Proposal Young Datu.docx

  • Uploaded by: 'Dora Myron Jeruzielski'
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Young Datu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,662
  • Pages: 25
1

PROPOSAL USAHA EKONOMI TEKNIK USAHA KONVEKSI “YOUNG DATU”

DOSEN PEMBIMBING: YULI RISTIANINGSIH, M.Eng

Disusun oleh :

DWIKI HERMAWAN

H1D115005

SADIDAN RABIAH

H1D115024

IDORA DIAH VITALOKA

H1D115036

RIZKY PRADITAMA

H1D115048

SIGIT ARIWIBOWO

H1D115213

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

2018

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga pemyusunan proposal ini dapat diselesaikan. Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi tugas ekonomi teknik mata kuliah program studi teknik kimia. Keberhasilan dalam penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuli Ristianingsih, M.Eng yang telah membimbing kami dalam penyusunan proposal ini. Serta kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyusun menyadari bahwa proposal ini banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal ini. Harapan kami, semoga proposal ini bermanfaat bagi pembaca dikemudian hari. Banjarbaru, Oktober 2018

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..........................................................................

i

KATA PENGANTAR ...........................................................................

ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................

iii

BAB I

Pendahuluan ...........................................................................

1

BAB II Pemasaran Produk .................................................................

7

BAB III Rencana Strategi Usaha .........................................................

9

BAB IV Analisis Ekonomi ....................................................................

14

BAB V Kesimpulan .............................................................................

22

iii

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

1.1

Nama Usaha Nama usaha yang kami bentuk bernama YOUNG DATU yang bergerak

dibidang konveksi baju 1.2

Alamat Usaha Adapun Young Datu berdomisil dijalan Panglima Batur Timur, Loktabat Utara,

Banjarbaru Utara, Kalimantan Selatan 70711. 1.3

Deskripsi Usaha Bisnis konveksi adalah suatu jenis bisnis yang cukup popular di Indonesia.

Produk yang dihasilkan oleh industri konveksi yaitu pakaian yang merupakan kebutuhan dasar manusia, maka market untuk bisnis konveksi akan selalu ada. Bisnis konveksi menjadi popular karena entry barrier untuk bisa memulai bisnis ini tidak terlalu besar.

Gambar 1.1 Logo Young Datu Young Datu sendiri merupakan gabungan Bahasa Inggris dengan Bahasa Banjar, dimana ‘Young’ berarti muda dan ‘Datu’ adalah leluhur, raja atau pemimpin muda. Sehingga dapat diterjemahkan secara keseluruhan berarti muda dan berjiwa luhur. Hal ini juga diperkuat pada logo Young Datu dimana terdapat dua warna, merah muda dan hitam. Dimana merah muda melambangkan anak muda dan hitam melambangkan leluhur. Dua segitiga berwarna merah muda dan hitam yang saling beririsan memiliki filosofi bahwa kehidupan anak muda dan kehidupan leluhur saling berhubungan. 1

2

1.4

Tujuan Tujuan dari industri yang kami jalankan adalah sebagai berikut:

1.

Menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya untuk ibu - ibu yang hanya mempunyai keahlian dalam menjahit.

2.

Menciptakan produk berkualitas tinggi dengan harga cukup terjangkau bagi kaula muda.

3.

Mengembangkan produk dalam negeri hingga ke mancanegara

1.5

Kegiatan Usaha Kegiatan usaha konveksi adalah proses dari kain menjadi pakaian siap pakai.

Usaha konveksi dapat didefinisikan sebagai industri kecil skala rumah tangga yang melayani pembuatan pakaian jadi secara massal dalam jumlah banyak. Model pakaian yang diproduksi biasanya berupa kaos, kemeja, celana, jaket, jas almamater, busana muslim, dan sebagainya yang dipesan berdasarkan ukuran standar yang sudah ditentukan. Karena produk yang dihasilakn oleh industri konveksi termasuk kedalam salah satu kebutuhan dasar manusia, kepopuleran bisnis konveksi ini diprediksi akan terus meninkat setiap saat. Didukung oleh permintaan pasar yang begitu besar, peluang untuk memulai dan mengembangkan usaha konveksi juga dirasa sangat besar. Seperti halnya proses produksi pakaian yang dilakukan dalam industri garmen, untuk mengubah kain atau barang setengah pakai menjadi pakaian siap pakai terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui. Mulai dari proses pemotongan kain sesuai dengan pola baju yang diinginka, proses penjahitan, dan proses merapikan baju. Dalam industri konveksi, proses ini biasa disebut dengan nama cut, make, and trim. 

