MANAJEMEN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI TIDAK LANGSUNG (INTANGIBLE) KELOMPOK 16 AGRIBISNIS 1 ASRI MAULIDANI SIREGAR (170304007) LISA SYAHFITRI PURBA (170304054)
Pengertian Manajemen Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Manajemen dapat juga didefinisikan sebagai upaya perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah untuk mencapai tujuan sesuai perencanaan dan efisien untuk melaksanakan pekerjaan dengan benar dan teroganisir.
Faktor Produksi Usaha tani Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, production factor dan korbanan produksi.Faktor produksi usaha tani adalah semua masukan atau korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau manajemen (pengelolaan). Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani dalam merencanakan mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi factor produksi yang dikuasai sehingga mampu memberikan produksi seperti yang diharapkan.
Tujuan Manajemen Tujuan manajemen usahatani pada khususnya adalah menjalankan perusahaan sedemikian rupa sehingga dari perusahaan itu diperoleh pendapatan yang semaksimal-maksimalnya secara terus menerus dengan pemakain sumberdaya-sumberdaya dan dana yang terbatas secara efektif dan efisien. Untuk mencapai manajemen tersebut seorang manajer harus selalu mempunyai sifat: agresif, adaftif, fleksibel, inovativ dan produktif. 1. Sifat Agresif seorang manajer harus selalu mencari dan mendapatkan kesempatan-kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang setinggi-tingginya baik di pasar maupun di dalam pemasaran ataupun di bidang mencari jenis-jenis tanaman baru atau berusaha menekan biaya pokok dari barang yang di hasilkan. Agresif berarti pula bahwa si pengusaha/ manajer harus memegang inisiatif, prakarsa dalam segala hal tanpa menunggu ada perintah dari orang lain. 2. Sifat Adaptif manajer harus mempunyai kemampuan untuk menyusuaikan diri dengan kondisi yang berubah-rubah, yang mungkin menimbulkan kerugian ataupun keuntungan kepadanya, maka kesempatan tersebut harus di gunakan sebenar-benarnya.
3. Sifat Fleksibel Dalam pengertian bahwa si pengusaha dalam menghadapi tantangan-tantangan dari luar tidak seharusnya menantang atau melawan sehingga bertumbukan dengan yang lain. 4. Sifat Inovatif Berarti bahwa si pengusaha harus selalu bertujuan untuk memperbaharui usaha-usahanya, dala arti mencari akal-akal bary, jenis-jenis usaha baru dengan tujuan yang sama, yaitu memperoleh hasil yang setinggi – tingginya, biaya pokok produk serendah-rendahnya, serta pendapatan yang setinggi-tingginya tanpa merugikan kepentingan pihak lain atau petani lain. 5. Sifat Produktif Berarti bahwa setiap pengusaha/manajer usahatani harus mampu menciptakan kegiatan yang menghasilkan produk yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi perusahaan maupun bagi keluarga. 6. Sikap Proaktif Artinya bahwa sikap yang tidak menunggu tetapi menjemput bola dengan penuh perhitungan dengan risiko terendah.
Manajemen sebagai Faktor Produksi tidak langsung (intangible) dalam Usahatani Manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan sumberdaya yang tersedia bagi organisasi. Kemampuan manajer untuk mencapai hasil melalui orang lain menentukan dalam manajemen yang baik. Seni bukan ilmu, karena manajemen terkait dengan manusia, maka harus memandang prinsip- prinsip manajemen sebagai persamaan yang tidak sempurna. Manajemen sebagai sumber daya yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu usahatani. Jumlah produksi dan keberhasilan suatu usahatani tergantung siapa yang mengelolanya. Dengan kata lain, manajemen sebagai sumber daya sangat dipengaruhi oleh human capitalpengelola usahatani sebagai kunci keberhasilah suatu usahatani tersebut.
