Proposal Mohamad Dai 2.docx

  • Uploaded by: Bha Tou Sai
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Mohamad Dai 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,498
  • Pages: 21
GAMBARAN DERAJAT KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENDERITA TB PARU YANG SUDAH MINUM OBAT DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2019

Usulan Penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah Program Studi Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Diajukan Oleh MOHAMAD DAI NIM. 711240218100 kepada

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO TAHUN 2019

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i LEMBARAN PERSETUJUAN ............................................................................ ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii 1.

Latar Belakang ............................................................................................... 1

2.

Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

3.

Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3

4.

Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3

5.

Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 4 a. Kebersihan gigi dan Mulut ........................................................................ 4 b. Penyakit TBC ............................................................................................ 8 c. Kerangka Konsep ........................................................................................

6. METODE PENELITIAN ................................................................................. a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Jenis Penelitian ......................................................................................... Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. Variabel Penelitia ..................................................................................... Definisi Operasional................................................................................. Populasi dan Sampel ................................................................................ Instrumen Penelitian................................................................................. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... Jalannya Penelitian ................................................................................... Analisis Data ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................

1. Latar Belakang Program Pembangunan Kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan berperilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata. (KemenKes RI, 2013). Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan, menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi dan mulut, sebagai salah satu aksi prioritas. (Machfoedz, 2005). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%. Angka DMFT Nasional sebesar 4,6 ini berarti rata-rata kerusakan gigi penduduk Indonesia 5 gigi per orang, Perevalensi nasional yang menyikat gigi tiap hari sebesar 94,2% dan yang mengikuti rekomendasi menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam hanya 2,3%. Kebanyakan masyarakat atau 76,6% menyikat gigi di saat mandi pagi atau sore hari. Kebiasaan menyikat gigi inilah yang menyebabkan kondisi lebih dari 70% masyarakat Indonesia mengalami gigi berlubang. Tuberkulosis adalah sebuah penyakit kronis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, penyakit menular yang biasanya mempengaruhi paru-paru, walaupun 1

organ lainnya dapat juga dipengaruhi.Dalam mengidap penyakit Tuberkulosis (TBC) ini, kebersihan gigi dan mulut tentunya menjadi faktor penunjang utama dalam

proses

kesembuhan

terutama

fungsi

penguyahan.

Untuk

pasien

Tubercolosis itu sendiri, pengenalan akan menjaga kebersihan mulut sangat perlu untuk ditegaskan kembali. Karena keterbatasannya pengetahuan dan pendidikan yang dimiliki para pasien pada umumnya membuat kebersihan gigi dan mulut bermasalah. Dan menganggap perawatan gigi tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan, selain itu terkadang para pasien merasa untuk tidak perlu melakukan perawatan terhadap kebersihan gigi dan mulut karena selalu membuat indikasi terjadinya batuk melalui penggunaan sikat gigi.. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan pada latar belakang Peneliti merumuskan masalah

penelitian

sebagai berikut

”Bagaimanakah

Gambaran derajat

Kebersihan Gigi dan Mulut pada masyarakat perokok aktif yang berkunjung ke puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo ?” 3.

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran derajat Kebersihan Gigi dan Mulut pada masyarakat perokok aktif yang berkunjung ke puskesmas Buhu Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo Tahun 2019..

4. Manfaat Penelitian

2

a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut yang berkaitan Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Perokok. b. Manfaat Praktis Bagi Masyarakat Perokok aktif yang berkunjung ke Puskesmas kiranya lebih memahami akan bahaya rokok serta lebih memperhatikan derajat kebersihan gigi dan mulutnya dan rajin memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke Poliklinik Puskesmas minimal setiap 6 bulan sekali. c. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai

bahan

reverensi

bagi

institusi

dalam

perpustakaan

Jurusan

Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, serta sebagai kajian untuk penelitian selanjutnya. d. Bagi Penulis Menambah wawasan dan pengetahuan secara langsung dalam melakukan penelitian serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat. 5. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebersihan Gigi dan Mulut Penyakit gigi dan mulut lebih banyak terdapat dalam kondisi rongga mulut yang kotor. Kebanyakan orang menomorduakan kondisi kesehatan gigi .( Buku Kompas Jakarta, 2007). Plak atau Debris di permukaan gigi dapat dipakai 3

sebagai indikator kebersihan mulut. Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak mengumpul paling banyak. ( Dentika Dental Journal, Vol I 2002 ). Kebanyakan penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut adalah plak. Plak inilah yang menjadi fokus utama kita dalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Walaupun plak memiliki konsistensi yang lunak sehingga mudah di bersihkan dengan melakukan penyikatan gigi yang baik dan folssing dengan menggunakan benang gigi, plak akan tetap terbentuk setelah dibersihkan. Oleh karena itu rutinitas menjaga kebersihan gigi dari plak sangat penting. Agar plak tidak bertambah banyak dan tebal.

