LAPORAN KASUS GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
Disusun oleh : Hanum laksita S.KG J2A013019P
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2018
1. IDENTITAS PASIEN a. Nama b. Tempat, Tanggal Lahir c. Jenis Kelamin d. Status e. Suku/Ras f. Pekerjaan g. Alamat Rumah h. No. Telepon / Hp i. Nomor RM
: Ny. Kyh : Semarang, 15-10-1969 : Perempuan : Menikah : Jawa : Asisten Rumah Tangga : Jalan Ketileng timur VI : 085747019271 : 1668
2. DATA MEDIS UMUM a. Golongan Darah b. Tekanan Darah c. Penyakit Jantung d. Diabetes Melitus e. Hemofilia f. Riwayat Asma g. Hepatitis h. Epilesy i. Gastritis j. Asma k. TBC l. Penyakit Lainya m. Alergi Terhadap Makanan
:A : 120/80 mmHg : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada
3. ANAMNESA a. Keluhan Utama Pasien mengeluhkan bahwa gigi belakang kanan kiri atas dan bawah terdapat sisa akar gigi dan ingin dicabut kemudian ingin dibuatkan gigi tiruan. b. Riwayat Keluhan Utama Pasien mengeluhkan bahwa gigi belakang kanan kiri atas dan bawah terdapat sisa akar gigi dan ingin dicabut kemudian ingin dibuatkan gigi tiruan. Keluhan dirasakan sejak beberapa tahun terakhir, awalnya gigi tersebut berlubang hingga dibiarkan begitu saja dan kemudian tidak terasa gigi pasien tersebut tersisa hanya sisa akar gigi saja. Sebelumnya pasien belum pernah melakukan perawatan apapun mengenai keluhan dari pasien tersebut. c. Riwayat Medis Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan Pasien tidak sedang dalam perawatan dokter maupun mengkonsumsi obat-obatan rutin. Selama ini pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan maupun jenis makanan tertentu. Terakhir pasien melakukan tindakan bedah yaitu beberapa tahun yang lalu yaitu tindakan penjahitan luka pada tangan kanannya. d. Riwayat Gigi Terdahulu Pasien belum pernah berkunjung ke dokter gigi dan belum pernah melakukan perawatan apapun ke dokter gigi. Selama ini pasien menyikat gigi dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari ketika mandi pagi dan sore hari, pasien menyikat gigi menggunakan sikat gigi yang berbulu kasar dengan tungkai yang besar dan panjang dan menggunakan pasta gigi mengandung fluoride yaitu pepsodent dan tidak menggunakan obat kumur maupun benang gigi untuk membersihkan gigi tersebut. Pasien menyikat gigi menggunakan gerakan secara vertikal. e. Riwayat Keluarga Ayah dan Ibu pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. f. Riwayat Sosial Pasien merupakan seorang asisten rumah tangga di lingkungannya. Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya di sebuah lingkungan perumahan di Semarang. Pasien sehari hari mengkonsumsi air rebusan dan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat tinggi yaitu sayuran, selain itu pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi the setiap pagi yaitu 1gelas per hari. Pasien tidak rutin dalam berolahraga dan juga pasien bukan seorang perokok aktif maupun seorang alkoholik.
4. KEADAAN UMUM a. Berat Badan : 60 kg b. Pernapasan : 20 X permenit c. Cacat Fisik : Tidak Ada d. Warna Kulit Muka : Tidak Ada e. Daerah Kulit Yang Tampak : Tidak Ada f. Jaringan parut : Tidak Ada 5. PEMERIKSAAN EKSTRA ORAL a. Kepala 1) Tonjolan : Tidak Ada 2) Cacat : Tidak Ada 3) Bercak Kulit : nevus 4) Wajah : Tidak Ada b. Leher 1) Kelenjar Tiroid : Tidak Ada 2) Kelenjar Sublingualis : Tidak Ada 3) Nodus Limfatikus : Tidak Ada 4) Kelenjar Submandibula : Tidak Ada c. TMJ 1) Luas pergerakan : Tidak Ada 2) Nyeri tekan pada TMJ : Tidak Ada 3) Suara : Ada 4) Locking : Tidak Ada 5) Dislokasi : Tidak Ada 6. PEMERIKSAAN INTRA ORAL a. Mukosa Terdapat lesi menonjol ± 3mm pada mucossa bucal dextra dan sinistra sepanjang M1-M2, berwarna putih, konsistensi kenyal, berbatas tegas, dapat digerakan, tidak ada rasa sakit suspect Linea Alba b. Gingiva Tidak terdapat kelainan c. Palatum Tidak terdapat kelainan d. Lidah Tidak terdapat kelainan
