BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Berdasarkan data statitik WHO, rata-rata kasus stunting Indonesia tahun 2007-2014 mencapai 36,4%, menempati urutan ke-25 dari 193 negara. Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat prevalensi balita stunting pada tingkat Nasional mencapai 37,2%, hal ini berarti bahwa prevalensi stunting pada balita mengalami peningkatan sebesar 1,6% dari tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%). Prevalensi pendek secara nasional terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek. Menurut laporan hasil pelaksanaan PSG (Penilaian Status Gizi) Jawa Tengah 2015, prevalensi balita pendek 18% dan sangat pendek 6,8%. Prevalensi
stunting
tertinggi
Jawa
Tengah
yaitu
di
Kabupaten
Temanggung sebesar 13,4% untuk balita sangat pendek. Banyak faktor yang mempengaruhi stunting, diantaranya adalah status gizi, panjang badan lahir, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan dan tinggi badan orang tua. Status gizi ibu hamil pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang di kandung. Untuk kesehatan ibu selama kehamilan maupun pertumbuhan dan aktifitas diferensiasi janin, maka ibu dalam keadaan hamil harus cukup mendapat makanan bagi dirinya sendiri maupun bagi janinnya (Paath dkk, 2001). Angka kematiaan ibu dan bayi serta bayi
1
2
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang tinggi, pada hakekatnya juga ditentukan oleh status gizi ibu hamil. Ibu hamil dengan status gizi buruk atau mengalami (kurang Energi Kronik) KEK cenderung melahirkan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Faktor predisposisi yang menyebabkan KEK adalah asupan nutrisi yang kurang dan adanya faktor medis seperti terdapatnya penyakit kronis. KEK pada ibu hamil dapat berbahaya baik bagi ibu maupun bayi, risiko pada saat prsalinan dan keadaan yang lemah dan cepat lelah saat hamil sering dialami oleh ibu yang mengalami KEK (Direktorat Bina Gizi dan KIA, 2012). Kekurangan energi secara kronis menyebabkan cadangan zat gizi yang dibutuhkan oleh janin dalam kandungan tidak adekuat sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan baik pertumbuhan maupun perkembangannya. Status KEK ini dapat memprediksi nantinya, kekurangan
ibu gizi
yang
mengalami
KEK
hasil luaran
mengakibatkan
masalah
pada bayi saat masih dalam kandungan sehingga
melahirkan bayi dengan panjang badan pendek (Najahah, 2013). Selain itu, ibu hamil dengan KEK berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Panjang badan lahir rendah dan BBLR dapat menyebabkan stunting bila asupan gizi tidak adekuat. Hubungan antara stunting dan KEK telah diteliti di Yogyakarta dengan hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa ibu hamil dengan riwayat KEK
3
saat hamil dapat meningkatkan risiko kejadian stunting pada anak balita usia 6-24 bulan (Sartono, 2013). Panjang badan lahir pendek merupakan salah satu faktor risiko stunting pada balita. Panjang badan lahir pendek bisa disebabkan oleh faktor genetik yaitu tinggi badan orang tua yang pendek, maupun karena kurangnya pemenuhan zat gizi pada masa kehamilan. Panjang badan lahir pendek pada anak menunjukkan kurangnya zat gizi yang diasup Ibu selama masa kehamilan, sehingga pertumbuhan janin tidak optimal yang mengakibatkan bayi yang lahir memiliki panjang badan lahir pendek. Panjang badan lahir berkaitan erat dengan tinggi badan orang tua. Ibu dengan tinggi badan pendek lebih berpeluang untuk melahirkan anak yang pendek pula. Penelitian di Mesir menunjukkan bahwa anak yang lahir dari Ibu dengan tinggi badan kurang dari 150 cm lebih berisiko untuk tumbuh stunting. Selain panjang badan lahir dan tinggi badan orang tua, status ekonomi keluarga dan pendidikan orang tua juga merupakan faktor risiko kejadian stunting pada balita. Status ekonomi keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan orang tua dan jumlah anggota keluarga. Status ekonomi keluarga akan mempengaruhi kemampuan pemenuhan gizi keluarga maupun kemampuan mendapatkan layanan kesehatan. Anak pada keluarga dengan pendapatan perkapita rendah lebih berisiko mengalami stunting karena kemampuan pemenuhan gizi yang rendah, meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi.