(Ardyan Gilang

Ramadhan, 2010). Biasanya mendeteksinya pada permukaan gigi tidak sukar. Jika tertutupi plak gigi akan tampak kusam. Tetapi plak akan cepat terlihat jika diwarnai dengan zat pewarna plak akan terbentuk pada semua permukaan gigi. Perkembangannya paling baik jika daerahnya paling sedikit terkena sentuhan, seperti di sekitar daerahseperti di sekitar daerah tepi ginggival, pada permukaan proksimal dan di dalam fissur. Pembersihan gigi yang kurang baik menyebabkan plak mengumpul paling banyak dan akan menjadi karang gigi. Kalkulus adalah

plak yang telah

mengalami pengerasan, klasifikasi atau remineralisasi ( buku kompas, 2007). Sedang menurut Rosebury 1981, kalkulus dapat diklasifikasikan dua macam menurut hubunganya terhadap tepi ginggiva yaitu : 1. Supra ginggiva calkulus, adalah kalkulus yang terdapat disebelah koronal dari tepi ginggiva

dan terlihat langsung didalam rongga mulut. 4

Konsistensinya cukup keras, putih kekuning – kuningan, namun mudah rapuh dan mudah terlepas dari permukaan gigi dengan alat sederhana. 2. Sub ginggival calkulus, adalah kalkulus yang melekat dibawah tepi ginggival, didalam pocket periodental, sehingga tidak terlihat langsung didalam rongga mulut. Kondisi ini bisa dilihat dari pemeriksaan rutin rongga mulut. Konsistennya lebih padat dan keras, serta melekat erat pada permukaan gigi sehingga kadang – kadang susah dibersihkan. Warnanya coklat Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut , kita menggunakan Oral Hygiene Index Simplified (OHI- S) dari Green dan Vermillion. Kriteria penilaiannya adalah 0,0 – 1,2 (Baik), 1,3 – 3,0 (Sedang), 3, 1 – 6,0 (Jelek). Tingkat derajat kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat besar kecilnya nilai tingkat kebersihan rongga mulut dan OHI-S, tingkat kelainan gigi pada gigi permanen / dewasa (DMF – T), tingkat kelainan pada gigi sulung atau anak – anak (def – t), sedang tingkat kebersihan gigi dan mulut itu sendiri, dipengaruhi oleh tingkat Debris index (DI) dan Calculus Index (CI) seseorang. Dalam pemeriksaan tersebut yang diperiksa adalah permukaan 6 buah gigi yang terdiri dari 4 buah gigi posterior serta 2 buah gigi anterior untuk masing – masing rahang . 1. Untuk pemeriksaan rahang atas : a. Diperiksa gigi molar pertama kanan atau permukaan bucal. b. Diperiksa gigi incisivus pertama kanan atas permukaan labial. c. Diperikasa gigi molar pertama kiri atas permukaan bucal. 5

2. Untuk pemeriksaan rahang bawah : a. Diperiksa gigi molar pertama kanan bawah permukaan lingual. b. Diperiksa gigi incisivus pertama kanan bawah permukaan labial. c. Diperiksa gigi molar pertama kiri bawah permukaan lingual Untuk pemeriksaan debris indeks ( DI – S ) dipilih 6 gigi yang sesuai dengan keterangan diatas dan dipergunakan sonde yang ditempatkan pada 1 /3 gigi yang kemudian bergerak kearah 1 / 3 ginggival. Nilai skor DI – S adalah : 0 = Tidak ada debris 1 = Ada debris, tapi lunak yang menutupi tidak lebih 1/3 permukaan gigi yang ada stain 2 = Ada debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi 3 = Ada debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi dari arah apikal. Skor tersebut diatas depat diperoleh dengan menjumlahkan skor tiap tahap dulu sesuai rahang pemeriksaan kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah permukaan gigi yang yang diperiksa. Sedangkan untuk pemeriksaan calculus indek ( CI – S ) dapat dilakukan dengan cara menaruh sonde secara hati – hati dicelah ginggiva pada bagian distal, yang selanjutnya menarik secara sub ginggival dari daerah kontak distal ke daerah kontak mesial. Yang diperiksa adalah permukaan enamel gigi tanpa menimbulkan pendarahan seperti apa yang dilakukan pada pemeriksaan DI – S . 6