Cutting

: Pembuatan pola atau patron, marker, cutting dan numbering.



Making

: Menjahit dari awal sampai menjadi bahan siap pakai.



Trimming

: Washing/dyeing, buang benang, ironing/setrika, labeling, dan

packing.

2

3

1.6

Manfaat

1.

Memenuhi salah satu kebutuhan primer di masyarakat yaitu kebutuhan sandang.

2.

Menjaga nilai nilai kebudayaan yang telah ada dan melestarikannya.

3.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menciptakan lapangan pekerjaan.

1.7

Visi dan Misi

VISI Menjadi perusahaan konveksi yang terbaik, dengan konsep menjunjung tinggi nilai kebudayaan namun tetap mengikuti perkembangan zaman serta mengutamakan kepuasan konsumen.

MISI 1. Menyediakan produk dan jasa konveksi dengan kualitas produk yang berorientasi pada kebudayaan. 2.

Membangun jaringan pada mitra produk bermerk dan sistem kemitraan pemasaran berbasis online maupun offline.

3.

Menjaga kepercayaan dan loyalitas pelanggan.

4.

Menyediakan jasa pengiriman dan penyediaan produk yang cepat dan tepat sesuai dengan pesanan.

5.

Melakukan peningkatan kualitas SDM pekerja melalui berbagai pendekatan edukasi yang sesuai dengan kebutuhan profesional pekerja.

1.8

Tinjauan Pustaka

1.8.1 Pengelolaan Pengelolaan merupakan peran yang sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu usaha, baik yang berskala kecil, sedang ataupun besar. Tanpa adanya pengelolaan atau pengaturan, sangat sulit bagi perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Pengelolaan adalah "proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga 3

4

orang lain, proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi serta proses yang memberikan pengawasan kepada semua yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan”1. Pengelolaan disebut juga manajemen, dimana manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengurus, membimbing, mengawasi2. Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Suharsimi (1999), bahwa pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management yang karena terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pengetahuan kedalam bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu diubah ke Bahasa Indonesia menjadi manajemen.3

1.8.2 Fungsi Manajemen Setiap kegiatan perusahaan itu perlu direncanakan, diorganisir, diarahkan, dikoordinir dan diawasi agar tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen bisa berarti fungsi, peranan maupun keterampilan. Manajemen sebagai fungsi meliputi usaha perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Manajemen sebagai peranan adalah antarpribadi pemberi informasi dan pengambil keputusan. Manajemen dapat pula berarti pengembangan keterampilan, yaitu teknis, manusiawi dan konseptual4. Adapun fungsi-fungsi manajemen adalah: 1.

Perencanaan (Planning) adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

2.

Pengorganisasian (Organizing) adalah:

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999. Sri Wening dan Sicilia Savitri. 1994. Dasar Pengelolaan Usaha Busana. (Yogyakarta: FPTK IKIP), hlm. 1. 3 Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta), hlm. 6. 4 Sukanto Reksohadiprojo, M. Com. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. (Yogyakarta:BPFE), hlm. 14. 2

4

5

a.

Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,

b.

Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan,

c.

Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian,

d.

Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

3.

Pengarahan (Leading)

4.

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading) adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin.

a)

Pengawasan (Controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan5.

1.8.3 Usaha Konveksi Konveksi adalah perusahaan pakaian jadi6. Mutu dari produksi konveksi mempunyai beberapa tingkatan, tergantung dari harga serta tingkatan yang membutuhkan. Adapun tingkatan mutu tersebut adalah: 1.

