1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah
masalah
kemampuan pada
untuk
wanita
pemeriksaan
besar
Negara
memberikan
hamil
WHO
adalah
periode
42
hari akibat
dan
setelah
kesehatan
ketepatan
lebih
kematian
semua
Berkembang.Ini
pelayanan
memerlukan
kesehatan
menurut
kehamilan,
di
khususnya
dalam
melakukan
berkualitas.Kematian
selama
kehamilan
persalinan
sebab
berarti
yang
atau
atau
terkait
ibu
dalam
berakhirnya dengan
atau
diperberat oleh kehamilan atau penangananya, tetapi bukan disebabkan
oeh
kecelakaan/cedera
(Profil
Kesehatan
Demografi
Kesehatan
Indonesia, 2017). Di
Indonesia
berdasarkan
Survey
Indonesia (SDKI) tahun 2017, Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi, yaitu 305 per 100.000 Kelahiran Hidup. Prioritas penyebab
langsung
kematian
ibu
adalah
perdarahan
(28%),
Eklampsia (24%), Infeksi (11%), Abortus(5%) dan Partus Lama (5%).
Perdarahan
menempati
persentase
tertinggi
penyebab
kematian ibu, anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi (Profil Kesehatan Indonesia, 2017).
2
Salah satu penyebab terjadinya kesakitan pada ibu hamil adalah anemia yang dapat menyebabkan kematian ibu karena perdarahan menjadi
pada
masalah
saat di
persalinan.
dunia,
Anemia
pada
ibu
hamil
anemia
pada
ibu
hamil
karena
sangat erat kaitannya dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu
dan
bayi
prematuritas,
termasuk Berat
resiko
Bayi
Lahir
keguguran, Rendah
lahir
mati,
(BBLR)World
Health
Organization (WHO, 2014). Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%(Riskesdas, 2017). Anemia karena Defisiensi Zat Besi sebagai penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan Defisiensi Zat Gizi lain, oleh
karena
diidentikkan
itu
anemia
dengan
gizi
anemia
pada
masa
gizi
kehamilan
besi.Ibu
sering
hamil
saat
Antenatal Care (ANC) diberikan tablet Fe 90 tablet untuk pencegahan Antenatal selama
dan Care
pengobatan merupakan
kehamilan
dan
anemia
pelayanan sangat
gizi yang
penting
besi.Pelayanan diterima dalam
wanita
membantu
memastikan bahwa ibu dan janin selamat dalam kehamilan dan persalinan.
Standar
Pelayanan
Antenatal
sesuai
dengan
kebijakan kementerian kesehatan, layanan Antenatal Care pada ibu
hamil
diupayakan
agar
memenuhi
standar
kualitas
”10
T”,yaitu:pengukuran tinggi badan dan Penimbangan berat badan pengukuran
tekanan
darah,
pengukuran
Lingkar
Lengan
Atas
(LILA),pengukuran tinggi rahim (Fundus Uteri,penentuan letak
3
janin
(presentasi
janin,penentuan
janin)
dan
status
(TT),pemberian
penghitungan
Imunisasi
tablet
denyut
jantung
Tetanus
tambahan
Toksoid
darah,pelayanan
tes
laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb)dan pemeriksaan
golongan
darah
sebelumnya)
konseling
atau
(jika
belum
penjelasan,
pernah tata
dilakukan
laksana
atau
mendapatkan pengobatan. Pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) adalah suatu program
yang
penanganan
terencana
medik
pada
berupa ibu
observasi,
hamil,untuk
edukasi
memperoleh
dan suatu
proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Tujuan Antenatal Care yaitu untuk menjaga agar ibu sehat selama
masa
kehamilan,
mengusahakan
bayi
persalinan
yang
dilahirkan
dan
nifas
sehat,
serta
memantau
kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan dan merencanakan penatalaksanaan
yang
optimal
terhadap
kehamilan
risiko
tinggi serta menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin.
Antenatal
terjadinya
Care
komplikasi
(ANC)
juga
kehamilan
mendeteksi
diantaranya
resiko Abortus,
Hiperemesis Gravidarum, Perdarahan Per Vaginam, Hipertensi dalam Kehamilan, Kehamilan Lewat Waktu dan Ketuban Pecah Dini.Ibu hamil resiko tinggi atau dengan komplikasi yang ditangani di Provinsi NTB tahun 2016 sebanyak 27.344orang
4
atau
116,9%
dari
perkiraan
ibu
hamil
dengan
komplikasi
kebidanan (Profil Kesehatan NTB 2016). Pada masa kehamilan, direkomendasikan pelayanan Antenatal Care minimal 4 kali kunjungan yaitu 1 kali pada trimester I (0-12 minggu), 1 kali pada trimester II (12-24 minggu), dan 2 kali pada trimester III (24-36) (Mufdlilah 2009). Menurut data yang diperoleh dari Profil KesehatanNTBdari tahun
2013-2017
atau
5
tahun
terakhir
terjadi
penurunan
jumlah kematian ibu di Provinsi NTB sebesar 32 orang, dalam periode yang sama rata-rata jumlah kematian mencapai8,45% pertahun.Dibandingkan Kematian
Ibu
dengan
berkurang
keadaan
sebanyak
7
tahun orang
2016, dalam
jumlah setahun
terakhir. Untuk tahun 2017 dari 10 Kabupaten di NTB Kematian Ibu terbanyak di Lombok Tengah dengan 24 kasus dan belum ada kabupaten
yang
ditetapkan
sebagai
Angka
Kematian
Ibu
Nol(AKINO) (profi kesehatan NTB 2017), Sedangkan Kejadian kematian Ibu terbanyak pada tahun 2017 yakni terjadi saat ibu bersalin sebesar 42,35%, nifas 40%, dan saat ibu hamil sebesar 17,65%. (Profi Kesehatan NTB 2017). Berdasarkan data dalam Profil Dinas Kota Mataram 2015 terdapat 11 Puskesmas yang ada di Mataram dapat dilihat bahwa rata-rata cakupan kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2015 telah melebihi target yaitu sebesar 100,55% dan K4 sebesar 92,66%.
