OSN sebagaimana yang menjadi impian penulis. Maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dengan dengan optimalisasi kerjasama tiga pilar tersebut telah berhasil mengantar SMPS IT Mutiara berprestasi di tingkat Nasional.
26
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan pembahasan yang dipaparkan pada Bab. IV, dapat disimpulkan bahwa best practice penulis untuk mengoptimalkan kerjasama tiga pilar pendidikan yaitu keluarga (orangtua), sekolah (guru, siswa) dan masyarakat (yayasan, guru sekolah lain, orangtua SD, perguruan tinggi) memang berhasil mengantarkan SMPS IT Mutiara berprestasi di tingkat Nasional, sejajar dengan sekolah-sekolah swasta di kota-kota besar yang biaya pendidikannya lebih mahal.
B. Saran Melalui best practice ini penulis berharap dapat menginspirasi para kepala sekolah untuk ikut mengoptimalkan kerjasama 3 pilar pendidikan di sekolahnya karena tiga pilar ini merupakan fondasi utama dari pendidikan yaitu: Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Untuk menyukseskan tujuan pendidikan sekolah tidak bias berjalan sendiri karena sebagian besar waktu siswa dihabiskan bersama orangtuanya di rumah. Orangtua menjadi aset yang potensial untuk memfasilitasi kebutuhan anaknya. Masyarakat adalah orang ketiga yang dapat didayagunakan baik sebagai fasilitator maupun menjalankan fungsi pengawasan khususnya dalam pembinaan karakter siswa yang sekarang fungsi pengawasan masyarakat mulai menurun. Karena itu kepala sekolah perlu membangkitkan kembali kerjasama 3 pilar pendidikan ini agar tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
26
27
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, 2007, Psikologi Sosial, PT Asdi Mahasatya, Jakarta Arifin, Zainal , 2015, Tafsir Inspirasi, Duta Azhar,Medan Echols, John M , 2002, Kamus Indonesia – Inggris, PT Gramedia Utama, Jakarta Kemdikbud, 2015, Pedoman Gerakan Implementasi Penumbuhan Budi Pekerti – SMP, Kemdikbud, Jakarta Rusyan, H.A.Tabrani, 2012, Membangun Disiplin Karakter Anak Bangsa, PT. Gilang Saputra Perkasa, Jakarta Rusyan, H.A.Tabrani, 2013, Profesionalisme Kepala Sekolah, CV. Dhanama Kreatif Mandiri, Jakarta Rusyan, H.A.Tabrani, 2013, Membangun Guru Berkualitas, CV. Dhanama Kreatif Mandiri, Jakarta Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Manajemen, PT. Alfabeta , Bandung Tim JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu), 2006, Sekolah Islam Terpadu, Konsep dan Aplikasi, Syaamil Cipta Media, Bandung ________, 2011, Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu-JSIT,. CV. Robbani Press, Jakarta ________, 2014,Standar Mutu Kekhasan Sekolah Islam Terpadu, CV. Robbani Press, Jakarta ………………(2014). tiga-pilar-pendidikan-pemerintah-keluarga-dan-sekolah_ artikel online : https://www.kompasiana.com/agusmahardiyanto/anis-baswedan54f3a3d0745513a22b6c7ace ………………..artikel online http:// pendidikanakhlakislami. blogspot.co.id /2014/11/tiga-pilar-pendidikan.html ……………… artikel online https://www.maxmanroe.com/pengertiankerjasama.html
28
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis , Anita Sofya, S.Pd.Ing,MM dilahirkan di Duri Kabupaten Bengkalis pada tanggal 7 Oktober tahun 1971. Penulis adalah anak kedua dari tiga orang bersaudara dari orangtua yang berasal dari Sumatera Barat tepatnya Kota Payakumbuh. Penulis bersekolah dari TK sampai SMA di Duri.Penulis menamatkan SD di SD 005 Talang Mandi, SMP pada SMPN 2 Sebanga, dan SMA di SMAN 1 Sebanga. Tamat SMA penulis melanjutkan perguruan tinggi di Pekanbaru yaitu Universitas Riau pada FKIP Jurusan Bahasa Inggris Diploma IIIdan tamat tahun 1994. Tahun 2003 penulis mulai bekerja sebagai pendidik di YPIT Mutiara sampai sekarang, selama menjadi pendidik penulis aktif menulis inovasi pembelajaran dan mengikuti lomba sejenis.Tahun 2005 penulis pernah menjuarai lomba inovasi pembelajaran tingkat nasional yang diselenggarakan oleh JSIT dan Litbang Dinas Pendidikan Nasional. Penulis melanjutkan studi ke jenjang S1 melalui UT dengan jurusan Keguruan Bahasa Inggris dan tamat pada tahun 2009. Tahun 2015 penulis melanjutkan studi ke S2 melalui STIMA IMMI Jakarta dan Alhamdulillah tamat pada tahun 2017. Sekarang penulis tinggal di Jalan Aman Gang Al –Amin .
29
LAMPIRAN
1. SK TIM Smart Camp 2. SK Komite 3. Soal Seleksi 4. Daftar Hadir Pembinaan 5. Contoh Laporan 6. Referensi