Propos Seminar N Musda

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Propos Seminar N Musda as PDF for free.

More details

  • Words: 1,549
  • Pages: 7
|1

PROPOSAL SEMINAR NASIONAL DAN MUSYAWARAH DAERAH (MUSDA) MAJELIS ULAMA INDONESIA DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA INDONESIA KOTA SUKABUMI A. MUQADDIMAH

“ Agama Didukung Pemerintah, Lestari. Pemerintah Didukung Agama, Kuat “ Imam Al-Ghazali Dalam perspektif rule of the game, bahwa Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesia (MUSDA MUI) adalah forum permusyawaratan organisasi bagi kalangan para Ulama, Zuama, Mufakkir, Mudabbir, dan Cendikiawan Muslim yang diadakan secara rutin sekali dalam lima tahun. Musyawarah ini diabdikan guna menelaah, menemukan, merangkai, dan membuat model pengkhidmatan MUI terhadap akselerasi menggapai peringkat martabat pembangunan paripurna di masa hadapan. Dalam Perspektif Kontektual-Futuristik, dimana corak-ragam tantangan dan rintangan disatu sisi, juga peluang prospeksi di sisi lain, dimasa kini dan mendatang, tentu berbeda. Konsekuensinya MUI berbeda pula dalam memerankan diri dalam bidang nashahatul muluk wa khadimatul ummah, amar ma’ruf wa nahyil munkar, binaus siyasah wal iqtishadiyah, tadbirul ijtimaiyah, termasuk menepis (tabayyun) dari upaya hiding agenda ghazwul fikrah berupa stigmatisasi markas teroris yang dialamatkan pada pondok pesantren; ajaran jihad sebagai pemicu bom martir; phenomena sekenario peminggiran dan penjadulan sebagai lembaga pendidikan Islam; pengkerdilan khazanah kebudayaan Islam; underestimate pada konsep keuangan-perbangkan syariah yang kaku; bahkan belakangan ada gejala penggiringan opini public bahwa partai/politisi muslim dicitra-busukkan sebagai sosok kontra nasionallis, menolak NKRI, Non Kebhineka-Tunggal-Eka-an, dan anti ke indonesiaan. Sementara itu, di dunia internasional terjadi skenario negative image oleh tangan-tangan jahil seperti karikatur Nabi Muhammad SAW, film Fitna karya culas politisi kontraversial Belanda, Geert Wilders yang membandingkan Al-Quran dengan buku “Mein Kampf karya Adoif Hitler”, dimana di AS pun ramai ditolak. Dalam perspektif internal, dimana umat Islam memiliki hambatan yang belakang ini mengemuka antara lain, adanya oknum yang mengaku menerima “wahyu” menjadi nabi palsu, mengklaim titisan Malaikat Jibril, meciptakan pas foto berwajah Nabi Muhammad SAW, munculnya sekte/aliran sesat, dan lain-lain. Tak terkecuali perdaya terselubung untuk mengkriminalisasi pengamalan ajaran Islam seperti poligami, memelihara jenggot, cadar, gamis, bahkan lembaga donor dunia Islam dan badan

