Ppt Putri Dwi Jayani.ppt

  • Uploaded by: Dita Sekar Lintang
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Putri Dwi Jayani.ppt as PDF for free.

More details

  • Words: 929
  • Pages: 26
Case Report session

Migrain

Putri dwi jayani

1613010011

Data Pelaksanaan

• Hari, tanggal • Tempat • Waktu

: Kamis, 10 januari 2019 : Puskesmas Jatilawang : 08.00-12.30 WIB

DATA IDENTITAS RESPONDEN Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan Status Asurasi Kesehatan

: Ny. N : 34 tahun : Perempuan : Linggar Jaya : Ibu Rumah Tangga : Menikah : BPJS

Subjektif • Keluhan utama : pusing di sebelah kanan • Riwayat penyakit sekarang : seorang pasien datang ke puskesmas jati lawing dengan keluha pusing berdenyut sebelah kanan sudah 2 hari yang lalu pasien juga mengatakan bahwa pasien juga mengeluhkan mual dan muntah

• • • • • •

Onset : 2 hari yang lalu Kulitas : menggangu aktivitas Kuantitas : 7 Faktor memperingan : minum obat Faktor memperberat : saat beraktivitas Keluhan tambahan : mual muntah, maag

• Riwayat penyakit dahulu : maag • Riwayat penyakit keluarga : • Riwayat sosial dan ekonomi : pasien datang dengan menggunakan BPJS, pasien tidak merokok dan minum alcohol

ttv • • • • •

TD Nadi RR T BB

: 100/70 mmHg : 80 kali per menit : 18 kali per menit : 36,5 derajat celcius : 55 kg

• Assesment : migraine

• Plan : antasid syrup vitamin B betahistine paracetamol

3x1 3x1 3x1 3x1

Definisi

epidemiologi Terjadi pada hampir 30 juta penduduk Amerika Serikat, 75% wanita. Migren dapat terjadi pada semua usia, biasanya muncul antara usia 10-40 tahun dan angka kejadiannya menurun setelah usia 50 tahun. Migren tanpa aura umumnya lebih sering dibandingkan migren disertai aura dengan persentase sebanyak 90%.

Etiologi

Faktor Risiko 1. Riwayat penyakit migren dalam keluarga 2. Perubahan hormon (estrogen dan progesteron) pada wanita, khususnya padafase luteal siklus menstruasi. 3. Makanan yang bersifat vasodilator (anggur merah, natrium nitrat), vasokonstriktor (keju, coklat), serta zat tambahan pada makanan. 4. Stres 5. Faktor fisik 6. Rangsang sensorik (seperti cahaya yang silau, bau menyengat) 7. Alkohol 8. Merokok

Patofisiologi

Manifestasi Klinis 1. Fase Prodormal 40-60% penderita migren. Gejalanya berupa perubahan mood, irritable, depresi, atau euphoria, perasaan lemah, letih, lesu, tidur berlebihan, menginginkan jenis makanan tertentu (seperticoklat) dan gejala lainnya. Gejala ini muncul beberapa jam atau hari sebelum fase nyeri kepala. Fase ini member pertanda kepada penderita atau keluarga bahwa akan terjadi serangan migren

2. Fase Aura Muncul bertahap selama 5-20 menit. Aura ini dapat berupa sensasi visual, sensorik, motorik, atau kombinasi dari aura-aura tersebut. Aura visual muncul pada 64% pasien dan merupakan gejala neurologis yang paling umum terjadi. Yang khas untuk migren adalah scintillating scotoma (tampak bintik-bintik kecil yang banyak), gangguan visual homonim, gangguan salah satu sisi lapang pandang, persepsi adanya cahaya berbagai warna yang bergerak pelan (fenomena positif).

3. Fase Nyeri Kepala • Nyeri kepala migren biasanya berdenyut, unilateral dan awalnya berlangsung di daerah frontotemporalis dan ocular, kemudian setelah 1-2 jam menyebar secara difus kearah posterior. Serangan berlangsung selama 4-72 jam pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak berlangsung selama 1-48 jam. Intensitas nyeri bervariasi, dari sedang sampai berat, dan • kadang sangat mengganggu pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

4. Fase Postdormal. Pasien mungkin merasa lelah, irritable, konsentrasi menurun, dan terjadi perubahan mood. Akan tetapi beberapa orang merasa ‘segar´ atau euphoria setelah terjadi serangan, sedangkan yang lainnya merasa depresi dan lemas. Gejala di atas tersebut terjadi pada penderita migren dengan aura, sementara pada penderita migren tanpa aura, hanya ada 3 fase saja, yaitu fase prodormal, fase nyeri kepala, dan fase postdormal.

Penegakan diagnosis

KRITERIA DIAGNOSIS MIGREN TANPA AURA A. Sekurang-kurangnya 10 kali serangan termasuk B-D B. Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 jam (tidak diobati ataupengobatan tidak adekuat) dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala C. Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua dari karakteristik sebagai berikut: • Lokasi unilateral • Sifatnya berdenyut • Intensitas sedang sampai berat • Diperberat dengan kegiatan fisik D. Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebutdi bawah ini: • Mual atau dengan muntah • Fotofobia atau dengan fonofobia E. Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut di bawah ini: • Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkanadanya kelainan organik • Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan.

KRITERIA DIAGNOSIS DENGAN AURA A. Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalam B B. Sekurang-kurangnya terdapa 3 dari 4 karakteristik tersebut dibawah ini: • Satu atau lebih gejala aura yang reversible yang menunjukkandisfungsi hemisfer dan/atau batang otak • Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih dari 4 menit, atau 2 atau lebih gejala aura terjadi bersama-sama • Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60 menit; bila lebih dari satu gejala aura terjadi, durasinya lebih lama. Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri kurang dari 60 menit, tetapi kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura C. Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut dibawah ini: • Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak menunjukkanadanya kelainan organik • Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga adanya kelainan organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan.

Diagnosis Banding • 1.Nyeri kepala tegang (tension headache) • 2.Nyeri kepala Kluster (cluster headache) • 3.Gangguan peredaran darah sepintas (Transient Ischemic Attack/ TIA)

Penatalaksanaan Terapi nonfarmakologis meliputi: • edukasi kepada penderita mengenai penyakit yang dialaminya • mekanisme penyakit • mengubah pola hidup dalam upaya menghindari pemicu serangan migraine. • tidur yang teratur • Makan yang teratur • olahraga • mencegah puncak stres melalui relaksasi, serta mencegah makanan pemicu.

Medikamentosa Non Spesifik a.Aspirin b.Acetaminophen c.Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID)

Spesifik a.Derivat Ergon b.Triptan

Prognosis • Migrain memiliki prognosis jaga panjang yang bervariasi pada setiap orang. Tingkat keparahan nyeri kepala dan frekuensi serangan cenderung berkurang seiring bertanbhnya usia. Secara umum prognosisnya baik dan tidak meningkatkan resiko kematian.

Related Documents

Dwi Putri Kkpi.pptx
December 2019 43
Dwi Racmat Ppt
November 2019 18
Dwi
July 2020 46

More Documents from ""

Kirim Nican.docx
May 2020 41
Sosiologi Full Print
October 2019 37
Pr.docx
October 2019 41
Untitled Document.pdf
May 2020 31