4
Tingkat pendidikan orang tua yang rendah juga disinyalir meningkatkan risiko malnutrisi pada anak. Tingkat pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap pengetahuan orang tua terkait gizi dan pola pengasuhan anak, dimana pola asuh yang tidak tepat akan meningkatkan risiko kejadian stunting. Faktor lain yaitu paritas yang termasuk risiko tinggi adalah ibu yang pernah hamil atau melahirkan anak 4 kali atau lebih , jarak anak yang tergolong risiko tinggi ≤ 2 tahun dan , tinggi badan yang termasuk risiko tinggi 145 cm atau kurang , yang tergolong risiko tinggi berdasarkan riwayat obstetrik jelek meliputi persalinan yang lalu dengan tindakan, bekas operasi caesarea, penyakit ibu, pre-eklamsi ringan, hamil kembar, hidramnion/ hamil kembar air, janin mati dalam kandungan, hamil lebih bulan, kelainan letak, perdarahan antepartum, dan pre-eklamsi berat / eklamsi. Dampak yang dapat terjadi pada ibu hamil risiko tinggi yaitu keguguran, persalinan prematur, mudah terjadi infeksi, anemia pada kehamilan, gestosis, serta kematian ibu yang tinggi (Saifuddin, 2005). Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kehamilan risiko tinggi adalah dengan meningkatkan cakupan pelayanan antenatal, kemudian kepada semua ibu hamil diberikan perawatan dan skrining antenatal untuk deteksi dini secara pro-aktif, yaitu
mengenal masalah yang perlu
diwaspadai dan menemukan secara dini adanya tanda bahaya dan faktor risiko pada kehamilan, meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan kondisi dan faktor risiko yang ada pada ibu hamil, serta meningkatkan
5
akses rujukan yaitu dengan pemanfaatan sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan ibu sesuai dengan faktor risikonya melalui rujukan terencana bagi ibu / janin risiko tinggi masih sehat , ibu ada gawat darurat obstetrik misalnya eklamsi dan ibu dengan komplikasi obstetrik dini (Rochjati, 2003). Pelayanan kesehatan juga menjadi salah satu faktor kejadian stunting. Sebuah penelitian menyatakan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan berhubungan negatif dengan prevalensi panjang badan lahir pendek artinya semakin rendah pemanfaatan pelayanan kesehatan maka semakin tinggi prevalensi panjang badan lahir pendek. Pemanfaatan pelayanan kesehatan rendah akan berhubungan positif dengan prevalensi panjang badan lahir pendek bila risiko kehamilan tinggi (Astuti, 2015). Dampak jangka pendek dari stunting pada balita diantaranya yaitu ISPA dan diare, berdasarkan penelitian yang berjudul hubungan kejadian stunting dengan frekuensi penyakit ispa dan diare pada balita usia 12-48 bulan di wilayah kerja puskesmas Gilingan Surakarta didapatkan bahwa kejadian ISPA lebih sering terjadi pada balita stunting 85.2% dibandingkan dengan balita normal 14.8%, Hal serupa terjadi pada kejadian diare dimana sering terjadi pada balita stunting 68.7% dibandingkan balita normal 31.3%. Kekurangan gizi kronis pada masa bayi, ditandai dengan stunting, telah dikaitkan dengan fungsi kognitif yang buruk. Kami menilai efek dari stunting, penyakit diare, dan infeksi parasit pada masa bayi pada fungsi
6
kognitif pada akhir masa kanak-kanak. Selama 2 tahun pertama kehidupan, 46 (32%) dari 143 anak-anak pertumbuhannya terhambat. Anak-anak dengan stunting parah di tahun kedua kehidupan mencetak 10 poin lebih rendah pada tes WISC-R dari anak-anak tanpa stunting parah. Kegagalan pertumbuhan (stunting) pada anak usia di bawah lima tahun (balita) dapat menyebabkan berbagai gangguan perkembangan, termasuk perkembangan kognitif dan motorik. Penelitian yang dilakukan dilakukan pada 73 anak usia 3-5 tahun di Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menunjukkan bahwa anak balita berstatus gizi tergolong pendek tingkat perkembangan kognitif (54,8%) dan motorik halus (68,5%) anak tergolong rendah, sementara tingkat perkembangan motorik kasar anak tergolong sedang (41,1%). Dalam jangka panjang khususnya bagi wanita, stunting dapat berdampak pada status kesehatan dan perkembangan janin ketika mengandung. Besar kemungkinan bayi meninggal dan apabila hidup akan terhambat pertumbuhannya dan mengalami komplikasi medis yang serius. Velasquez-Melendez dkk mempelajari populasi di Sa~o Paulo, Brazil, di mana 20% dari laki-laki dan 15% dari perempuan terhambat pertubuhannya. Para peneliti mengamati bahwa individu yang stunting memiliki gula darah puasa lebih tinggi, trigliserida tinggi, low- density lipoprotein kolesterol lebih tinggi, dan kolesterol total lebih tinggi dari orang dewasa non-stunted. Stunting pada wanita juga terkait dengan tinggi BMI, rasio pinggang-pinggul, dan obesitas sentral. Bukti epidemiologi
