Pt Pjb - Fortunatus Yosantonino Sp.docx

  • Uploaded by: Fortunatus
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pt Pjb - Fortunatus Yosantonino Sp.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 8,918
  • Pages: 63
Tugas 1 STUDI KASUS DENGAN OBYEK PT PLN PERSERO

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Otomasi Kelistrikan Industri Semester Ganjil Tahun Akademik 2017/2018 Dosen Pembina : Anang Dasa Novfowan, B.Tech., MMT

Disusun Oleh : Fortunatus Yosantonino S.P 1531120112

D3 TL 3E

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG Energi listrik merupakan kebutuhan yang terbilang penting dan termasuk dalam salah satu kebutuhan primer manusia. Di Indonesia terdapat Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara atau PT PLN (PERSERO) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertujuan mengelola semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Berdiri pada 1 Januari 1965. Tugas PLN dalam menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum tidak berhenti pada pembangkitan tenaga listrik saja, melainkan penyaluran (transmisi) dan distribusi juga. Bermula dari pusat-pusat pembangkit yang bertenaga air, diesel, tenaga uap berbahan bakar batu bara maupun gas, kemudian diproses pada sisi transmisi dengan menggunakan jaringan transmisi yang didalamnya terdapat gardu-gardu induk dan trafo-trafo sebagai pengatur tegangan dan beban, menuju sisi distribusi untuk digunakan oleh konsumen seperti kawasan industri, komersial, pemukiman maupun sarana publik.

1.2 Maksud dan Tujuan Adapun tujuan umum dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : a. Sebagai penyelesaian tugas Mata Kuliah Otomasi Kelistrikan Industri Politeknik Negeri Malang. b. Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa mengenai kondisi yang sesungguhnya pada perusahaan, khususnya yang berkaitan dengan bidang kelistrikan. c. Mengetahui, mengerti dan memahami kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan, kemudian dapat membandingkan dengan teori-teori yang di peroleh selama diperkuliahan, yang nantinya dapat menelaah jika terdapat perbedaan antara keduanya. d. Memperluas wawasan dan pengembangan cara berfikir logis dan sistematis sehubungan dengan permasalahan yang di hadapi selama bekerja di lapangan.

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO)

PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau nama resminya adalah PT. PLN (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dimana ditugaskan untuk mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. 2.1 Visi Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani. Penjelasan : 

Diakui mengandung pengertian bahwa ada harapan agar dunia Internasional bisa mengakui kualitas dan kinerja PT PLN (PERSERO) serta pantas untuk bersaing dengan perusaan-perusahaan kelas dunia lainnya terutama dalam bidang kelistrikan.



Perusahaan Kelas Dunia mengandung pengertian bahwa PT PLN (PERSERO) bercita-cita untuk bisa menjadi perusahaan kelas dunia bersaing dengan perusahaan kelas dunia lainnya. Sejalan dengan kemajuan teknologi di dunia.



Bertumbuh Kembang mengandung pengertian bahwa konsistensi dalam pengembangan standar kinerja, dapat meminimalisir adanya kesalahan. Harus mempunyai sifat “haus akan kesempurnaan kerja dan perilaku”.



Unggul mengandung pengertian bahwa keharusan untuk menjadi yang terbaik dalam bidang kelistrikan, baik dalam hal pelayanan, proses, sistem serta produk.



Terpercaya mengandung pengertian bahwa adanya amanat yang diembankan pemerintah dan masyarakat yang harus dikerjakan untuk bisa memenuhi kepuasan serta menumbuhkan rasa kepercayaan pemerintah dan masyarakat terhadap PT PLN (PERSERO)



Bertumpu pada potensi insani mengandung pengertian bahwa keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada potensi-potensi para pekerjanya,

maka dari itu para pekerja harus memperhatikan etika-etika serta tugas-tugas apa yang harus dilakukan dan dikerjakan dengan sebaik mungkin.

2.2 Misi 

Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. Penjelasan : Semua yang dilakukan dan dikerjakan oleh anggota PT PLN (PERSERO) mulai dari Direktur Utama sampai pada pekerja lapangan harus dilandaskan pada 1 tujuan yaitu kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham, supaya tumbuh rasa kepercayaan pelanggan kepada PT PLN (PERSERO).



Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Penjelasan : Listrik adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia, maka dari itu PT PLN (PERSERO) harus berupaya supaya melalui tenaga listrik dapat mendorong kualitas hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.



Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. Penjelasan : Sama seperti misi kedua, dengan adanya tenaga listrik masyarakat Indonesia bisa beraktivitas untuk memenuhi kebutuhannya terutama dibidang ekonomi.



Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Penjelasan : Segala kegiatan yang dilakukan PT PLN (PERSERO) harus ramah lingkungan. Sehingga perlu adanya perawatan agar aktivitas kelistrikan tidak merusak lingkungan.

2.3 Moto Electricity for a better life - Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik Penjelasan :

Melalui bidang kelistrikan PT PLN (PERSERO) berusaha membantu masyarakat untuk bisa meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik

2.4 Tujuan Perseroan Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas Seperti tertera pada Undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 tentang sumber daya alam, berbunyi ” Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” PT PLN (PERSERO) mendapat amanat dari pemerintah untuk memaksimalkan sumber daya alam yang ada di Indonesia dalam proses produksi listrik demi kemakmuran msyarakat Indonesia

2.5 Alamat PT PLN (Persero) : Jl. Trunojoyo Blok M-I No. 135 Kebayoran Baru, Jakarta 12160, Indonesia Tel. 021 7251234, 7261122 Fax. 021 7221330 2.6 Logo PT PLN (PERSERO) Bentuk, warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. : 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara

Makna Logo PT PLN (PERSERO) a. Bidang Persegi Panjang Vertikal

 Persegi panjang sebagai dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, yang berarti merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna.  Warna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. b. Petir atau kilat

 Petir atau kilat melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh PT PLN (Persero). Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.  Warna merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. c. Tiga Gelombang

 Tiga gelombang berarti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi  Warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

2.7 Unit Bisnis PLN Unit Bisnis PLN yang tersebar di Indonesia, terdiri dari : a. PLN Wilayah & Distribusi PLN Wilayah melakukan pengelolaan kegiatan pendistribusian, penjualan tenaga listrik serta pengusahaan pembangkitan (skala kecil) di wilayahnya, dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien sesuai dengan tata kelola yang baik untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional; melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat; memperhatikan kepentingan stake holder serta meningkatkan kepuasan pelanggan. 

Wilayah Aceh



Wilayah Sumatera Utara



Wilayah Sumatera Barat



Wilayah Riau dan Kepulauan Riau



Wilayah Bangka Belitung



Wilayah Sumatra Selatan, Jambi, dan Bengkulu



Wilayah Kalimantan Barat



Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah



Wilayah Kalimantan Timur



Wilayah Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo



Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat



Wilayah Maluku dan Maluku Utara



Wilayah Nusa Tenggara Barat



Wilayah Nusa Tenggara Timur



Wilayah Papua dan Papua Barat

PLN Distribusi adalah pengusahaan pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan nasional; melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat; memperhatikan kepentingan stake holder; serta meningkatkan kepuasan pelanggan. 

Distribusi DKI Jaya & Tangerang



Distribusi Jawa Barat dan Banten



Distribusi Jawa Timur



Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta



Distribusi Bali



Distribusi Lampung

b. PLN Jasa 

Pusat Pendidikan dan Pelatihan



Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan



Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan



Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan



Jasa Sertifikasi



Jasa Manajemen Konstruksi

c. PLN Pembangkitan Mengusahakan pembangkitan dan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai serta melakukan usaha sesuai dengab kaidah ekonomi yang sehat; memperhatikan kepentingan stake holder; serta meningkatkan kepuasan pelanggan. 

Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan



Pembangktian Sumatera Bagian Utara



Pembangkitan Lontar



Pembangkitan Tanjung Jati B



Unit Pembangkitan Jawa Bali

d. PLN Penyaluran & Pusat Pengatur Beban Mengelola operasi sistem tenaga listrik secara andal, mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara efisien, andal dan akrab lingkungan,

mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan, dan adil mengelola pembangunan kelengkapan instalasi sistem transmisi tenaga listrik Jawa Bali. 

Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (P3B Jawa Bali)



Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera (P3B Sumatera)

e. PLN Unit Induk Proyek (UIP) Melakukan pengendalian konstruksi dan pengelolaan kegiatan proyek serta melaksanakan administrasi konstruksi yang bertindak sebagai wakil pemiliki (owner) sehingga menghasilkan pembangkit dan jaringan dengan mutu yang memadai melalui proses pelaksanaan yang efisien untuk mencapai sasaran kinerja sesuai ketetapan direksi. 