Kriteria penilaian adalah sebagai berikut : 0 = tidak ada kalkulus 1 = Ada kalkulus supra ginggival, yang menutupi tidak lebih 1/3 permukaan gigi 2 = Ada kalkulus supra ginggival yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi. 3 = Ada kalkulus supra ginggival yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan serta menutupi sub ginggival dan melingkari seluruh bagian servikal gigi Skor CI – S dapat diperoleh dengan jumlah skor tiap tahap terlebih dahulu sesuai daerah pemeriksaan permukaan gigi. Kemudian hasil dibagi dengan banyaknya jumlah gigi yang diperiksa Setelah dilakukan pemeriksaan baik DI – S Dan CI – S, maka tingkat kebersihan rongga mulut dapat diketahui dengan cara menjumlahkan Debris Index dan Calkulus Index ( OHI-S = DI + CI). (Drg. Eliza Herijulianti, Tati Svasti Indriani, Drg. Sri Artini, M.Pd, 2002). Kriteria nilai OHI – S yang didapat adalah sebagai berikut : 1. Baik

= 0 – 1,2

2. Sedang = 1,3 - 3,0 3. Jelek

= 3,1 - 6,0

B. Gambaran Umum Rokok Periode anteparum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak dari pertama haid terahir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang 7

menandai awal periode anteparum. Kehamilan merupakan suatu proses yang

alamiah

reproduksi

dan

sehat yang

fisiologis. telah

Setiap

mengalami

wanita yang memiliki mensturasi

dan

organ

melakukan

hubungan seksual dengan seseorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. ( diah, 2012). Kehamilan adalah masa yang unik dalam kehidupan seorang wanita dan ditandai oleh perubahaan fisiologis yang kompleks seperti mual dan muntah. Perubahan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut selama kehamilan yang disebabkan adanya perubahan pola makan dan kebersihan

gigi

dan

mulut

yang

kurang.

(Fitrianingsih Yeni Dan Suratmi 2017). Kehamilan dihitung mulai dari hari pertama mensturasi terahir, untuk wanita yang sehat kurang lebih 280 (dua ratus lapan puluh) hari atau 40 (empat puluh) minggu. Biasanya kehamilan dibagi dalam tiga bagian atau trimester untuk masing- masing 13 (tiga belas) minggu atau 3 (tiga) bulan kelender. Dalam kehamilan terjadi perubahan–perubahan

Fisiologis

didalam

tubuh, seperti perubahan sistem kardiovaskular, hematologi, respirasi, dan endokrin, Kadang–kadang disertai dengan perubahan sikap, keadaan jiwa ataupun tingkah laku. Pada wanita hamil, biasanya dapat terjadi perubahan– perubahan sebagai berikut : 1.

Perubahan Fisiologis (perubahan hormone pada tubuh) 8

a. Perubahan berat badan b. Pembesaran pada payudara c. Bisa terjadi pembengkakan pada tangan dan kaki, terutama pada usia kehamilan trimester III (6-9 bulan) d. Perubahan pada kulit karena kelebihan pigmen pada tempat – tempat tertentu (pipi, sekitar hidung, sekitar puting susu, dan diatas tulang kemaluan, sampai pusar) e. Dapat terjadi penurunan pH saliva 2.

Perubahan psikis (perubahan yang berhubungan dengan kejiwaan) sering terjadi pada usia kehamilan muda (Trisemester I atau 0 - 3 bulan)

a. Morning sickness (rasa mual dan ingin muntah terutama waktu pagi hari) b. Rasa lesu, lemas, dan terkadang hilang selera makan. c. Perubahan tingkah laku diluar kebiasaan sehari – hari seperti “ngidam” dan sebagainya. Keadaan tersebut menyebabkan ibu hamil sering kali mengabaikan kebersihan dirinya, termasuk kebersihan giginya, sehingga kelompok ibu hamil sangat rawan atau peka terhadap penyakit gigi dan mulut. (Kemenkes 2012). C. Pentingnya Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Bagi Ibu Hamil Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bermanfaat untuk menjaga kondisi janin agar tetap tumbuh dan berkembang secara sehat dan sempurna, serta mencegah terjadinya kelahiran bayi dengan berat badan 9

tidak normal atau kelahiran prematur. Selama kehamilan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga fungsi penguyahan tetap baik dan asupan gizi tetap baik dan ibu hamil tetap sehat, serta mencegah penyakit gigi dan mulut menjadi lebih parah. Makanan

yang

baik

untuk

kesehatan

gigi

dan

tubuh

secara

keseluruhan ialah makanan yang banyak mengandung serat, seperti buah– buahan dan sayuran.

