Proposal.docx

  • Uploaded by: Andi Yunita
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,075
  • Pages: 7
Proposal Penelitian PENGARUH PERANAN PERSONAL AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada BPKP di Makassar)

OLEH : ANDI YUNITA SORAYA PATARAI Stb.02320160123 JURUSAN/PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi tidak bias lepas dari kondisi persaingan dan globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu strategi yang potensial dan kreatif dalam pemanfaatan secara optimal berbagai sumber daya yang ada. Selain itu, untuk mampu bertahan dalam persaingan ini diperlukan upaya pencegahan pengawasan, dan maksimalisasi kinerja. Upaya ini secara umum meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi, serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan (internal control). Audit internal merupakan jaminan, indenpenden, objektif dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses manajamen risiko, pengendalian, dan tata kelola. Audit internal adalah katalis untuk meningkatkan efektivitas organisasi dan efisiensi dengan menyediakan wawasan dan rekomendasi berdasarkan analisis dan penilaian data dan proses bisnis. Dengan komitmen terhadap integritas dan

akuntabilitas audit internal yang memberikan nilai untuk mengatur badan dan manajemen senior sebagai sumber tujuan dan saran indenpenden. Menurut Sawyer’(2005;3), Audit internal modern menyediakan jasa-jasa yang mencakup pemeriksaan dan penilaian atas control, kinerja, risiko, dan tata kelola perusahaan public maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek kerja saja dalam lingkup pekerjaan audit internal. Dulunya audior internal pernah diannggap sebagai “lawan” pihak manajemen, sekarang auditor internal mencoba menjalin kerja sama yang produktif dengan klien melalui aktivitas-aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Peranan audit internal pada saat ini sangat diperlukan diberbagai institusi, tidak terkecuali untuk pengawasan sehari-hari atas perusahaan dapat dilaksanakan

secara

lebih

intensif

dan

efektif

tanpa

mengurangi

tanggungjawabnya. (Gusnardi, 2008). Sedangkan tujuan dilaksanakannya audit internal adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan dengan cara membantu karyawan perusahaan agar mereka dapat melaksankan tanggung jawabnya secara efektif. Audit internal akan melakukan penilaian dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksankannya oleh perusahaan dengan cara memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang akan diperiksa (Tugiman, 2006:11). Agar berhasinya peran auditor dalam pencegahan dan pendeteksian adanya kecurangan, sebaiknya internal auditor perlu memahami kecurangan dan jenis-jenis kecurangan yang mungkin terjadi dalam perusahaan (Amrizal,

2004). Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak-hak orang atau pihak lain. Kecurangan atau fraud akhir-akhir ini makin mendapat perhatian, terutama diwilayah pemerintahan. Menurut bahasa, kecurangan (fraud) diartikan sebagai seputar kerugian (harm), kesalahan (wrongdoing)

dan

penipuan

(deceit)(Silverstone

dan

Sheetz,

2007).

Kecurangan merupakan tindakan merugikan yang disengaja dirancang untuk menipu atau menyesatkan pihak lain dan dapat mengakibatkan salah saji material yang merupakan subyek dari audit (Arens dan Loebecke, AICPA, 2002). Dalam perusahaan atau organisasi, kecurangan berupa penyalahgunaan asset, manipulasi, laporan keuangan dan korupsi dapat membahayakan keberlangsungan organisasi itu sendiri maupun para pemangku kepentingan yang terlibat didalamnya. Salah satu jenis kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh audit internal adalah pencegahan dan pendeteksian kecurangan. Tipe kejadian ini merupakan aktivitas yang volumenya cukup tinggi dan secara normal dihadapi oleh audit internal. Kecurangan adalah suatu bentuk kejahatan. Ada banya jenis kecurangan dan juga sebutan untuk kecurangan, diantaranya korupsi, penggelapan, pencurian, dan lainnya (Amrizal, 2004). Komisi Pemilihan Umum (2001), Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tujuh kelompok, yaitu :

1. Kerugian keuangan Negara (Dalam penelitian ini cendereng kerugian keuangan perusahaan ) 2. Suap menyuap. 3. Penggelapan dalam jabatan 4. Pemerasan 5. Perbuatan curang. 6. Benturan kepentingan dalam jabatan 7. Gratifikasi atau pemberian hadiah.