UIP Pembangkitan Sumatera I (UIP I)



UIP Pembangkitan Sumatera II (UIP I)



UIP Jaringan Sumatera I (UIP II)



UIP Jaringan Sumatera III (UIP III)



UIP Transmisi Interkoneksi Sumatera Jawa (UIP IV)



UIP Jaringan Jawa Bali I (UIP V)



UIP Pembangkitan Hidro Jawa Bali (UIP VI)



UIP Jaringan Jawa Bali II (UIP VII)



UIP Pembangkitan Thermal Jawa Bali (UIP VIII)



UIP Pembangkitan Kalimantan (UIP IX)



UIP Jaringan Kalimantan (UIP X)



UIP Pembangkitan & Jaringan Nusa Tenggara (UIP XI)



UIP Pembangkitan Sulawesi Maluku Papua (UIP XII)



UIP Jaringan Sulawesi Maluku Papua (UIP XIII)



UIP Pembangkitan & Jaringan Sulawesi Maluku Papua (UIP XIV)

Berikut merupakan daftar anak perusahaan PT PLN (Persero) : NAMA PERUSAHAAN

BIDANG USAHA

1. PT Indonesia Power

Pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain

(PT IP)

yang terkait

2. PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) 3. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam

Pembangkitan tenaga listrik dan usaha lain yang terkait Penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Pulau Batam

(PT PLN Batam) 4. PT Indonesia Comnets

Telekomunikasi

Plus (PT ICON+) 5. PT Prima Layanan

Konsultan enjiniring

Nasional Enjiniring (PT PLN Enjiniring) 6. PT Perusahaan Listrik Nasional Tarakan

Penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum di Pulau Tarakan

(PT PLN Tarakan) 7. PT PLN Batu Bara

Penyedia batubara bagi PLTU PLN

8. PT PLN Geothermal

Penyediaan tenaga listrik terbarukan melalui pengembangan dan pengoperasian Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi

9. PT Geo Dipa (PT GDE)

Penyediaan tenaga listrik melalui pengoperasian Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi

10. Majapahit Holding BV

Keuangan

11. PT Pelayaran Bahtera

Cogeneration, distributed generation dan

Adhiguna

jasa, operation & maintenance Operasi dan pemeliharaan pembangkit Trading dan jasa transportasi batu bara penyediaan listrik dari produksi PLTU Lati di Berau, Kaltim

2.8 Struktur Organisasi PT PLN(PERSERO)

Seperti tertera pada Peraturan Direksi PT PLN (PERSERO) nomor 0015 .P/DIR/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT PLN (PERSERO), Direktur Bisnis Regional bertanggungjawab dalam dalam hal yang berkaitan dengan operasi pembangkitan. Lampiran : Peraturan Direksi PT PLN (PERSERO) nomor 0015 .P/DIR/2015

BAB III PT PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB)

Salah satu unit anak perusahaan PT PLN (PERSERO) yang bergerak dalam bidang produksi energi listrik adalah PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) yang berdiri tahun 1995 dengan wilayah kerja yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali. Senantiasa mengabdikan diri untuk bangsa dan negara Indonesia, serta mendorong perkembangan perekonomian nasional dengan menyediakan energi listrik yang bermutu tinggi, andal dan ramah lingkungan. Tugas Pokok PT PLN (Persero) Unit Pembangkitan Jawa Bali yaitu bertindak sebagai penanggung jawab terhadap pengendalian operasi dan pemeliharaan pembangkit secara optimal, efektif dan efisien, serta memastikan keamanan pasokan bahan bakar, agar dapat menjadi pembangkit yang andal, produktif dan ramah lingkungan dengan mengacu kepada standar kinerja yang telah ditetapkan. 3.1 SEJARAH PERUSAHAAN 

Tahun 1945 - Didirikan Perusahaan Listrik dan Gas.



Tahun 1965 - Perusahaan tersebut dibagi menjadi 2 : Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara.



Tahun 1972 - Status PLN menjadi Perusahaan umum (Perum).



Tahun 1982 - PLN dipecah lagi menjadi dua: Unit Divisi dan Unit Pembangkitan Tenaga Listrik dan Transmisi.



Tahun 1994 - Status PLN menjadi Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN (Persero) dengan pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi ini dilakukan untuk memisahkan misi perusahaan atas sosial dan komersial.



3 Oktober 1995 - PT PLN (Persero) membentuk 2 (dua) anak perusahaan untuk membantu tugas besar yang dimiliki. Kedua anak perusahaan tersebut bertugas mengelola pembangkit listrik yang memasok energi listrik di Pulau Jawa dan Bali. Kedua anak perusahaan PLN tersebut adalah PT PLN Pembangitan Jawa

Bali I (PT PLN PJB I) yang berkantor pusat di Jakarta dan PT PLN Pembangkitan Jawa Bali II (PT PLN PJB II) yang berkantor pusat di Surabaya. 

Tahun 2000 - PT PLN PJB II diubah nama menjadi PT Pembangkitan JawaBali atau singkatnya PT PJB. Sedangkan PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) berubah nama menjadi PT Indonesia Power.

3.2 VISI DAN MISI a. Visi Menjadi perusahaan terpercaya dalam bisnis pembangkitan integrasi dengan standar kelas dunia Pembahasan : 

Perusahaan terpercaya mengandung pengertian bahwa ada harapan pada saat ini sampai masa kedepan bahwa PJB bisa menjadi perusahaan yang mendapat kepercayaan dari masyarakat Indonesia



Pembangkit tenaga listrik mengandung pengertian bahwa PJB merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi tenaga listrik di Indonesia



Integrasi mengandung pengertian bahwa PJB melakukan kerjasama dengan PT PLN untuk memberikan kepuasan terhadap masyarakat Indonesia dalam bidang kelistrikan.



Standar kelas dunia mengandung pengertian bahwa PJB bercita-cita untuk bisa menjadi perusahaan kelasdunia bersaing dengan perusahaan kelas dunia lainnya. Sejalan dengan kemajuan teknologi di dunia.

b. Misi 

Memberi solusi dan nilai tambah dalam bisnis pembangkitan terintegrasi untuk menjaga kedaulatan listrik nasional Penjelasan : PJB semakin hari semakin berkembang dalam hal produksi listrik demi menjaga kualitas listrik di Indonesia



Menjalankan bisnis pembangkitan secara berkualitas, berdaya saing dan ramah lingkungan

Penjelasan : Dalam bidang produksi listrik PJB siap menjaga kualitas kerja perusahaan dan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Serta proses produksi yang tidak merusak lingkungan. 

Mengembangkan kompetensi dan produktivitas Human Capital untuk pertumbuhan yang berkesinambungan Penjelasan : PJB akan mengelola pembangkit dengan modal Sumber Daya Manusia yang handal dan dapat dipercaya sesuai bidang tugasnya agar tercipta kemajuan yang dapat dirasakan semua pihak yang terlibat.

3.3 PJB WAY PJB Way merupakan tekad, sikap, dan perilaku yang melekat di seluruh insan PJB dalam melaksanakan misi untuk mencapai visi perusahaan. PJB Way dikenal dengan sebutan PJB Way satu, lima sebelas, yang merupakan perwujudan dari satu tekad, lima sikap dan sebelas perilaku. a. 1 Tekad : Menjadi Produsen Listrik Terpercaya Kini dan Mendatang b. 5 Sikap : 

Integritas : Kepribadian karyawan yang etis dan selalu memperjuangkan kebenaran melalui kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan dedikasi yang tinggi dengan membela perusahaan dan memberikan teladan.



Keunggulan : Sikap profesional setiap karyawan yang memiliki komitmen tinggi untuk mencapai hasil terbaik yang melampaui sasaran yang ditetapkan, melalui inovasi serta perbaikan berkelanjutan.



Kerjasama : Usaha karyawan untuk menyatukan kemampuan dan menggali potensi setiap orang melalui sinergi dan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan berperilaku empati, proaktif, percaya dan terbuka.



Pelayanan : Sikap dan perilaku tenaga kerja yang ramah menebar salam, santun ikhlas : dan proaktif dalam melayani demi kepuasan pelanggan.