7
mendukung hubungan stunting pada balita dengan obesitas dewasa serta penyakit degeneratif kronis di Brasil, Rusia, China, dan Afrika Selatan. Berdasarkan hasil Pengambilan Data Dasar (PDD) di Desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 2016 diketahui beberapa masalah gizi antara lain sekitar 5,9% balita mengalami stunting, gizi kurang 5,9% dan 5,9% balita
kurus. Faktor langsung yang
mempengaruhi balita stunting diantaranya asupan energi dan asupan protein yang kurang, faktor tidak langsung yang juga ikut berperan, misalnya sikap ibu balita yang tidak mendukung dan pengetahuan ibu balita yang kurang. Sedangkan pada ibu hamil, sekitar 11,1 % ibu hamil Desa Karangawen mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronik). Hasil PDD menunjukkan bahwa asupan energy dan protein pada balita dengan kategori sangat yaitu 5,9%. Sedangkan pada ibu hamil dengan katagori asupan energy dan protein defisit yaitu 16,7%. Faktor tidak langsung dari status gizi ibu hamil antara lain: sikap ibu hamil, dan pengetahuan ibu hamil. Berdasarkan hasil PDD didapatkan sikap ibu hamil dengan kategori tidak mendukung sebesar 61,1%, pengetahuan ibu hamil dengan katagori sedang sebanyak 38,9%. Berdasarkan gambaran permasalahan gizi di atas, maka perlu dilakukan upaya intervensi untuk memperbaiki status gizi balita dan ibu hamil berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi balita dan ibu hamil di desa Karangawen yang telah diidentifikasi.
8
B. Tujuan 1.
Tujuan Umum a. Balita Meningkatkan status gizi balita desa Karangawen sehingga tercapai kondisi kesehatan yang optimal khususnya dengan meningkatkan asupan energi balita, asupan protein balita, pegetahuan ibu balita,
sikap ibu
balita, dan pendapatan perkapita. b. Ibu Hamil Meningkatkan status gizi ibu hamil desa Karangawen dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal khususnya dengan meningkatkan asupan energi, asupan protein, pengetahuan, sikap ibu hamil, dan pendapatan perkapita. 2.
Tujuan Khusus a. Anak Balita 1) Meningkatkan kecukupan energi pada anak balita di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 2) Meningkatkan kecukupan protein pada anak balita di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 3) Meningkatkan pengetahuan gizi ibu balita yang sedang di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak dari 70,6% menjadi 90% 4) Menurunkan tingkat penyakit infeksi balita di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
9
5) Memperbaiki sikap ibu balita yang tidak mendukung di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 6) Meningkatkan pendapatan keluarga di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak b. Ibu Hamil 1) Meningkatkan kecukupan energi pada ibu hamil di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 2) Meningkatkan kecukupan protein pada ibu hamil di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 3) Meningkatkan pengetahuan gizi ibu hamil di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak dari 61,1% menjadi 86,5% 4) Memperbaiki sikap ibu hamil yang tidak mendukung di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak 5) Meningkatkan pendapatan keluarga di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak
C. Waktu Pelaksanaan Program Kegiatan ini akan dilaksanakan pada November 2016. D. Sasaran Program Semua masyarakat di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, khususnya anak balita, ibu balita dan ibu hamil.