Golongan kualitas rendah, contohnya pakaian yang dijual di kaki lima, harganya murah, jahitannya tidak kuat, cara memotongnya asal saja tidak memperhatikan arah serat, asal menghemat bahan dan kadang-kadang modelnya cukup menarik.

5

Hani Handoko. T. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.(Yogyakarta: BPFE), hlm. 23-25. 6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999

5

6

2.

Golongan kualitas menengah, disediakan untuk golongan masyarakat menengah, harganya lebih tinggi dibanding golongan yang pertama, jahitan lebih rapi dan lebih kuat, penjualan di tempat yang lebih baik misalnya di toko-toko khusus busana.

3.

Golongan kualitas tinggi diperuntukkan bagi orang-orang yang mempunyai banyak uang dan dari tingkatan atas berselera tinggi. Biasanya dijual pada departement store atau butik yang bergengsi, model dibuat dalam jumlah terbatas7. Dibandingkan dengan usaha busana yang lain, usaha konveksi dapat dikatakan paling besar. Di Indonesia, usaha busana jadi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: a.

Industri kecil di rumah (home industry) Biasanya pesanan datang dari dalam negeri yang jumlahnya tidak terlalu\ banyak, kualitas ada yang baik tetapi ada pula yang rendah, keuntungan yang diperoleh tidak terlalu besar, biasanya tidak menggunakan desainer hanya mencontoh.

b.

Industri besar Biasanya berdasarkan pesanan/job order, sehingga kemungkinan rugi lebih sedikit, mutunya dari sedang sampai dengan yang baik, pemasaran ke dalam dan luar negeri, menggunakan mesin-mesin otomatis dengan kecepatan tinggi (high speed machine), sistem menjahit menggunakan sistem ban berjalan (lopende band). 8

7

Sri Wening dan Sicilia Savitri. 1994. Dasar Pengelolaan Usaha Busana. (Yogyakarta: FPTK IKIP), hlm. 128. 8 Suryana, M. Si, Dr. 2001. Kewirausahaan. (Jakarta: Salemba Empat), hlm. 97

6

7

BAB II PEMASARAN PRODUK

2.1.

Strategi Pasar Pemasaran dilakukan melalui dua cara yaitu pemasaran secara langsung dan

pemasaran secara tidak langsung. Pemasaran langsung dengan mendekati produsen secara langsung di Toko Young Datu. Sedangkan untuk pasar tidak langsung melalui website pribadi, e-commerce (Shopee, Toko Pedia, Lazada) serta media sosial (Instagram). Pemasaran melalui online, bertujuan untuk mendekati pasar yang kami tuju. Pasar yang menjadi sasaran kami adalah anak-anak kekinian, mahasiswa/i dan anak-anak muda lainnya. Pasar tersebut merupakan generasi milenial yang tak terlepas dari teknologi masa kini, salah satunya gadget. Sehingga, pangsa online akan kami bungkus secara menarik sedemikian mungkin agar menarik bagi calon konsumen kami. Oleh karena itu, usaha Young Datu Covection ini mempunyai peluang besar untuk dijalankan dan memberi potensi mendatangkan profit yang besar. 2.2.

Lokasi Lokasi produksi sekaligus toko berada di Jl. Panglima Batur timur, Loktabat

Utara, Banjarbaru utara, Kalimantan selatan 70711. Alasan memilih tempat ini adalah karena letaknya yang strategis yang berada di pusat perkotaan. Selain itu di sepanjang Jalan Panglima Batur ini sudah terkenal dengan tempat ‘nongkrong’ kaula muda karena terdapat banyak cafe dan tempat ‘nongkrong’ lainnya. Maka dari itu kita memiilih lokasi tersebut karena stategis sehingga dapat menjaring target konsumen yang melimpah.