Selain baik

untuk pencernaan, makanan

yang

berserat juga secara tidak langsung dapat membersihkan sisa makanan yang lengket dan menempel pada gigi. (Kemenkes 2012). 1. Karies Gigi Pada Masa Kehamilan. Kehamilan tidak langsung menyebabkan gigi berlubang. Meningkatnya gigi berlubang atau menjadi lebih cepatnya proses gigi berlubang yang sudah ada pada masa kehamilan lebih disebakan karena perubahan lingkungan disekitar gigi dan kebersihan mulut yang kurang. Faktor – faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya gigi berlubang yang

sudah ada pada wanita hamil karena pH saliva wanita hamil

lebih asam jika dibandingkan dengan yang tidak hamil dan komsumsi makan – makanan kecil yang banyak mengandung gula. Rasa mual dan muntah membuat wanita hamil malas memelihara kebersihan rongga mulutnya, akibatnya serangan asam pada plak yang dipercepat dengan

10

adanya

asam dari mulut karena mual atau muntah tadi dapat

mempercepat proses terjadinya gigi berlubang. (Kemenkes 2012). Muntah berkepanjangan dapat berdampak pada perkembangan karies. Telah dicatat 70% dari ibu hamil mengalami mual dan muntah dimulai pada minggu 4-8 kehamilan. Sisa

muntahan makanan yang

masih berada didalam mulut dan kontak langsung dengan gigi menyebabkan terbentuknya karies gigi. Oleh karenanya Amerikan Dental Association

merekommendasikan

agar

semua

ibu

hamil

mendapatkan pemeriksaan gigi dan pengobatan infeksi rongga mulut, hal ini dilakukan untuk mengatasi dampak hiperemesis berkepanjangan bagi kesehatan mulut (Fitrianingsih Yeni Dan Suratmi 2017). 2.

Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Masa Kehamilan. Cara memelihara kesehatan gigi dan mulut

pada ibu

hamil

dalam

kemenkes 2012 yaitu : 1.

Menyikat Gigi Secara Baik Dan Benar. Menyikat gigi secara baik dan benar adalah menyikat gigi yang di lakukan dengan mengunakan cara yang dapat membersihkan seluruh permukaan gigi tanpa mencederai jaringan lunak dalam mulut serta di lakukan secara berurutan dari sisi kesisi yang lain secara teratur. Adapun frekwensi dan waktu menyikat gigi sebaiknya dilakukan paling sedikit dua kali sehari pagi setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur. 11

2. Makanan Bergizi Seimbang Pada Masa Kehamilan Diet seimbang sangat diperlukan untuk menjamin asupan nutrisisi bagi ibu hamil dan bayi di dalam kandunganya. Apa yang di komsumsi oleh ibu hamil selama 9 (Sembilan) bulan sangat mempengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan, termasuk gigi. Gigi mulai terbentuk pada masa kehamilan 3- 6 bulan. Sangat penting bagi ibu hamil untuk mengkomsumsi makanan yang mengandung kalsium protein, fosfor, dan vitamin A, C, dan D. Seorang ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengkomsumsi makanan yang bergizi secara seimbang sesuai dengan prinsip pedoman gizi seimbang atau angka kecukupan gigi, supaya mempunyai daya tahan tubuh yang baik serta dapat menjaga janinnya agar dapat tumbuh dengan sehat dan sempurna. Contoh makanan yang baik bagi ibu hamil. a. Karbohidrat yang bisa didapat dari nasi, dan makanan lain pengganti nasi seperti roti, atau kentang. b. Protein yang terkandung dari bahan makanan seprti daging, tempe, tahu, dan susu. c. Vitamin dan mineral yang baik bagi kesehatan gigi seperti: 1. Vitamin A banyak terdapat pada buah – buahan seperti mangga, dan sayur – sayuran. 2. Vitamin B banyak terdapat dalam beras kacang – kacangan. 12

