Promkes (isi).docx

  • Uploaded by: Anonymous g2pd4UbKH
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Promkes (isi).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,344
  • Pages: 5
Kebijakan Pemerintah (UU atau peraturan) tentang Kegiatan Promosi Kesehatan tentang Penyakit HIV 1. Permenkes No. 21 Tahun 2013 Tentang penanggulangan HIV Pasal 5 Strategi yang dipergunakan dalam melakukan kegiatan Penanggulangan HIV dan AIDS meliputi : a. meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS melalui kerjasama nasional, regional, dan global dalam aspek legal, organisasi, pembiayaan, fasilitas pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia; b. memprioritaskan komitmen nasional dan internasional; c. meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan mengembangkan kapasitas; d. meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS yang merata, terjangkau, bermutu, dan berkeadilan serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya preventif dan promotif; e. meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko tinggi, daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan serta bermasalah kesehatan; f. meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan AIDS; g. meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia yang merata dan bermutu dalam penanggulangan HIV dan AIDS; h. meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan, pemeriksaan penunjang HIV dan AIDS serta menjamin keamanan, kemanfaatan, dan mutu sediaan obat dan bahan/alat yang diperlukan dalam penanggulangan HIV dan AIDS; dan i. meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan AIDS yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna. Bab IV Kegiatan Penanggulangan Pasal 9 1. Kegiatan penanggulangan HIV dan AIDS terdiri atas : promosi kesehatan; pencegahan penularan HIV;pemeriksaan diagnosis HIV; pengobatan, perawatan dan dukungan; dan rehabilitasi. Bab V tentang Surveilans Pasal 39 1. Surveilans HIV dan AIDS dilakukan untuk pemantauan dan pengambilan keputusan dalam Penanggulangan HIV dan AIDS.

3. Promosi kesehatan yang terintegrasi pada pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diutamakan pada pelayanan: a. kesehatan peduli remaja; b. kesehatan reproduksi dan keluarga berencana; c. pemeriksaan asuhan antenatal; d. infeksi menular seksual; e. rehabilitasi napza; dan f. tuberkulosis. 2. Permenkokesra No.2/PER/MENKO/KESRA/I/2007 mengenai Kebijakan Penanggulangan AIDS melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Suntik, Pasal 3 Tujuan Tujuan Kebijakan Nasional Penanggulangan HIV dan AIDS melalui Pengurangan Dampak Buruk Penggunaan Napza Suntik, adalah : a. mencegah penyebaran HIV di kalangan penasun dan pasangannya; b. mencegah penyebaran HIV dari penasun dan pasangannya ke masyarakat luas; c. mengintegrasikan pengurangan dampak buruk penggunaan napza suntik ke dalam sistem kesehatan masyarakat dalam layanan pencegahan, perawatan, dukungan dan pengobatan HIV dan AIDS serta pemulihan ketergantungan napza. Beberapa contoh kegiatan atau bentuk-bentuk promosi kesehatan yang ada di Indonesia Lingkup program yang utama adalah sebagai berikut : 1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Kegiatan ini bertujuan untuk : a. melaksanakan pendidikan dan memberikan informasi yang tepat dan benar tentang HIV/AIDS kepada masyarakat luas agar dapat mengembangkan sikap dan perilaku positif untuk melindungi dirinya dan orang lain dari penularan HIV; b. mengembangkan jiwa dan semangat saling membantu dan non diskriminasi terhadap para mengidap HIV/penderita AIDS serta lingkungannya yang terdekat : isteri/suami, keluarga, teman sekerja dan sepergaulan; c. memberikan penjelasan luas tentang Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia serta pelaksanaannya sesuai situasi dan kondisi setempat. Kelompok sasaran KIE adalah:

a. b. c. d. e. f.

masyarak umum petugas kesehatan (pemerintah, swasta dan masyarakat) perorangan dan lembaga-lembaga wanita dan remaja orang beresiko tinggi para pengidap HIV dan penderita AIDS

