Proposal Skripsi.docx

  • Uploaded by: Muhammad Farhan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Skripsi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,270
  • Pages: 16
ANALISIS PERSEDIAAN BARANG DAN PEMBELIAN TERHADAP HARGA POKOK PENJUALAN DI PT. ASKARA INOTEK

A. Latar Belakang Masalah Tujuan setiap perusahaan adalah untuk menjual barang atau jasa yang telah dihasilkan, hal tersebut merupakan dasar untuk dihasilkanya pendapatan. Setiap perusahaan berlomba untuk mencapailaba yang tinggi. Laba diperoleh dari pendapatan setelah dikurangi beban perusahaan. Begitu pentingnya nilai suatu laba bagi perusahaan sehingga harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan laba tersebut. PT. ASKARA INOTEK

merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

Konstruksi dimana aktivitas usahanya adalah membeli bahan baku diolah menjadi bahan jadi kemudian dijual kepada pemesan yang merupakan kontraktor dari proyek infrastruktur terutama poyek jalan tol. Sebagai kontruksi PT. INOTEK harus memiliki persediaan barang yang cukup banyak untuk mendapatkan tingkat penjualan yang tinggi dalam mencapai laba. Dianggap semakin banyak persediaan barang, maka semakin banyak hasil penjualan. Selama 10 tahun berdiri, PT. INOTEK menunjukan perkembangan yang cukup pesat. Saat ini PT. INOTEK berhasil mengembangkan usahanya sampai keberbagai kota bukan hanya area jabodetabek saja itu karena perusahaan yang bergerak dibidang infrastruktur sekarang sudah memulai pembanggunan sampai luar jawa. Tetapi hal ini

1

tidak berlaku pada qualitas barang yang berpengaruh pada efektivitas laba. Efektivitas laba yang diperoleh PT. INOTEK tidak mengalami kenaikan melainkan penurunan. Fenomena menunjukan bahwa semakin banyak persediaantidak selalu menciptakan laba yang semakin tinggi . Terlalu banyak persediaan, akan mengakibatkan kerugian perusahaan dimana persediaan yang tidak bagus atau (reject) akan menurun nilai jualnya, maka perusahaan kehilangan nilai pendapatan. Sebaliknya jika perusahan hanya menganggarkan persediaan yang sedikit, itu akan mengakibatkan kekurangan stock persediaan yang dapat dijual karena proses poduksi memakan waktu yang cukup lama, dalam hal ini maka perusahaan juga akan kehilangan pendapatan yang seharusnya akan diterima. Sering terjadi perbedaan nilai antara target laba dan laba yang diperoleh karena seringnya barang reject yang harus di perbaiki mempengaruh pada laba. Perusahaan perseorangan pada umumnya dikendalikan oleh pemiliknya sendiri yang praktis berfungsi sebagai pemimpin, pengawas dan pengurus keuangan. Dan masih terbatasnya permasalahan yang dihadapi, maka tidak diperlukan tenaga-tenaga pemimpin (Manager) yang propesional dalam setiap bidang. Sipemilik yabg sekaligus pemimpin perusahaan merangkap semua fungsi manajemen dengan dibantu beberapa orang dalam bidang administrasi kantor yang masih sederhana termasuk tenaga pembukuan. Dan yang terpenting adalah persediaan barang dan pembelian berpengaruh besar pada hpp karena menyusutnya barang yang akan dijual. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk menuangkan masalah tersebut dengan mengambil judul “ANALISIS PERSEDIAAN BARANG DAN 2

PEMBELIAN TERHADAP HARGA POKOK PENJUALAN PADA PT. ASKARA INOTEK”.

B. Pokok Permasalahan 1. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan maka penulis membatasi masalah agar penulis lebih terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis membatasi masalah yang berkaitan dengan sistem persediaan dan biaya operasional untuk biaya klaim yang dapat mempengaruhi laba operasional pada PT. Askara Inotek a.

Batasan masalah tersebut hanya menentukan HPP sebagai bahan pertimbangan kebijakan dalam menganalisis banyaknya barang NG.

b.

