Positive Thinking

  • Uploaded by: Ervan Abu Nangim
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Positive Thinking as PDF for free.

More details

  • Words: 691
  • Pages: 2
Inspiring healthy life With the power positive thinking Oleh: Ervan Abu N

There are only two ways to look at life; Either everything is a miracle or nothing is a miracle Albert Einstein Berpikir positif, suatu istilah yang menarik untuk dibahas. Mengapa? Karena istilah tersebut menimbulkan suatu pemikiran lain, yaitu, apakah ada berpikir negatif? Dan benarkan pikiran seseorang dapat dikategorikan menjadi positif dan negatif? Untuk memulai pembahasan ini saya ingin memberi definisi istilah berpikir positif tersebut. Mari kita sepakati bahwa berpikir positif adalah seperti kata Einstein, yaitu melihat dunia sebagai suatu kejaiban, pada setiap saat. Dengan demikian berpikir positif dapat dikatakan sebagai cara pandang atau persepsi seseorang atas peristiwa yang setiap saat terjadi padanya sebagai sesuatu yang memiliki dampak baik pada akhirnya. Orang yang memiliki pandangan positif seperti ini biasanya disebut sebagai orang yang optimis, sedangkan orang yang memiliki pandangan sebaliknya, dikatakan sebagai orang yang pesimis. The optimist sees opportunity in every difficulty; The pessimist sees difficulty in every opportunity Winston Churchill Lalu apa ciri dari orang optimis dan pesimis ini? Kata Churchill, kita bisa mengetes apakah orang tergolong optimis atau pesimis dengan cara melihat bagaimana mereka bereaksi terhadap suatu kesempatan dan kesulitan. Saat ada ide-ide baru yang dimunculkan, bagaimana reaksi orang? Itulah salah satu parameter apakah orang itu optimis atau pesimis. Dalam bahasa yang lebih mudah, kata-kata apa yang diucapkan, apakah ”ini sulit, tapi mungkin” atau ”ini mungkin, tapi sulit.” Manakah yang lebih baik? Optimis atau pesimis? Dengan berat hati saya katakan, dua-duanya sama, tidak ada yang lebih baik. Tergantung pada situasi yang sedang dihadapi. Tidaklah bijak untuk optimis dengan menutup mata dari situasi nyata yang sedang berkembang. Dan sebaliknya, akan jelek dampaknya, apabila belum apa-apa kita sudah takut duluan. Akan saya beri contoh, katakanlah kita orang yang sangat optimis, lalu ingin menjual es krim pada orang eskimo. Menurut Anda, akankah optimisme kita membawa hasil sesuai yang kita harapkan, suatu profit yang luar biasa. Saya rasa akan sulit. Optimisme akan tepat diterapkan, misalnya, saat kita optimis menang lomba karya tulis ilmiah. Karena segalanya jelas, aturannya jelas, kompetsisinya jelas, ada dukungan bagi kita, dan lain sebagainya. Begitupun dengan pesimisme, tidak tepat digunakan saat kita sedang memimpin tim kita untuk melaksanakan suatu misi, atau apabila sedang mengajar. Bayangkan jika ada guru berkata pada muridnya, ”susah lho pelajaran ini, saya aja dulu ngga bisa, apalagi kamu” Ervan Abu N | 08562151410 | [email protected] | Seminar Inspiring healthy life With the power positive thinking | Maret 2009|

Namun, pesimisme akan sangat tepat pada sesi-sesi dimana banyak rekan kita yang terlalu berkhayal dan berharap banyak pada sesuatu yang belum pasti. Misalnya rekan kita sangat yakin akan bisa menikah dengan artis sinetron yang tidak mengenal dirinya. Action may not always bring happiness, But there is no happiness without action Benjamin Disraeli Dari sini, saya harap kita sudah sepaham bahwa optimisme dan pesimisme sama-sama diperlukan. Adanya kedua hal ini akan memberikan keseimbangan dalam kehidupan kita. Ada kalanya kita tancap gas dengan optimisme kita, namun, pada waktunya, kita perlu menginjak rem dengan pesimisme. Kemudian, ada satu hal lagi yang nampaknya perlu menjadi perhatian. Yaitu manusia cenderung menghabiskan waktu pada salah satu mode, antara optimis dan pesimis. Dengan demikian, perlu tampaknya kita membahas kutipan Disraeli. Tidak peduli apakah Anda sedang optimis atau pesimis, selama mode yang Anda gunakan menggerakan Anda untuk bertindak. Orang akan mengacaukan keseimbangan hidupnya saat itu berfokus pada salah satu mode optimis atau pesimis, dan saat ia berada pada mode itu, ia jadi tidak bertindak. Contoh, karena saya optimis dengan daya tahan tubuh saya, saya menunda makan, hasilnya saya kena maag. Contoh lain, karena saya pesimis bisa menjadi juara, akhirnya saya tidak jadi mendaftar untuk ikut perlombaan Tidak peduli mode mana yang Anda pakai, itu terserah Anda. Pastikan saja bahwa mode yang Anda gunakan akan membuat Anda gerah dan tidak tahan untuk bertindak. Anda optimis untuk bisa menjadi penulis, sehingga Anda menghabiskan puluhan megabyte dalam bentuk file word berisi karangan Anda, itu bagus sekali. Karena optimisme Anda menggerakkan Anda. Anda pesimis lolos tes CPNS lalu Anda belajar mati-matian, itu bagus, karena membuat Anda bertindak. Selamat bertindak.

Ervan Abu N | 08562151410 | [email protected] | Seminar Inspiring healthy life With the power positive thinking | Maret 2009|

Related Documents

Positive Thinking
October 2019 27
Positive Thinking
April 2020 8
Positive Thinking
April 2020 15
Positive Thinking
June 2020 11

More Documents from ""

Bosanology
May 2020 6
Bosanology
December 2019 13
Motivasi Kepemimpinan
December 2019 19
Positive Thinking
April 2020 15
Kebersamaan
April 2020 11