Sadar Lingkungan : Peran aktif karyawan untuk melestarikan lingkungan alam, lingkungan kerja dan lingkungan usaha, menjaga hubungan baik dengan mitra kerja, masyarakat, menciptakan suasana kerja yang sehat dan menyenangkan serta mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja.

c. 11 Perilaku : 

Kepemimpian yang Visioner (Visionary Leadership)



Keunggulan menurut Pelanggan (Customer–Driven Excellence)



Pembelajaran Perorangan dan Perusahaan (Personal and Organizational Learning)



Menghargai Tenaga Kerja dan Mitra (Valuing Workforce Members and Partners)



Kegesitan (Agility)



Fokus kepada Masa Depan (Focus on the Future)



Mengelola Inovasi (Managing for Innovation)



Manajemen berdasarkan Fakta (Management by Fact)



Pertanggungjawaban Kemasyarakatan (Societal Responsibility)



Fokus kepada Hasil dan Penciptaan Nilai (Focus on Results and Creating Value)



Perspektif Kesisteman (Systems Perspective)

3.4 BEST PRACTICE MANAGEMENT PJB mengimplementasikan berbagai sistem manajemen best practice, yang antara lain: Manajemen Asset Pas 55, Manajemen SDM berbasis Kompetensi, Manajemen Risiko, Manajemen Mutu ISO 9000, Manajemen Lingkungan ISO 14000 dan K3 OHSAS 18000, Manajemen

GCG, Manajemen

Teknologi Informasi,

Knowledge Management, Manajemen Baldrige, Manajemen House Keeping 5S, Manajemen Pengamanan, dan Sistem Manajemen Terpadu (PJB Integrated Management System).

3.5 ALAMAT PERUSAHAAN Jl. Ketintang Baru No. 11, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia (60231)

Telp. (+62-31) 8283180 Fax. (+62-31) 8283183 E-Mail. [email protected] 3.6 PETA LOKASI PEMBANGKIT PT PJB

3.7 STRUKTUR ORGANISASI PJB Struktur organisasi PJB ditetapkan dalam SSK No 013.K/020/DIR /2017 ttg penetapan organisasi dan bagan susunan jabatan PT Pembangkitan Jawa Bali

Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

3.8 TATA KELOLA UNIT a. Pembangkitan Tata Kelola Unit Pembangkitan merupakan sistem manajemen unit pembangkitan sebagai pedoman kerja dalam mengelola unit pembangkitan. Kegiatan Tata Kelola Unit Pembangkitan PJB meliputi implementasi beberapa program antara lain: 

Generation Plan



Reliability Management.



Operation Management



Efficiency Management



Work Planning and Control



Outage Management



Material and Fuel Management



Performance Management based on Balanced Scorecard



Risk Management



Integrated Management System



Human and Organization Competence (People and Work Culture)



Enterprise Asset Management System (ERM) dan Energy Management System (EMS).

b. Pelayanan Pemeliharaan Tata Kelola Unit Pemeliharaan merupakan sistem manajemen unit pembangkitan sebagai pedoman kerja dalam mengelola unnit pembangkitan. Kegiatan Tata Kelola Unit Pemeliharaan meliputi implementasi beberapa program antara lain: 

Generation Plan



Outage Management



Logistic /Suplay Chain Management



Turnaround Management



Process Engineering Management



Risk Management



Integrated Management System



Human and Organization Competence



Enterprise Asset Management System dan Energy Management System



Performance Management Based on Balance Scorecard.

3.9 UNIT PEMBANGKITAN PJB memiliki enam unit pembangkitan yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta yaitu Gresik, Paiton, Muara Karang, Muara Tawar, Cirata dan Brantas. Total kapasitas terpasang mencapai 6.977 MW, yang terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). 1. Unit Pembangkitan Cirata (UP Cirata) Alamat Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered Purwakarta 41162, Telepon : 62-264-270840, 270928, Fax : 62-264-270859 a. UP Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, dengan bangunan Power House 4 lantai di bawah tanah yang terletak di bawah gunung. Setiap tahun Unit Pembangkitan Cirata mampu membangkitkan energi listrik rata-rata 1.428 GWh, disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 KV ke sistem interkoneksi Jawa Bali. Unit Pembangkit dan Daya terpasang 

PLTA Cirata 8 x 126 MW

b. Energi Terbarukan PLTS 1MW – Cirata PLTS Riset Cirata 1 MW PT Pembangkitan Jawa – Bali (PJB) didesain khusus untuk keperluan riset terkait pengayaan pengetahuan dan pengalaman untuk pengaplikasian PLTS skala besar di Indonesia. PLTS Cirata dibangun di kawasan PLTA Cirata melengkapi fasilitas Cirata Green Energy Campus (C-Gen Campus) yang merupakan pusat studi pembangkit energi baru terbarukan PJB. PLTS Cirata

diharapkan bisa

dijadikan tempat studi bagi pengembangan PLTS skala besar di Indonesia. “Harga listrik PLTS makin kompetitif dan ke depan mampu bersaing dengan PLTU. Sinar matahari berlimpah di negeri ini, tapi belum dimanfaatkan dengan optimal.

Mari kita jadikan PLTS Cirata ini sebagai tempat belajar dan

bersinergi mengembangkan PLTS skala besar di Indonesia,” kata Muljo Adji. PLTS Cirata memiliki beberapa karakteristik unik yang berbeda dengan PLTS lain. Pembangkit ini memiliki kapasitas terbesar di Jawa. Teknologi pembangkit memakai Thin Film CIS dengan efisiensi tertinggi yang masih langka di Indonesia. Dua jenis inverter dan dua jalur output dipasang pada PLTS itu. Sentral inverter dan string inverter dipasang berdampingan dan dbandingkan karakteristik teknik serta operasionalnya sebagai bahan rekomendasi inverter mana yang paling sesuai di Indonesia.

Sementara itu

energi listrik yang dihasilkan bisa dialirkan melalui dua jalur output. Satu jalur output mengarah ke jaringan PLTA Cirata untuk kemudian diteruskan ke jaringan 500 kV. Jalur lainnya ke jaringan tegangan menengah PLN yang bersifat lokal. Kedua output itu untuk mengamati karakteristik PLTS pada jaringan yang berbeda. Keberadaan PLTS Cirata sejalan dengan komitmen PJB dalam mengembangkan pembangkit energi terbarukan. Belum lama ini PJB bekerja sama dengan Belanda dan beberapa Pemda mengembangkan pembangkit biomassa rumput laut.

Selain itu perusahaan ini juga tengah menjajagi

pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Proses pembangunan PLTS ini memakan waktu 10 bulan. 2. Unit Pembangkitan Gresik (UP Gresik)

Alamat : Jl. Harun Tohir Gresik 61112, Telepon : 62-31-3981569, 3984540, Fax : 62-31-3981568 UP Gresik setiap tahun membangkitkan energi listrik rata-rata 12.814 GWh yang disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa, dan Bali. Unit Pembangkit dan Daya Terpasang 

PLTU Unit 1 dan Unit 2

2 x 100 MW



PLTU Unit 3 dan Unit 4

2 x 200 MW



PLTGU Blok 1, Blok 2, dan Blok 3 3 x 526 MW



PLTG Unit 1 dan Unit 2

2 x 20 MW

3. Unit Pembangkitan Paiton (UP Paiton) Alamat : Jl. Raya Surabaya - Situbondo km 142 Paiton, Probolinggo 67291, Telepon : 62-335-771805-9, Fax : 62-335-771810 UP Paiton dioperasikan menggunakan bahan bakar batu bara, setiap tahun membangkitkan energi listrik rata-rata 5.606,18 GWh yang disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa, Madura dan Bali. Unit Pembangkit dan Daya Terpasang 

PLTU Unit 1 400 MW



PLTU Unit 2 400 MW

4. Unit Pembangkitan Muara Karang (UP Muara Karang) Alamat Jl. Raya Pluit Utara Nomor 2A Jakarta Utara 14450, Telepon : 62-216600054, 6692784, Fax : 62-21-6692806 UP Muara Karang berperan utama dalam memenuhi kebutuhan listrik Ibukota Jakarta, terutama daerah-daerah VVIP seperti Istana Presiden, Gedung MPR/DPR. Setiap tahun membangkitkan energi listrik rata-rata 7.900 GWh yang disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa Bali. Unit Pembangkit dan Daya Terpasang 

