Pembahasan a. Pembebanan pada gardu distribusi Gardu distribusi merupakan salah satu Komponen dari suatu sistem distribusi PLN yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke Konsumen atau untuk mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen atau pelanggan, baik itu pelanggan tegangan menengah maupun pelanggan tegangan rendah. Gardu distribusi terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah ( PHB-TM ), Transformator Distribusi, dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah ( PHBTR ) Untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan menengah ( TM 20 KV ) maupun Tegangan rendah ( TR 220/380 Volt ). Bagian utama dari gardu distribusi adalah transformator. Trafo Distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen dengan kapasitas atau rating sesuai yang dibutuhkan. Kerusakan pada Trafo Distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Trafo distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan menengah 20kv menjadi 230/400V. Pemilihan rating Trafo Distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo Distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen. Daya pengenal trafo distribusi 3 fasa berdasarkan SPLN D3.002-1:2007 rating yang sering digunakan adaah 50, 100, 160, 200, 250, 315, 400, 500, 630, 800,1000,1250, dan 1600. Berikut adalah data spesifikasi gardu distribusi yang ada :
Berdasarkan trafo yang digunakan yaitu 100KV maka perhitungan untuk rating komponen lainnya sebagai berikut :
Dari data spesifikasi gardu distribusi yang ada dan rating komponen dari trafo distribusi 100kV maka dapat dilakukan up rating hingga 250kV dengan perhitungan yang sama. Apabila up rating dilakukan lebih dari 250kV maka secara mekanis daya topang tiang akan berkurang. Berikut adalah tabel up rating yang dilakukan dengan perhitungan seperti pada daya 100KV :
b. Pembumian Pembumian adalah satu tindakan dasar dan sangat penting untuk menjamin keamanan dan keandalan operasi sistem tenaga listrik dan memastikan keselamatan manusia dalam keadaaan gangguan tanah di sistem tenaga listrik. Fungsi Pembumian 1. Mengalirkan arus gangguan ke bumi 2. Membuang arus muatan statis ke bumi 3. Mengamankan terhadap bahaya tegangan sentuh/ tegangan langkah Tujuan Pembumian : 1. Membatasi tegangan antara bagian peralatan yang tidak dialiri arus dengan antara bagian tersebut dengan tanah sampai suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi. 2. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik berbahya bagi orang dalam daerah tersebut. 3. Pembumian arrester bertujuan untuk pengamanan peralatan atau system dari sambaran petir agar peralatan tidak mengalami kerusakan.
Fungsi Pembumian 1. Mengalirkan arus gangguan ke bumi 2. Membuang arus muatan statis ke bumi 3. Mengamankan terhadap bahaya tegangan sentuh/ tegangan langkah Tujuan Pembumian : 1. Membatasi tegangan antara bagian peralatan yang tidak dialiri arus dengan antara bagian tersebut dengan tanah sampai suatu harga yang aman untuk semua kondisi operasi. 2. Mencegah terjadinya tegangan kejut listrik berbahya bagi orang dalam daerah tersebut. 3. Pembumian arrester bertujuan untuk pengamanan peralatan atau system dari sambaran petir agar peralatan tidak mengalami kerusakan. Berdasarkan PUIL 2000 kelayakan pembumian harus bisa mendapatkan nilai tahanan sebaran maksimal 5 ohm dengan menggunakan earth tester, namun untuk daerah yang resitan jenis tanahnya sangat tinggi, maka resistan pembumian totalseluruh sistemboleh mencapai 10 Ohm. Maka dari hasil pengukuran tahanan pembumian dengan metode 2 yang ditunjukkan pada tabel 1, tahanan pembumian itu sudah sesuai dengan standar PLN karena nilainya kurang dari 5 ohm. Nilai Tahanan suatu system pembumian diharapkan serendah mungkin, elektroda pembumian yang ditanamkan di dalam tanah diharapkan langsung memperoleh tahanan yang rendah, namun hal itu sangat diperoleh. Ada beberapa factor yang mempengaruhi nilai tahanan pembumian, diantaranya : 1. Faktor internal a. Bentuk Elektroda b. Jenis bahan dan ukuran elektroda c. Jumlah atau konfigurasi elektroda d. Kedalaman Penanaman di dalam tanah
2. Faktor Eksternal a. Sifat Geologi atau karakteristik tanah b. Komponen zat kimia dalam tanah c. Kandungan air tanah d. Temperatur Tanah
Pembumian pada gardu distribusi dilakukan pada arrester, titik netral trafo, body trafo, dan body LV Board. Seperti pada umumnya, pada praktikum dilakukan pembumian terpisah pada titik netral dan body trafo dan LV board. Hal ini dilakukan untuk menghindari short sirkit agar arus tidak langsung mengalir ke peralatan listrik di dekatnya.
Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan: 1. Gardu distribusi merupakan salah satu Komponen dari suatu sistem distribusi PLN yang berfungsi untuk mendistribusikan tenaga listrik dari jaringan tegangan menengah 20 kv ke Konsumen dengan tegangan 230/400v 2. Gardu distribusi terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah ( PHBTM), Transformator Distribusi, dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah ( PHBTR ) Untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan menengah ( TM 20 KV ) maupun Tegangan rendah ( TR 220/380 Volt ). Komponen yang terdapat pada PHBTM adalah FCO, DS, NH fuse, bus bar, penghantar inlet dan outlet
3. Up rating trafo distribusi agar komponen pada LV board tidak perlu dirubah lagi dapat dilakukan dengan daya pengenal trafo distribusi 160, 200 dan 250 4. Pembumian pada gardu distribusi dilakukan pada arrester, titik netral trafo, body trafo, dan body LV Board. Pembumian arrester dan body trafo dan lv boar dilakukan terpisah untuk menghindari terjadinya kerusakan peralatan saat terjadi short sirkit.