Plc

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Plc as PDF for free.

More details

  • Words: 3,432
  • Pages: 15
[email protected]  

MAKALAH TUGAS LEVEL 3

PLC POWER LINE CARRIER                   OLEH : 1. YUNI ALMAADIN (2206.100.035) 2. IMAM MUSTAKIM (2206.100.038) 3. HAFIDZ AMRULOH (2206.100.170)              

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya  

 

[email protected]  

BAB I PENDAHULUAN     I.1. Latar Belakang    Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, selalu diikuti dengan tersedianya sarana vital yang kita sebut listrik. Bagaimana kita membayangkan jika terjadi pemadaman listrik selama 24 jam pada gedung-gedung atau menara pencakar langit, yang dilengkapi dengan sarana pendingin, penerangan, lift atau sarana automasi lainnya ? Pada

proses

pendistribusiannya,

listrik

yang

dibangkitkan

oleh

pusat-pusat

pembangkit dialirkan ke pelanggan melalui jaringan transmisi dengan proses transformasi tegangan oleh transformator-transformator, hingga tegangan yang sampai dan dapat digunakan peralatan pelanggan sebesar 380/220 Volt. Proses transformasi tegangan ini, tentunya terkait dengan pertimbangan ekonomis, dikarenakan pada proses pendistribusian listrik besarnya biaya berbanding lurus dengan luas penampang penghantar pada jaringan transmisi. Listrik dibedakan dua macam, yaitu Listrik Arus DC dan Listrik Arus AC. Pada listrik DC, besaran arus atau tegangan tidak memiliki frekuensi atau berupa garis lurus/datar. Sedangkan pada listrik AC, besaran arus atau tegangan berbentuk gelombang sinusoida dengan frekuensi yang besarnya 50/60 Hz. Adapun pada prakteknya, listrik yang dibangkitkan oleh pusat-pusat pembangkit dalam bentuk 3‫( ׎‬baca: 3 fasa), yang urutan fasanya disimbolkan huruf R, S, T dan biasanya diikuti kawat netral (N), tergantung hubungannya berbentuk Δ atau Υ. Mengalirnya arus listrik dalam bentuk gelombang sinusoida ini, ternyata dapat dimanfaatkan untuk media komunikasi sinyal suara dan data yang dikenal dengan nama Powerline Communication (PLC). Bagaimana konsepnya ?, secara sederana hal ini dapat dianalogikan bahwa arus listrik mengalir seperti air laut yang menghasilkan gelombang dan buih. Gelombang adalah arusnya, sedangkan buih berupa noisenya. Noise inilah yang dimanfaatkan oleh Teknologi PLC untuk menghantarkan sinyal suara dan data. Namun untuk menumpangkan sinyal telekomunikasi tersebut dibutuhkan frekuensi pada kisaran 1 – 30 MHz. Frekuensi ini mampu mengantarkan data hingga kecepatan 2 Mbps - 4.5 Mbps. Implikasinya, dengan teknologi PLC, aliran listrik nantinya tidak hanya dimanfaatkan untuk mengakses internet, namun perkembangannya dapat dimanfaatkan sebagai telepon atau pembacaan meteran, yakni dengan menginstal modem PLC yang berfungsi untuk mentransfer sinyal suara dan data. Sehingga jika si pengguna menginginkan agar dapat berkomunikasi dengan dua jalur sekaligus (internet dan telepon) pada satu jalur kabel listrik maka dengan dua modem teknologi PLC, hal ini dapat terealisasikan.