5
Tabel 1.1
N O
Cakupan Kunjungan Antenatal Care (ANC) K1,K4 dan Cakupan Pemberian Tablet Fe1 dan Fe3 di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Mataram Tahun 2015 Targ et Bumi l
Puskesmas
K1 (81,3%)
1 Ampenan
828
Juml ah 881
2 Pejeruk
588
568
3 Tanjung Karang 4 Karang Pule 5 Mataram
1.31 5 1.26 4 835
1.30 9 1.30 0 813
6 Selaparang
692
713
7 Dasan Agung 8 Pagesangan
1.06 2 435
1.06 9 435
9 Karang Taliwang 1 Cakranegar 0 a 1 Dasan 1 Cermen
1.28 3 936
1.29 4 950
674
635
% 106, 40 96,6 0 99,5 4 102, 85 97,3 7 103, 03 100, 66 100, 00 100, 86 101, 50 94,2 1
K4 (70,0%) Juml ah 846
% 102, 17 75,3 4 95,2 1 95,4 9 91,8 6 92,0 5 100, 94 83,2 2 92,2 1 90,7 1 83,9 8
443 1.25 2 1.20 7 767 637 1,07 2 362 1.18 3 849 566
Fe1 (30 tablet) Juml % ah 881 106, 40 568 96,6 0 1.31 100, 7 15 1.29 102, 5 45 813 97,3 7 713 103, 03 435 100, 00 1.06 100, 9 66 950 101, 50 1.29 100, 4 86 635 94,2 1
Fe3 (90 tablet) Juml % ah 800 96,6 2 443 75,3 4 1.23 93,9 5 6 1.20 95,0 1 2 767 91,8 6 637 92,0 5 362 83,2 2 1068 100, 56 849 90,7 1 1.18 92,2 3 1 566 83,9 8
Berdasarkan uraian tabel diatas Data yang diperoleh dari 11 Puskesmas tersebut menyebutkan bahwa cakupan K1 dan K4 tertinggi pada Puskesmas Ampenan sebesar 102,17% cakupan Fe 1(96,62%)dan cakupan K1 terendah pada Puskesmas Dasan Cermen serta
cakupan
(96,62%)
K4
adalah
yang
terendah
Puskesmas
sebesar
Pejeruk.
75,43%
Untuk
dan
Fe3
persentase
penurunan dari K1,K4 dan Fe1,Fe3 tertinggi adalah Puskesmas Pejeruk
sebanyak
(21,26%),
terendah
dari
dan
K1
K4
sedangkan
adalah
untuk
Puskesmas
penurunan
Dasan
Agung
6
(0,28%), dan untuk persentase penurunan terendah tablet dari Fe1,Fe3 adalah Puskesmas Pegesangan sebanyak (0,1%) Terkait data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Mataram (2015), puskesmas Tanjung Karang menempati urutan ke tiga tertinggi untuk cakupan K1,K4 Dan
Fe1, Fe3 dari 11
puskesmas di Kota Mataram. Untuk perbandingan jumlah cakupan tablet Fe yang didapatkan puskesmas Tanjung Karang terjadi penurunan
dari
Fe1
(100,15%)
dan
Fe3
(93,96%)
sebanyak
(6.19%), yang akan mempengaruhi kecukupan asupan nutrisi zat besi yang sangat penting untuk mencegah terjadinya resiko anemia
pada
berdasarkan peneliti,
ibu
hamil
survei di
terutama
pada
pendahuluan
Kecamatan
Sekarbela
yang
trimester
III.
dilakukan
tepatnya
di
Dan
calon
Puskesmas
Tanjung Karang jumlah ibu hamil trimester III yang melakukan kunjungan ANC pada bulan Desember 2018 di Puskesmas Tanjung Karang sebanyak 42 orang, wanita hamil yang mengalami anemia sebanyak 14 orang dari seluruh ibu hamil trimester III di bulan
Desember
2018.
Maka
calon
peneliti
tertarik
untuk
melakukan penelitian tentang “Hubungan Ketepatan Kunjungan Antenatal Care (ANC)dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III Di Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram”. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi
rumusan
masalah
adalah
“Apakah
ada
hubungan
7
ketepatan melakukan Antenatal care (ANC)terhadap Kejadian Anemia
pada
ibu
hamil
trimester
III
diPuskesmas
Tanjung
Karang”?. C. TUJUAN 1) Tujuan Umum Tujuan
umum
mengetahui
dari
penelitian
bagaimana
ini
hubungan
adalah
ketepatan
untuk
melakukan
kunjungan Antenatal care (ANC) dengan Kejadian Anemia pada
Ibu
Hamil
Trimester
III
di
Puskesmas
Tanjung
Karang. 2) Tujuan Khusus a) Mengidentifikasi kunjungan
tentang
Antenatal
ketepatan
Care(ANC)
Di
dalam
melakukan
Puskesmas
Tanjung
Karang Kota Mataram b) Mengindentifikasi bagaimana kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Di Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram c) Menganalisis
bagaimana
hubungan
ketepatan
melakukan
kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada
ibu
hamil
trimester
Karang Kota Mataram
III
Di
Puskesmas
Tanjung
8
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Puskesmas Dengan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan pelayanan ANC yang tepat pada ibu-ibu hamil untuk mencegah kejadian anemia pada masa kehamilan 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat dijadikan masukan dan informasi bagi
pendidikan
tentang
khususnya
pentingnya
Asuhan
melakukan
Kebidanan
kunjungan
Kehamilan
Antenatal
Care
(ANC)dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil dan sebagai
informasi
bagi
mahasiswa
mengetahui
bagaimana
pentingnya kunjungan Antenatal Care (ANC)dalam mendeteksi kejadian anemia pada ibu hamil. 3) Bagi Peneliti Lain Diharapkan bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi
data
dasar
untuk
mengembangkan
ilmu
dan
melaksanakan penelitian lebih lanjut dan lebih baik. 4) Bagi Ibu Hamil Penelitian
ini
dapat
memberikan
informasi
bagi
hamil tentang pentingnya melakukan
kunjungan
Antenatal
Care ANC untuk mencegah kejadian Anemia pada ibu hamil
ibu
9
KEASLIAN PENELITIAN Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No 1
Nama,Tahun dan judul penelitian Husnul Khotimah, 2015. Hubungan Kepatuhan Antenatl Care (ANC)dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Belo Kabupaten Bima
Rancangan Penelitian
Hasil
Variabel independen kepatuhan kunjungan ANC Variabel dependen kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Jenis penelitian : deskriptif analitik rancangan penelitian: deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional
Hasil dari studi Ini Bahwa ada hubungan kepatuhan kunjungan antenatal care dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.
Dengan nilai Sampel :32 P value0,006 Purposive sampling Alat ukur :koesioner Analisi data : chisquare
10
Saras Vati Manvatarini, 2015, Hubungan Keteraturan Antenatal Care Dengan Kejadian Anemia Di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta
2
3
Liza Nurul Khawatib,2019, Hubungan Ketepatan Kunjungan ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang
Jenis penelitian : survey analitik dengan pendekatan cross sectional antara variabel Populasi : seluruh ibu hamil wilayah kerja Puskesmas kasihan I bantul yogyakarta padatahun 2015 Sampel : 38 orang Alat ukur : koesioner Analisi data :chisquare
Jenis penelitian : Deskriptif Analitik
Rancangan Penelitian: deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional populasi : seluruh ibu hamil wilayah puskesmas tanjung karang sampel : 30 alat ukur : Dokumentasi analisa data : uji chi squere
Hasil penelitian didapatkan Hasil penelitian didapatkan Ada hubungan keteraruran antenatal care dengan kejadian anemia, dengan nilaiP Value 0.002
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Antenatal Care (ANC) 1. Pengertian Antenatal Care (ANC) Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu
hamil,
hingga
mampu
menghadapi
persalinan,
kala
nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya Kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,2008). Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini munkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan
Antenatal, pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas
mengumpulkan
dan
menganalisis
data
mengenai
12
kondisi
ibu
melalui
anamnesis
dan
pemeriksaan
fisik
untuk mendapatkan diagnosis kehamilan Intra uterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifuddin, 2009). Menurut Hendarson (2009), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan atau
asuhan
dalam
kesejahteraan
bayi
informasi
memberi
dan
hal
serta
mengkaji kesempatan
informasi
kesehatan untuk
bagi
ibu
dan
memperoleh dan
petugas
kesehatan.
Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu sehingga angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai kesehatan suatu bangsa, Oleh sebab itu,melalui pembuatan berbagai program kesehatan, pemerintah berusaha keras menurunkan angka
kematian
ibu
dan
bayi,
contohnya
adalah
dengan
upaya gerakan sayang ibu, dan penempatan bidan di berbgai Desa.
Pelaksanaan
berbagai
program
kesehatan
tersebut
sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten agar dapat mencapai tujuannya, terutama bidan.Bidan berperan penting sebagai ujung tombak atau orang yang berada di garis
terdepan
karena
berhubungan
langsung
program.Oleh
sebab
merupakan dengan itu,
tenaga
wanita bidan
kesehatan
sebagai perlu
yang
sasaran
senantiasa
13
meningkatkan
kompetensinya,
meningkatan dari
pemahaman
wanita
untuk
hamil
asuhan
mengenai
hingga
bayi.
salah
Dalam
satunya
asuhan
nifas
kebidanan
seta
memberikan
dengan
asuhan asuhan
mulai
kebidanan kehamilan,
hendaknya bidan tidak hanya melibatkan ibu hamil, tetapi juga melibatkan keluarga(Saputra L.Dkk,2014). 2. Tujuan Antenatal Care Tujuan dari Antenatal Care (ANC)dalam kehamilan pada prinsipnya
adalah memberikan layanan atau bantuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu hamil dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga
(Hani
Dkk,2011),
sedangkan
menurut
Saputra L.,Dkk (2014) menyebutkan tujuan Antenatal Care (ANC) yaitu: 1) Memantau kemajuan kehamilan serta memstikan kesehata ibu dan tumbuh kembang janin 2) Meningkatkan
dan
mempertahankan
kesehatan
fisik,
mental, dan social ibu serta janin 3) Menemukan kehamilan
secara serta
dini
masalah
kemunkinan
atau
gangguan
komplikasi
yang
dalam
terjadi
selama masa kehamilan 4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan,melahirkan dengan selama
(baik
seminimal munkin
ibu
maupun
bayinya),dengan
trauma
14
5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berlangsung normal dan pemberian ASI ekslusif dapat berjalan lancer 6) Mempersiapkan ibu dan keluarga sehingga dapat berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh dan secara normal (Saputra L.,Dkk,2014). 3. Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) Adapun
jumlah
kunjungan
upaya
kesehatan
ibu
hamil
diwujudkan dalam pemberian Antenatal Care (ANC) sekurang kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu sebagai berikut: 1) Trimester I(usia kehamilan 0-12 minggu)
:satu kali
2) Trimester II(usia kehamilan 12-24 minggu)
:satu kali
3) Trimester III(usia kehamilan 24-36 minggu) :dua
kali
(Mufdillah 2009). Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), kunjungan ibu hamil
adalah
kesehatan
kontak
yang
antara
memberikan
ibu
hamil
pelayanan
untuk
melakukan
pemeriksaan
hamil
dilakukan
secara
Standar
kehamilan.
berkala
dengan
yang
petugas
Antenatal
Kunjungan dibagi
ibu
menjadi
beberapa tahap, seperti : 1) Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1) Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dilakukan
dengan
petugas
kesehatan
untukmendapatkan
15
pemeriksaan
kehamilan
dan
pelayanan
kesehatan
pada
trimester I, dimana usia kehamilan 1-12 minggu. 2) Kunjungan Ibu Hamil Yang Keempat (K4) K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester III, usia kehamilan >24 minggu. Pelayanan standar sesuai dengan kebijakan kementerian kesehatan
RI,
layanan
Antenatal
Carepada
ibu
hamil
diupayakan agar memenuhi standar kualitas ”10T”,yaitu: 1. pengukuran resiko
Tinggi Badan (bila< 145 cm )maka factor
panggul
sempit,kemunkinan
sulit
melahirkan
secara normal. dan Penimbangan berat badan pada bulan ke-4 pertambahan Berat badan paling sedikit 1kg/bulan. 2. Pengukuran Tekanan Darah Tekanan darah normal 120/80mmHg sampai dengan 140/90 mmHg,
apabila
tekanan
darah
≥140/90mmHg
maka
ada
factor resiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan. 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Bila
<23,5cm
menunjukan
ibu
hamil
menderita
Kurang
Energi Kronis (KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). 4. Pengukuran Tinggi Rahim (Fundus Uteri)
16
Pengukuran
Tinggi
Rahim
berguna
untuk
melihat
pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan. 5. Penentuan
letak
janin
(presentasi
janin)
dan
penghitungan denyut jantung janin. Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau
kepala
belum
masuk
panggul
(UK
<28
minggu),
kemunkinan ada kelainan letak atau ada masalah lain. Bila denyut jantung janin <120 kali/menit atau ≥160 kali/menit
menunjukan
ada
tanda
Gawat
Janin,segera
rujuk. 6. Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi Imunisasi TT TT 1 TT TT TT TT
2 3 4 5
Selang Waktu Minimal
1 Bulan setelah TT 1 6 bulan setelah TT 2 12bulan setelah TT 3 12 bulan setelah TT 4
Lama Perlindungan Langkah awal pembentukan kekebalan terhadap penyakit tetanus 3 tahun 5 tahun 10 tahun >25 tahun
7. Pemberian Tablet Tambahan Darah Ibu hamil sejak awal kehamilan minum 1 tablet tambah darah setiap hari minimal 90 tablet selama kehamilan. tablet diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
17
8. Pelayanan
tes
hemoglobin
laboratorium
darah
(Hb)dan
sederhana,
pemeriksaan
minimal
golongan
tes darah
(jika belum pernah dilakukan sebelumnya) 9. Konseling atau Penjelasan Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi baru
menyusui
lahir,
ASI
dini
(IMD),
ekslusif,
nifas,perawatan
keluarga
bayi
berencana
dan
imunisasi pada bayi. 10. Tata laksana atau mendapatkan pengobatan. Ibu hamil yang dating ke pelayanan kesehatan dengan masalah akan diberikan
tindakan
atau
penanganan
guna
untuk
mengatasi masalah ibu hamil. 4. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Antenatal Care (ANC) Adapun Antenatal
factor-faktor Care
(ANC)
ibu
yang hamil
mempengaruhi menurut
kunjungan
Rachmawati,Dkk
(2017) yaitu : a. Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah terjadinya perubahan perilaku seseorang. 1) Usia Usia mempengaruhi pola pikir seseorang. Ibu dengan usia produktif (20-35 tahun) dapat berpikir lebih rasional dibandingkan dengan ibu dengan usia yang lebih muda atau terlalu tua. Sehingga ibu dengan
18
usia
produktif
memiliki
motivasi
lebih
dalam
memeriksakan kehamilannya(Rachmawati, 2017). Menurut penelitian Husnul Khotimah (2015), usia sangat menentukan suatu kesehatan ibu, ibu dikatan beresiko tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah 20
tahun
dan
diatas
mengantisipasi
tahun.Usia
berguna
untuk
diagnose
masalah
kesehatan
yang
dilakukan.