7

8

Gambar 2.1 Tempat Usaha Young Datu (source: olx.com) 2.3. Promosi Promosi dilakukan dengan cara online lewat melalui website pribadi, ecommerce (Shopee, Toko Pedia, Lazada) serta media sosial (Instagram). Pemasaran melalui online, bertujuan untuk mendekati segmen pasar yang kami tuju yaitu generasi milenial. Lebih detail, pasar yang menjadi sasaran kami kaula muda atau yang berjiwa muda. Pasar tersebut merupakan generasi milenial yang tak terlepas dari teknologi masa kini, salah satunya gadget. Sehingga, pangsa online akan kami bungkus secara menarik sedemikian mungkin agar menarik bagi calon konsumen kami. Selain itu, kami juga akan membuat website kami yaitu www.YDConvection.com dimana nantinya konsumen kami dapat melihat katalog serta membeli produk-produk kami secara online. Selain itu promosi juga dapat kami lakukan secara langsung yaitu dengan cara memberikan stiker logo kami dengan konsumen yang telah membeli produk kami.

BAB III RENCANA STRATEGI USAHA

3.1 Bahan Baku Adapun bahan baku yang akan kami gunakan untuk pembuatan baju yaitu: 1.

Bahan yaitu terdiri dari 3 jenis katun berkualitas tinggi.

2.

Benang

3.

Resleting

4.

Kancing

5.

Jarum mesin

6.

Karton pola

3.2 Alat Alat yang kami gunakan yaitu: 1.

Mesin jahit

2.

Mesin obras

3.

Mesin potong

4.

Mesin sablon

5.

Mesin lobang kancing

6.

Setrika

7.

Meteran

8.

Gunting

9.

Pensil pola

10. Penggaris 11. Alas Setrika 12. Komputer 13. Kursi

9

10

14. Meja 15. Printer 16. Kipas angin 17. Peralatan penunjang listrik dan instalasi 3.3 Diagram Alir Proses Pembuatan Design/ Sketch

Pola Design

Pembuatan Sampel

Produksi Pola Design

Cutting

Marker Making

Grading

Membuat Pola pada Kain

Sorting/ Bundling

Sewing/ Assembling

Inspeksi

Pressing/ Finishing

Packing Inspeksi Akhir

Keterangan:  Design/Sketch: Dalam pembuatan baju, langkah pertama adalah membuat desain atau sketsa. Yang melakukan tugas ini adalah designer. Seorang designer bertugas untuk merancang baju dan menuangkan kreativitasnya ke dalam kertas seketsa. Kemudian seketsa akan dianalisa oleh panel designer. Panel designer akan memilih beberapa design yang terbaik dan kemudian design tersebut akan diproses untuk dibuatkan pola. 

Pola Design: Seseorang yang bertugas untuk membuat pola design akan mengembangkan pola pertama untuk didisain berdasarkan ukuran standar. Proses ini dibuat dengan metode pola drafting dan tujuan pembuatan pola ini adalah untuk menciptakan sampel baju yang kemudian akan di tes uji.

11



Pembuatan Sampel: Pola design yang telah jadi, dikirim ke unit penjahit untuk diproses lebih lanjut. Pola tersebut dijahit pada belacu atau kain muslin. Sampel ini dibuat untuk dianalisa antara kesesuaian pola dan design. Setelah sampel dijahit kemudian ditinjau oleh panel designer, pembuat pola, dan penjahit untuk memastikan apakah ada perubahan atau tidak. Atau sampel baju memang sudah siap untuk diproses lebih lanjut.



Produksi Pola Design: Setelah contoh pola sudah oke! Maka contoh pola tersebut diambil untuk dibuatkan pola produksi. Pola produksi adalah pola yang akan digunakan untuk produksi pakaian yang lebih banyak. Pattern maker membuat pola pada kertas pembuatan pola standar yang terdiri dari berbagai kelas. Komponen paling penting, pola kertas tisu yang terbuat dari kertas teringan dan tertipis yang bisa didapatkan ditempat umum (toko kain).



Membuat Pola Baju: Metode yang digunakan yaitu CAD/CAM karena kemudahannya dalam merancang pola dibandingkan dengan cara manual. Salah satu kelebihan pola produksi yang dibuat dengan metode CAD/CAM adalah dapat disimpan dengan mudah dan dapat membuat pola sesuai permintaan.