Peran petani sebagai manajer meliputi empat aktivitas sebagai berikut: 1. Aktivitas Teknis - Memutuskan akan memproduksi apa dan bagaimana caranya. - Memanfaatkan lahan. - Membuat gambaran tentang teknologi dan peralatan yang akan digunakan serta implikasinya pada penggunaan tenaga kerja - Memutuskan skala usaha. 2. Aktivitas Komersial - Menghitung berapa dan apa saja input yang dibutuhkan baik yang telah punyai maupun yang akan dicari. - Menentukan kapan, dari mana, dan beberapa jumlah input yang diperoleh. - Mengestimasi penggunaan input dan produksi yang akan diperoleh. - Menentukan pemasaran hasil, kepada siapa, di mana, kapan, dan kualitas produksi atau hasil.
3. Aktivitas Finansial - Mendapatkan dana dari sendiri, dari pinjaman kredit bank atau kredit yang lain. - Menggunakan dana untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan (Jangka panjang). - Mengestimasi kebutuhan dana untuk jangka panjang yang akan datang (investasi untuk penggantian alat — alat atau perluasan usaha). 4. Aktivasi Akuntansi - Membuat catatan tentang semua transaksi baik bisnis maupun pajak. - Membuat laporan. - Menyimpan data tentang usahanya.
Pemahaman prosedur manajemen sangat penting bagi petani terutama dalam hal pemecahan masalah. Petani sebagai manajer harus benar-benar menguasai masalah yang timbul dalam usahataninya. Untuk mengetahui dan memecahkan masalah tersebut, ada beberapa tahapan yang harus dilalui seorang petani sebagai manajer. Pertama, petani harus mengetahui apa akar permasalahannya dan bukan hanya gejala atau penampakan sesaat saja. Kedua, petani harus mengumpulkan data dan fakta yang ada. Ketiga, petani harus mampu mengevaluasi dan menemukan alternatif pemecahan masalah. Keempat, sebagai manajer, seorang petani harus mampu mengambil keputusan untuk bertindak mengatasi permasalahan yang timbul tersebut.
Untuk membantu membuat keputusan yang tepat, petani dapat melakukannya dengan berbagai cara. Misalnya sebagai berikut; 1. secara intuisi yaitu berdasarkan pada keyakinan dan perasaan sendiri. 2. secara memohon bantuan kepada kekuatan gaib. Contohnya bila kesulitan air, akan sembahyang meminta hujan. 3. Secara memohon bantuan kekuatan duniawi. Contohnya memohon bantuan kepada dukun. 4. secara akal sehat yaitu mendasarkan diri pada pengetahuan dan kemampuan sendiri yang menurut pendapatnya merupakan keputusan yang paling tepat tanpa mendengarkan pendapat orang lain. 5. secara logika murni, yaitu dengan kemampuan sendiri membuat beberapa alternatif, lalu menimbang dan akhirnya mengambil satu yang paling tapat dan sesuai. 6. secara metode ilmiah, yaitu menurut prosedur dan sistematis seperti berikut. - mencari hakekat masalahnya. - Mengumpulkan data dan fakta yang relevan - Mengolah dan menganalisis - Menemukan beberapa alternatif. - Menetukan cara pemecahan yang baik. - Memperoleh hipotesis, pengujian, evaluasi, kemudian diputuskan apakah cara pemecahan tersebut dilaksanakan atau tidak.
Kesulitan — kesulitan petani dalam mengambil keputusan dikarenakan bebrapa hal seperti berikut: 1. kurang memiliki hubungan dengan dunia luar sehingga kurang tanggap mengenai perubahan harga baik harga faktor produksi maupun produksinya. 2. Kurangnya pengetahuan mengenai teknologi mutakhir, misalnya dosis, cara pemberian, dan kapan harus dilaksanakan. 3. kurang pengetahuan mengenai pemasaran misalnya waktu, cara penjualan, dimana harus dijual, grading, dan angkutan. 4. kurang pengetahuan mengenai dua hal berikut. - Pembayaran jangka pendek atau operasional, seperti adanya kredit KUT (Kredit Usahatani) - Jangka panjang misalnya bagaimana mencari bantuan untuk peremajaan tanaman keras, kurang pengetahuan mengenai pengelolaan hasil dan pendapatan. 5. kurang pengetahuan mengenai. - Factor-product Relationship - Factor-factor Relationship - Factor-factor Relationship - Time Relationship