Seorang
wanita
biologis
sudah
tindakan insan
35
beberapa
tahun
kehamilan
dan
memasuki
sebelum
persalinan
usia
mencapai
sebagai produksi
umur
berlangsung
dan
dimana
aman,
yaitu
20-35 tahun, setelah itu resiko ibu akan meningkat setiap tahun. Winkjasastro (2006) juga menyatakan bahwa dalan kurun waktu reproduksi sehat dikenal
bahwa usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun.
Kematian
melahirkan
maternal
pada
usia
pada
dibawah
wanita 20
hamil
tahun
dan
ternyata
lebih beresiko tinggi. 2) Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang menentukan seberapa besar pengetahuan yang dimilikinya.Ibu hamil yang berpendidikan mengenai
memiliki
masalah
pemahaman
kesehatan
sehingga
yang
lebih
memengaruhi
19
sikap mereka terhadap kehamilannya sendiri maupun pemenuhan gizinya selama hamil. 3) Paritas Ibu Hamil Ibu
dengan
terlalu
jumlah
khawatir
paritas
dengan
yang
tinggi
kehamilannya
tidak
sehingga
menurunkan angka kunjungannya, sedangkan ibu dengan kehamilan dilakukan.
pertama
merasa
Menurut
ANC
sangat
Prawirohardjo
penting
(2012)
ada
beberapa klasifikasi paritas yaitu : a) Primipara adalah perempuan yang telah melahirkan sebanyak satu kali. b) Multipara melahirkan anak 2-4 kali c) Grande Multipara Wanita yang melahirkan 5 orang anak atau lebih (Varney, 2009) Wanita yang pernah melahikan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Rustam,2012) b. Faktor
pendukung
adalah
faktor
yang
memfasilitasi
perilaku atau tindakan. 1. Jarak Tempat Tinggal Semakin jauh jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal ibu hamil serta semakin sulit akses menuju ke fasilitas kesehatan akan menurunkan motivasi ibu
20
hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Jauhnya jarak akan membuat ibu berfikir dua kali untuk melakukan kunjungan
karena
akan
memakan
banyak
tenaga
dan
waktu setiap melakukan kunjungan. Ibu yang tidak menggunakan
transportasi
dan
harus
berjalan
kaki
menuju ke tempat pelayanan kesehatan. 2. Penghasilan Keluarga Ibu hamil dengan penghasilan keluarga yang rendah lebih untuk
memprioritaskan keluarganya
terabaikan,
pemenuhan
sehingga
termasuk
kebutuhan
hal
lain
kesehatan
pokok menjadi
kehamilannya.
Sehingga, semakin rendah penghasilan keluarga maka semakin
rendah
pelayanan
angka
kunjungan
kesehatan
ibu
ke
untuk
fasilitas
memeriksakan
kehamilannya. 3. Media Informasi Informasi
yang
mencakup
informasi
mengenai
pentingnya pelayanan antenatal pada ibu hamil dapat meningkatkan
pengetahuan
dan
motivasi
ibu
dalam
melakukan kunjungan. Edukasi melalui media biasanya menjadi
salah
pemerintah
satu
untuk
dengan
tingkat
rendah.
Media
cara
mengubah
pendidikan yang
yang
dilakukan
perilaku dan
digunakan
masyarakat
pengetahuan
dapat
oleh
berupa
yang media
21
cetak, seperti leaflet, poster, koran, majalah, dan lain-lain
ataupun
media
elektronik
seperti
televisi, internet, dan lain-lain. c. Faktor
Pendorong
adalah
faktor
yang
mendorong
atau
memperkuat terjadinya perilaku kesehatan. 1. Dukungan Suami Sebagai calon seorang ayah, sikap suami terhadap ibu
hamil,
yang
dalam
hal
ini
adalah
istrinya,
sangat menentukan rasa sayangnya terhadap kesehatan istri
dan
calon
anaknya.
Melalui
dukungan
suami
yang baik sebagai pendamping terdekat ibu, semakin tinggi
dorongan
menjaga
yang
didapatkan
ibu
sehingga
ibu
kehamilannya,
hamil
untuk
termotivasi
untuk melakukan kunjungan ANC. 2. Dukungan Keluarga Dukangan
keluarga
penerimaan
keluarga
adalah
sikap,
terhadap
tindakan
anggota
dan
keluarganya
Sebagai lingkungan yang terdekat dengan ibu hamil, dukungan
dari
keluarga
memegang
peranan
penting
dalam memengaruhi psikologi dan motivasi ibu dalam melakukan
perilaku
kesehatan.Dengan
dukungan
yang
baik dari keluarga, ibu akan lebih memperhatikan kesehatan diri dan janinnya, yaitu dengan secara rutin berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan
22
untuk melakukan ANC. Dukungan dari keluarga dapat berupa bantuan, perhatian, penghargaan, atau dalam bentuk kepedulian terhadap ibu hamil. 3. Faktor Petugas Kesehatan Sikap
petugas
kesehatan
di
fasilitas
pelayanan
kesehatan mempengaruhi frekuensi kunjungan ANC ibu hamil. Semakin baik sikap petugas kesehatan maka semakin sering pula seorang ibu hamil menginjungi fasilitas
kesehatan
kehamilannya.
Belum
untuk
meratanya
memeriksakan
petugas
kesehatan
yang ada di daerah terpencil juga dapat menurunkan akses
ibu
hamil
untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan.
B. Konsep Kehamilan Trimester III 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai
lahirnya
janin.Kehamilan
periode
3
terakhir
minggu
bulan
ke-28
trimester
III
trimester
kehamilan
sampai
minggu
akan
mengalami
ke-40.
III
yaitu
yang
dimulai
Pada
wanita
perubahan
pada hamil
fisiologis
dan
psikolog yang disebut sebagai periode penantian.menanti kehadiran
bayinya
sebagai
bagian
hamil tidak sabar untuk segera
dari
dirinya,
wanita
melihat bayinya. Saat ini
23
juga
merupakan
dankedudukan
waktu
sebagai
untuk orang
mempersiapkan tua
seperti
kelahiran terpusatnya
perhatian pada kelahiran bayi (Ambarwati & Rismintari, 2009). Menjelang akhir kehamilan ibu akan merasakan semakin mengalami ketidak nyamanan fisik seperti rasa canggung, jelek, berantakan dan memerlukan dukungan yang kuat dan konsistensi dari suami dan keluarga. Dan pada pertengahan trimester ke tiga, hasrat seksual ibu menurun, dan perlu adanya
komunikasi
jujur
yang
dengan
suaminya
terutama
dalam menentukan posisi dan kenyamanan dalam hubungan sek (Vivian Nanny Lia Dewi,2011). 2. Perubahan
Fisiologis
Pada
Kehamilan
Trimester
III
Terjadi: a. Uterus. Uterus mulai menekan kearah tulang belakang, menekan vena
kava
dan
aorta
sehingga
aliran
darah
tertekan.Pada akhir kehamilan terjadi kontraksi uterus yang
disebut
his
palsu
(Braxton
hicks).Itmus
uteri
menjadi bagian korpus dan berkembang menjadi segmen bawah Rahim yang lebih lebar dan tipis, servik menjadi lunak sekali dan lebih mudah dimasuki satu jari pada akhir kehamilan.