Grading: Tujuan dari grading adalah untuk menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya kita dapat menemukan pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL.



Marker Making: Marker making bertugas menentukan seberapa panjang dan lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap design. Computer software dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain yang pas sehingga kain dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai dengan pola-pola yang melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain dengan bantuan staples. seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa banyak kain yang akan dipesan.

12



Cutting: Kain yang telah dipesan kemudian dipotong dengan bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan jenis kainnya. Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang menggunakan sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan



Sorting/Bundling: Tim pernyortir menyortir pola sesuai dengan ukuran dan designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat bundle. Pada proses ini membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan dalam bundle tapi ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih parah.



Sewing/Assembling: Proses selanjutnya adalah penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar, memilih untuk memiliki unit penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini kepada kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “produk gagal”. Pada proses ini akan ada begitu banyak operator yang mengendalikan mesin jahit. Sebagai contoh operator A akan menjahit khusus bagian lengan, kemudian operator B akan menjahit khusus bagian kerah bajunya saja dan sebagainya. Yang pada akhirnya bagian-bagian baju tersebut dijahit hingga terbentuklah sebuah baju lengkap.



Inspeksi: Setelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu



Pressing/Finishing: Pada proses ini, beberapa operator akan menggerakan mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut sehingga pakaian akan terlihat lebih rapih.



Inspeksi Akhir: Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian, kualitas produk benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu produk mereka yang

13

sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur, jahitan terbuka, kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image pabrik mereka sendiri 

Packing: Packing adalah proses terakhir dimana semua produk di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna yang kemudian akan didistribusikan ke tokotoko baju.

3.4 Struktur Organisasi Desainer Pemotong Pola Penjahit Tukang Sablon

Tukang Obras Tukang Pasang Kancing Pimpinan Utama

Penyetrika Quality Control Packing Admin dan Akuntan Sales (Pemasaran) OB Driver

BAB IV ANALISIS EKONOMI

Perencanaan suatu usaha perlu ditinjau dari faktor-faktor ekonomi yang menentukan apakah suatu pabrik tersebut layak untuk didirikan atau tidak. Faktorfaktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan untung rugi dalam mendirikan usaha konveksi Young Datu adalah : 1. Laju pengembalian modal (rate of return). 2. Waktu pengembalian modal (pay out time). Untuk menentukan faktor-faktor di atas terlebih dahulu perlu diketahui : 1.

Penaksiran modal industri ( Total Capital Investment ) Total capital investment diartikan sebagai jumlah modal yang diperlukan untuk

mendirikan suatu usaha mulai dari awal sampai pabrik selesai dibangun dan siap beroperasi. Total capital investment dibagi atas dua bagian, yaitu : 1. Fixed Capital Investment (FCI), yaitu modal yang diperlukan untuk mendirikan suatu pabrik. Meliputi pembelian peralatan, pemasangan alat dan fasilitas lain sehingga pabrik dapat beroperasi. 2. Working Capital Investment (WCI), yaitu modal yang diperlukan untuk menjalankan pabrik yang telah siap untuk beroperasi dalam jangka waktu tertentu. 2.

Penentuan biaya produksi total (Total Production Costs) Total production cost (total biaya produksi) terdiri dari :

1.

Manufacturing Cost (Biaya Produksi) Manufacturing cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh pabrik yang

berhubungan dengan operasi produksi dan peralatan proses yang terdiri dari : a.

Direct Production Cost (biaya produksi langsung), yaitu meliputi biaya transportasi bahan baku, upah buruh, biaya supervisi langsung, perawatan dan perbaikan, power, utilitas dan royalties.

14

15

b.

Fixed Charges (biaya tetap), yaitu biaya yang tetap dari tahun ke tahun dan tidak berubah dengan adanya perubahan laju produksi. Biaya tersebut adalah meliputi pajak, depresiasi, asuransi dan bunga bank.