7. PEMERIKSAAN GIGI GELIGI Gigi Pemeriksaan Subjektif dan Objektif 18 Terdapat sisa akar pada gigi 18 Sondasi : Perkusi : Palpasi : Vitalitas : 15 Terdapat edentoulus ridge pada gigi 25
26 27
28
37 36
41
42
Diagnosa Radiks
Perawatan Pro. Oral Surgery (Ekstraksi)
Edentoulus ridge
Pro. prosthodonsi Pro. Oral Surgery (Ekstraksi)
Terdapat sisa akar pada gigi 25 Sondasi : Perkusi : Palpasi : Vitalitas : Terdapat edentoulus ridge pada gigi 26 Terdapat sisa akar pada gigi 27 Sondasi : Perkusi : Palpasi : Vitalitas : Terdapat karies di oklusal gigi 28 kedalaman dentin Sondasi : Perkusi : Palpasi : Vitalitas : -
Radiks
Suspect karies dentn
Pro. Reversible protection
Terdapat edentoulus ridge pada gigi 37 Terdapat karies di oklusal gigi 36 kedalaman email Sondasi : Perkusi : Palpasi : Vitalitas : + Terdapat karies di mesial gigi 41 kedalaman pulpa Sondasi : + Perkusi : + Palpasi : Vitalitas : +
Edentoulus ridge
Pro. prosthodonsi Pro. Reversible protection
Suspect karies pulpa
Pro endodontic care
Terdapat karies di mesial gigi 42 dengan kedalaman pulpa Sondasi : + Perkusi : + Palpasi : +
Suspect karies pulpa
Pro endodontic Care
Edentoulus ridge radiks
Suspect Karies enamel
Pro. Prosthodonsi Pro. Oral Surgery (Ekstraksi)
47
48
Vitalitas : + Terdapat radiks pada gigi 47 Sondasi : Perkusi : Palpasi : Vitalitas : Terdapat radiks pad gigi 48 Sondasi : Perkusi : Palpasi : Vitalitas : -
8. DIAGNOSA Dx Edentelous ridge gigi 15 26 37 9. PROGNOSIS Pro. Baik
radiks
radiks
Pro. Oral surgery (Ekstraksi)
10. RENCANA PERAWATAN Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan radiologi, rencana perawatan yang akan dilakukan adalah pembuatan gigi tiruan lepasan Kunjungan pertama 1. Anamnesa dan pemeriksaan obyektif 2. Membuat cetakan studi model Tujuan utama mencetak adalah mereproduksi permukaan jaringan yang akan menyangga gigi tiruan (denture bearing tissue ) sehingga didapatkan basis gigi tiruan yang mampu beradaptasi akurat dengan penyangga dan mampu menahan beban. Salah satu yang dapat mendukung keberhasilan gigi tiruan adalah keakuratan dimensi dan detail kontur model studi dan kerja yang didapat dari percetakan. Model studi merupakan replika anatomical landmark yang digunakan untuk keperluaan diagnostik dan penentuan rencana perawatan, terbuat dari cetakan yang menggunakan bahan irreversible hydrocolloid (alginat). 3. Cara mencetak Persiapan (sebelum kedatangan penderita) a. Siapkan instrumen diagnosa, bowl, spatula cetal, bahan alginat, sendok cetak rahang atas dan bawah, air, masker dans arung tangan b. Instrumen diagnosa dan peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril c. Siapkan alas meja dental unit, lap dada dan gelas kumur Posisi pasien dan operator saat mencetak rahang atas dan rahang bawah. a. Atur posisi pasien pada kursi dental unit. Pasien duduk dalam posisi tegak dengansandaran kepala sejajar dengan tubuh pasien. Lap dada dipasang supaya baju pasien tidak kotor.
Tahapan mencetak Rahang Atas dan Rahang Bawah a. menyiapakan ukuran sendok cetak yang akan digunakan untuk mencetak, sesuai dengan besar lengkung rahang b. Manipulasi material cetak dengan cara mencampur bahan cetak alginat tersebut kedalam mangkuk karet berisi air dan adonan tersebut diadkuk sambil ditekan ke tepi mangkuk karet ( teknik vigourou eight-hand
mixing) hingga homogen. Perhatikan working time dan setting time bahan cetak. c. Letakan adonan bhan cetak ke dalam sendok cetak lalu cetakan pada RA/RB phantom.
d. Saat mencetak rahang bawah, instruksikan pasien untuk mengangkat lidahnya dan menyentuh ujung pada palatum sesaat setelah sendok cetak dimasukan mulut. Kemudian pasien diminta untuk menjulurkan lidahnya. Hal ini dilakukaan agar didapatkan hasil cetakan yang meluas hingga retromylohyoid dan menentukan posisi frenulum lingualis pasien.