24
b. Sirkulasi Darah Dan System Respirasi volume darah meningkat 25% dengan puncak kehamilan 32 minggu
diikuti pompa jantung meningkat 30%. Ibu hamil
sering mengeluh sesak nafas akibat pembesaran uterus yang semakin mendesak kearah diafragma. c. Traktus Digestivus. Ibu
hamil
dapat
regurgitasi
mengalami
karena
nyeri
ulu
terjadi
hati
tekanan
dan
keatas
uterus.Sedangkan pelebaran pembuluh darah pada rectum, bisa
terjadi.Traktus
mulai
turun
ke
urinarius.
PAP,
maka
ibu
Bila hamil
kepala
janin
akan
embali
mengeluh sering kencing. d. System Muskulus Skeletal. Membesarnya
uterus
sendi
pelvik
pada
saat
hamil
sedikit bergerak untuk mengkonpensasi perubahan bahu lebih tertarik ke belakang, lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih melentur sehingga mengakibatnya nyeri punggung. e. Kulit. Terdapat
strie
gravidarum,
mengeluh
gatal,
kelenjar
sabacea lebih aktif.Pada kulit akan terjadi perubahan deposit
pigmen
dan
hiperpigmentasi
oleh
pengaruh
Melanophore
yang
meningkat.Hormone
yang
Stimulating
ini
disebabkan
Hormone
dikeluarkan
oleh
(MSH) lobus
25
anterior rekak
hipofisis
warnanya
biruan
pada
berubah
disebut
Strie
dinding agak
perut
heperemik
Livide.Setelah
seolah-olah dan
kebiru-
partus
Strie
Livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut Strie Albican. f. Metabolisme Perubahan metabolism terjadi kenaikan metabolisme asal sebesar 15-20% dari semula, terutama pada trimester ketiga, penurunan keseimbangan asam basa dari 155 mEq per liter menjad 145 mEq per liter akibat hemodelusi darah
dan
Kebutuha
kebutuhan protein
mineral
wanita
yang
diperlukan
hamilmakin
janin.
tinggi
untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan,
dan
persiapan
laktasi.
Dalam
makanan
diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau
sebutir
telur
ayam
sehari.
Kebutuhan
kalori
didapat dari karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral ibu hamil seperti: kalsium 1,5 gram setap hari dan 30-40 gram untuk pembentukan tulang janin, fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari, zat besi 800 mg atau 30-50 mg perhari dan air yamg cukup. g. Perubahan Kardiovaskuler. Volume darah total ibu hamil meningkat 30-50%, yaitu kombinasi
anatara
plasma
75%
dan
sel
darah
merah
26
33%dari nila sebelum hamil. Peningkatan volume darah mengalamipuncaknya
pada
pertengahan
kehamilan
dan
berakhir pada usia kehamilan 32 minggu , setelah itu relative stabil. Postur dan posisi ibu hamil mempengaruhi tekanan arteri
dan
vena.Posisi
terlentang
pada
akhir
kehamilan, uterus yang besar dan berat dapat menekan aliran balik vena sehingga pengisian dan curah jantung menurun.Terdapat penurunan tekanan darah normal pada ibu hamil yaitu tekanan sistolik menurun 8 hingga 10 poin, sedangkan mengngkat beban berat dalam kondisi lelah. 3. Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Trimester III Terjadinya penyebabnya
anemia yaitu
pada
ibu
yang
ibu
hamil
mengalami
yaitu status gizi KEK yang disebabkan
salah
masalah
satu
nutrisi
asupan makan yang
kurang, kurangnya pemanfaatan perwatan selama kehamilan atau
Antenatal
Care
(ANC)
pada
ibu
selama
kehamilan
berlangsung yang mempengaruhi terjadinya anemia pada ibu hamiltidak terpantau baik dan status gizi dan kadar hb (Wahyudin,2008).
Menurut
Fatimah
Dan
Yati
Ruhayati
(2011), status nutrisi dapat diartikan sebagai keadaan
27
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zatzat gizi. a. Energi (kalori) Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat untuk ibu hamil dibutuhkan 300 kalori/hari. janin,
Energi
ini
pembentukan
jaringan
yang
tambahan
kalori
serta
plasenta,
baru
untuk
digunakan
(Almatsier,
dibutuhkan proses
untuk
pertumbuhan
pembuluh 2009).
sebagai
metabolisme
darah,dan
Selain
itu,
cadangan
lemak
jaringan
baru
(Mitayani, 2010). b. Protein Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang
disebabkan
pertumbuhan protein
yang
oleh
peningkatan
jaringan
baru
terus
tersedia
volume
(Aritonang, sampai
darah
dan
2010).Jumlah
akhir
kehamilan
adalah sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu,
plasenta,
sebesar
10
serta
g/kg
janin,
BB/hari.
Pertambahan
Bahan
makanan
protein hewani
merupakan sumber protein yang baik dalam hal jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, ungas,dan kerang. Selain sumber hewani, ada juga yang berasal dari nabati sperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan (Almatsier, 2009).
28
c. Vitamin dan Mineral Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamn C, asam folat, zat besi, kalsium, dan zinc.
Angka kecukupan gizi yang
dianjurkan oleh Widyakarya pangan dan gizi 2004 untuk tambahan gizi ibu hamil pada trimester ketiga adalah vitamin
A
+300
RE,
vitamin
C
+10
mg,
tiamin
+0,3
mg,riboflavin +o,3 mg,niasin +4 mg asam folat +200 µg, vitamin B12 +0,2 µg,kalsium +150 mg,magnesium +40 mg, zat besi +13 mg, zink +10,2 mg, serta iodium +50 µg (Almatsier,2009). d. Zat Besi Selama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai
pertumuhan
meningkatkan
jumlah
janin sel
dan
darah
plasenta
merah
ibu.
serta Menurut
Aritonang (2010), adapun Kebutuhan zat besi pada tiap trimester yaitu : Trimester
I
(kehilangan
: basal
kebutuhan 0,8mg/hari)
zat
besi
ditambah
±1
mg/hari
30-40
untuk
kebutuhan janin dan sel darah merah. Trimester II
:
kebutuhan
zat
besi
±5
mg/hari,
(kehilangan basal o,8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan Conceptus 115 mg.
29
Trimester III
:
kebutuhan
zat
besi
5
mg/hari,
(kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambahkan kebutuhan sel darah merah 150 mg, Conceptus 223 mg. e. Asam folat Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolic seperti metabolism beberapa asam amino,sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat (Aritonang, 2010). Selain itu Almatsier (2009) menyebutkan bahwa asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam
sum-sum
tulang
pendewasaannya.Sekitar
belakang
24-60
wanita
dan baik
untuk
di
Negara
berkembang maupun yang telah maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat didalam makanan mereka
sehari-hari
tidak
cukup
untuk
memenuhi
kebutuhan mereka disaat hamil. Kekurangan asam folat berkaitan
dengan
tingginya
insiden
komplikasi
kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, premature, pendeknya usia kehamilan Dan hemorragen (perdarahan), (Aritonang,2010). C. Konsep Dasar Anemia 1. Pengertian Anemia Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit,
30
yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi
untuk
membawa
oksigen
ke
seluruh
jaringan
tubuh (Proverawati, 2013). Kadar
Hb
11
gr%
dianggap
sebagai
batas
normal
terendah dalam masa kehamilan. Namun demikian, batasanbatasan anemia
lain dalam
sering
digunakan
kehamilan.