PLTU

2 x 200 MW



PLTGU Blok 1

508 MW

5. Unit Pembangkitan Muara Tawar (UP Muara Tawar)

Alamat : Desa Segara Jaya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat, Telepon : 62-21-88990052, Fax : 62-21-88990055 UP Muara Tawar setiap tahun mampu membangkitan energi listrik rata-rata 3.130 GWh, disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali. Unit Pembangkit dan Daya Terpasang 

PLTG Blok 1 640 MW



PLTG Blok 2 280 MW



PLTG Blok 3 420 MW



PLTG Blok 4 420 MW

6. Unit Pembangkitan Brantas (UP Brantas) Alamat Jl. Basuki Rakhmad No. 271 Karangkates-Sumberpucung, Malang 65165, Telepon : 62-341-385545, 385546, Fax : 62-341-385462 UP Brantas mengoperasikan 12 PLTA yang tersebar di sepanjang aliran Sungai Konto dan Sungai Brantas Jawa Timur, sebagian besar peninggalan jaman Belanda. Setiap tahun Unit Pembangkitan membangkitkan energi listrik rata-rata 1.033,56 GWh, disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV ke sistem interkoneksi Jawa Bali. Unit Pembangkit dan Daya Terpasang 

PLTA Sengguruh Unit 1 dan Unit 2

2 x 14,5 MW



PLTA Sutami

3 x 35 MW



PLTA Wlingi

2 x 27 MW



PLTA Lodoyo

4,5 MW



PLTA Tulungagung

2 x 18 MW



PLTA Selorejo

4,48 MW



PLTA Mendalan Unit 1

5,6 MW



PLTA Mendalan Unit 2, Unit 3, dan Unit 4 3 x 5,8 MW



PLTA Siman Unit 1, Unit 2, dan Unit 3

3 x 3,6 MW



PLTA Giringan Unit 1 dan Unit 2

2 x 0,9 MW



PLTA Giringan Unit 3

1,4 MW



PLTA Golang Unit 1, Unit 2, dan Unit 3

3 x 0,9 MW



PLTA Ngebel

2,2 MW



PLTA Wonorejo

6,5 MW

UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

Visi dan Misi Perusahaan Dalam melaksanakan usahanya PT PJB UP Gresik mengusung filosofi ”Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap sasaran yang hendak dicapai dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai asset penting bagi perusahaan”. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengelola perusahaan, komitmen tersebut merupakan aspek yang harus selalu dijaga. Dalam menjaga komiten tersebut PT PJB UP Gresik memiliki Visi : To Be Indonesian Leading Power Generation Company Penjelasan : PT PJB UP Gresik ingin menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia yang terkemuka dengan standart kelas dunia Misi : 1. Memproduksi tenaga listrik yang handal dan berdaya saing. 2. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tatakelola pembangkitan dan sinergi bisiness partner dengan metode best practice dan ramah lingkungan 3. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas SDM yang mempunyai kompetensi teknik dan manajerial yang unggul serta berwawasan bisnis. Struktur Organisasi Sejak 2 Januari 1998 struktur organisasi UP Gresik mengalami perubahan mengikuti perkembangan organisasi di PLN PJB II yang fleksibel dan dinamis sehingga mampu menghadapi dan menyesuaikan situasi bisnis yang selalu berubah. Perubahan ini terjadi seiring dengan dilakukannya program efisiensi di tubuh PT PJB UP Gresik. Perbedaan

yang mendasar dari Unit Pembangkitan adalah dipisahkannya fungsi operasi dan fungsi pemeliharaan, sehingga Unit Pembangkitan menjadi organisasi yang learn dan clean dan hanya mengoperasikan pembangkit untuk mengghasilkan energi listrik. Struktur organisasi PT PJB Unit Pembangkitan telah disempurnakan pada tanggal 21 Oktober 1999, kemudian disempurnakan lagi pada 25 Februari 2003, dan kemudian mendapat penyempurnaan kembali pada 19 Januari 2006. Penyempurnaan terakhir dapat dilihat pada gambar dibawah ini, dimana struktur organisasi ini yang digunakan saat ini. Struktur Organisasi PT. PJB UP Gresik GENERAL MANAGER UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

ENGINEERING & QUALITY ASSURANCE

OPERASI

PEMELIHARAAN

LOGISTIK

KEUANGAN & ADMINISTRASI

Tugas dan Wewenang A. General Manager Unit Manager Unit Pembangkitan Gresik adalah pimpinan tertinggi PT. PJB UP Gresik. Tugas utama UP Gresik dibawah kendali manager UP Gresik adalah sebagai berikut : 

Mengelola pembangkit tenaga listrik dengan mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya yang ada , serta memastikan kinerja unit andal, efisien, dan dikelola menurut prinsip-prinsip manajemen operasi.



Menyusun dan menjabarkan kebijakan perusahaan ke dalam ketentuanketentuan atau peraturan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.



Melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam peningkatan kinerja unit pembangkit.



Meningkatkan mutu dan kendala unit pembangkitan.



Menyelenggarakan operasional program Manajemen Energi (ME) yang terintegrasi pada sistem informasi terpadu PJB.



Memastikan bahwa sasaran kinerja bidang operasi yang ditetapkan dapat dicapai dengan baik.



Merencanakan, memonitor, dan mengendalikan rencana anggaran operasi dan anggaran investasi unit pembangkitan untuk memastikan kegiatan operasi berlangsung secara ekonomis dan mencegah panyimpangan-penyimpangan penggunaan anggaran yang mungkin terjadi.



Memastikan tercapainya sasaran kinerja unit pembangkitan sehingga dapat memberikan konstribusi yang optimal dalam penyediaan tenaga listrik.



Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut.



Merencanakan, mengendalikan, menganalisa dan mengevaluasi setiap aspek kimia yang secara langsung dan tidak langsung mempunyai dampak terhadap kinerja unit pembangkitan agar keandalan unit dapat tetap terjaga.



Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan.

Dalam melaksanakan tugasnya, manajer operasi dibantu oleh supervisor atau spesialis yang menangani fungsi-fungsiyang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta dinamika bisnis. B. Manajer Pemeliharaan Manajer Pemeliharaan mempunyai tugas pokok sebagai berikut : 

Mengelola kegiatan operasionalpembangkitan tenaga listrik dan unit dengan sasaran mutu, keandalan dan efisiensi yang optimal.



Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi

persiapan kebutuhan,

menyusun jadwal pemeliharaan pembangkit dengan menerapkan sistem “outage management” secara optimal 

Merencanakan, memonitor dan mengendalikan rencana stok atau material cadang, kebutuhan pengadaan material, yang paling ekonomis dengan menerapkan sistem inventory control dan manajemen material secara baik



Memastikan bahwa sasaran kinerja bidang pemeliharaan yang ditetapkan dapat dicapai dengan baik



Merencanakan,

memonitor

dan

mengendalikan

Rencana

Anggaran

Pemeliharaan dan Anggaran Investasi Unit Pembangkitan untuk memastikan kegiatan pemeliharaan berlangsung secara ekonomis dan mencegah penyimpangan-penyimpangan penggunaan anggaran yang mungkin terjadi 

Menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan Rutin dan Non Rutin termasuk menyediakan lebutuhan supportingnya (material, spesifikasi part dsb)



Membuat kontrak-kontrak kerja kesepakatan antara UP dengan UPHT agar kerjasama dapat dilakukan dengan batasan-batasan yang jelas dan menguntungkan kedua belah pihak



Melakukan update terhadap daftar riwayat dan realisasi pemeliharaan Unit Pembangkitan untuk kepentingan pembuatan laporan



Membuat laporan mengenai hasil inspeksi Unit Pembangkit, reaisasi fisik program pemeliharaan, efisiensi drive program serta realisai pemakaian anggaran pemeliharaan dan investasi untuk dijadikan bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas pemeliharaan dan optimalisasi biaya pemeliharaan pada tahun-tahun mendatang



Memastikan tercapainya sasaran kinerja Unit Pembangkitan sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam penyediaan tenaga listrik



Mengelola kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam kegiatan produksi untuk mencapai angka kecelakaan kerja nihil (zero accident) melalui penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)



Merencanakan, mengendalikan program konservasi Unit Pembangkitan untuk mencegah terjadinya kerusakan mental pada Unit Pembangkitan karena korosi agar keandalan unit tetap dapat dijaga



Merencanakan dan mengendalikan kualitas limbah produksi agar memenuhi peraturan lingkungan yang berlaku melalui penerapan sistem manajemen lingkungan ISO 14001



Menjamin pelaksanaan manajemen LK3 agar sesuai ISO 14001 dan SMK3 pembangkitan agar sesuai dengan standar yang ditetapkan



Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut



Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan

Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pemeliharaan dibantu oleh Supervisor atau Spesialis yag menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta dinamika bisnis. C. Manajer Operasi Menjaga keandalan dalam seluruh pengoperasian unit pembangkit dan power quality dari energy listrik yang dibangkitkan.