Konsep  internet  melalui  kabel  listrik,  bukan  barang  baru.  Usaha‐usaha  sebelumnya  dalam  mengimplementasikan  teknologi  ini  telah  terhambat  karena  ketidakmampuan  mengatasi  solusi  ekonomis  dalam  memfilter  noise  listrik  yang  melekat  pada  kabel‐kabel  listrik.  Sampai  saat  ini,  perusahaan‐perusahaan  telekomunikasi  (seperti  British  Telecom, 

[email protected]  

Telstra, dll) telah sepenuhnya memonopoli pemasokan layanan‐layanan telekomunikasi  di  kebanyakan negara‐negara barat. Tetapi hal ini berubah dengan cepat ketika banyak negara  telah (atau dalam proses menuju) melakukan deregulasi telekomunikasi mereka, sehingga  jalan telah terbuka bagi pemain‐pemain baru untuk masuk ke pasar telekomunikasi.     I.2. Pembatasan Masalah    Dalam penyusunan makalah ini, kami membatasi pembahasan mengenai Powerline  Communication. Hal‐hal yang kami bahas dalam makalah ini adalah mengenai perspektif  sejarah PLC, skema jaringan, metode modulasi, kendala‐kendala yang dihadapi, dan  aplikasinya dalam kehidupan.    I.3. Tujuan  Tujuan  dari  penyusunan  makalah  ini  adalah  untuk  memberikan  informasi  kepada  pembaca  mengenai  teknologi  Powerline  Communication  (PLC).  Dari  penyusunan  makalah  ini kami berharap  pembaca menjadi tahu bagaimana teknologi PLC ini dapat bekerja dan  juga mengetahui kendala‐kendala yang dihadapi sehingga kelak  teknologi ini  bisa menjadi  teknologi alternative untuk memajukan teknologi informasi dan pendidikan di Indonesia.

[email protected]  

BAB II PEMBAHASAN

Sesuai  namanya,  Powerline  Communication  (PLC)  adalah  komunikasi  data  yang  dilakukan  melalui  jalur  listrik.  Jalur  listrik  merupakan  hal  yang  sangat  umum  dan  sangat  mudah ditemukan. Coba hitung berapa banyak stop kontak di rumah Anda? Hampir setiap  kamar  pasti  menyediakan  stop  kontak,  bahkan  beberapa  di  antaranya  menyediakan  lebih  dari satu stop kontak. Berbekal kenyataan ini, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa  komunikasi  via  jalur  listrik  ini  sangatlah  mudah  dilakukan  karena  infrastrukturnya  sudah  ada.  Konsep  internet  melalui  kabel  listrik,  bukan  barang  baru.  Usaha‐usaha  sebelumnya  dalam  mengimplementasikan  teknologi  ini  telah  terhambat  karena  ketidakmampuan  mengatasi  solusi  ekonomis  dalam  memfilter  noise  listrik  yang  melekat  pada  kabel‐kabel  listrik.  Sampai  saat  ini,  perusahaan‐perusahaan  telekomunikasi  (seperti  British  Telecom,  Telstra, dll) telah sepenuhnya memonopoli pemasokan layanan‐layanan telekomunikasi  di  kebanyakan negara‐negara barat. Tetapi hal ini berubah dengan cepat ketika banyak negara  telah (atau dalam proses menuju) melakukan deregulasi telekomunikasi mereka, sehingga  jalan telah terbuka bagi pemain‐pemain baru untuk masuk ke pasar telekomunikasi.   Jaringan‐jaringan  telekomunikasi  membutuhkan  beberapa  medium  pembawa  sinyal  (baik kabel optik fiber, kabel tembaga berpasangan, atau bahkan transmisi melalui satelit)  dan  pembiayaan  untuk  medium  pembawa  ini  umumnya  lumayan  mahal  dan  menjadi  penghambat.  Tetapi  untuk  perusahaan  utilitas  pemasok  listrik  yang  telah  mempunyai  infrastruktur  seperti  itu  pada  grid  jaringan  listriknya,  konsep  ini  cukup  menjanjikan,  terutama  jika  masalah‐masalah  di  atas  dapat  diatasi.  Digital  Powerline(r)TM,  merupakan  salah satu solusi yang memungkinkan internet dijalankan melalui kabel listrik.     II.1.  Perspektif Sejarah  Pemain  utama  dalam  telekomunikasi  powerline  ini  adalah  Norweb  (anak  perusahaan  United  Utilities  PLC,  London),  dan  terutama  adalah  seorang  stafnya  yaitu  Dr.  Paul Brown.   Pada tahun 1991, Dr. Brown ditunjuk untuk memimpin grup riset kecil pada Open  University  di  Inggris  untuk  menyelidiki  kelayakan  telekomunikasi  melalui  kabel  listrik.  Dia  menemukan bahwa di masa lalu banyak insinyur yang telah berjuang dengan ide‐ide yang 