Untuk
dalam
saat
mendefinisikan
ini,
anemia
dalam
kehamilan di Indonesia ditetapkan dengan kadar hb <11 gr% pada trimester 1 dan III atau <10,5% pada trimester II. Menurut definisi WHO anemia dalam kehamilan sebagai kadar Hb kurang dari 11 gr/dl,walaupun definisi kadar Hb kurang dari 10,5 gr/dl lebih banyak digunakan secara luas pada trimester kedua,saat hemodilusi fisiologis mencapai maksimal
(Strong,2006).
Defisiensi
besi
merupakan
penyebab tersering (90%) anemia dalam kehamilan, diikuti oleh defisiensi folat, dan kedua defisiensi ini dapat terjadi bersamaan(Korvitch,2008). 2. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil a. Factor Dasar 1) Social ekonomi Menurut Istiarti (2007) menyataan bahwa prilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang social ekonomi.
31
2) Pengetahuan Ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang rendah dan berprilaku kurang patuh dalam mengkonsumsi pemilihan
tablet
zat
makanan
besi
sumber
rendah.Sebaliknya
ibu
(Fe)
zat
serta
besi
hamil
dalam
(Fe)
yang
juga
memiliki
pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang baik, maka cenderung
lebih
rasional
dan
banyak
semakin
menggunakan patuh
dalam
pertimbangan mengkonsumsi
tablet zat besi (Fe). seseorang
biasanya
diperoleh
dari
pengalaman
yang berasal dari berbagai sumber minsalnya masa,
media
elektronik,buku
petunjuk
media
kesehatan,
media poster, kerabat dekat dan sebagainya(Istiarti, 2006).
Kebutuhan
meningkat
0,8
mg
ibu
hamil
sehari
akan
pada
zat
besi
trimester
I
(Fe) dan
meningkat tajam selama trimester III yaitu 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak munkin tercukupi hanya
melalui
pengeahuan
ibu
makanan
apalagi
hamil
yang
didukung kurang
dengan terhadap
peningkatan kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil hingga
menyebabkan
mudah
terjadinya
anemia
defisiensi zat besi pada ibu hamil(Khotimah, 2015). 3) Pendidikan
32
Pendidikan
adalah
proses
peruabahan
prilaku
menuju kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Biasanya seoarang ibu khususnya ibu hamil yang berpendidikan tinggi dapat menyeimbangi pola konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi, sehingga
kemunkinan
besar
terhindar
dari
masalah
anemia.
4) Budaya Factor social budaya setempat juga berpengaruh pada
terjadinya
dalam
keluarga
untuk
pertumbuhan
diikuti
oleh
anemia. yang
Pendistribusian
tidak
berdasarkan
pantangan-pantangan
kelompok
khusus
makanan kebutuhan
yang
harus
minsalnya
ibu
hami,bayi, ibu nifas merupakan kebiasan –kebiasaan adat
istiadat
menghambat
dan
prilaku
terciptanya
pola
masyarakat hidup
yang
sehat
di
masyarakat. b. Factor Tidak Langsung 1) Kunjungan Antenatal Care (ANC) Antenatal persalinan perkembangan
care terutama janin
adalah pada dalam
pengawasan pertumbuhan Rahim.Kasus
sebelum dan anemia
defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan mal
33
nutrisi pada
infestasi
keengganan
parasite, ibu
untuk
semua
ini
menjalani
berpangkal pemeriksaan
antenatal.Dengan ANC keadaan ibu lebih terdeteksi, sebab pada tahap awal anemia pada ibu hamil jarang sekali menimbulkan keluhan bermakna.Keluhan timbul setelah anemia sudah ke tahap yang lanjut.
2) Paritas Paritas dipunyai
adalah
oleh
banyaknya
seseorang
kelahiran
wanita
hidup
(BKKBN,
yang
2013).
Paritas >3 merupakan factor terjadinya anemia.Hal ini disebabkan karena sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu. Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh seseorang ibu baik hidup maupun mati (Wiknjosastro, 2011). 3) Umur Ibu hamil pada usia terlalu muda (<20 tahun) tidak
atau
belum
siap
untuk
memperhatikan
lingkungan yang diperlukan untuk pertumbuhan janin. Disamping itu akan terjadi kompetisi makanan antar janin
dan
pertumbuhan
ibunya dan
sendiri
adanya
yang
pertumbuhan
masih hormonal
dalam yang
34
terjadi
selama
kehamilan.
Sedangkan
ibu
hamil
diatas 30 tahun lebih cenderung mengalami anemia, hal
ini
disebabkan
karena
pengaruh
turunnya
cadangan zat besi dalam tubuh akibat masa fertilasi. 4) Dukungan suami Dukungan
suami
adalah
bentuk
nyata
dari
kepedulian dan tanggung jawab suami dalam kehamilan istri. Semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh suami
pada
semakin
ibu
tinggi
untuk pula
menkonsumsi
keinginan
ibu
tablet hamil
besi untuk
mengkonsumsi tablet besi. c. Factor Langsung 1) Pola Konsumsi Tablet Besi Fe Penyebab
anemia
gizi
besi
dikarenakan
kurang
masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsorbsi, banyaknya
gangguan besi
penggunaan
keluar
dari
atau
terlampau
badan
minsalnya
perdarahan. Sementara itu kebutuhan ibu hamil akan fe
meningkat
untuk
pembentukan
plasenta
dan
sel
darah merah sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. dari
jumlah
ketika
ini,
melahirkan
200 dan
mg
fe
840
tertahan mg
oleh
sisanya
tubuh
hilang.
Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan
35
rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah,dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak munkin tercukupi hanya dengan melalui diet. Karena itu,
suplementasi
zat
besi
perlu
sekali
diberlakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik (Khotimah,2015
2) Penyakit infeksi Penyakit malaria
infeksi
juga
seperti
penyebab
TBC,
cacing
terjadinya
usus
anemia
dan
karena
menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya eritrosit. 3) Perdarahan Penyebab banyaknya
anema besi
juga keluar
dikarenakan dari
badan
terlampau misalnya
perdarahan(Winkjasastro, 2007). 3. Tanda dan Gejala Walaupun
tanpa
gejala,
tanda dan gejala berikut: 1) Letih, sering mengantuk 2) Pusing, lemah 3) Nyeri kepala 4) Luka pada lidah
anemia
dapat
menyebabkan
36
5) Kulit pucat 6) Membrane mukosa pucat (minsal, konjungtiva) 7) Bantalan kuku pucat 8) Tidak ada nafsu makan, mual dan muntah
(Varney, 2007).