10
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
A. Perumusan Masalah Dari hasil Pengambilan Data Dasar (PDD) di Desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak pada tanggal 9 Mei sampai dengan 18 Mei 2016 terhadap 17 anak balita usia 0-59 bulan dan 18 sampel ibu hamil, terdapat permasalah : 1. Balita a. Asupan energy balita yang memiliki kategori defisit sebanyak 29,4%. b. Asupan Protein balita yang memiliki kategori defisit sebanyak 5,9%. c. Kategori status gizi balita berdasarkan PB/U atau TB/U yang stunting sebanyak 5,9%. d. Kategori status balita berdasarkan BB/U 5,9% balita gizi kurang e. Kategori status gizi BB/TB yaitu sangat kurus sebanyak 5,9 %. f. Pengetahuan ibu balita dengan kategori sedang sebesar 70,6%. g. Sikap ibu balita di desa Karangawen dengan kategori tidak mendukung 64,7%. 2. Ibu Hamil a. Status ibu hamil KEK sebanyak 11,1% dan tidak KEK 88,9 %. b. Asupan energi dengan kategori defisit sebanyak 16,7%. c. Asupan protein dengan kategori defisit sebanyak 44,4%. d. Pengetahuan gizi ibu hamil di desa Karangawen dengan kategori sedang sebanyak 61,6 %, dan baik sebanyak 38,9 %.
11
e. Sikap ibu hamil di desa Karangawen dengan kategori tidak mendukung 61,6 % dan kategori mendukung sebanyak 38,9 %. f. Pendapatan per kapita dengan kategori tidak miskin sebanyak 100 %. g. Asupan energi kategori defisit dengan status gizi KEK sebanyak 33,3% dan asupan energy kategori deficit dengan status gizi tidak KEK 66,7% h. Asupan protein kategori defisit dengan status gizi KEK sebanyak 33,3 % dan asupan protein defisit dengan status gizi tidak KEK 66,7 %.
B. Penentuan Prioritas Masalah Perencanaan
prioritas
ditentukan dengan
menggunakan
metode
Hanlon
(Kuantitatif) 1.
Penentuan Prioritas Masalah Pada Anak Balita Kriteria dan Bobot A=
B=
C=
Inventarisasi Masalah
Prioritas NPD
D
NPT
Besar
Kegaw
Kemud
Masala
atan
ahan
7
7
7
98
11111
490
III
7
6
7
91
11111
455
IV
Masalah
h 1. Asupan
Energi
Anak Balita 2. Asupan Protein
12
Anak Balita 3. Sikap Ibu Balita
8
7
7
105
11111
525
II
8
8
8
128
11111
640
I
4
4
5
40
10111
160
V
D
NPT
4. Pengetahuan Ibu Balita 5. Pendapatan perkapita
2.
Penentuan Prioritas Masalah Pada Ibu Hamil Kriteria dan Bobot A=
B=
C=
Inventarisasi Masalah
Prioritas Besar
Kegaw
Kemud
NPD
Masala
atan
ahan
5
4
8
72
11111
360
IV
5
5
8
80
11111
400
III
8
6
7
98
11111
490
II
Masalah
h 1. Asupan
Energi
Ibu Hamil 2. Asupan Protein Ibu Hamil 3. Sikap Ibu Hamil
13
4. Pengetahuan 9
9
8
144
11111
720
I
4
4
5
40
10111
160
V
Ibu Hamil 5. Pendapatan perkapita
Keterangan : A
= Besar masalah ; % atau jumlah kelompok/penduduk yang terkena masalah. Skor 0 – 10 (Kecil – Besar)
B
= Kegawatan masalah ; tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu dan keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait dalam penyelesaian masalah. Skor 0 – 10 (tidak gawat – sangat gawat)
C
=
Efektivitas/kemudahan
penanggulangan
masalah,
dilihat
dari
perbandingan antara perkiraan hasil/menfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana, dan cara) untuk mentelesaikan masalah. Skor 0 – 10 (Sulit – mudah) D
= PEARL Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan pemecahan masalah Skor 0 : Tidak dan 1: Iya P
; Propriathess (Kesesuaian, kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai kebijakan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait.