3. Vitamin C banyak terdapat dalam buah –buahan seperti jeruk, mangga, jambu biji dan delima. 4. Vitamin D banyak terdapat dalam ikan seta daging. 5. Fluor dan kalsium terdapat dalam makanan berasal dari laut seperti ikan, udang, kerang, kepiting Kekurangan

vitamin

dan

mineral

pada

ibu

hamil

dapat

mengakibatkan Kekurangan vitamin A dapat menggangu pertumbuhan gigi pada janin sehingga giginya dapat mengalami kelainan bentuk. Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan ibu hamil rentan terhadap penyakit

gusi,

selain

janin

dapat

mengalami

gangguan

pada

pembentukan gigi dan jaringan lunaknya. Kekurangan vitamin D, kalsium, fluor, dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan gigi janin sehingga giginya akan sangat rentan terhadap lubang gigi. 3. Menghindari Makanan Yang Manis Dan Lengket. Ibu hamil di anjurkan untuk menghindari

makanan – makanan

yang manis dan lengket, karena makanan yang manis dapat diubah oleh bakteri

menjadi asam yang dapat merusak lapisan gigi.

Makanan yang bersifat lengket dihawatirkan akan tiggal lama dalam mulut sehingga kemungkinan terjadi asam akan lebih besar. Apa bila ibu hamil tidak dapat meningalkan kebiasaanya dalam mengkomsumsi makanan manis dan lengket ini, dianjurkan untuk 13

segera membersihkan gigi dan mulutnya setelah mengkomsumsi makanan tersebut minimal dengan cara berkukmur – kumur. 4. Memeriksakan Diri Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan Gigi Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut harus dilakukan secara berkala, baik pada saat merasa sakit maupun pada saat tidak ada keluhan. Bahkan idealnya pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dilakukan apabila seseorang

berencana atau sedang mengharapkan

kehamilan, sehingga pada saat dia hamil kondisi kesehatan gigi dan mulutnya dalam keadaan baik. 1. Hal yang harus diwaspadai pada masa kehamilan Menurut Kemenkes 2012 Ada berapa hal yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil dalam perawatan kesehatan gigi antara lain : a. Pencabutan gigi pada ibu hamil apabila sangat diperlukan dapat dilakukan

pada

umur

kehamilan

trimester II ( 4-6 bulan ),

sedangkan penambalan dan pembersihan karang gigi dapat dilakukan selama masa kehamilan. b. Ibu hamil

tidak boleh makan / minum obat sembarangan tanpa

resep / nasehat / pengawasan dari dokter / dokter gigi, karena beberapa

jenis

obat

dapat

mengakibatkan

gangguan

pada

pertumbuhan janin. Obat tersebut antara lain : Antibiotic golongan tetracylin dapat menyebabkan penawaran pada bagian dalam gigi janin dan lain-lain. 14

c. Sebaliknya tidak melakukan prosedur dental x-ray jika tidak dalam keadaan darurat. Walaupun menurut American College of Radiologi, dasis radiasi tunggal x-ray tidak cukup signifikan untuk menyebabkan efek buruk pada perkembangan embiro atau janin, tetapi lebih baik untuk menghindar dari segala resiko.

D. Karangka Konsep Gambaran status Karies Gigi Pada ibu Hamil yang berkunjung ke Puskesmas Talaga Kecamatan Talaga Kabupaten Gorontalo tahun 2018.

6. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriftif yang bertujuan mengetahui gambaran status karies gigi pada ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Talaga Kecamatan Talaga Kabupaten Gorontalo pada tahun 2018. B. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian bulan Desember 2018 Tempat di lakukan penelitian

adalah

Puskesmas

Talaga Kecamatan Talaga Kabupaten

Gorontalo C. Variabel Penelitian 15

Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu status karies pada ibu hamil. D. Definisi Oprasional 1.

Karies gigi adalah kerusakan jaringan gigi yang dimulai dari permukaan email, dentin, sampai meluas kejaringan pulpa, yang disebabkan karena kurangnya kesadaran untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Data karies gigi tetap didapat dengan cara pengukuran dengan menggunakan indeks DMF-T (decay, missing, filling, teeth) Alat ukur menggunakan format DMF-T, Diagnosa set (Kaca mulut, sonde, pinset, exsafator) Hasil ukurnya adalah baik jika DMF-T ≤ 3 di beri nilai 2, dan tidak baik jika DMF-T >3 diberi nilai (satu).

2.