4.1

Penaksiran Harga Peralatan Penentuan harga peralatan dilakukan dengan menjumlahkan harga dengan

biaya ongkos kirim. 4.2 Penentuan Total Capital Investment (TCI) Asumsi-asumsi dan ketentuan yang digunakan dalam perhitungan analisis ekonomi : 1. Pengoperasian usaha dimulai tahun 2018. 2. Kapasitas produksi adalah 1916 potong/tahun. 3. Jumlah hari kerja adalah 26 hari/bulan 4. Situasi pasar, biaya dan lain - lain diperkirakan stabil selama usaha beroperasi.

15

16

4.2.1 Modal Tetap (Fixed Capital Investment) Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Harga Peralatan No. Nama Alat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Mesin jahit Mesin obras Mesin potong Mesin sablon Mesin lobang kancing Setrika Meteran Gunting Pensil pola Penggaris Alas Setrika Komputer Kursi Meja Printer Kipas angin Perlengkapan listrik dan instalasi

Unit

Harga per Unit 2.000.000,00 2.500.000,00 2.500.000,00 8.000.000,00

Harga Total

8 2 1 1

Rp Rp Rp Rp

1

Rp 7.000.000,00

Rp

7.000.000,00

1 8 20 2 2 1 2 26 4 1 5

Rp 100.000,00 Rp 2.000,00 Rp 25.000,00 Rp 5.000,00 Rp 20.000,00 Rp 70.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 45.000,00 Rp 300.000,00 Rp 1.000.000,00 Rp 500.000,00

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

100.000,00 16.000,00 500.000,00 10.000,00 40.000,00 70.000,00 4.000.000,00 1.170.000,00 1.200.000,00 1.000.000,00 2.500.000,00

1

Rp 3.000.000,00

Rp

3.000.000,00

Total

Rp 16.000.000,00 Rp 5.000.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 8.000.000,00

Rp 52.106.000,00

16

17

Tabel 4.2 Modal Tetap No Modal Tetap ( FCI)

Total

1

Direct Plant Cost (DPC)

Rp 52.106.000,00

2

Contingency

Rp

Rp 55.000.000,00

TOTAL

4.2.2

2.894.000,00

Working Capital Investment (WCI)

Modal dihitung selama 1 bulan = 26 Hari Tabel 4.3 Estimasi Harga Bahan Baku Proses No. 1 2 3 4 5 6 7 8

Bahan Baku Kain katun kemeja Kain katun combed Kain fleece katun Karton pola Benang Kancing Resleting Jarum

Kebutuhan

Unit

14

rol

Rp

1.500.000,00

Rp

21.000.000,00

16

rol

Rp

1.010.000,00

Rp

16.160.000,00

2

rol

Rp

2.200.000,00

Rp

4.400.000,00

pak rol gross lusin pak

Rp Rp Rp Rp Rp

28.000,00 12.000,00 12.000,00 192.000,00 5.000,00

Rp Rp Rp Rp Rp Rp

28.000,00 504.000,00 240.000,00 1.728.000,00 5.000,00 44.065.000,00

1 42 20 9 1 Total

Harga/unit

17

Harga Total Per Bulan

18

Tabel 4.4 Estimasi Harga Produk

No.

Produk

1. 2. 3.

Kemeja Kaos Jaket

Jumlah Jumlah Mesin Barang Jahit /Mesin 3 3 2

Jumlah Barang/ Bulan

6 468 8 624 2 104 Working Capital

Hasil penjualan/bulan

Harga/ Barang Rp 150.000,00 Rp 80.000,00 Rp 250.000,00

Rp 70.200.000,00 Rp 49.920.000,00 Rp 26.000.000,00 Rp 146.120.000,00

Tabel 4.4 Working Capital Working Capital ( WC ) No.