14
E
; Economic feasibility (Kelayakan dari segi pembiayaan)
A
;Acceptability (Situasi penerimaan masyarakat dan instansi terkait/instansi diatasnya.
R
;Resources Availability (Ketersediaan sumber daya (tenaga, sarana/peralatan,waktu) untuk memecahkan masalah.
L
; Legality (Dukungan aspek hukum/perundang-undangan/peraturan terkait seperti peraturan pemerintah/juklak/juknis/protap.)
NPD
= Nilai Prioritas Dasar = (A+B) x C
NPT
= Nilai Prioritas Total = (A+B) x C x D
Kesimpulan : Dengan adanya perhitungan diatas, didapatkan urutan prioritas masalah sebagai berikut : Anak Balita
Masalah dengan prioritas pertama yaitu pengetahuan ibu balita
Masalah dengan prioritas kedua yaitu sikap ibu balita
Masalah dengan prioritas ketiga yaitu asupan energi balita
Masalah dengan prioritas ketiga yaitu asupan protein balita
Masalah dengan prioritas kelima yaitu ekonomi
Ibu Hamil
Masalah dengan prioritas pertama yaitu pengetahuan ibu hamil.
15
Masalah dengan prioritas kedua yaitu sikap ibu hamil.
Masalah dengan prioritas kelima yaitu asupan protein ibu hamil
Masalah dengan prioritas ketujuh yaitu asupan energi ibu hami.
Masalah dengan prioritas ke lima ekonomi ibu hamil
16
BAB III ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DAN RENCANA MASALAH
A. Alternatif Pemecahan Masalah
1.
Penyuluhan dan Demonstrasi MP-ASI Ibu Balita
2.
Penyuluhan pada kelas Ibu Hamil
3.
Penyuluhan pada TK
4.
Penyuluhan di SD
5.
Pemberian asuhan gizi bagi balita yang gizi buruk dan gizi kurang
6.
Pemberian asuhan gizi ibu hamil KEK
7.
Pengembangan Produk
8.
Kreasi Pangan Lokal
17
B. Rencana Kegiatan 1.
MMD (Musyawarah Mufakat Desa) Tempat
: Balai Desa
Tujuan
: Penyampaian laporan hasil PDD kepada masyarakat Desa Karangawen dan kegiatan yang akan dilakukan pada saat intervensi.
Sasaran
: Perangkat desa Karangawen, kader posyandu, tokoh masyarakat dan petugas kesehatan (bidan desa).
Materi
: Perencanaan program intervensi.
Metode
: Ceramah, diskusi, dan tanya jawab.
Media
: Mikrofon, papan tulis, dan program perencanaan intervensi.
Waktu
: 1 hari (08.00- selesai)
Besar Dana : Rp. 150.000,Evaluasi
: Kehadiran dan keaktifan sasaran kegiatan yaitu ≥ 75%
Penanggung jawab : Lulu Nisa Nur A. 2. Penyegaran Kader Tempat
: Posyandu
Tujuan
: Menambah wawasan pengetahuan dan ketrampilan kader ( antropometri)
Sasaran
: Kader Posyandu Desa Karangawen
Materi
: Cara Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan dengan benar
18
Metode
: Ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek
Media
: Modul Pengukuran Antropometri
Waktu
: 1 hari (08.00- selesai)
Besar Dana : Rp. 100.000,Evaluasi
: Pemahaman kader mengenai materi yang disampaikan dengan adanya post test dan pre test dengan pemahaman ≥ 75%
Penanggung jawab : Ajeng Winarsih P. 3.
Kompetensi 1 (Melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Gizi untuk Kelompok Sasaran) 1. Penyuluhan Ibu Balita dan Demonstrasi PMT Tempat
: Posyandu
Tujuan
: Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu balita dan kader mengenai MP-ASI yang baik dan benar serta pembuatan PMT Penyuluhan dengan memanfaatkan produk lokal.
