Proposal Penelitian.docx

PROPOSAL PENELITIAN KECANDUAN BERMAIN GAME DITETAPKAN SEBAGAI GANGGUAN MENTAL.

Disusun oleh: 1. Brithanugrah Chrysanthia M. / 06 2. Daniel Santoso / 08 3. Lidya Prastika T. / 22 4. Marcella Venathalia P. / 24

XI IPA 1

Tahun Pelajaran 2018-2019

A.

Judul Proposal Kecanduan Bermain Game Ditetapkan sebagai Gangguan Mental

B.

Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat isi dari internet sekarang tidak hanya tentang pengetahuan atau seputar ilmu-ilmu saja. Para pengembang teknologi berpikir untuk dapat memasukkan unsur hiburan dalam internet. Hal ini pun menjadi suatu gebrakan baru di dunia internet. Banyak developer-developer baru yang menciptakan berbagai macam dan genre permainan atau yang sering disebut ‘game’ yang bisa kita akses lewat internet. Keberadaan game ini memang mulai mempengaruhi aktivitas keseharian kalangan remaja usia sekolah. Kondisi ini dapat dibuktikan dengan kecenderungan para remaja khususnya yang berada pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk menghabiskan waktunya dengan bermain game. Fakta ini jelas sangat memprihatinkan sebab seharusnya remaja usia sekolah seperti mereka banyak menghabiskan waktunya untuk aktivitas yang positif atau dengan belajar. Dilihat dari sisi psikologi, seseorang yang menjadikan game sebagai prioritas cenderung akan berkembang menjadi pribadi yang individualis dan egois. 2. Identifikasi Masalah Sifat atau pribadi yang dapat terbentuk karena seseorang lebih memprioritaskan game ini tentu sangat berbahaya. Identifikasi masalah yang

didapat dari latar belakang tersebut adalah bahaya kecanduan game bagi perkembangan individu remaja. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas di proposal ini. Yaitu:   Apa saja ciri-ciri orang yang mengalami gangguan mental kecanduan game?  Bagaimana cara menyembuhkan gangguan mental akibat kecanduan game? 4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:  Pembaca dapat bermain game dengan bijak.  Pembaca dapat mengetahui dampak positif bermain game.  Pembaca dapat mengetahui dampak negatif bermain game.  Untuk memberikan informasi mengenai dampak bermain game terhadap kesehatan.

5. Kontribusi Peneletian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi yaitu kesadaran remaja-remaja yang kecanduan game, agar kedepannya dapat bermain game dengan bijak. Juga memberi informasi tentang gangguan mental terkait kecanduan bermain game.

6. Definisi Operasional

Kecanduan atau ketagihan adalah saat tubuh atau pikiran kita dengan buruknya menginginkan atau memerlukan sesuatu agar bekerja dengan baik. Kita disebut pecandu bila kita memiliki ketergantungan fisik dan ketergantungan psikologis terhadap sesuatu.

C.

Pembahasan 1. Landasan Teori Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan kecanduan bermain game sebagai salah satu gangguan mental. Berdasarkan dokumen klasifikasi penyakit internasional ke-11 (Internatioal Classified Disease/ICD) yang dikeluarkan WHO, gangguan ini dinamai gaming disorder. Gaming disorder oleh WHO digambarkan sebagai perilaku bermain game dengan gigih dan berulang, sehingga menyampingkan kepentingan hidup lainnya. Adapun gejalanya bisa ditandai dengan beberapa perilaku. Berdasarkan arahan dari WHO, penyembuhan gangguan gaming disorder harus dilakukan selama kurang lebih 12 bulan melalui arahan psikiater. Namun, jika gangguan yang terjadi sudah sangat parah, pengobatan bisa saja berlangsung lebih lama. Penetapan gaming disorder sebagai salah satu gangguan mental disambut baik oleh seorang dokter spesialis kecanduan teknologi dari Rumah sakit Nightgale di London, Richard Graham. Menurutnya, perilaku bermain game secara berlebihan memang sudah seharusnya mendapatkan penanganan medis yang serius. Graham menambahkan bahwa selama ini ia telah melihat ada 50 kasus kecanduan digital setiap tahunnya. Kriteria tersebut didasarkan pada pengaruh kecanduan yang berdampak pada kebutuhan sehari hari seperti tidur, makan, sekolah, dan bersosialisasi. Sebetulnya, sejumlah negara telah bergulat dengan masalah ini sejak lama. Korea Selatan misalnya yang menetapkan akses game online oleh anak anak berusia bawah 16 tahun di antara tengah malam hingga pukul 6 pagi sebagai tindakan yang illegal. Demikian pula di Jepang. Pemerintah setempat akan mengeluarkan peringatan pada para pemain jika telah bermain game melebihi batas waktu yang telah ditentukan perbulannya.

