PROGRAM KERJA MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH TAHUN 2018
KOTA METRO 2017
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut misalnya: perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, dan lain-lain. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini. Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai dampak pada pencapaian tujuan (AS/NZS 4360:2004). Sedangkan manajemen risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek yang tidak diharapkan (AS/NZS
4360:2004)
atau
kegiatan
terkoordinasi
untuk
mengarahkan
dan
mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko berdasarkan ISO 31000:2009.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO 31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009 dan ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas manajemen risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut. Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’
Sarana pelayanan Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung puskesmas ataupun RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola menerapkan upaya-upaya Manajemen Resiko. Sistem manajemen resiko dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja dapat diberikan batasan sebagai berikut: manajemen resiko merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan
prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya kerja yang aman, efisien dan produktif.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat pelayanan tersebut, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan fasilitas, dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan puskesmas dan rumah sakit.
Sarana pelayanan kesehatan ini mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang kecelakaan. Misalkan pemakaian tegel licin untuk lantai yang berada di ruang terbuka sehingga bila terkena air atau hujan akan licin sehingga menimbulkan kecelakaan pada penggunanya, pemeriksaan kabel listrik yang kurang sehingga terjadi kegagalan fungsi yang menyebabkan terganggunya pelayanan yang diberikan ke pasien, dan masih banyak kejadian yang berhubungan dengan fasilitas / lingkungan rumah sakit. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu manajemen resiko di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 rumah sakit lebih efektif, efesien dan terpadu diperlukan sebuah manajemen resiko di rumah sakit baik bagi pengelola maupun karyawan rumah sakit.
B. TUJUAN Tujuan Umum Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai potensi bahaya yang ada di Rumah Sakit Islam Malang. Tujuan Khusus 1. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit. 2. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di Rumah Sakit Islam Malang.
3. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di Rumah Sakit Islam Malang bagi karyawan, pasien dan pengunjung 4. Mencegah terjadinya insiden kegagalan listrik 5. Mencegah terjadinya insiden kegagalan genset 6. Mencegah terjadinya insiden tumpahan bahan berbahaya dan beracun 7. Mencegah terjadinya insiden penculikan bayi dan penyanderaan 8. Mencegah terjadinya insiden ancaman bom
BAB II KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan di bagian Manajemen RisikoFasilitas dan Lingkungan pada tahun 2018 dalah sebagai berikut : Pengawasan / Monitoring risiko keamanan fasilitas / lingkungan. a. Penunjukan petugas pengawas / pelaksana program b. Pembuatan program / rencana kerja pengawasan, c. Mendidik staf, d. Uji coba program, e. Monitoring dan pencacatan pemeriksaan fasilitas, f. Pembuatan laporan kegiatan program, g. Evaluasi program
BAB III CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Pengawasan risiko keamanan fasilitas / lingkungan, Penunjukan petugas yang berwenang melakukan pengawasan dengan kompetensi yaitu mengetahui semua kondisi dan potensi bahaya dari semua fasilitas yang ada di Rumah Sakit Islam Malang serta mempunyai kemampuan untuk memimpin. Petugas pengawas yang ditunjuk disini adalah Kepala Unit Pemeliharaan Sarana (UPS) karena ruang lingkup kerjanya sama dengan lingkup kerja pengawas. Petugas pengawas akan melakukan rincian kegiatan yang ada pada kegiatan pokok baik pengawasan dan monitoring.
2. Monitoring risiko keamanan fasilitas / lingkungan, Petugas pengawas bisa bekerjasama dengan unti Satuan Pengaman dalam kegiatan monitoring / pemeriksaan fungsi fasilitas baik gedung, utilitas maupun peralatan serta keamanan lingkungan secara harian / mingguan
BAB IV SASARAN No
Rincian Kegiatan
Sasaran
Cara pelaksanaan
Target
1.
Keamanan Gedung Perawatan, Kantor dan Penunjang.
Tim K3
100 %
2.
Keamanan Utilitas penunjang gedung (listrik dan air).
Tim K3
100%
3.
Keamanan Peralatan yang digunakan untuk pelayanan maupun kegiatan administrasi pelayanan
Tim K3
100%
BAB V ANGGARAN BIAYA No 1.
2.
3.
Kegiatan
Jenis kebutuhan/Unit
Alat Tulis + Fotocopy Form Komplain Penyusunan dokumen dan Form Map Gobi 2 Buah + Alat Tulis Pelatihan Manajemen Risiko fasilitas Biaya Pelatihan dan Lingkungan Pelaksanaan Manajemen Risiko
TOTAL
Harga/Unit (Rp)
Jumlah (Rp)
500.000
500.000
50.000
50.000
4.000.000
4.000.000
Rp 4.550.000
BAB VI JADWAL KEGIATAN
No
Program
Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 a. Membuat Tim manajemen x Risiko Kegiatan
1
Membuat SK Tim Manajemen Risiko
2
Melakukan Sosialisasi manajemen risiko
a. Sosialisasi dilaksanakan x x x x x x x x x tentatif sesuai dengan program yang ditetapkan
3
Pengisian formulir atau form manajemen risiko
a. Pengisian Form sesuai x x x x x x x x x dengan kejadian/ temuan oleh pengawas menejemen risiko
4.
Pelatihan manajemen Risiko
Pelaksanaan Manajemen Risiko
Pelatihan
TENTATIF
11
12
x
x
x
x
x
x
BAB VII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN 1. Program manajemen risiko Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih dilaksanakan Oleh Tim manajemen Risiko dan dilaporkan kepada direktur RSB Asih 2. Program Penyusunan dokumen dan Form manajemen risiko dan dilaporkan kepada Direktur RSB Asih. 3. Program Pelatihan manajemen risiko Dilaksanakan oleh petugas TIM dan dilaporkan kepada staf kepegawaian / Diklat dan pelaporan berupa sertifikat hasil pelatihan dan data berupa soft/hardcopy.
BAB VIII PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN 1. Setiap laporan manajemen risiko baik yang bulanan dan tahunan dicatat dalam form pelaporan yang telah ditetapkan. Pelaporannya dilaksanakan sesuai dengan jenis laporan yaitu bulanan atau tahunan dan di laporkan kepada Direktur Rumah Sakit Bersalin Asih melalui Petugas manajemen risiko. 2. Laporan hasil penyusunan dokumen dan pengarsipan form di catat dan dilaporkan kepada Direktur RSB Asih melalui Petugas Manajemen risiko 3. Laporan Pelatihan Manajemen risiko dilakukan pencatatan dan dilaporkan kepada Staf Diklat dan Direktur RSB Asih.
Evaluasi pelaksanaan program secara menyeluruh dicatat pada format yang telah ditetapkan dan diserahkan kepada subbag. Umum paling lambat tanggal 10 Januari
tahun
berikutnya
untuk
selanjutnyadisampaikankepadaDirektur
RSB
Asihselakupenanggungjawab di RSB Asih. Laporan berisi keberhasilan program maupun kendala dalam pelaksanaan program serta membahas perencanaan kegiatan pada tahun berikutnya.
BAB IX PENUTUP Demikian Program Kerja manajemen risiko fasilitas dan lingkungan RSB ASIH Kota Metro tahun 2018 disusun agar kedepannya menjadi lebih baik dan selalu memberikan pelayanan yang prima khususnya bagi pasien Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih.
Metro, 02 Desember 2017 Menyetujui, Direktur RSB Asih Metro
dr. H. L. Tobing, Sp.OG. NIK. 13122011007
Ketua Tim Manajemen Resiko
...........................................