[email protected]  

sama  tetapi  gagal  karena  noise.  Setiap  kali  listrik  dinyalakan,  sejumlah  besar  gelombang  disturbansi listrik melewati kabel dan mengubah setiap transmisi data secara simultan.   Dr.  Brown  dan  rekan‐rekan  tim  risetnya  menemukan  suatu  ide  menggunakan  sinyal‐sinyal pada frekuensi tinggi diatas frekuensi yang secara potensial mengubah noise.  Meskipun  begitu,  hal  ini  juga  ada  masalahnya.  Sinyal‐sinyal  frekuensi  tinggi  tidak  mampu  berjalan  cukup  jauh  dan  gaung  atau  pantulan  dalam  sistem  dapat  secara  efektif  menenggelamkan sinyal‐sinyal itu.   Tim riset memutuskan untuk menggunakan lebih dari satu frekuensi dan mengirim  data  dalam  bentuk  paket‐paket  diskrit  yang  dipandu  oleh  beberapa  bentuk  sistem  pensinyalan. Pengujian dan penyempurnaan sistem ini dihasilkan pada uji coba proyek pilot  dimana  sekolah‐sekolah  dasar  di  Manchester  telah  mempunyai  sambungan  Internet  dengan  laju  1  Mbps  (hampir  10  kali  lebih  cepat  dari  sambungan‐sambungan  ISDN  yang  telah ada).     II.2.  Metode Modulasi  Secara  konseptual  sistem  transmisi  PLC  cukup  sederhana,  yaitu  dengan  cara  "menitipkan"  sinyal  data  telekomunikasi  pada  noise  yang  ada  pada  energi  listrik.  Namun,  secara  teknis  untuk  menumpangkan  sinyal  data  diperlukan  frekuensi  rendah  dengan  kisaran  1‐50 Hz  dan  membutuhkan  kondisi  tegangan  listrik  yang  stabil.  Disisi lain,  kualitas  kirim  suara  dan  data  dipengaruhi  oleh  bandwidth,  frekuensi  yang  digunakan,  dan  SNR.  Bandwidth  tinggi  dicapai  dengan  menggunakan  kisaran  frekuensi  yang  tinggi  atau  dengan  menaikkan  level  SNR.  Untuk  menaikkan  level  SNR,  dibutuhkan  injeksi  sinyal  yang  lebih  tinggi. Sementara standar frekuensi yang dialokasikan untuk PLC berada sekitar 1‐50 Hz.  PLC harus bekerja dengan daya sinyal/frekuensi yang rendah. Karena pada frekuensi  tinggi  bisa  terjadi  radiasi  dari  kabel  listrik  yang  dapat  mengganggu  frekuensi  lainnya.  Ketentuan  ini  berlawanan  dengan  kebutuhan  SNR  yang  tinggi  karena  beragam  gangguan  bisa  muncul.  Proses  mencapai  nilai  SNR  yang  bagus  dihadapkan  kendala  munculnya  efek  radiasi oleh kabel listrik. Padahal nilai SNR yang dibutuhkan harus mampu mengatasi noise  background  yang  mungkin  muncul.  Masalah  tersebut  dapat  diatasi  dengan  cara  menggunakan  dua  buah  metode  modulasi.  Yang  pertama  adalah  Teknik  Modulasi  CDM  (Code Division Multiplexing) atau Spread Spectrum. Dalam menggunakan metode ini, sinyal  informasi dapat tersebar dalam kisaran frekuensi yang lebar. Tingkat sinyal informasi dibuat  sangat rendah dengan harapan tidak akan terganggu tingkat noise yang sangat tinggi di PLC.  Kedua, dengan menggunakan Teknik Modulasi OFDM (Orthogonal Frequency Division  Multiflexing). Metode modulasi ini dipergunakan banyak vendor karena dinilai cukup stabil.  Efisiensi modulasinya dapat mencapai 5 bit per hz yang lebih tinggi dari metode modulasi  lainnya. 