Ibu

hamil

adalah ibu yang mengandung dengan masa kehamilan

Trimester I, II, III yang berkunjung ke Polikklinik KIA / KB. 3.

Umur adalah umur ibu pada saat penelitian.

E. Populasi Dan Sampel Penelitian 1.

Populasi Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu – ibu hamil

yang berkunjung

ke puskesmas Talaga Kecamatan Talaga Kabuaten Gorontalo pada bulan Desember tahun 2018. 2.

Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ibu hamil yang memeriksakan

kehamilan

di poliklinik

kesehatan ibu dan anak 16

Puskesmas Talaga dengan cara pengambilan sampel adalah Accidental sampling selama lima belas hari. F. Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1.

Alat yang digunakan. Diagnostik set, kaca mulut, sonde, pingset, exsavator, gelas kumur.untuk mengumpulkan data DMF-T pada ibu hamil di poliklinik KIA/KB Puskesmas Kotabangon.

2.

Format penilaiaan DMF. T untuk mencatatat hasil pemeriksaan.

G. Tehnik Pengumpulan Data. 1. Data Primer Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan DMF-T oleh peneliti dengan mengisi lembar pemeriksaan DMF- T. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari Program KIA-KB di Puskesmas serta data pendukung lainnya sebagai bahan penelitian berupa profil Puskesmas. H. Jalannya Penelitian 1.

Tahap Persiapan Melakukan survei awal dengan membuat izin penelitian

2.

Tahap Pelaksanaan a. Mengajukan izin penelitian dari instansi pendidikan kepada Kepala Puskesmas Talaga Kecamatan Talaga Kabuaten Gorontalo.

17

b. Melakukan pemeriksaan karies gigi pada ibu hamil selama kurun waktu sepuluh hari hasil pemeriksaan di catat dengan mengunakan format DMF-T 3.

Tahap Penyelesaian Pengolahan data hasil pemeriksaan D M F – T di tabulasi dan di kategorikan menurut status karies gigi, trimester kehamilan dan umur ibu hamil, konsultasi dan uji KTI.

I. Analisa Data Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan disajikan dalam bentuk tabel yang diserati dengan penjelasan. f p=

X 100% N

Keterangan : F = frekwensi yang sedang dicari N = Number of cases ( jumlah frekwensi kebanyakan individu) P = Angka presentasi

18

DAFTAR PUSTAKA Bidan

Diah. (2012). Materi Konsep Dasar Kehamilan Lengkap. http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/0/materi-konsep-dasar-kehamilan 24 Februari 2018

Eliza Herijulianti, Tati Svasti Indriani, Sri Artini. Buku Pendidikan kesehatan Gigi EGC Cetakan 2002. Fitrianingsih Yeni, dan Suratmi. ( 20017 ) Jurnal Care Volume 5 Nomor 1 2017. Studi Retrospektif Karies Dentis Pada Ibu Hamil Dengan Berat Badan Lahir Di Puskesmas Larangan. Tasikmalaya. e-mail: yens19@yahoo,com. Kementerian Kesehatan. (2012). Buku Panduan Pelatihan Kesehatan gigi Dan Mulut. Kementrian Kesehatan. Jakarta. Kementerian Kesehatan. (2012). Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Ibu Hamil Dan Anak Usia Balita Bagi Tenaga Kesehatan Di Fasilitas Pelayanan Kesehantan. Kementrian Kesehatan. Jakarta. Kementrian Kesehatan. (2007). Laporan Hasil Riset Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. ___________________. (2013). Laporan Hasil Riset Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Sulawesi Utara. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta. Notohartojo,Tjahja, Indrawati dan A.A Magdarina. Assessmen Of DMF-T Index For Children Aged 12 Years Old By Dentist And Non Dentist In Ketapang Disttrict west Kalimantan Province.*korespondensi Penulis: Indrawati @litbang.depkes.go.id Soekidjo,Notoadnodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Siti, Nurhayati Tauchid, Pudentianan Rr R.E.Sri Lestari Subandini . (2014). Buku Ajar Pendidikan Kesehatan Gigi. EGC Cetakan Tahun 2017. Jakarta. Tarigan,Rasita . (2013) Buku Karies Gigi Edisi 2. EGC. Jakarta. Undang – Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009

19

Related Documents

Mohamad Cv333
May 2020 8
Dai
October 2019 36
Mohamad Personality
May 2020 5
Mohamad Jamroji.pdf
December 2019 16

More Documents from "nurwahidah"