Biaya (Rp)

1

Raw Material Inventory (1 bulan) Total

4.2.3

Rp

44.065.000,00

Rp

44.065.000,00

Total Capital Investment (WCI)

Tabel 4.5 Total Capital Investment No. 1

Total Capital Investment (TCI) Fixed Capital Investment (FCI)

Biaya (Rp) Rp 55.000.000,00

Working Capital ( WC ) 2

Rp

44.065.000,00

Rp 99.065.000,00

Total

18

19

4.3

Manufacturing Cost (MC)

Tabel 4.6 Estimasi Gaji Karyawan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total

Jabatan Tukang Sablon Admin dan akuntan Pemasaran Penjahit Tukang obras Tukang pasang kancing Penyetrika Quality control Driver OB Pemotong Pola Desainer Packing

Jumlah

Gaji/bulan

Jumlah Gaji/bulan

1

Rp 2.500.000,00

Rp

2.500.000,00

1

Rp 2.500.000,00

Rp

2.500.000,00

1 8 2

Rp 2.500.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 2.500.000,00

Rp 2.500.000,00 Rp 20.000.000,00 Rp 5.000.000,00

2

Rp 2.500.000,00

Rp

5.000.000,00

1

Rp 2.000.000,00

Rp

2.000.000,00

1

Rp 2.000.000,00

Rp

2.000.000,00

1 1

Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00

Rp Rp

2.000.000,00 2.000.000,00

1

Rp 2.000.000,00

Rp

2.000.000,00

1 1

Rp 3.000.000,00 Rp 2.000.000,00

Rp 3.000.000,00 Rp 2.000.000,00 Rp 52.500.000,00

Tabel 4.7 Packing No. 1 2 3 4

Perlengkapan Karung Plastik bening Hangtag (kertas label) Tas belanja (plastik)

Jumlah 10 12

Unit pcs pak

Harga/unit Rp 2.000,00 Rp 15.000,00

Harga Barang/bulan Rp 20.000,00 Rp 180.000,00

5

pak

Rp

35.000,00

Rp

175.000,00

1200

pcs

Rp

1.000,00

Rp

1.200.000,00

Rp

1.575.000,00

Total

19

20

Tabel 4.7 Utilitas No. Utilitas 1 Air PDAM 2 Litrik Jumlah

Rp Rp Rp

Harga/bulan 100.000,00 1.000.000,00 1.100.000,00

Tabel 4.7 Total Manufacturing Cost No.

Jenis

Biaya

1

Bahan Baku

Rp

44.065.000,00

2

Labor

Rp

52.500.000,00

3

Patens (1%)

Rp

1.461.200,00

4

Utilitas

Rp

1.100.000,00

Rp

99.126.200,00

Direct Manufacturing Cost 5

Packaging

Rp

1.575.000,00

6

Shipping

Rp

100.000,00

Indirect Manufacturing Cost

Rp

1.675.000,00

7

Rp

2.291.666,67

4.3

Sewa Ruko Fixed Manufacturing Cost

Rp 103.092.866,67

Manufacturing Cost

Rp 103.092.866,67

Keuntungan Produksi

 Penjualan selama 1 bulan:

Total

= Rp 146.120.000,00

 Biaya produksi total 1 bulan

= Rp 103.092.866,67

 Keuntungan sebelum pajak

= Rp 43.027.133,33

20

21

 Pajak = 0,5 % dari keuntungan 1 tahun = Rp 43.027.133,33 X 12 X 0,5%

Keuntungan 1 bulan setelah pajak

= Rp

= Rp

2.581.628,00

Rp

42.811.997,67

Sehingga modal dapat dikembalikan dalam 2,5 tahun.

21

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan dari proposal usaha Young Datu ini berdasarkan analisa ekonomi yaitu usaha ini layak untuk didirikan serta dapat membawa keuntungan. Kentungan yang diperoleh yaitu Rp 42.811.997,67, sehingga dapat mengembalikan modal awal sekitar 2,5 tahun kemudian.

22

Related Documents

Proposal Young Datu.docx
November 2019 2
Young
June 2020 22
Young
November 2019 42
John Young
December 2019 25
Young Centurions.pdf
October 2019 27
Young Witness
October 2019 26

More Documents from ""

Proposal Young Datu.docx
November 2019 2
Tugas Ekotek Versi Dua.docx
November 2019 6
Tugas Ekotek.docx
November 2019 22
May 2020 20
Ejercitacion
May 2020 16