[email protected]  

Dasar  kerja  PLC  adalah  menggunakan  frekuensi  tinggi  yang  tidak  digunakan  untuk  mengalirkan  listrik.  Jalur  listrik  umumnya  menggunakan  frekuensi  50‐60  Hz  untuk  mengalirkan listrik. PLC akan menggunakan frekuensi yang lebih tinggi untuk mengirimkan  data.          

Gb 1 Modulasi Data 

PLC  menggunakan  modulasi  Orthogonal  Frequency  Division  Multiplexing  (OFDM)  untuk  mengirimkan  data.  Standar  OFDM  ini  sangat  populer,  baik  di  standar  wireless  (802.11a/g)  maupun  DSL.  Ide  dasar  OFDM  adalah  membagi  spektrum  menjadi  bagian‐ bagian kecil dengan kecepatan rendah. Tentu saja, modulasi OFDM yang digunakan untuk  keperluan  transmisi  PLC  ini  telah  didesain  khusus.  Ia  menggunakan  84  subcarriers  di  frekuensi antara 4,5‐21 MHz. Frekuensi ini jauh di atas frekuensi yang digunakan oleh jalur  listrik, yaitu 50‐60 Hz.                

Gb 2 Demodulasi Data 

  Cara  kerja  PLC  ini  termasuk  rumit  (perhatikan  gambar  di  halaman  sebelumnya).  Langkah pertama yang dilakukan oleh PLC adapter adalah menggunakan algoritma Forward  Error Correction (FEC) yang akan meng‐encode data ke dalam bentuk khusus. Selanjutnya,  data  yang  telah  di‐encode  ini  akan  dipetakan  ke  dalam  suatu  set  tone  yang  telah  ditentukan. Gelombang OFDM  melalui proses Fast Fourier Transform (FFT) akan mengubah  sinyal dari frequency domain ke time domain. Selanjutnya, proses Inverse FFT (IFFT) akan  menghasilkan simbol OFDM.                 Gb 3 Cyclic Prefix 

[email protected]  

Mekanisme  informasi  waktu  (guard  time/cyclic  prefix)  juga  dimasukkan  ke  dalam  simbol  OFDM  yang  dihasilkan.   Pada  dasarnya,  guard  time  atau  cyclic  prefix  merupakan  potongan dari akhir simbol OFDM yang diduplikatkan ke bagian awal simbol (lihat gambar  di  kiri  atas).  Dengan  adanya  informasi  waktu  ini,  maka  problem  multipath  ini  bisa  diatasi  dan keutuhan simbol OFDM bisa dijaga.  Saat data diterima, maka proses sebaliknya akan dilakukan. Guard time/cyclic prefix  akan dibuang dan setiap simbol OFDM akan diproses oleh prosesor FFT. Selanjutnya, akan  dilakukan konversi balik dari time domain ke frequency domain. Data akan diterima di port  Ethernet oleh client PC/notebook.    II.3.  Kendala‐kendala  Mengalirnya  listrik  pada  suatu  penghantar  dapat  menyebabkan  terjadi  jatuh  tegangan (Voltage Drop) pada penghantar tersebut, sehingga menyebabkan ketidakstabilan  tegangan  atau  selalu  berfluktuasi.  Juga  tingkah  laku  fisik  dari  jaringan  berubah  setiap  adanya  peralatan  yang  di  on/off.  Kondisi  ini  jauh  berbeda  dengan  jalur  telekomunikasi,  yang  dapat  kita  katakan  memiliki  kestabilan,  sehingga  lalu  lintas  suara  dan  data  memiliki  sedikit kemungkinan untuk terjadi kegagalan.  Kabel listrik juga merupakan sistem terbuka (open network) dimana sinyal bisa keluar  (jaringan  listrik  merupakan  suatu  antena)  yang  dapat  menimbulkan  ElectoMagnetic  Interference (EMI) yang dapat mengganggu sistem komunikasi dan juga terbuka dari luar,  dimana sinyal/noise dari luar bisa masuk dan sistemnya mudah terganggu.  PLC  sebagai  teknologi  yang  memanfaatkan  saluran  listrik  untuk  menumpangkan  sinyal  suara  dan  data,  tentunya  dihadapkan  kendala‐kendala  yang  cukup  rumit.  Hal  ini  disebabkan  berbagai  kenyataan  bahwa  PLC  mengambil  tempat  secara  langsung  pada  jaringan  di  mana  kebanyakan  dari  peralatan  listrik  rumah  tangga  dioperasikan,  akibatnya  level  noise  pada  jaringan  akan  menjadi  tinggi.  Level  noise  bergantung  pada  sejumlah  keadaan,  seperti  alam  dan  sumber‐sumber  buatan  dari  radiasi  elektromagnetik,  struktur  fisik dan parameter jaringan. Beberapa kendala aplikasi yang terkait dengan jaringan listrik  adalah  noise,  distorsi,  disturbansi  dan  atenuasi,  tentunya  hal  ini  akan  mempengaruhi  kualitas dari pengiriman suara dan data, sehingga diperlukan suatu metode modulasi yang  mampu memberikan solusi pemecahannya.    II.3.A. Noise  Setiap  jaringan  listrik  menerima  sinyal  listrik  yang  diradiasikan  oleh  alat‐alat  pada  jaringan tersebut dan diemisikan oleh sumber‐sumber lainnya. Karena itu mengapa setiap  jaringan listrik dapat dikarakterisasikan oleh suatu yang kita sebut noise. Noise pada saluran 