Dalam instansi pemerintahan khususnya di Indonesia, pengelolaan Keuangan negara yang akuntabel dan transparan oleh para penyelenggara negara yang akuntabel dan transparan oleh para penyelenggara negara merupakan sorotan utama masyarakat saat ini ditenggarai dengan semakin meningkatnya

tindakan

kecurangan.

Audit

pada

instansi

Pemerintah

dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor eksternal pemerintah dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku auditor internal pemerintah. Beberapa hasil penelitian yang mengemukakan bahwa hasil penelitian Ony Widilestariningtyas (2012) menyatakan hubungan antara audit internal dengan pencegahan kecurangan, audit internal berpengaruh signifikan terhadap pencegahan kecurangan baik secara simultan dan parsial. Adanya manfaat yang signifikan dari audit internal dalam pencegahan fraud yang dapat dilihat dari

perhitungan kuesioner yang menunjukkan hasil yang signifikan dan memadai (Yulina Dian Patricia, 2009) Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan dengan penelitian sebelumnya, oleh sebab itu pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada auditor internal pemerintah,yang bertugas untuk melakukan audit atas keuangan pada instansi pemerintah. Letak objek penelitian ini bertempat di kantor BPKP Provinsi Sulawesi Selatan . Di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan berbagai kecurangan seperti korupsi, manipulasi laporan keuangan dan penggelapan asset juga terjadi pada lingkungan pemerintahan, kasus yang terjadi pada proyek Desa Sabaru Kecamatan Liukang Kalmas, Kabupaten Pangkep, Mandek (Berita Makassar Sindo,06/12/2018). Terdapat temuan kasus korupsi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang melibatkan Kepala Desa Kabupaten Pangkep. Hasil audit yang dilakukan BPKP Sulsel, Muhammad Usman selaku terdakwa terbukti melakukan tindak pidana korupsi sebesar 300 juta dalam penggunaan dana Desa Sabarru untuk Tahun 2014 dan 2015 pada saat ia menjabat sebagai Kepala Desa Sabaru Kab. Pangkep yang menimbulkan kerugian Negara. Tugas utama BPKP adalah melakukan pengawasan audit, baik audit yang direncanakan sendiri oleh BPKP maupun audit yang direcanakan sendiri oleh BPKP maupun audit atas permintaan pihak-pihak tertentu, misalnya pemerintah daerah, aparat penegak hokum, pimpinan departemen/LPND, BUMN/BUMD, dan institusi pemberi pinjaman (lender).Visi BPKP yang baru adalah “Auditor Internal Pemerintah yang Proaktif dan Terpercaya dalam

mentransformasikan Manajemen Pemerintahan Menuju Pemerintahan yang baik dan bersih”.Dengan visi ini, BPKP menegaskan akan tugas pokoknya pada

pengembangan

fungsi

preventif.

Hasil

pengawasan

preventif

(pencegahan) dijadikan model system manajemen dalam rangka kegiatan yang bersifat preemptive. Apabila setelah hasil pengawasan preventif dianalisis terdapat indikasi perlunya audit yang mendalam, dilakukan pengawasan represif non justisia. Pengawasan represif non justisia digunakan sebagai dasar untuk membangun system manajemen pemerintah yang lebih baik untuk mencegah moral hazard atau potensi penyimpangan (fraud). Berdasarkan uraian diatas maka, penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai audit internal. Maka penulis tertarik untuk menyusun proposal dengan judul yaitu Pengaruh Peranan Auditor Internal terhadap Pencegahan Kecurangann (fraud) Keuangan yang bertempat di Kantor BPKP Makassar.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah peranan audit internal berpengaruh pada pencegahan kecurangan keuangan? 2. Apakah adanya manfaat terhadap perhitungan kousioner pada peranan audit internal terhadap pencegahan kecurangan keuangan?

More Documents from "Andi Yunita"

Proposal.docx
November 2019 8
Sop Igd.docx
December 2019 56
November 2018.xlsx
October 2019 46
Case Manager.docx
May 2020 40
1. Cover.docx
May 2020 43