Sasaran
: Ibu balita dan kader posyandu
Materi
: MP-ASI dan PMT Penyuluhan
Metode
: ceramah, tanya jawab, dan demo masak
Media
: Produk PMT, Poster
Waktu
: 1 hari. (08.00 – 11.00)
Besar Dana
: Rp. 250.000,-
Evaluasi
: Kehadiran ibu balita dan kader ≥ 75%
Penanggung Jawab
: Miftakhul K.
19
2. Penyuluhan Ibu Hamil Tempat
: Kelas Ibu Hamil
Tujuan
: Peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenai gizi yang baik selama kehamilan
Sasaran
: Ibu hamil
Materi
: 1000 Hari Pertama Kehidupan
Metode
: Ceramah, Diskusi, dan tanya jawab.
Media
: Lembar Balik, Leaflet
Waktu
: 1 hari. (08.00 – 11.00)
Besar Dana
: Rp. 100.000,-
Evaluasi
: Kehadiran ibu hamil yaitu ≥ 75%
Penanggung Jawab
: Lulu Nisa Nur A.
3. Penyuluhan TK Tempat
: TK Desa Karangawen
Tujuan
:Memberikan
informasi
dan
pengetahuan khususnya di bidang gizi. Sasaran
: Murid TK
Materi
: Manfaat sayur buah dan cuci tangan
Metode
: Ceramah, Diskusi, dan tanya jawab.
Media
: Papan
Waktu
: 1 hari. (08.00 – 10.00)
Besar Dana
: Rp. 100.000,-
Evaluasi
: Kehadiran anak PAUD yaitu ≥ 75%
menambah
20
Penanggung Jawab
: Ajeng Winarsih P.
4. Penyuluhan di SD Tempat
: SD di desa Karangawen
Tujuan
:Memberikan
informasi
dan
menambah
pengetahuan khususnya di bidang gizi.
4.
Sasaran
: Siswa SD Kelas 4
Materi
: Jajanan sehat
Metode
: Ceramah, Diskusi, dan tanya jawab.
Media
: Poster
Waktu
: 1 hari. (08.00 – 10.00)
Besar Dana
: Rp. 100.000,-
Evaluasi
: Kehadiran siswa SD yaitu ≥ 75%
Penanggung Jawab
: Wulan Nur Fitriani
Kompetensi 2 (Melaksanakan Asuhan Gizi untuk Klien sesuai Kebudayaan
dan
Kepercayaan
Diri
berbagai
Golongan
Umur
(Bergantung Level Asuhan Gizi Kelompok Umur) untuk Kasus Gizi Buruk atau Gizi Kurang, di Masyarakat yaitu Melakukan Asuhan Gizi Buruk atau Gizi Kurang di Tingkat Masyarakat) 1. Keluarga Binaan Anak Balita Gizi Buruk dan Gizi Kurang Tempat
: Rumah Klien
Tujuan
: Meningkatkan status gizi anak balita yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang.
Sasaran
: Anak gizi buruk dan gizi kurang
21
Metode
: Praktek langsung dan penerapan NCP
Media
: Makanan (snack) dan lembar balik
Waktu
: 1 minggu
Besar Dana
: Rp. 550.000
Evaluasi
: Perubahan status gizi balita dilihat dari data antropometri sebelum dan sesudah pemberian PMT, dengan target penambahan berat badan anak balita selama satu minggu mencapai 0,5 Kg.
Penanggung Jawab
: Nur Hidayah
2. Asuhan Gizi Ibu Hamil Tempat
: Rumah Klien
Tujuan
: Merubah dan mempertahankan status gizi ibu hamil
Sasaran
: ibu hamil
Metode
: Praktek langsung dan penerapan NCP
Media
: Makanan (snack) dan lembar balik
Waktu
: 3 hari
Besar Dana
: Rp. 200.000
Evaluasi
: Perubahan status gizi dilihat dari data antropometri sebelum dan sesudah pemberiaan PMT
Penanggung Jawab 5.