[email protected]  

daya  sebagian  besar  disebabkan  oleh  peralatan  listrik  yang  terhubung  ke  saluran,  seperti  proses switching penyuplai‐penyuplai daya.                   

Gb 4 Contoh Rasio Sinyal‐Noise

Kualitas kirim suara dan data dipengaruhi oleh bandwidth, frekuensi yang digunakan,  dan  rasio  sinyal‐noise  (SNR,  signal  to  noise  ratio).  Bandwidth  tinggi  dicapai  dengan  menggunakan  kisaran  frekuensi  yang  tinggi  atau  dengan  menaikkan  tingkat  SNR.  Untuk  menaikkan tingkat SNR, dibutuhkan injeksi sinyal yang lebih tinggi. Contoh pengukuran SNR  dan kisaran frekuensi yang dapat digunakan terlihat pada Gb 4.    II.3.B. Distorsi  Permasalahan  lain  yang  harus  diatur  pada  jaringan  listrik  adalah  distorsi  (penyimpangan).  Di  mana  distorsi  ini  dapat  muncul  selama  kerangka‐waktu  milidetik  sampai  beberapa  menit.  Distorsi  tidak  hanya  disebabkan  oleh  peralatan  mesin  bor,  oven  microwave dan blender, tetapi juga disebabkan oleh lampu‐lampu yang di on/off.    II.3.C. Disturbansi  Keanehan  sistem  PLC  penting  lainnya  adalah  sering  terjadi  berbagai  macam  disturbansi dari jaringan. Jaringan tegangan rendah tidak dapat membangun transmisi data  dan  ada  beberapa  kerugian  untuk  pemakaian  dalam  telekomunikasi.  Karena  itu  jaringan  PLC kelihatan menjadi lebih terganggu dari pada jaringan komunikasi kawat lainnya. Karena  aturan  regulasi  yang  ketat  untuk  radiasi  elektromagnetik  dari  jaringan  PLC  terhadap  lingkungan,  sistem  PLC  harus  bekerja  dengan  daya  sinyal  yang  sangat  rendah.  Hal  itu  membuat  sistem  PLC  lebih  sensitif  terhadap  disturbansi  dan  sistem  transmisi  PLC  harus  menghadapi  problem  ini.  Sampai  kini  SNR  cukup  untuk  menghindari  disturbansi  dalam  jaringan, namun tidak ada pemakaian metode khusus untuk melawan disturbansi.       