D. Manajer Enjiniring dan Quality Assurance Manajer Enjiniring dan Quality Assurance mempunyai tugas pokok sebagai berikut: 1. Mengevaluasi penyelenggaraan O&M pusat pembangkitan tenaga listrik beserta instalasi pendukungnya 2. Merencanakan resources (expert O&M, referensi, waktu dan tempat) untuk kegiatan FAILURE DEFENCE yang meliputi: 

Audit (assessment) dan prioritisasi pemeliharaan peralatan unit pembangkit (SERP)



Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)



Root Cause Failure Analysis (RCFA)



Failure Defence Task (FDT)



Task Execution

3. Sebagai moderator dan memfasilitasi kegiatan FAILURE DEFENCE peralatan Unit Pembangkit 4. Merekomendasikan kegiatan task execution (CONTINOUS IMPROVEMENT) beserta KPI-nya berupa: 

Perbaikan SOP/IK bidang O&M



Penambahan SOP/IK bidang O&M



Perubahan desain dari peralatan dan proses produksi



Penambahan atau pengurangan task preventive maintenance



Penambahan task predictive maintenance



Perbaikan kompetensi personil O&M



Perbaikan kualitas dan kuantitas ketersediaan material O&M



Over Haul cycle extention peralatan pembangkit



Life extention peralatan pembangkit, termasuk analisis COST BENEFIT Proses eksekusi dari rekomendasi tersebut tetap menjadi kewenangan dari Manajer Operasi dan Manajer Pemeliharaan dengan jajaran fungsi-fungsi dibawahnya

5. Mengevaluasi implementasi task execution yang direkomendasikan 6. Melaksanakan kegiatan FAILURE DEFENCE untuk mengembangkan dan memperbaiki task execution yang belum berhasil 7. Menggunakan laporan keberhasilan atau kegagalan implementasi task execution sebagai bahan analisa serta program pengembangan secara berkesinambungan (proses siklus review dan inovasi) 8. Melakukan update data pemeliharaan peralatan pembangkitan untuk keperluan analisa pemeliharaan lebih lanjut 9. Membuat laporan secara berkala sebagai bahan masukan dan pengambilan keputusan lebih lanjut 10. Merencanakan dan menyusun program Condition Base Monitoring peralatan utama, mengevaluasi dan membuat “work package” program pemeliharaan serta memberikan rekomendasi 11. Merencanakan dan menyusun dan memonitoring implementasi sistem owner, technology owner dan knowledge owner sehingga sistem berjalan optimal serta lebih menjamin tercapainya kinerja unit pembangkitan yang lebih baik 12. Merencanakan, menganalisa dan mengevaluasi penyiapan kebutuhan sistem informasi guna memenuhi kebutuhan “sistem informasi manajemen” yang tepat, akurat serta real time sehingga menunjang kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan serta pemantauan kinerja unit pembangkitan 13. Melakukan uji kepatuhan atas setiap rancangan kebijakan dalam RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan), RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) serta Tata Kelola Unit sebagaimana tersurat dalam Uraian Tugas Pokok Unit, Program Kerja, Strategi, Sasaran, Prosedur, Kaidah Hukum, Peraturan dan Bisnis Proses, terhadap standar maupun potensi resiko

14. Melakukan uji kepatuhan terhadap batasan kewenangan dalam pengelolaan usaha maupun pengadaan barang dan jasa berdasarkan check list yang dikembangkan oleh Bidang Kepatuhan 15. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan (post review) secraa berkala atas pelaksanaan hasil uji kepatuhan, khususnya kepatuhan terhadap perintah dan larangan, antara lain sebagaimana tertulis dalam SOP (Standard Operation Procedure) 16. Melakukan uji kepatuhan terhadap aktivitas usaha non core 17. Bekerja secara independent sehingga mampu mengungkapkan pandangan serta pemikiran sesuai dengan profesi, dengan tidak memihak terhadap kepentingan pihak lain yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan unit 18. Menetapkan langkah-langkah, antara lain menyiapkan prosedur kepatuhan (compliance procedure) pada setiap satuan kerja, menyesuaikan pedoman intern unit terhadap setiap perubahan ketentuan yang berlaku di perusahaan dan menyiapkan proses pengambilan keputusan oleh manajemen 19. Memberikan saran, masukan serta rekomendasi kepada manajemen untuk penyempurnaan sistem dan prosedur kerja di Unit, maupun langkah-langkah antisipatif terhadap dampak yang signifikan terhadap operasi unit maupun dampak tingkat kesehatan Unit atau yang potensial menimbulkan permasalahan 20. Membuat laporan atau rekomendasi secara berkala sehingga informasi yang dibutuhkan semua manajemen untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan dapat tersedia dengan cepat dan akurat 21. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan Dalam tugasnya, Manajer Enjiniring dan Quality Assurance dapat dibantu oleh Profesional atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan dan dinamika bisnis. E. Manajer Logistik Manajer Logistik mempunyai tugas pokok: 1. Memeriksa setiap hari ketersediaan bahan baku yang ada dalam gudang

2. Menerima pengiriman bahan baku yang dikirim oleh supplier dan memastikan jumlah pengirimannya dan kondisi bahan baku sesuai 3. Mengawasi keluar masuknya bahan baku yang ada dalam gudang 4. Membuat laporan dan rekomendasi secara berkala sehingga informasi yang dibutuhkan semua manajemen untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan dapat tersedia dengan cepat dan akurat 5. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan Dalam tugasnya, Manajer Logistik dapat dibantu oleh Profesional atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan lebutuhan serta dinamika bisnis. F. Manajer Keuangan dan Administrasi Manajer Sumber Daya Manusia mempunyai tugas pokok sebagai berikut: 1. Menyiapkan kebijakan program pelatihan dan pengembangan bagi seluruh sumber daya manusia Unit Pembangkitan berdasarkan konsep optimasi biaya dan jumlah tenaga kerja 2. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi Anggaran Biaya Kepegawaian dan fasilitas kerja yang mendukung RKAP dan terselenggaranya kegiatan kepegawaian sesuai kebijakan manajemen Unit Pembangkitan 3. Menyiapkan dan mengkoordinir perencanaan dan pengelolaan organisasi dan tata laksana sistem manajemen agar sesuai dengan fungsinya di dalam Perusahaan 4. Melaksanakan pembinaan Sumber Daya Manusia yang meliputi perencanaan anggaran, penyelesaian administrasi kepegawaian dan penyuluhan kepada pegawai agar terjadi kelancaran pelayanan pegawai 5. Melaksanakan pembinaan pengemdalian mutu karyawan Unit Pembangkitan secara terpadu agar dicapai produktivitas pegawai sesuai dengan ketetapan manajemen 6. Mengelola dan mengembangkan manajemen Sumber Daya Manusia sehingga dapat mengakomodasi seluruh permasalahan yang berkembang agar didapat SDM yang maju, kuat, sehat jasmani dan rohani sesuai visi dan misi perusahaan 7. Melakukan pengelolaan serta pengambilan langkah-langkah strategis di unit satuan kerjanya dalam melakukan hubungan industrial sehingga menciptakan suasana kerja yang kondusif