Sedangkan di China, raksasa Internet tenecent membatasi jam pada pemainan yang populer

di

kalangan

anak-anak.

Berdasarkan beberapa sumber, orang yang menderita gaming disorder bisa dilihat dari beberapa ciri-ciri antara lain: i)

Orang yang kecanduan game bisa dilihat dari intensitas atau frekuensinya bermain.

Hal pertama yang bisa diukur dari orang yang kecanduan game adalah dari frekuensinya bermain, bahkan durasinya bisa semakin meningkat dari hari ke hari. Pecandu tidak dapat mengontrol kebiasaannya bermain game. ii) Cenderung memprioritaskan game di atas kegiatan lain. Pecandu game akan melupakan kegiatan lain di luar game, bahkan untuk aktivitas pokok seperti tidur dan makan. Bila sudah begini sudah pasti mereka terganggu kesehatan mentalnya. Bila mereka merasa mengantuk, mereka bahkan rela tidur di depan komputernya, atau bila merasa lapar mereka hanya akan memakan apapun yang dapat dimakan tanpa memperhatikan nilai gizinya. iii) Sekalipun sadar akan dampak negatif bermain game sudah mulai terasa, mereka tetap akan melanjutkan permainan. Ada juga gamers yang sadar dan merasakan dampak negatif dari kebiasaannya bermain game online/offline. Misalnya gangguan kesehatan, entah sakit punggung, gangguan penglihatan, atau yang lain. Namun walau sudah kecanduan, mereka akan mengabaikannya dan tetap melanjutkan permainan. Ini karena mereka takut kalah dan tertinggal dari pemain lain, serta ingin menjadi yang terbaik. iv)

Mudah marah atau tersinggung saat dilarang atau diminta berhenti bermain. Bila ada seseorang yang menegur mereka karena dinilai sudah terlalu kecanduan bermain game, mereka akan marah, emosi, atau tersinggung. Ada juga gejala, seseorang akan emosi bila ada yang berniat menganggunya saat bermain game, atau dirinya kalah dari seseorang saat bermain game.

v)

Terus memikirkan game yang dimainkan walaupun sedang mengerjakan aktivitas lain atau berada di luar. Meskipun sedang beraktivitas di luar rumah, orang yang sudah kecanduan akan tetap memikirkan permainan dan segala hal yang terkait dengannya.

I

2. Hipotesis

D.

Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk bisa mengumpulkan data secara detail, mendeskripsikan kecanduan bermain game, isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, pengembangan bahasa, dan menentukan sebuah solusi dalam menghadapi sebuah permasalahan yang dibahas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka. Studi beberapa pustaka ini dilakukan untuk melakukan analisis terhadap topik permasalahan. Data dalam penelitian studi pustaka diambil dari dokumen, arsip, atau buku-buku. Analisi data dilakukan terhadap kecanduan bermain game yang meliputi isi tulisan, organisasi, kosakata dan istilah, serta pengembangan bahasa. Dari hasil analisis ini diharapkan akan diperoleh solusi terhadap permasalahan kecanduan bermain game.

E. Jadwal Pelaksanaan Kamis 7 Maret 2019 perencanaan proposal Jumat 8 Maret 2019 pengerjaan proposal Rabu 13 Maret 2019 pengumpulan dan presentasi proposal

Jika proposal ini diterima, kelompok kami akan melakukan pendataan terhadap pengaruh Game bagi siswa pada hari Kamis 14 Maret 2019. F. G. Daftar Pustaka 

https://tekno.kompas.com/read/2018/01/03/18460017/kecanduan-main-game-kini-masukkategori-gangguan-mental.



https://www.who.int/features/qa/gaming-disorder/en/



https://id.wikipedia.org/wiki/Kecanduan



https://www.brilio.net/creator/5-ciri-kecanduan-game-yang-digolongkan-sebagai-gangguanmental-oleh-who-062116.html



https://moondoggiesmusic.com/contoh-metode-penelitian/