[email protected]  

II.3.D. Atenuasi  Salah satu problem utama dari PLC adalah atenuasi (peredaman) sinyal yang sangat  tinggi, terutama jika frekuensi kerjanya diatas kisaran puluhan MHz. Adanya Atenuasi akan  menyebabkan  menurunkan  tingkat  sinyal  pada  suatu  jarak  tertentu,  sebagaimana  ditunjukkan pada Gambar 2:                 

Gb 5 Sinyal peredaman sebagai fungsi jarak

  II.3.E. Keamanan  Mengirim data melalui jalur listrik tampaknya sama tidak amannya dengan wireless.  Anda tidak bisa tahu pasti siapa saja yang ikut “menguping” di jalur listrik yang digunakan.  Sebagai  solusinya,  standar  PLC  menggunakan  enkripsi  56‐bit  Data  Encyrption  Standard  (DES).  Standar  56‐bit  DES  ini  mungkin  bukan  standar  enkripsi  yang  paling  aman,  namun  setidaknya  ia  memberikan  kesulitan  ekstra  untuk  para  calon  penyusup  yang  ingin  menyadap data Anda.  II.4.  Skema Jaringan  Pada  sisi  pelanggan  akhir  dari  jaringan,  CAU  (customer  acces  units,  unit‐unit  akses  pelanggan)  menghubungkan  peralatan  pengguna  apakah  itu  telpon,  komputer  atau  yang  lainnya,  ke  jaringan  kabel  listrik  utama.  CAU  juga  sebagai  unit‐unit  pengkondisi  yang  berfungsi untuk mengisolasi secara elektrik peralatan‐peralatan pengguna dari kabel listrik  utama, juga untuk mengekstraksi sinyal data dari arus listrik.   CAU ini dihubungkan ke infrastruktur  komunikasi yang merupakan tegangan  rendah  induk  (240‐415  volt).  Pada  substasiun  listrik  di  mana  jaringan  distribusi  tegangan  rendah  berasal (telah diturunkan tegangannya dari jaringan tegangan  tinggi dengan transformer),  sinyal‐sinyal  diinjeksikan  ke  dalam  jaringan  tegangan  rendah  dari  jaringan  data  konvensional  eksternal  (kabel  tembaga  koaksial,  kabel  optik  fiber,  jaringan  nirkabel,  atau  bahkan  jaringan  satelit).  Jadi  meskipun  komunikasi  data  dapat  dipropagasi  melalui  kabel  listrik, beberapa jaringan konvensional harus tetap ada atau diinstal ke substasiun. Sampai 

[email protected]  

saat  ini  belum  ada  metoda  yang  ditemukan  untuk  melakukan  propagasi  sinyal‐sinyal  data  melalui jaringan tegangan tinggi (> 415 volt).   Secara  khusus,  frekuensi  sinyal  daya  listrik  adalah  dalam  range  50/60Hz.  Dengan  pengkondisian,  sinyal‐sinyal  data  ini  dinaikkan  ke  frekuensi  ultra  tinggi  dalam  range  500/600MHz,  sehingga  data  dapat  dilapiskan  ke  atas  kabel  utama  listrik  tanpa  terjadi  kondisi  saling  melemahkan.  Interferensi  diminimalkan  dengan  memecah  arus  data  ke  bentuk paket‐paket sebelum diinjeksikan ke dalam jaringan listrik. Sistem komersial dapat  menawarkan laju data digital dalam kecepatan  kelipatan lebih dari 32 kbps ke maksimum  arus yang diperkirakan mencapai 1 Mbps. Laju data ini relatif sangat stabil, bebas dari noise  dan menawarkan spektrum‐spektrum yang dapat digunaan dalam range 6 dan 10 MHz ke  para  pelanggan  akhir  dari  jaringan  distribusi,  dan  kira‐kira  spektrum  20  MHz  ke  para  pelanggan  yang  lebih  dekat  dengan  substasiun.  Lebih  penting  lagi,  sambungan  ini  adalah  permanen.   Nilai  tambah  bagi  perusahaan‐perusahaan  listrik  adalah  bahwa  sekali  teknologi  ini  diimplementasikan  akan  memungkinkan  mereka  untuk  memperoleh  nilai  tambah  ke  jaringan mereka sendiri dengan berkemampuan untuk membaca meteran listrik pintar dan  mampu  menyediakan  peranti  pengelolaan  demand/supply  cerdas  yang  memberi  kemampuan  pada  perusahaan  dalam  mengimplementasikan  sistem  tarif  yang  inovatif  ataupun sistem reward energi yang lain.     II.5.  Aplikasi PLC  Komponen  sistem  tenaga  listrik  dibagi  dalam  3  bagian  utama,  yaitu  pembangkitan,  transmisi  dan  distribusi.  Adanya  kendala  ekonomis,  maka  dalam  proses  penyalurannya  dilakukan transformasi tegangan oleh transformator, sehingga pada masing‐masing bagian  memiliki  level  tegangan  yang  berbeda‐beda,  sehingga  secara  umum  sistem  tenaga  listrik  dibagi menjadi 4 bagian, seperti Gb 6.                     