: Kiki Purnamasari
NutriExpo 2016 Tempat
: Kecamatan Karangawen
22
Tujuan
: Menampilkan hasil karya, cipta dan rasa desa melalui NutriExpo
6.
Sasaran
: Masyarakat Demak
Metode
: Pameran
Waktu
: 1 hari
Besar Dana
: Rp. 600.000
Evaluasi
: Kegiatan berjalan lancar
Penanggung Jawab
: Wulan Nur Fitriani
Kegiatan Tambahan 1. Lomba Kreasi Pangan Lokal Tempat
: Balai Desa Karangawen
Tujuan
: Memberikan contoh mengenai cara pemanfaatan bahan pangan lokal sebagai alternatif makanan yang baik agar dapat di konsumsi dan di praktekan oleh penduduk setempat
Sasaran
: Ibu – Ibu PKK
Metode
: Tanya jawab dan praktek langsung
Media
: Produk Pangan Lokal
Waktu
: 1 hari. (08.00 – 09.30)
Besar Dana
: Rp. 380.000,-
Evaluasi
: Kehadiran ibu balita dan kader ≥ 75%
Penanggung Jawab : Nur Hidayah
23
C. Rencana Anggaran
A 1 B 1
2
4
PEMASUKAN Kelompok 626.000 x @3 mahasiswa TOTAL PENGELUARAN MMD a. Kesekretariatan b. Snack Penyuluhan Ibu Hamil a. Kesekretariatan b. Snack Penyuluhan dan Demonstrasi MP-ASI
Rp 1.880.000,Rp
Rp. 50.000,Rp. 100.000,Rp. 25.000,Rp. 175.000,-
24
5
6.
7
8.
7
a. Kesekretariatan b. Snack c. MP-ASI Penyuluhan PAUD a. Kesekretariatan b. Snack Penyuluhan SD a. Kesekretariatan b. Snack Keluarga Binaan Anak Balita Gizi Buruk dan Gizi Kurang a. Kesekretariatan b. PMT Asuhan Gizi Ibu Hamil a. Kesekretariatan b. PMT Lomba Kreasi Pangan Lokal dan Inovasi Produk Pangan Lokal a. Kesekretariatan b. Demonstrasi Produk Pangan Lokal c. Hadiah d. Peserta lomba @20.000,TOTAL
Rp. 25.000,Rp. 150.000,Rp. 75.000,Rp. 20.000,Rp. 80.000,Rp. 20.000,Rp. 80.000,-
Rp. 50.000,Rp. 500.000,Rp. 50.000,Rp. 100.000,-
Rp. 10.000,Rp. 100.000,Rp. 150.000,Rp. 120.000,Rp 1.880.000,-
D. Susunan Kepanitiaan Pelindung
: Wiwik Wijaningsih, STP, MSi selaku Ketua Jurusan Gizi
Penanggung jawab
: Ketua Prodi DIV Gizi
Penasehat
: J. Supadi SKM. M. Kes
Ketua Panitian
: Nur Hidayah
Sekertaris
: Wulan Nur Fitriani
25
Bendahara
: Kiki Purnama Sari
Koordinator Acara
: Nur Hidayah
Koordinator Humas
: Kiki Purnamasari
Koordinator Dekorasi
: Wulan Nur Fitriani
Koordinator Konsumsi
: Kiki Purnamasari
Koordinator Perlengkapan
: Nur Hidayah
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Kegiatan intervensi yang akan dilakukan di desa Karangawen Kecamatan Karangawen Kabupaten Demak, yaitu : 1. Pemberian asuhan gizi bagi balita yang gizi buruk dan gizi kurang
26
2. Penyuluhan dan Demonstrasi MP-ASI Ibu Balita 3. Penyuluhan Ibu Hamil dan Demonstrasi PMT Ibu Hamil 4. Penyuluhan pada PAUD 5. Inovasi Produk Pangan Lokal 6. Lomba Kreasi Pangan Lokal B. Saran 1.
Perlu adanya partisipasi dan dukungan dari masyarakat desa Karangawen untuk kelangsungan jalannya kegiatan
2.
Perlu adanya dukungan dari tenaga kesehatan setempat agar dapat mengurangi masalah kesehatan khususnya dalam bidang gizi