2. Tindakan Pencegahan a. Tujuan utama kegiatan dalam lingkup program tindakan pencegahan ini adalah : menjamin tersedianya peralatan, pelayanan, informasi dan dukungan untuk setiap orang yang ingin melindungi dirinya dan orang lain terhadap penularan HIV. Kegiatan lingkup ini merupakan tindak lanjut dari program Komunikasi lnformasi Edukasi yaitu untuk membantu orang melangkah dari "mengerti" kepada "berbuat". Kerjasama yang erat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan badan internasional terkait mutlak dibutuhkan. b. Kaitan yang erat antara penyakit hubungan seksual (PHS) lainnya dengan kepekaan terhadap infeksi HIV telah terbukti di seluruh dunia. Karena itu identifikasi dan pengobatan PHS merupakan aspek yang sangat penting dalam strategi nasional penanggulangan HIV/AIDS. c. Salah satu tindakan yang penting untuk pencegahan penularan virus HIV adalah pemeriksaan darah setiap donor, agar darah yang ditranfusikan bebas "HIV". Bilamana ternyata ada yang HIV positif, donor yang bersangkutan berhak untuk diberitahukan disertai konseling yang tepat. d. Berbagai permasalahan seperti meningkatkan kemampuan dan ketrampilan wanita untuk mendiskusikan serta ber "negoisasi" tentang hal-hal yang berkaitan dengan hubungan seksual, perlindungan anak-anak terhadap eksploitasi seksual, penyediaan dan pemanfaatan kondom dan lain-lain, merupakan unsur-unsur penting dalam pelaksanaan yang efektif dari kebijaksanaan ini, karena masalahnya sangat kompleks dan sensitif, maka penelitian dari kegiatan penanggulangan harus berjalan bersama dan saling mendukung. 3. Pengujian (testing) dan konseling Tujuan dari lingkup program ini adalah untuk : a. menentukan apakah seseorang telah terkena infeksi HIV; b. membantu memberikan informasi dan nasehat praktis serta dukungan moral kepada orang yang membutuhkan, baik mereka yang takut, sudah ketularan maupun kepada keluarga dan lingkurigan pergaulannya yang terdekat. Pada prinsipnya, testing untuk diagnosa HIV selalu harus secara sukarela, hasillnya dirahasiakan, dan disertai dengan konseling sebelum dan sesudah testing.

Konseling memegang peranan yang sangat penting untuk membantu mereka yang takut (baik beralasan maupun tidak), mereka yang sudah terinfeksi (HIV positif), isteri/suami/pasangannya, dan bila perlu keluarga dan lingkungan pergaulannya yang terdekat Kualitas konseling sangat penting untuk keberhasilan upaya penanggulangan HIV/AIDS yang manusiawi di Indonesia, oleh karena itu, harus dilaksanakan upaya untuk menjamin agar metoda dan isi konseling tepat guna, konsisten berkualitas, dirahasiakan dan dilaksanakan dalam lingkungan dan suasana yang mendukung. Program testing dan konseling dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun LSM. Secara selektif LSM di dorong untuk mendirikan klinik umum sebagai sarana testing dan konseling yang efektif. Supervisi untuk menjamin kualltas pelaksanaan dan hasil testing, maupun koordinasi informasi hasil-hasilnya akan berada ditangan lembaga yang independen yang ditetapkan khusus untuk itu. Testing dan konseling keduanya merupakan lingkup program yang membutuhkan staf, ketrampilan dan perlengkapan yang khusus. Karena itu perlu disediakan latihan, anggaran dan sarana yang memadai sesuai kebutuhan. 4. Pengobatan, pelayanan dan perawatan Tujuan kegiatan-kegiatan dalam lingkup program ini adalah : a. menjamin pengobatan, pelayanan dan perawatan yang berkelanjutan pada saat dibutuhkan dengan ciri-ciri : berperikemanusiaan, tidak diskriminatif, cepat dan tepat; b. merijamin keamanan pribadi bagi mereka yang memberikan pelayanan kepada para pengidap HIV dan penderita AIDS. Yang menjadi kepedulian dalam program ini adalah : a. pengidap HIV dan penderita AIDS dari awal sakit sampai kematiannya, termasuk pelayanan jenazah dan penguburannya; b. lingkungannya yang terdekat yaitu keluarga, teman sekerja dan sepergaulannya; c. pemberi layanan/perawatan baik tenaga-tenaga profesional maupun keluarga yang merawat/melayani di rumah; bidang kesehatan, ekonomi, sosial, psikologis dan lain-lain. Konseling yang sudah dimulai saat testing, dilanjutkan dan diberikan sesuai kebutuhan penderita dan keluarganya. Sedapat mungkin, kegiatan dalam lingkup program ini juga berusaha mengembangkan ketrampilan dan komitmen dari keluarga dan anggota masyarakat untuk memberikan perawatan dan layanan di rumah dan dalam masyarakat (home and community based care). 5. Penelitian dan kajian Tujuan kegiatan-kegiatan dalam lingkup program ini adalah melaksanakan penelitian dan kajian yang berkualitas (objektif, bertanggungjawab dan andal) serta mengupayakan