|2

pengelola zakat, infaq, shodaqah, tak luput “dituduh” sebagai penyandang dana cikal bakal terorisme. Na’udzubillahi mindzalik! Dalam perspektif opportunity-prospective, sesungguhnya terdapat pengakuan tulus akan ke-agung-sucian ajaran Islam yang rahmatan lil‘alamin, semisal pangeran Charles (kerajaan Inggris) mengakui bahwa Islam adalah agama yang menyumbangkan nilai, etos, dan sinergi dengan norma-norma modernisme Eropa; Paus Benedictus XVI memuji corak pengamalan ajaran Islam di Indonesia yang mampu menciptakan harmoni dan kerukunan antar agama lain; Anjuran IMF, berkat beribrah dari pengalaman pahit krisis keuangan/perbankan dunia khusus AS-Eropa, maka IMF merekomendasikan agar mempelajari sistem ekonomi/perbankan Syariah yang selalu survive dalam berbagai krisis; juga pembuatan dan pengukuhan perundang-undangan (hukum positif) Negara maju semisal AS, Swiss, Perancis, Singapura, akan legalnya “DuoEconomic System” yakni sistem ekonomi konvensional dan sistem ekonomi Syariah; begitu pula dunia sains/IPTEK, telah terjadi dekonstruksi “Islamisasi Sains” atau “Moralisasi ilmu pengetahuan modern yang asalnya bebas nilai”. The last but not the lest, adalah berkat ketulusan Presiden AS Barack Obama, syahdan berakhirlah thesis Samuel P. Huntington, “Clash of Civilization” antara Timur-Islam dan Barat-AS menjadi paradigma baru,“Dialog antara peradaban Islam dan AS (Khususnya); dimulainya era saling mengerti, saling menghormati, dan kerjasama yang setara antar keduanya”. Dalam perspektif Local-Genuine, bahwa kota Sukabumi tengah mewujudkan Mission Sacra (Misi Mulia) agar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara atau segala ikhtiar pembangunan, mesti dilandasi Iman dan Taqwa (IMTAQ); hal ini dimotori oleh Pemerintah Kota dengan pola manajemen Pemerintah yang amanah berbasis keagamaan berupa nilai filosofis “shidiq, amanah, fathonah, tabligh demi menggapai tatanan masyarakat yang ideal berparadigma surgawi. Kuncinya adalah tercipta sinergitas antara Ulama-Umara-Umat” Atas dasar semangat, nilai filosofis dan paradigma diatas, maka Dewan Pimpinan MUI daerah Kota Sukabumi periode 20042009 diakhir masa baktinya menyelenggarakan Musyawarah Daerah (MUSDA) MUI Kota Sukabumi, guna membuat labirin bagi kepemimpinan MUI masa pengkhidmatan selanjutnya. B. DASAR PENYELENGGARAAN a. Pasal 11 ayat 2, Pedoman Dasar Majelis Ulama Indonesia Bab VIII tentang “Musyawarah dan Rapat-Rapat” yang menyatakan : “Majelis Ulama Indonesia daerah menyelenggarakan Musyawarah Daerah, Rapat Kerja Daerah, dst” b. Pasal 7, Pedoman Rumah Tangga Majelis Ulama Indonesia yang menegaskan : 1) Musyawarah Daerah adalah lembaga permusyawaratan tertinggi di tingkat Daerah yang berwenang, memilih

|3

pengurus, menetapkan kebijakan, dan menyusun program kerja sebagai penjabaran dari Garis – Garis Program Kerja Ketetapan Musyawarah Nasional, Rapat Kerja Nasional, dan Rapat Koordinasi Daerah. 2) Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota diadakan sekali dalan 5 (lima) tahun dan dihadiri oleh Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten/Kota dan utusan – utusan dari Majelis Ulama Indonesia Kecamatan atau serta unsur Ormas Islam tingkat Kabupaten/Kota. c. Keputusan Rapat Kerja Daerah Majelis Ulama Indonesia, 12 Februari tahun 2008. d. Keputusan Rapat Dewan Pimpinan Daerah Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi tanggal 15 Oktober 2009. C. TUJUAN PENYELENGGARAAN 1. Menjadi ajang tatap muka, shilaturahmi, mudzakarah, curah pendapat dan iuran pemikiran para ulama, zuama dan cendikiawan, dan stick holders lainnya. 2. Menelaah dan memberikan pandangan umum terhadap laporan pelaksanaan tugas Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Daerah Kota Sukabumi Periode 2004 – 2009. (Pasal 3 ayat 6 Pedoman Rumah Tangga Majelis Ulama Indonesia) 3. Memilih pengurus Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi periode 2009 – 2014. 4. Menetapkan kebijakan penysunan program kerja dan rekomendasi Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi Periode 2009 – 2014. A. NAMA, WAKTU, TEMPAT DAN TEMA KEGIATAN Nama : Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah (MUSDA) Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi Waktu : Senin, 28 Desember 2009 Pukul : 09.00 WIB s.d selesai Tempat : Gedung Juang ‘45 Kota Sukabumi Tema : “Memperteguh Tanggung Jawab dan Pengkhidmatan Ulama Terhadap Pencapaian Pembangunan” Tema Keynote Speaker “Sinergitas ulama dan Umara dalam Pembangunan Jawa Barat” Oleh H. AHMAD HERYAWAN Sub Tema 1 : “Tantangan, Peluang, dan Model Pengkhidmatan Ulama terhadap Pencapaian Pembangunan Paripurna” Oleh KH. MA’RUF AMIN Sub Tema 2 : “Konsep Pengembangan Masyarakat yang Islami Melalui Gerakan Masjid” Oleh Prof. DR. KH. Shalahudin Sanusi Sub Tema 3 : “Menelusuri Jejak Para Wali / Ulama di Tatar Pasundan” Oleh Prof. DR. Jalaluddin Rakhmat

|4

B. KEGIATAN Kegiatan terdiri dari : 1. Pembukaan 2. Seminar Nasional 3. Musyawarah Daerah (MUSDA) Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi Adapun untuk kegiatan Indoensia Kota Sukabumi berisi :

Musyawarah

Daerah

Majelis

Ulama

a. Laporan Pelaksanaan Program Kerja tahun 2009-2014 b. Sidang – Sidang Komisi c. Laporan Hasil Sidang Komisi dan pengesahan hasil Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi d. Pemilihan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi e. Upacara Penutupan (untuk perincian susunan kegiatan, sebagaimana terlampir) B. KEYNOTE SPEAKER, NARASUMBER DAN MODERATOR • Keynote Speaker H. AHMAD HERYAWAN (Gubernur Jawa Barat) •

Narasumber 1. KH. Ma’ruf Amin (Ketua Komisi Fatwa Dewan Pimpinan MUI Pusat) 2. Prof. DR. KH. Shalahudin Sanusi (Dewan Penasehat MUI Kota Sukabumi) 3. Prof. DR. Jalaluddin Rakhmat (Cendekiawan Muslim)



Moderator 1. Drs. H. Abad Badrudin 2. Drs. H.M. Kusoy, M.Pd.