Gb 6 Diagram Sistem Tenaga Listrik 

[email protected]  

Pada  proses  pendistribusian  listrik  ke  titik‐titik  pelanggan,  agar  besarnya  tegangan  sesuai  standar  peralatan  pelanggan  (220  V),  maka  melalui  trafo  distribusi  tegangan  12  kV  diturunkan  menjadi  380  V.  Jaringan  dengan  tegangan  20  kV  /380  V  inilah  yang  disebut  jaringan  tegangan  rendah.  Trafo  distribusi  di  Indonesia  biasanya  diletakkan  tergantung  pada  tiang‐tiang  listrik,  seperti  Trafo  distribusi  yang  ada  pada  tiang  listrik  sebelah  kanan  Gedung STMIK MDP (di samping Genset).  Dengan  memahami  diagram  sistem  tenaga  listrik  di  atas,  maka  tidaklah  susah  bagi  kita  untuk  mengetahui  di  mana  titik  tumpang‐sari  atau  “penitipan”  sinyal‐singal  telekomunikasi  diinjeksikan  ke  jaringan  listrik  dari  jaringan  data  eksternal,  seperti  kabel  tembaga  koaksial,  kabel  optik  fiber,  atau  bahkan  jaringan  satelit.  Jelaslah  bahwa  titik  injeksinya pada jaringan listrik adalah pada Trafo Distribusi.  Sistem  PLC  cukup  menarik  untuk  digunakan.  Karena  membutuhkan  koneksi  ke  infrastruktur  jaringan  Internet  yang  lebih  sedikit.  Sebab  koneksi  dilakukan  dengan  memanfaatkan infrastruktur jaringan listrik yang telah ada. Seperti yang ditampilkan pada  gambar berikut ini. Untuk koneksi ke jaringan Internet hanya perlu dari router PLC utama ke  Internet (ISP) ini dapat dilakukan baik menggunakan wireless ataupun menggunakan leased  line (saluran kontrak). Dari tiap rumah ke router PLC tersebut dapat digunakan modem PLC.  Apabila  router  PLC  di  atas  dioperasikan  oleh  perusahaan  penyedia  jaringan  listrik  (misal  di  gardu‐gardu  listrik  sekitar  perumahan),  maka  ini  dapat  mengubah  perusahaan  jaringan listrik juga menjadi penyedia jasa akses Internet. Cukup banyak perusahaan yang  menampilkan  produk  serta  layanan  yang  berkaitan  dengan  PLC  ini,  karena  tampaknya  koneksi dengan cara ini merupakan salah satu solusi koneksi Internet saat ini.                    