8. Mengelola pelaksanaan sistem manajemen kinerja sehingga terjadi keselarasan antara kinerja unit dengan kinerja individu karyawan serta menciptakan obyektivitas 9. Mengelola administrasi pembayaran penghasilan karyawan 10. Melaksanakan penyusunan aggaran tahunan untuk dijadikan bahan acuan penggunaaan keuangan Unit Pembangkitan 11. Mengelola administrasi keuangan Unit Pembangkitan sehingga berjalan sesuai dan memenuhi ketentuan serta prinsip-prinsip mengenai keuangan 12. Menganalisa dan membuat laporan realisasi keuangan, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengadakan kebijakan penggunaan keuangan selanjutnya 13. Melakukan penilaian investasi Unit Pembangkitan untuk digunakan sebagai bahan acuan penilaian terhadap peningkatan kinerja atau keuntungan Unit Pembangkitan secara keseluruhan 14. Mengarahkan dan mengkoordinasi pelaksanaan proses audit yang komprehensif sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, untuk mendukung kemampuan perusahaan mencapai hasil kinerja operasional yang maksimum 15. Memberikan saran-saran perbaikan untuk memastikan semua kebijakan dan ketentuan dilaksanakn sebagaimana mestinya sesuai dengan standar atau ketentuan yang berlaku 16. Menyelenggarakab kegiatan kesekretariatan dan rumah tangga perkantoran untuk memperlancar kinerja Unit Pembagkitan 17. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengevaluasi anggaran biaya administrasi 18. Melaksanakan fungsi kehumasan untuk membina hubungan serta “community development” dengan stakeholder sehingga menciptakan citra yang baik tentangperusahaan serta menunjang kinerja unit dan perusahaan 19. Mengadakan pengelolaan bisnis non inti sebagai penunjang bisnis inti Unit Pembangkitan 20. Menyelenggarakan kegiatan pengadaan material berdasarkan permintaan fungsi Inventory Control serta pengadaan jasa berdasarkan permintaan fungsi Perencanaan dan Pengendalian Pemeliharaan untuk mendukung Pemeliharaan Rutin serta kebutuhan material Non instalasi lainnya

21. Menjamin terlaksananya kegiatan keamanan lingkungan dengan baik sehingga terciptanya lingkungan kerja yang aman dan kondusif bagi karyawan 22. Menyelenggarakan kegiatan proses administrasi gudang serta material handlingnya untuk semua 23. Mengkoordinasikan pembuatan laporan audit secara berkala sehingga informasi audit yang dibutuhkan semua pihak untuk evaluasi kerja dan pembuatan keputusan dapat tersedia dengan cepat dan akurat 24. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan atasan Dalam tugasnya, Manajer Keuangan dan Administrasi dapat dibantu oleh Supervisor atau Spesialis yang menangani fungsi-fungsi yang menjadi lingkup tanggung jawabnya, dengan formasi serta jumlah akan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan serta dinamika bisnis. Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam perusahaan. Oleh karena itu, UP Gresik memberikan kesempatan kepada seluruh karyawannya untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan agar menjadi SDM yang profesional sehingga tercipta lingkungan kerja yang menggairahkan dan memotivasi untuk selalu bertanggungjawab terhadap perkerjaan. Sikap profesional para pegawai terlihat dari hasil kinerjanya dengan jumlah pegawai saat ini sejumlah 399 orang. Batasan dari Pembangkit yang dikelola oleh Unit Usaha PT. PJB UP. Gresik Batasan wilayah kerja unit usaha PLN

PT. PJB

PT. P3B

DISTRIBUSI

Pada unit pembangkit PT. PJB UP. Gresik selain memproduksi energy listrik, UP. Gresik mengelola dan melakukan pemeliharaan terhadap semua proses pembangkitan, mulai dari

sumber bahan bakar yaitu Gas yang di supplay dari Madura dan bahan bakar minyak yang di supplay dari pertamina, komponen pembangkitan seperti boiler, HRSG, generator, prime mover, trafo step up dll di kelola dan dipelihara oleh pembangkit itu sendiri. Sedangkan untuk gardu induk yang berada di dekat pembangkit itu dikelola oleh PT. P3B. Proses Bisnis Pembangkit PT. PJB dengan PT. P3B Proses Bisnis dari PT. PJB dengan PT. P3B yaitu melakukan pertemuan setiap bulan untuk membahas daya atau energy yang akan disalurkan. Semua dengan acuan data yang diterima dari PT. P3B, semua pembangkit yang akan di bangkitkan tidak akan di bangkitkan penuh dengan kapasitas generator setiap pembangkit. Bisnis dari Pembangkit yaitu melihat dari berapa sumber bahan bakar yang akan masuk dalam proses pembangkitan dan melihat outputan dari proses pembangkitan apakah sesuai dengan perhitungannya. Apabila tidak sesuai maka didalam proses pembangkitan tersebut terdapat kesalahan atau kerusakan dalam proses pembangkitan. Saat ini PLN dengan dua anak perusahaan pembangkitnya merupakan pelaku bisnis terbesar di sistem Jawa-Bali.

Beberapa perusahaan pembangkit swasta telah

beroperasi dan mulai menyalurkan tenaga listrik ke sistem tenaga listrik Jawa Bali. Jual beli tenaga listrik antara PLN dan perusahaan pembangkit baik swasta maupun anak perusahaan PLN dilakukan melalui kontrak pembelian tenaga listrik (Power Purchase Agreement, PPA). Ketentuan-ketentuan operasional, legal dan komersial pada kontrakkontrak tersebut sangat bervariasi. Belum terdapat kontrak transmisi dan kontrak penjualan tenaga listrik kepada perusahaan distribusi, kecuali kontrak konsumen besar dengan PLN, sebab pengusahaan transmisi dan distribusi dilakukan oleh unit operasional yang masih menjadi satu institusi secara hukum dengan PLN. Pemisahan biaya transmisi yang dikenakan kepada distribusi hanya terbatas pada transfer pricing tanpa menggunakan suatu kontrak. Dapat dikatakan bahwa struktur saat ini merupakan struktur “Single Buyer”, dimana PLN Pusat bertindak sebagai Single Buyer. Sampai dengan tahun 1999, beban pembelian tenaga listrik ini dilimpahkan kepada PLN P3B sebagai unit operasional yang menjalankan ketentuan kontrak yang ada.

Mulai tahun 2000, pembebanan tersebut

dialihkan ke PLN Pusat, sehingga dalam laporan keuangannya PLN P3B hanya menerima pendapatan dari penyediaan jasa transmisi.

Spesifikasi Teknis PLTGU Gresik Unit Pembangkitan Gresik memiliki total daya terpasang sebesar 2255 MW, unit ini mampu memproduksi listrik rata-rata 10.859 GWh

tiap

tahunnya

dan

disalurkan melalui Jaringan Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 500 kV dan Jaringan Transmisi Tegangan Tinggi 150 kV. Unit Pembangkitan Gresik Terdiri atas beberapa pembangkit termal yaitu 3 unit PLTG, 4 unit PLTU, dan 3 unit PLTGU. Blok 1 PLTGU Gresik mulai beroperasi pada 10 April 1993, blok 2 mulai beroperasi pada 5 Agustus 1993, dan blok 3 pada 30 Nopember 1993 [4]. Kapasitas total Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Gresik dapat mencapai 1575 MW. PLTGU Gresik blok 1 dan blok 2 dapat menggunakan dua macam bahan bakar yaitu HSD (High Speed Diesel Oil) yang dipasok oleh PERTAMINA dan gas alam yang dipasok langsung dari lapangan gas milik HESS dan KODECO yang disalurkan melalui pipa bawah laut dari wilayah Madura utara. Kedua bahan bakar ini digunakan secara bergantian sesuai dengan tingkat ketersediaan bahan bakar. Sedangkan PLTGU Gresik blok 3 didesain hanya dapat menggunakan bahan bakar gas alam saja yang dipasok oleh pemasok yang sama dengan blok 1 dan blok 2 [4].

Spesifikasi umum PLTGU Gresik untuk setiap blok pembangkit adalah: 

PLTU Unit 1 dan Unit 2

2 x 100 MW



PLTU Unit 3 dan Unit 4

2 x 200 MW



PLTGU Blok 1, Blok 2, dan Blok 3

3 x 526 MW



PLTG Unit 1 dan Unit 2

2 x 20 MW

Area PLTGU Gresik PLTGU Gresik belum dapat bekerja secara maksimal sesuai dengan kapasitasnya apabila pasokan bahan bakar utama yaitu berupa gas alam masih kurang atau belum dapat memenuhi kebutuhan optimal PLTGU. Output PLTGU Gresik ketika menggunakan bahan bakar HSD akan lebih kecil daripada ketika menggunakan bahan bakar gas alh

Infrastuktur masing – masing komponen pembangkit. 1. PLTG TURBINE

No. Unit 1 2

Manufacturer GE

Type MS 5001 P

Serial No 244351

GE

MS 5001 P

244443

Generator

COD

GE GE

1993 1993 TOTAL

MW 20,10 20,10 40.20

2. PLTGU TURBINE

No. Unit GT 11 GT 12 GT 13 ST 10 GT 21 GT 22 GT 23 ST 20 GT 31 GT 32 GT 33 ST 20

Manufacturer MITSUBISHI

Type MW 701 D

Serial No T-292

MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI MITSUBISHI

MW 701 D MW 701 D TC2F-33.5 MW 701 D MW 701 D MW 701 D TC2F-33.5 MW 701 D MW 701 D MW 701 D TC2F-33.5

T-293 T-294 T-826 T-295 T-296 T-297 T-827 T-298 T-299 T-300 T-28

Generator

COD

MW

SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS SIEMENS

1992 1992 1992 1992 1992 1992 1992 1993 1993 1993 1993 1993

112,45 112,45 112,45 188,91 112,45 112,45 112,45 188,91 112,45 112,45 112,45 188,91