Keberadaan bahan baku, dana serta tenaga kerja diasumsikan stabil.

c.

Semua data dan informasi yang didapat dari pihak perusahaan dianggap benar.

2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : a.

Bagaimana pengaruh naiknya persediaan terhadap HPP pada PT. Inotek

b.

Bagaimana pengaruh naiknya pembelian terhadap HPP pada PT.Inotek

c.

Bagaimana pengaruh naiknya persediaan dan pembelian terhadap HPP PT. Inotek

3

C. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan penelitian a.

Untuk mengetahui pengaruh naiknya persediaan terhadap HPP pada PT. Inotek

b.

Untuk mengetahui berapa besarnya pembelian barang mempengaruhi HPP pada PT. Inotek

c.

Untuk mengetahui berapa besar persediaan barang dan pembelian mempengaruhi HPP pada PT. Inotek

2. Manfaat Penelitian a.

Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis terhadap masalah yang dihadapi. Terutama dalam memperoleh kesempatan untuk menetapkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahab dengan kenyataan yang ada pada praktek kerja di perusahaan, Khususnya dalam masalah Persediaan barang, Pembelian barang dan Harga pokok penjualan.

b.

Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan konstribusi yang positif bagi pengembangan studi akuntansi khususnya dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dalam kemajuan perusahaan baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan dating.

c.

Bagi Pembaca 4

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dan dapat menjadi bahan referensi serta sebagai tambahan pengetahuan untuk suatu penelitian selanjutnya dibidang yang sama.

D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian diatas penulis mengambil dugaan sementara bahwa : 1.

Diduga Persediaan Barang mempengaruhi HPP pada PT. Inotek

2.

Diduga Pembelian Barang pempengaruhi HPP pada PT. Inotek

3.

Diduga Persediaaan Barang dan Pembelian Barang mempengaruhi pada PT Inotek

E. Landasan Teori 1. Persediaan barang Persediaan (inventori), merupakan aktiva perushaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industry (manufaktur),apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dan perushaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan. Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.

5

Perushaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual). Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting kareana laporan rugi/laba nilai persediaaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP). HPP = PERSEDIAAN AWAL + PEMBELIAN BERSIH – PERSEDIAAN AKHIR 2. Inventori Perusahaan Industri Pengertian persediaan untuk perusahaan Industri adalah barang-barang atau bahan yang dibeli oleh perusahaan dengan tujuan untuk diperoses lebih lanjut menjadi barang jadi atau setengah jadi atau mungkin menjadi bahan baku bagi perusahaan lain,hal ini tergantung dari jenis dan proses usaha utama perusahaan. Persediaan untuk perusahaan-perusahaan manufaktur pada umumnya mempunyai tiga jenis jenis persediaan yaitu: 1. Bahan Baku (direct material) 2. Barang dalam proses (Work in proses) 3. Barang Jadi (Finished goods)

3. Jenis – Jenis Persediaan a. Bahan Baku Barang persediaan memiliki perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi,sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan . Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi 6

oleh perkiraan produksi,sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak Pemasok serta tingkat efesiensi penjudualan pembelian dan kegiatan produksi. b. Barang dalam proses Adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi,yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi. Perputran persediaan bias ditingkatkan dengan jalan memperpendek waktu produksi salah satu cara adalah dengan menyempurnakan tekhnik-tekhnik rekayasa, sehingga dengan demikian proses pengolahan bias dipercepat. Cara lain adalah dengan bahan-bahan dan bukan membuatnya sendiri. c. Barang jadi Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual, Pada persediaan ini besar kecilnya persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat merangsang peningkatan penjualan dengan cara mengubah persyaratan kredit untuk resiko yang kecil (marginal risk). Tetapi tidak peduli apakah barang-barang tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang dagang, manajer keuangan harus tetap membiayainya. Sebenarnya perusahaan lebih suka menjualnya (dan tercatat sebagi piutang dagang), Dan laba potensial dapat menutuptambahan resiko penagihan piutang. 4. Pembelian Bahan Baku 7