4. Pengaruh Anemia Dalam Kehamilan Menurut wiknjasastro (2007) anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik seperti: 1) Abortus 2) BBLR 3) Kelahiran premature 4) Kemunkinan lahir dengan cacat bawaan 5) Perdarahan Post Partum karena Inersia Uteri 5. Klasifikasi Anemia Menurut WHO, klasifikasi anemia sebagai berikut: 1) Bila tidak anemia > 11 g/dl 2) Bila anemia berat <7 g/dl 3) Bila anemia sedang 7-8 g/dl 4) Bila anemia ringan 9-10 g/dl Menurut
(Winkjasastro,2007)
anemia
dalam
kehamilan
meliputi: 1) Anemia Defisiensi Besi Anemia dijumpai Kekurangan
dalam ialah ini
kehamilan anemia
dapat
yang
akibat disebabkan
paling
sering
kekurangan karena
besi.
gangguan
37
reabsorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlampau banyaknya
besi
keluar
dari
badan,
misanya
pada
perdarahan. 2) Anemia Megaloblastik Anemia karena
megaloblastik
defisiensi
defisiensi
asam
vitamin
dalam
folik,
B12.
kehamilan jarang
Berbeda
disebabkan
sekali
di
eropa
karena dan
di
amerika serikat frekuensi anemia megablolastik dalam kehamilan
cukup
tinggi
di
asia,
sperti
di
india,
Malaysia, dan di Indonesia. Hal itu erat hubungannya dengan defisiensi makanan. 3) Anemia Hipoplastik Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. 4) Anemia Hemolitik Anemia sel
Hemolitik
darah
perbuatannya. menjadi
merah Wanita
hamil,
disebabkan
berlangsung dengan
apabila
ia
karena
penghancuran
lebih
cepat
dari
hemolitik
sukar
anemia hamil,
maka
anemianya
biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa
kehamilan
menyebabkan
krisis
hemolitik
wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. 5. Penanggulangan
pada
38
Penanggulangan
anemia
terutama
pada
wanita
hamil,
wanita pekerja, dan wanita telah menikah prahamil sudah dilakukan secara nasional dengan pemberian suplementasi pil zat besi.Ibu hamil sangat disarankan minum pil ini selama
tiga
bulan,
yang
harus
diminum
setiap
hari.Penelitian ini menunjukan bahwa wanita hamil yang tidak
minum
zat
besi
cukup
tajam
sejak
minggu
ke
kehamilan (Arief, P.113). D. Kerangka Konsep Faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil trimester III 1. Factor Dasar Social ekonomi Pengetahuan Pendidikan budaya 2. Factor Langsung Kebutuhan nutrisi (kekurangan konsumsi zat besi) Penyakit infeksi perdarahan 3. Factor Tidak Langsung a. Kunjungan antenatal ANC Tepat ≥ 4 kali kunjungan Tidak tepat < 4 kali kunjungan
Factor yang mempengaruhi antenatal care ANC 1. Factor predisposisi a. Umur b. Paritas c. Tingkat pendidikan 2. Factor pendukung a. Jarak tempat tinggal b. Penghasilan keluarga c. Media informasi 3. Factor pendorong
Kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Anemia : < 11 gr/dl Tidak anemia :≥ 11 gr/dl
12
39
:di Teliti :Tidak diteliti
Bagan 2.1
Kerangka Konsep Hubungan Ketepatan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III
HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini Ha :Adanya hubungan ketepatan melakukan
kunjungan
Antenatal Care (ANC)terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. Ho :Tidak ada hubungan ketepatan melakukan kunjungan Antenatal Care (ANC) terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester III
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subyek Penelitian Subyek
penelitian
adalah
individu,
benda,
atau
organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian (siswanto dkk, 2014). Pada penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah ibu hamil
trimester
III
di
wilayah
kerja
Puskesmas
Tanjung
Karang Kota Mataram. B. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik yang ditentukan (Riyanto, 2017). Yang menjadi populasi penelitian adalah semua ibu hamil di Pusesmas Tanjung Karang berdasarkan data yang ada di Puskesmas
Tanjung
Karang
Mataram
bahwa
ibu
hamil
trimester III pada bulan Desember 2018 sebanyak 44 orang.
41
2. Sampel Penelitian 54 yang Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi diharapkan
dapat
mewakili
atau
representatif
populasi
(Riyanto, 2017). Yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu hamil trimester III yang di Puskesmas Tanjung Karang Mataram. Besaran
sampel
dalam
penelitian
ini
rumus
dari
Notoadmojo
(2010)
berdasarkan berikut : N n = [1+N(d)2] keterangan n
: Besar Sampel
N
: Besar Populasi
d
: Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0,1) 44
n = [1+44(0,1)2] 44 n = [1+42(0,01) ] 42 n = [1+0,44] 44
ditentukan sebagai
42
n = 1,44 n =
30,55
Berdasarkan perhitungan tersebut diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 31 orang yang memenuhi kriteria Inklusi dan Ekslusi. a. Kriteria Inklusi Kriteria
inklusi
adalah
karakteristik
umum
subjek
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Notoatmojo, 2012). Kriteria inklusi dalam penelitian ini meliputi: 1) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) di Puskesmas Tanjung Karang 2) Ibu hamil yang tidak memiliki buku KIA 3) Ibu hamil yang bersedia menjadi responden b. Kriteri Ekslusi Kriteria
ekslusi
adalah
menghilangkan
atau
mengeluarkan subjek yang memiliki kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Notoatmojo, 2012). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah : 1) Ibu hamil yang memiliki riwayat keguguran (abortus) disebabkan oleh penyakit infeksi dan kronis jangka panjang
(HIV,
hepatitis,
gonere atau sifilis).
gangguan
ginjal,
lupus,
43
2) Ibu hamil yang mengalami KEK dan status cacingan. 3. Teknik Sampling Teknik
pengambilan
penelitian
sampel
(Riyanto,
2017).
dari
populasi
Pada
penelitian
dalam ini
menggunakan teknik purposive sampling. Purposive Sampling adalah
pengambilan
sampel
didasarkan
pada
suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan
ciri
atau
sifat-sifat
populasi
yang
sudah
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2010). Sehingga dalam teknik sampling di
sini
peneliti
mengambil
responden
pada saat itu juga di Puskesmas Tanjung Karang Mataram. C. Rancangan Penelitian Rancangan
penelitian
adalah
kerangka
acuan
bagi
peneliti untuk mengkaji hubungan antar variabel dalam satu penelitian.
Pada
penelitian
ini
menggunakan
rancangan
deskriptif korelasi yaitu dengan pendekatan cross sectional. Deskriptif
korelasi
yaitu
suatu
penelitian
untuk
mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel lain yang diusahakan
mengidentifikasi
kedua
variabel
yang
ada
pada
responden yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo, 2012).Rancangan dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan Ketepatan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Tanjung Karang.