3. PLTU No. Unit 1 2 3 4

Turbine

Generator

Manufacturer TOSHIBA

Type SC-26

Serial No T 5726

TOSHIBA TOSHIBA TOSHIBA

SC-26 TC DF TC DF

T 5726 T 5898 T 5899

TOSHIBA TOSHIBA TOSHIBA TOSHIBA

COD

MW

1981 1981 1988 1988 TOTAL

100 100 200 200 600

Komponen Mekanis dan Elektris Unit Pembangkit Listrik Tenaga Gas a. Turbin Gas Pada PLTGU Gresik terdapat tiga blok pembangkit listrik dimana untuk setiap blok memiliki 3 unit turbin gas. Prinsip kerja dari turbin gas adalah energi panas hasil pembakaran didalam combustor diubah menjadi energi gerak / mekanik dalam bentuk putaran. Energi mekanik tersebut digunakan untuk menggerakkan prime mover generator sinkron kecepatan tinggi yang terkopel satu poros. Turbin gas yang terdapat dalam pembangkit tenaga listrik ini memiliki 4 tingkat, adapun putaran

yang dapat dihasilkan oleh masing-masing turbin tersebut dapat mencapai kecepatan putaran 3000rpm.

Komplek Turbin Gas b. Inlet Air Filter Inlet air filter adalah peralatan yang berfungsi untuk menyaring udara dari lingkungan sekitar yang akan dimasukkan kedalam turbin gas. c. Inlet Guide Vanes (IGV)

Inlet Guide Vanes Inlet Guide Vanes (IGV) merupakan sudu diam pertama, posisinya terpasang pada sisi masuk dari kompresor. IGV berfungsi untuk mengatur jumlah aliran udara yang akan masuk ke dalam kompresor. IGV dapat menambah kemampuan akselerasi pada saat terjadi start dan mencegah rotor mengalami surge dan stall. d. Compressor Compressor adalah sebuah peralatan yang berfungsi untuk menekan udara yang masuk pada ruang pembakaran, hal ini dilakukan agar udara nantinya memiliki rasio tekanan yang tinggi. Jumlah tingkatan compressor yang terdapat pada turbin gas di PLTGU Gresik adalah sebanyak 17 tingkat.

Compressor e. Combustor Combustor adalah tempat terjadinya proses pembakaran. Combustor basket pada unit pembangkit turbin gas Gresik ada 18 buah, dimana antara combustor basket yang satu dengan combustor lainnya dihubungkan dengan cross flame tube (sebagai media perambatan panas). Pada combustor no 8 dan 9 dipasang igniters / spark plugs, yang berfungsi untuk menyulut panas di ruang pembakaran. Igniters adalah dua elektroda (serupa dengan busi) yang mendapat suplai tegangan AC dari transformator igniters. Pada saat penyalaan (ignition), igniters didorong masuk ke combuster dan suplai listrik ”on” sehingga mengeluarkan percikan api (busur api). Setelah beberapa detik (sekitar 20 detik) pasok listrik putus dan igniters akan padam, igniters ditarik keluar dari combustion chamber. Pada combustor basket no 17 dan 18 diletakkan flame detector. Flame detector berfungsi untuk mendeteksi pembakaran pada combustor, alat ini bekerja secara automatis mendeteksi api, apabila pada combustor ke 17 dan 18 terdeteksi tidak terjadi pembakaran maka dipastikan tidak terjadi pembakaran sempurna pada combuster basket yang lain dan akan terjadi trip (stop proses). f. Pre-mix Fuel Nozzle Pre-mix Fuel Nozzle berfungsi mengatur suplai bahan bakar yang disemprotkan ke ruang pembakar (combustor chamber) terdiri dari pilot nozzle dan main nozzle. Pilot nozzle berfungsi untuk menjaga kestabilan nyala api menggunakan 5% dari bahan bakar gas atau 10% dari bahan bakar minyak. Pada PLTGU Gresik menggunakan tipe dual nozzle yang bisa mengatur penggunaan dua jenis bahan bakar (gas dan minyak).

g. Generator Generator adalah suatu alat yang berfungsi mengubah energy mekanik menjadi energi listrik. Pada PLTGU Gresik untuk setiap blok pembangkit listrik terdapat 3 unit generator berpenggerak turbin gas dengan kapasitas daya masing-masing 112 MW.

Generator yang digunakan adalah generator sinkron kutub silindris (non

salient pole) dengan dua buah kutub dan dijaga pada putaran 3000 rpm. Spesifikasi teknis generator pada PLTGU Gresik untuk setiap blok turbin gas Turbin Tipe Daya Output Tegangan Arus Output Output Cos Φ Frekuensi Sambungan Jumlah Fasa

Turbin Gas Siemens TLRI 153,75 MVA 108/36 10,5±5% kV 8454-SI 0,8 50 Hz YY 3

h. Heat Recovery Steam Generator (HRSG) Secara umum HRSG atau Heat Recovery Steam Generator berfungsi sebagai alat untuk memanaskan air hingga menjadi uap dengan menggunakan gas sisa dari hasil pembakaran

gas

pada

PLTG,

dimana

uap

ini

yang memiliki tekanan dan

temperatur yang tinggi akan digunakan untuk memutar turbin pada pembangkit listrik tenaga uap.

Heat Recovery Steam Generator

Beberapa komponen yang membangun HRSG, yaitu: a.

Preheater Merupakan alat pemanas bagi air yang berasal dari condensate water tank, yang akan dialirkan menuju daerator. Preheater berfungsi sebagai pemanas awal untuk menaikkan suhu air agar tidak terjadi perubahan suhu yang drastis pada saat air menuju pemanasan tahap selanjutnya karena hal itu bisa merusak komponenkomponen pipa akibat thermal stress. Preheater terletak paling atas dari HRSG.

b. Economizer Fungsi dari economizer adalah sebagai pemanasan air pengisi

yang

berasal

dari feed water pump dengan memanfaatkan energi panas gas buang dari turbin gas yang dilewatkan pada cerobong HRSG untuk memanaskan air yang nantinya akan menjadi uap. Hasil pemanasan pada economizer akan dialirkan menuju steam drum. c.

Steam Drum Berfungsi memisahkan air dan uap dari hasil pemanasan pada economizer. Pada PLTGU Gresik sirkulasi uap dan air menggunakan sistem natural circulation, yaitu sirkulasi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Uap basah yang memiliki massa lebih ringan dari air akan bergerak ke atas dan disalurkan ke superheater sedangkan yang masih berwujud air akan turun ke evaporator.

d. Evaporator Sebagai tempat pemanasan air dari steam drum hingga menjadi uap. Uap yang dihasilkan akan disalurkan kembali ke steam drum. e.

Superheater Terletak pada bagian bawah dari HRSG dan dibuat dari pipa-pipa yang disusun secara paralel, berfungsi menaikkan suhu uap air menjadi lebih panas. Pada superheater ini uap air yang masuk masih bersifat basah dan dalam pemanasan tahap akhir keluarannya berupa uap air kering. Hal ini bertujuan agar tidak st

merusak komponen turbin uap. Pada bagian ini terdiri atas dua tingkat yaitu 1 superheater dan 2nd superheater.