a. Arti dan pentingnya Bahan Baku. Bahan baku bagi perusahaan sangatlah dibutuhkan dalam kegiatan proses produksi, karena bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Untuk itu, bahan baku sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan proses produksi. Hal ini disebabkan karena pembelian bahan baku sangat mempengaruhi bentuk atau komposisi produk jadi baik secara kuantitas maupun kualitas serta harga jual produk. Bahan baku dapat mempengaruhi factor kuantitas maupun kualitas produk, jika bahan baku yang diperoleh memiliki kuantitas dan kualitas yang baik maka akan memperlancar kegiatan proses produksi dan perusahaan akan mampu menghasilkan produk dengan mutu yang memuaskan. Disamping itu bahan baku merupakan factor penting dalam penetapan harga pokok produksi, karena jika perusahaan mampu untuk menekan biaya baha baku ini maka perusahaan akan dapat meningkatkan keuntungan

yang

diperolehnya. b. Macam macam bahan baku. Dalam proses produksi suatu perusahaan manufaktur biasanya membutuhkan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk. Carter usry (2012 : 40) jenis bahan baku ada dua macam, yaitu: 1.

Bahan baku langsung Adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari

produk jadi dan dinasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. 8

Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin. 2.

Bahan baku tidak langsung Adalah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu

produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk atau karena secara jumlah tidak signifikan . Contohnya adalah amplas pola kertas, dan pelunas.

5.

Biaya Pembelian Biaya ini adalah harga pembelian material yang dipesan dari perusahaan

supplier, yaitu sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan supplier untuk melaksanakan proses produksinya Supriyanto (2010:40). Biaya ini terdiri dari : biaya untuk penyediaan bahan baku, biaya untuk pemrosesan ditambah dengan biaya-biaya yang lain termasuk sejumlah keuntungan yang wajar yang harus diterima oleh perusahaan supplier sebagai imbalan atas usahanya. Fungsi pengadaan material mengandung pengertian sebagai berikut: a.

Fungsi biaya Merupakan fungsi untuk menciptakan laba bagi perusahaan dengan usaha penghematan biaya dan selalu berusaha untuk dapat melakukan penurunan biaya material pada kondisi biaya yang wajar.

b.

Fungsi perolehan. 9

Merupakan fungsi untuk mengadakan jumlah pasokan material yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan proses produki. Dalam proses produksi yang pertama diperlukan adalah bagaimana memperoleh material yang cukup, kapan dan bagaimana memasoknya ke lini produksi. Tujuan pokok akuntansi persediaan adalah menetapkan secara layak hasil usaha selama satu periode dengan mengaitkan pendapatan terhadap biaya untuk memperoleh dan mempertahankan penghasilan tersebut. Dalam akuntansi persediaan harus ditentukan apakah suatu persediaan merupakan beban atau merupakan aktiva. Jika persediaan telah terjual maka persediaan tersebut akan dilaporkan sebagai beban atau merupakan komponen dari harga pokok penjualan, sebaliknya jika persediaan tersebut masih merupakan milik perusahaan (belum terjual) maka akan dilaporkan sebagai aktiva lancer perusahaan. Menurut PSAK no 14, jika barang dalam persediaan di jual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Proses pengakuan nilai tercatat persediaan yang telah dijual sebagai beban menghasilkan pengaitan (matching) beban dengan pendapatan. Oleh karena itu dalam menentukan besarnya laba harus dihitung terlebih dahulu besarnya harga pokok penjualan. Persediaan yang dibeli atau ibuat selama suatu periode ditambahkan ke persediaan awal dan jumlah biaya persediaan ini disebut dengan harga pokok barang tersedia untuk dijual. Pada akhir periode akuntansi, jumlah biaya yang tersedia untuk dijual dialokasikan antara persediaan 10

yang masih tersisa (dicatat di neraca sebagai aktiva) dan persediaan yang dijual selama periode (dilaporkan dalam laba rugi sebagai biaya, harga pokok penjualan). Secara ringkas dapat kita ilustrasikan sebagai berikut:

Penjualan barang dagangan

XXX

Harga pokok penjualan terdiri dari: Persediaan 1 Jan 2003

XXX

Pembelian

XXX

(Retur pembelian)

(XXX)

(Potongan pembelian)

(XXX)

Pembelian bersih

XXX

Persediaan tersedia untuk dijual

XXX

Persediaan 31 Des 2003

(XXX)

Harga pokok penjualan barang dagangan Laba/(Rugi) kotor

(XXX) XXX

Dalam menentukan harga perolehan dan harga pokok persediaan akan dipengaruhi oleh sistem pencatatan dan system penilaian persediaan yang digunakan oleh perusahaan

F. Metodologi Penelitian 11

1. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Askara Inotek yang berada di Askara Building Blok F No. 1 Duta Permai Jakasampurna Bekasi. b. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Askara Inotek pada bulan Mei 2017 sampai dengan Juli 2017.

2. Metode Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan Metode penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur yang disarankan oleh dosen pembimbing, bahan kuliah di STIE Mulia Pratama, dan data elektronik (internet) yang berhubungan dengan masalah penulis. b. Penelitian Lapangan Penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan lapangan dan pengumpilan data dari perusahaan yang dalam hal ini pada PT. Askara Inotek penelitian lapangan yang penulis lakukan adalah : 1. Pengamatan Adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal tertentu yang di amati. 12

2. Wawancara Adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal. 3. Dokumentasi Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan cara melakukan pencatatan dan fotocopy data-data yang diperlukan yang berkaitan dengan pokok permasalahan.

3. Metode Analisis Data a. Analisis Kuantitatif Metode ini dilakukan dengan cara mengukur, mengolah dan menganalisa data yang berupa hasil pemeriksaan atau temuan-temuan dengan menggunakan rumus kuantitatif atau secara angka periode yang satu dengan yang lain dengan perhitungan akuntansi keuangan. 1.

Analisa yang digunakan dalam penentuan HPP adalah dengan menggunakan pendekatan Full Costing dan Variabel Costing. a. Pendekatan Full Costing Cara perhitungan HPP dengan metode Full Costing adalah: Biaya Bahan Baku 13

Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel

Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Tetap

Rp XXX +

Harga Pokok Produksi

Rp XXX

b. Pendekatan Variabel Costing Cara perhitungan HPP dengan metode Variabel Costing adalah: Biaya Bahan Baku

Rp XXX

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Rp XXX

Biaya Overhead Pabrik Variabel

Rp XXX +

Harga Pokok Produksi

Rp XXX

2. Penentuan harga jual Harga jual = Taksiran biaya penuh + laba yang diharapkan Harga jual per unit

= Biaya yang berhubungan langsung dengan volume (per unit) +persentase markup laba yang diharapkan + biaya yang tidak dipengaruhi langsung oleh volume produksi

Persentase markup

= Biaya yang dipengaruhi langsung oleh volume produksi

14

b. Analisis Deskriptif Metode ini dilakukan dengan pengumpulan, peringkasan dan penyajian suatu data sehingga memberikan informasi yang berguna dan juga menatanya ke dalam bentuk yang siap dianalisis. Mengenai penjabaran dan penggambaran termasuk penyajian data.

15

DAFTAR PUSTAKA

Carter, William K dan Usry, Milton F. 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat Indrajad, Eko Ricardus dan Djokopranoto, Ricardus. 2015. Strategi Pembelian dan Supply Chain. Jakarta. PT Gramedia. Subagyo, Pangstu. 2010. Manajemen Operasi. Yogyakarta. BPFE Yogyakarta. Sunarto. 2014. Akuntansi Biaya. Yogyakarta. AMUS Yogyakarta. Sunarto. 2014. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta. AMUS Yogyakarta. Supriyanto, Agus dan Masruchah, Ida. 2010.

16

Related Documents

Proposal
June 2020 38
Proposal
October 2019 60
Proposal
June 2020 41
Proposal
July 2020 34
Proposal
December 2019 58
Proposal
November 2019 62

More Documents from ""