44
D. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Notoadmojo, 2012). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar dokumentasi. Lembar dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,transkip, buku, surat kabar, dan sebagainya untuk mencari variabel yang sudah ditentukan (Arikunto 2010). Adapun lembar dokumentasi yang saya gunakan adalah
buku
register Puskesmas Tanjung Karang bulan maret 2019 dan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 2. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari responden secara tidak langsung b. Alat atau Instrument Pengumpulan Data yaitu 1) Data dokumentasi dikumpulkan dengan menggunakan buku register Puskesmas Tanjung Karang 2019 sebagai alat bantu 2) Data dokumentasi dikumpulkan dengan menggunakan buku KIA
45
Untuk mengukur tingkat ketepatan kunjungan ANC oleh ibu hamil trimester III ini menggunkan sakala gutman yang terdiri dari 2 kategori yaitu “tepat” dan “tidak tepat”. Untuk anemia ibu hamil trimester III menggunakan skala gutman “anemia” dan “tidak anemia”
3. Pengolahan Data Setelah
data
terkumpul,
langkah
selanjutnya
adalah
mengolah data dengan tahapan sebagai berikut : a) Editing,melakukan pengecekan kelengkapan datadiantaranya kelengkapan ketentuan identitas pengisi, kelengkapan lembar dokumentasi Ternyata
setelah
dan
kelengkapan isian.
dilakukan editing data yang diisi
oleh responden sudah lengkap (Notoadmojo, 2012). b) Coding, setelah disunting,
lembar dokumen
selanjutnya melakukan
“coding” yakni huruf
semua
mengubah
menjadi
data
diedit
peng”kode”an
data berbentuk
atau atau
kalimatatau
angka. Nilai 1 apabila 4 kali
kunjungan “tepat” dan 0 untuk <4 kali kunjungan “tidak tepat”.
Lembar
observasi
kadar
hemoglobin
ibu
hamil
trimester III yaitu hasil dari pemeriksaan laboratorium anemia
<11
gr/dl
(Notoadmojo,2012).
dan
tidak
anemia
≥11
gr/dl
46
c) Transferring memasukkan data yang sudah dibentuk dengan kode ke dalam program komputer. Salah satu paket program yang paling sering digunakan adalah SPSS (Notoadmojo, 2012).
E. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel a. Variabel Independen Variabel independen (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi Pada
variabel
penelitian
ini,
dependen variabel
(Notoadmojo,
2012).
independennya
adalah
ketepatan kunjungan Antenatal Care (ANC) b. Variabel Dependen Variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel dependen (Notoadmojo, 2012). Pada
penelitian
ini,
variabel
dependennya
adalah
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III
2. DEFINISI OPERASIONAL Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara diamati
operasional ketika
berdasarkan
melakukan
karakteristik
pengukuran
secara
yang cermat
47
terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat,2010).
Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan Ketepatan Kunjungan Antenatal Care ANC Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil
Trimester
III
Di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram.
No Nama
Definisi Oprasional Adalah
Alat Ukur
Skala Hasil Ukur Ukur Variabel Dokumentasi Ordinal Tepat : (check≥4 kali Independen: ketepatan list) kunjung an A.Ketepatan ibu hamil - bila 3-4 x Kunjungan trimester kunjun gan ANC III dalam melakukan keseluruh Variabel
Kejadian
Dependen :
anemia
Kejadian
Adalah
Dokumentasi Ordinal Anemia (checklist) =<11
48
Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III
suatu keadaan kadar hemoglobin (Hb) yaitu 11 gr/dl.
gr/dl Tidak Anemia =≥
F. Analisi data analisa terhadap
data
data,
merupakan
dengan
tujuan
cara
melaksanakan
memperoleh
analisis
data
tersebut
menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab
masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
kegiatan
penelitian. Untuk menjawab analisa data yang ingin dicapai maka dilakukan analisa data dengan menggunakan program spss versi 20. Langkah-langkah analisa data dilakukan
secara bertahap,
yaitu analisa univariat dan bivariat. a) Analisa Univariat Analisa
Univariat
dilakukan
untuk
memperoleh
karakteristik setiap variabel, yaitu hubungan ketepatan kunjungan Antenatal Care (ANC)dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.
49
Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan atau mendiskripsi
karakteristik
masing-masing
variabel
yang
diteliti (Notoatmojo,2010). b) Analisa Bivariat Analisa
Bivariat
Data
yang
diperoleh
dari
jawaban
responden diberikan skor setiap item pertanyaan, kemudian dijumlahkan
dan
dikategorikan
sesuai
dengan
kategori
ketepatan kunjungan Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Dalam penelitian ini analisa yang digunakan adalah uji chi-square dengan tingkat kemaknaan α=≤0,05 , dimana uji chi-square merupakan salah satu uji statistic non parametik (distribusi dimana besaran-besaran populasi tidak diketahui) yang
cukup
sering
digunakan
dalam
penelitian
yang
menggunakan dua variabel, dimana skala kedua variabel adalah nominal dan ordinal. Uji chi-square ditepakan pada kasus dimana akan diuji apakah frekuensiyang akan diamati (data diobservasi)
untuk
membuktikan
atau
ada
perbedaan
nyata atau tidak dengan frekuensi yang diharapkan .
secara
50
G. Kerangka kerja Populasi Semua ibu hamil trimester III di wilayah kerja puskesmas tanjung karang kota mataram sebanyak 42 Orang
Sampling PurposiveSampling Sampel Ibu Hamil Trimester III sebanyak 32 orang
Pengumpulan Data Dokumen
Variable Independent Ketepatan Kunjungan Antenatal Care
Variable Dependent Anemia pada ibu hamil trimester III
51
AnalisaData Uji Chi Square
Penyajian Hasil
Bagan 3.1
Kerangka Kerja Penelitian Hubungan Ketepatan Kunjungana Antenatal Care (ANC) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram
DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, E Rismintari, Y(2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. BKKBN(2015).Informasi Kependudukan, KB dan Pengembangan Keluarga. Jakarta:BKKBN Depkes RI Provinsi Nusa Tengga Barat(NTB)(2017).Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2017. Depkes RI Dinas Kesehatan Kota Mataram.(2015).Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2015.Mataram Dutton,L.A.,dkk,(2011).”Rujukan Cepat Kebidanan”Manuaba,et al 2012.”Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan ”.Jakarta: EGC. Hani U, dkk (2011).Asuhan Kehamilan Fisiologis Kebidanan. Hidayat, A A. (2010)”Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data”.Jakarta:Salemba Medika. Istiarti, Tinuk(2006). Menanti Buah Hati. Yogyakarta: Media Persindo Jakarta: Arcan Jogjakarta : AR Group.
52
Khotimah H(2015).Hubungan Kepatuhan Antenatal Care Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester III Trimester III Koes Irianto(2014)..”Pelayanan Keluarga Berencana Dua Anak Cukup”.Bandung: Alfabeta Mufdlilah (2009).Antenatal Care Focus.Yogyakarta: Nuha Medika. Notoatmodjo (2008. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta). Saputra L. Dkk(2014).Asuhan Kebidanan Kehamilan Fisiologis Dan Patologis. Siswanto.Susial.Suyanto (2014).Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran.Yogyakarta: Bursa Ilmu. Sulistyawati,Ari (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Varney, H. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan (Edisi 4, Vol2). Jakarta : Egc. 2006., Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: Egc. Vivian,L.D. (2011) Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan, Salemba Medika Jakarta. Wiknjosostro,Hanifa (2006).Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga tahun 2006,Jakarta: YBP-SP. Yogyakarta: Graha Ilmu. Bina Sarwono Prawihardjo.
53