penyebarluasan dan pemantauan hasil-hasilnya secara tepat dan bertanggung jawab, untuk mendukung Strategi Nasional. Penanggulangan HIV/AIDS dan pelaksanaanya baik lokal, nasional maupun internasional. Penelitian dan kajian dalam strategi nasional ini diarahkan antara lain untuk : a. pengembangan/penyampurnaan kebijaksanaan, strategi rnaupun program; untuk ini dibutuhkan penelitian/kajian untuk memahami penyebab dan perjalanan penyakit, mengetahui cara-cara/metodologi upaya penanggulangan yang efektif dan efisien, menemukan terobosan baru, serta cara untuk mengatasi masalah teknis operasional; b. monitoring perkembangan epidemi diseluruh wilayah Indonesia; c. memahami dan mengembangkan cara-cara untuk mengatasi berbagai masalah teknis medis, sosial, hukum, agama, ekologis dan lain-lain. Penelitian dan kajian dibutuhkan keterlibatan dan kepedulian sektor pemerintah dan swasta. Untuk menghindari biaya yang tinggi dan duplikasi kegiatan. Berbagai lembaga penelitian dl Indonesia memegang peranan penting dalam upaya ini. 6. Monitoring dan evaluasi Tujuan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah untuk : a. memantau perkembangan penyebaran HIV/AIDS dan pelaksanaan upaya-upaya/kegiatan dalam lingkup strategi ini di seluruh Indonesia; b. mengadakan penilaian dan analisa terhadap situasi epidemi dan pelaksanaan Strategi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS untuk dimanfaatkan bagi penyempurnaan rencana dan kegiatan selanjutnya. “Sentinel seroprevalence surveillance” adalah program testing selektif pada kelompok tertentu untuk mendapatkan informasi tentang skala, distribusi dan kecenderungan (‘trend’) perkembangan infeksi HIV dalam masyarakat. Hal ini dibutuhkan untuk perencanaan dan pengembangan kebijaksanaan, dan program yang efektif, dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS secara nasional maupun lokal. Karena pentingnya kegiatan monitoring dan evaluasi dalam strategi ini, maka dalam penyusunan setiap rencana kegiatan dari semua organisasi dan kelompok, harus dianggarkan waktu, dana dan tenaga untuk monitoring dan evaluasi. Komisi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS bertanggung jawab untuk monitoring dan evaluasi secara nasional.

Related Documents

Poa Promkes
October 2019 44
Promkes Kespro.docx
May 2020 15
Proposal Promkes
October 2019 46
Promkes Kit.docx
June 2020 15
Promkes Perilaku.docx
May 2020 15
Promkes Dika.docx
June 2020 14

More Documents from "Andika Widya Ramadhan"