Instruksi khusus pada pasien saat mencetak Rahang atas yaitu meminta pasien untuk bernafas melalui hidung sehingga reflekes untuk muntah berkurang. e. Setelah adonan mengeras, lepaskan sendok cetak dari mulut pasien. Cuci bersih pada air mengalir untuk menghilangkan kotoran/saliva yang menempel dan didesinfektan dengan cairan khusus f. Amati hasil cetakan anatomis, lihat porositas dan detail cetakan, apakah ada landmark anatomi yang tidak bercetak (mis: ridge. Peripheral, retromolar pad, retromylohyoid, frenelum, tuber maksila)
detail hasil cetakan haruslah akurat dan tidak boleh robek. Apabila kurang baik, ulang kembali tahapan diatas. Tahapan pengisian gipsum pada hasil cetakan Membuat model gips yang berfungsi sebagai model kerja diman ada tahapan selanjutnya akan di proses untuk pembuatan gigi tiruan penuh material akrilik. a. Manipulasi bubuk gips tipe II dengan air dan letakan mangkuk karet berisi adonan gips dengan gerakan vibrator supaya gelembung udara yang terperangkap terlepas untuk mencegah hasil cetakan tidak porus b. Isi hasil cetakan dengan adonan gips tipe II sesegera mungkin setelah cetakan dilepas dari rongga mulut pasien untuk menghindari penyusuruan cetakan agar didapatkan model kerja yang detal dan akurat. c. Pengisian gips dan rahang atas diawali dari arah palatum menuju residual ridge sedangkan pada rahang bawah diawali dari residual ridge anterior menuju posterior. Pengisian hasil cetakan dilakukan secara bertahap dan tidak sekaligus sambil memposisikan sendok miring kedepan dan belakang untuk mencegah terperangkapnya gelembung udara pada undercut cetakan. d. Tunggulah hingga mengeras setting selama ± 30 menit kemudian hasil pengecoran gips dibuka dan ditujukan ke instruktur. Periksa adanya rongga atau nodul pada model gips 4. Foto Intraoral
Foto intra oral
Foto intraoral 5. Merujuk rontgen panoramic. interpretasi radiologi didapatkan kehilangan gigi 13 dan apeks akar gigi 14 ke arah distal dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. a. Kunjungan kedua 1. Menentukan desain kerja Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan radiologi, rencana perawatan yang akan dilakukan adalah pembuatan gigi tiruan Porcelain fused metal bridge pada gigi 13. Desain jembatan PFM adalah fixed bridge, abutment gigi 14 dan 11. Retainer berupa mahkota jaket metal porselen pada gigi 14 dan 11 modified ovate pontic pada gigi 13 serta crown pada gigi 13. 2. Memposisikan pasien didental unit dengan posisi ergonomis 3. Menyiapkan alat dan bahan 4. Menggunakan APD sesuai prosedur 5. Preparasi gigi 14 Step preparasi Alat Kriteria Incisal atau oklusal guide Tapered, round ended 1,2-1,5mm groove diamond labial reduction guide groove Tapered, round ended Kemiringan 6 derajat pada diamond dinding axial Labial reduction Tapered, flat ended diamond Membentuk akhiran 1 mm pada intercuspal Axial reduction Tapered, round ended Membentuk margin shoulder diamond 1 mm dari lingual keproksimal kontak dan membentuk bevel shoulder Finishing Tapered, round ended diamond or tungsten carbide bur
Gambar Bur preparasi a. deepth groove : membuat 3 titik depth groove pada center, mesiofacial dan distofacial sejajar dengan long axis gigi dan incisal atau oklusal mengikuti kontur gigi kedalaman 1,8 mm dengan bur flat end tapering.
Gambar deepth groove b. labial reduction : mengurangi bagian labial atau bukal minimal 1,2 mm-1,5 mm dengan bur flat end tapering digerakan sejajar proses ini akan membentuk akhiran shoulder dengan margin 1 mm.
Gambar preparasi tampak oklusal c. axial reduction bagian proximal dan lingual : mengurangi bagian proximal dan lingual dengan bur taper yang dimiringkan 6 derajat sehingga membuat akhiran chamfer margin selebar 0,5 mm. d. finishing : melakukan ekpolrasi dengan sonde pada preparasi untuk memastikan hasil preparasi dalam keadaan yang halus.
Gambar akhiran shoulder dengan bevel 6. Pencetakan dobel impresion Gigi abutment yang telah selesai di preparasi selanjutnya diretaksi dengan benang adrenalin kemudian dicetak menggunakan bahan cetak Vinyl polysiloxane. Cetakan disi dengan glass stone untuk model kerja sebanyak 2 kali. Cetakan I untuk dikirim ke laboratorium, cetakan II untuk pembuatan mahkota sementara dibuat dan dipasang sebelum pasien pulang. 7. Pemasangan jembatan sementara 8. Model kerja dikirim kelaboratorium untuk pembuatan koping logam.
b. kunjungan ketiga 1. Sebelum dilakukan sementasi dilakukan tahapan uji coba porselen kedalam mulut untuk melihat estetik, adaptasi tepi retainer terhadap akhiran preparasi,
adaptasi akhiran pontik terhadap gusi linggir, titik kontak dengan gigi sebelah serta kontak saat oklusi dan artikulasi. 2. Sementasi dengan semen resin adhesive a. periksa dengan inspeksi prepasi dalam keadaan halus dan bersih b. isolasi daerah kerja dengan cotton roll dan suction saliva c. letakan semen kedalam restorasi d. setelah di pasang, bersihkan sisa ekses bahan dengan ekspoler. 3. Intruksi paska insersi dijelaskan pada pasien a. Pasien harus memelihara kebersihan mulut pasien. b. Kontrol kembali apabila ada keluhan c. Pada tahap kontrol tidak terdapat adanya impaksi makanan dan peradangan disekitar jembatan d. kontrol berkala selama 6 bulan sekali