Unit Pembangkit Turbin Uap a. Steam Turbin Pada PLTGU Gresik terdapat tiga blok pembangkit listrik dimana untuk setiap blok memiliki 1 unit turbin uap. Prinsip kerja dari turbin uap adalah energi panas gas buang PLTG diubah menjadi energi gerak / mekanik dalam bentuk putaran. Energi mekanik tersebut digunakan untuk menggerakkan prime mover generator sinkron kecepatan tinggi yang terkopel satu poros. Turbin uap yang terdapat dalam pembangkit tenaga listrik ini memiliki 2 bagian, yaitu turbin tekanan rendah dan turbin tekanan tinggi. Adapun putaran yang dapat dihasilkan oleh turbin tersebut dapat mencapai kecepatan putaran 3000rpm b. Generator Sama halnya pada generator turbin gas, generator pada turbin uap berfungsi sebagai alat untuk mengubah energi mekanik yang dilakukan oleh turbin menjadi energi listik. Uap yang dihasilkan dari HRSG setelah melalui superheater akan menggerakkan turbin, kemudian gerakan turbin akan memutar generator. Pada PLTGU Gresik untuk setiap blok terdapat 1 unit generator berpenggerak turbin uap dengan kapasitas daya masing-masing 189 MW. Generator yang digunakan adalah generator sinkron kutub silindris (non salient pole) dengan dua buah kutub dan dijaga pada putaran 3000 rpm. Spesifikasi teknis generator pada PLTGU Gresik untuk setiap blok turbin uap Turbin

Turbin Uap Siemens THRI

Tipe Daya Output Tegangan Arus Output Output Cos Φ Frekuensi Sambungan Jumlah Fasa

100/42 MVA 251,75 15,75±5% kV 9228-SI 0,8 50 Hz YY 3

Unit Gardu Induk Pembangkit a.

Gardu Induk Pembangkit 150 kV Unit gardu induk pembangkit 150 kV pada PLTGU Gresik merupakan unit gardu induk

pasangan

dalam

yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dengan

tegangan 150 kV. Bahan isolasi yang digunakan oleh peralatan yang terdapat pada gardu induk ini adalah gas SF6. Unit ini merupakan unit Gardu Induk Tanpa Operator (GITO) dimana semua proses yang terjadi pada gardu induk dapat dimonitor dan dikontrol melalui unit P3B di masing- masing wilayah atau CCR yang terdapat di PLTGU. Unit gardu induk ini terhubung secara langsung dengan gardu induk Tandes melalui saluran transmisi udara 150 kV yang berjumlah dua unit. Unit pembangkit yang menyalurkan daya output-nya langsung melalui gardu induk ini adalah PLTGU blok 1 yang terdiri dari GT1.1, GT1.2, GT1.3, dan ST 1.0. Output daya yang disalurkan pada gardu induk ini juga disalurkan kepada gardu induk pembangkit 500 kV melalui sebuah transformator step up 150 kV/500 kV dan juga disalurkan untuk pemakaian sendiri melalui sebuah transformator step down 150 kV/6 kV. b.

Gardu Induk Pembangkit 500 kV Unit gardu induk pembangkit 500 kV pada PLTGU Gresik merupakan unit gardu induk pasangan dalam yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dengan tegangan 500 kV. Bahan isolasi yang digunakan oleh peralatan pada gardu induk ini adalah gas SF6. Unit ini merupakan unit Gardu Induk Tanpa Operator (GITO) dimana semua proses yang terjadi pada gardu induk dapat dimonitor dan dikontrol melalui unit P3B di masing-masing wilayah atau CCR yang terdapat di PLTGU. Unit gardu induk ini terhubung secara langsung dengan gardu induk Krian melalui saluran transmisi udara 500 kV yang berjumlah dua unit. Unit pembangkit yang menyalurkan daya output- nya langsung melalui gardu induk ini adalah PLTGU blok 2 yang terdiri dari GT2.1, GT2.2, GT2.3, dan ST 2.0 serta LTGU blok 3 yang terdiri dari GT3.1, GT3.2, GT3.3, dan ST 3.0.

Gambar 2.4 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 150 kV

Gambar 2.4 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 5000 kV

Gambar 2..10 Single Line Diagram Gardu Induk Pembangkit 500 kV

Unit Pendukung 

Water Intake Berfungsi sebagai saluran air pendingin utama Condenser dan juga sebagai saluran masuk air laut yang akan diolah menjadi air tawar untuk kepentingan pembangkitan tenaga listrik pada PLTGU.



Desalination Plant Merupakan kumpulan peralatan yang digunakan untuk mengolah air laut menjadi air tawar.



Demineralized Plant Merupakan kumpulan peralatan yang berfungusi untuk menghilangkan kadar-kadar mineral dari air laut yang telah dijadikan air tawar pada desalination plant.



Make Up Water Tank dan Raw Water Tank Berfungsi sebagai wadah penampungan air dari hasil pegolahan air dari air laut (asin) menjadi air tawar yang mana kandungan mineralnya sudah di hilangkan.



Waste Water Treatment Berfungsi untuk mengolah limbah air yang berasal dari proses yang terdapat pada unit PLTGU, dimana pH (toleransi pH yang ditentukan adalah 6,5-8) dan zat-zat kimia lainnya yang berbahaya di netralkan terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut.



Hidrogen Plant Pendinginan pada generator sangat diperlukan. Pada generator milik PT PJB Unit Pembangkitan PLTGU Gresik menggunakan gas hidrogen sebagai pendingannya, untuk itulah dibangun hidrogen plant yang berfungsi sebagai tempat untuk memproduksi gas hidrogen.

Proses Pembangkitan Listrik PLTGU Pengoperasian pembangkit PLTGU Gresik pada kondisi normal dikenal dengan istilah operasi 3-3-1.Operasi3-3-1 (merupakan pengoperasian di PLTGU Gresik pada saat daya maksimal) adalah pengoperasian dengan tiga (3) pembangkit turbin gas, tiga (3) HRSG, dan satu (1) pembangkit turbin uap. Proses produksi tenaga listrik secara garis besar di PT PJB Unit Pembangkitan PLTGU Gresik dibagi menjadi dua proses pembangkitan yaitu: 1.

Proses Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) a. Gas alam yang dipasok langsung dari lapangan gas HESS dan KODECO dijadikan

sebagai bahan bakar utama selain minyak. Pada PLTGU dikenal istilah segitiga pembakaran dimana mencakup udara, bahan bakar (gas dan minyak) dan suhu. Proses pembakaran terjadi di combuster, disini akan terjadi peningkatan tekanan dan suhu. b. Semburan gas panas hasil pembakaran digunakan untuk memutar turbin gas. c. Putaran turbin gas dimanfaatkan untuk memutar generator. d. Putaran

generator

menghasilkan

listrik

dengan tegangan 10,5 kV yang

kemudian dinaikkan menjadi tegangan 150 kV dan 500 kV dan disalurkan kepada pelanggan melalui saluran transmisi. 2.

Proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) a. Gas buang hasil pembakaran dari PLTG yang memiliki suhu sangat tinggi (± 500 deg C) dapat langsung dibuang jika PLTU tidak dioperasikan melalui by pass stack. Namun karena

pengoperasian saat ini menggunakan turbin uap

maka gas buang disalurkan ke HRSG (Heat Recovery Steam Generator). HRSG digunakan untuk menguapkan air. Di dalam siklus yang terjadi dalam pemanas HRSG, pada air yang akan diuapkan diinjeksikan bahan kimia sebagai berikut: 

Hydrazine,

diinjeksikan

ke

condensate

dan daerator untuk

menghilangkan kandungan dissolved oxygen yang mungkin terdapat di dalam air. 

Ammonia, diinjeksiken ke condensate untuk mengontrol pH air selama start up, pada kondisi ini air mulai diuapkan.



Phosphate, diinjeksikan ke dalam boiler drum dengan tujuan untuk menghilangkan komponen hardness dan mengontrol pH uap air yang terdapat di dalam boiler.

b. Uap air bertekanan yang merupakan hasil pemanasan air digunakan untuk memutar steam turbin. Uap air yang bertekanan tinggi dialirkan pada high pressure steam turbine, dan uap air yang bertekanan rendah dialirkan pada low pressure steam turbine. c. Kondensasi merupakan proses pendinginan terhadap uap air yang telah digunakan untuk memutar steam turbine. Kondensasi terjadi di dalam kondensor dan pendingin yang digunakan adalah air laut yang ctelah dinetralkan. d. Putaran generator yang terkopel dengan steam turbine menghasilkan listrik dengan tegangan 15,7 kV yang kemudian dinaikkan menjadi tegangan 150 kV dan 500

kV yang kemudian disalurkan kepada pelanggan melalui saluran transmisi. Pengoperasian pembangkitan di PLTGU Gresik dilakukan secara otomatis, dimana semua peralatan dikontrol dari satu ruang yang disebut sebagai

Command and Control

Room (CCR), namun pengamatan secara manual tetap dilakukan oleh 3 orang pengamat untuk setiap blok PLTGU.

Skema Pembangkitan PLTGU

Related Documents

Kak Pjb
October 2019 113
Format Kp Pjb Fix.docx
December 2019 35
Hasil Pjb 2019.xlsx
June 2020 15
Pt
June 2020 37
Pt
May 2020 37

More Documents from "Appalanaidu.P"