A. PESERTA Peserta dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yang terdiri dari : 1. PESERTA MUSYAWARAH DAERAH (MUSDA), terdiri dari - Peserta Musyawarah Daerah a. Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi b. Pengurus Harian Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi c. Komisi – Komisi Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi d. Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kecamatan (Ketua dan Sekretaris)

8 16 32 14

orang orang orang orang

70 Orang

|5

-

Peserta Peninjau a. Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kelurahan (Unsur Ketua) b. Unsur Ormas / Lembaga Islam c. Perguruan Tinggi Islam

33 orang 15 orang 7 orang 55 Orang

- Tamu Undangan a. b. c. d. e.

-

Pimpinan Daerah (MUSPIDA) Pejabat Instansi / SKPD Camat Organisasi Kepemudaan Tokoh / Pemuka Masyarakat

5 30 7 40 20

orang orang orang orang orang 102 Orang

Kepanitiaan a. b. c. d.

Penanggung Jawab Panitia Pengarah / Sterring Comitte Panitia Pelaksana / Organizing Comitte Pembantui Umum

TOTAL PESERTA MUSDA =

1 5 20 7

orang orang orang orang 33 Orang 260 Orang

1. PESERTA SEMINAR NASIONAL, terdiri dari : 1. Peserta Musda dan Panitia

260 orang

2. Utusan dari Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Kota/Kabupaten Se- Jawa Barat (25 x 2 orang)

50 orang

3. Anggota DPRD Kota Sukabumi

10 orang

4. Utusan Kampus (30 x 1 orang)

30 orang

5. Utusan SMA/MA

20 orang

6. GOWA

10 orang

7. Umum

120 orang

|6

TOTAL PESERTA SEMINAR NASIONAL =

500 Orang

A. FASILITAS DAN SUMBER DANA 1. FASILITAS / SARANA Fasilitas / Sarana yang diperlukan berupa : a. Aula/Gedung dan Ruangan bagi Sidang Pleno dan Sidang – Sidang Komisi b. Kursi, Meja, Sound System bagi Kegiatan Pembukaan dan Persidangan c. Sarana Publikasi (Spanduk, ruangan dan luar ruangan), Dokumentasi (Foto dan Video), serta Penerangan (Pers, Studio Radio dan TV, dan bentuk lainnya) d. Sertifikat Seminar Nasional, Copy Makalah, Seminar Kit 2. SUMBER DANA Sumber Dana untuk penyelenggaraan Musyawarah Daerah Majelis Ulama Indonesia Kota Sukabumi berasal dari : 1. Kas Organisasi 2. Bantuan dari Pemerintah 3. Bantuan atau Sponsorship dari dunia usaha 4. Sumbangan lain yang halal dan tidak mengikat A. RANCANGAN ANGGARAN Rancangan Anggaran terlampir. B. PENYELENGGARA Penyelenggara Musyawarah Daerah adalah Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indoensia Daerah Kota Sukabumi. Untuk merencanakan dan mengorganisir kegiatan Musyawarah Daerah, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia menetapkan kepanitiaan yang terdiri dari : a. Panitia Pengarah (Steering Committee) b. Panitia Pelaksana (Organizing Committee) Susunan dan komposisi kepanitiaan sebagaimana terlampir.

C. KHATIMAH Perincian Kegiatan, petunjuk teknis, serta kelengkapan lainnya disusun dan ditetapkan oleh pantia penyelenggara baik Panitia Pengarah (Sterring Comitte) maupun Panitia Pelaksana (Organizing Comitte). Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan inayah, rakhmat dan ridho-Nya. Amin.

|7

Sukabumi, 2 November 2009 Panitia Penyelenggara Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah Ketua Panitia Sekretaris

Drs. H.M. Kusoy, M.Pd. Drs. Ade Juanda, M.Ag.

Mengetahui, Ketua Umum MUI Kota Sukabumi

Prof. DR. KH. Dedi Ismatullah, SH., MH.

Related Documents

A Propos Du _id
December 2019 12
Alain Propos Hes
December 2019 41
Propos Bac 09
June 2020 1
Propos Sur Que
December 2019 10