Gb 7 Jaringan PLC 

  Dengan  menggunakan  PLC  ini  tidak  saja  akses  Internet,  tapi  juga  dapat  digunakan  sebagai  perangkat  komunikasi  suara  (VoIP),  transmisi  video  (video  on  demand)  ataupun  lainnya.  Kecepatan  data  transfer  yang  bisa  dicapai  maksimal  sekarang  adalah  sekitar  4,5  Mbps  berarti  sekitar  70  kali  lebih  cepat  dari  ISDN.  Sehingga  memungkinkan  layanan  yang  menggabungkan  penyediaan  listrik,  dan  penyedia  jasa  komunikasi.  Maka  tak  mengherankan  para  penyedia  jasa  akses  Internet  melalui  jaringan  listrik  ini  adalah 

[email protected]  

perusahaan  penyedia  layanan  listrik.  Jadi  tidak  lama  lagi  bisa‐bisa  yang  menjadi  saingan  TELKOM  adalah  PLN.  Bahkan  mungkin  dengan  teknologi  PLC  ini,  MDP  juga  kita  harapkan  dapat berkiprah.  Ide menggabungkan sinyal‐sinyal komunikasi dan listrik pada suatu jalur transportasi  tunggal  merupakan  suatu  harapan  nyata.  Teknologi  PLC,  zona  pembagian  aplikasi  dibagi  kedalam dua daerah : prosedur yang diperuntukkan untuk sisi luar gedung (outdoor), dan  prosedur  sisi  dalam  gedung  (indoor).  Dalam  zona  outdoor,  infrastruktur  telekomunikasi  konvensional  digunakan  untuk  menghubungkan  stasiun  jaringan  lokal  dengan  jaringan  listrik  atau  suatu  backbone  internet  khusus.  Bergantung  pada  jarak  dan  kondisi  lokal,  koneksi  dimungkinkan  oleh  saluran  tembaga  atau  kabel  optik  (FO,  Fiber  Optic).  Stasiun  jaringan  lokal  menggabungkan  data  dan  sinyal  data  pada  grid  listrik  dan  mengirimkannya  sebagai data stream ke setiap soket yang terhubung di rumah tangga, yaitu ke ujung user  via jaringan tegangan rendah. Komponen sistem dijelaskan pada Gb 8.                 

Gb 8 Sistem PLC ‐ Ascom 

Titik  akses  outdoor  (OAP,  Outdoor  Access  Point),  melanjutkan  data  stream  yang  masuk  ke  jaringan  indoor,  dan  suatu  master  indoor  dalam  kontrol  rumah  tangga  dan  mengkoordinasikan  semua  sinyal  data  yang  ditransmisikan.  Adapter‐adapter  menengah  memisahkan  data  dan  daya  pada  soket  dan  melanjutkan  data  ke  aplikasi  perorangan.  Teknologi  powerline  membawa  data  stream  dan  sinyal  suara  ke  soket  dalam  suatu  bangunan  via  jaringan  tegangan  rendah.  Master  outdoor  (OM,  Outdoor  Master),  beraksi  sebagai  administrator  untuk  sistem  outdoor  dan  sebagai  gateway  yang  menghubungkan  sistem  PLC  dengan  jaringan  backbone.  OAP  menghubungkan  sistem  outdoor  dan  sistem  indoor. Sisi luar, menunjukkan fungsi dari adapter (slave) sedangkan sisi dalamnya bekerja  sebagai master dan bertanggungjawab untuk administrator sistem indoor.     

almaad [email protected] 

             

Gb 9 A Adapter ‐ A Ascom dan Aztech 

  dapter ind door menyediakaan interfaace antarra jaringa an data in nternal,  PC, printter dan  Ad ttelepon  pada sattu sisi, daan jaringaan backb bone untuk intern net, telep pon dan  aplikasi  sejenis  memiliki  komunikkasi  pada a  frekuen nsi  sistem m  outdoo or  juga  pada  sisii  lainnya.  Adapteer  yang  m ttersedia  untuk  kkoneksi  ke  k sistem m  indoorr.  Adapteer  dilenggkapi  dengan  intterface  standar  s A interrface  teleepon).  Adapter  Gambar  G 9 di  atass,  dihubu 9  ungkan  (Ethernet,  USB,  aanalog  A/B  oket dan terminal, sedanggkan repeeater unttuk mengguatkan ssinyal meelalui jaraak yang  antara so lebih pan njang.                 

Gb 10 D Diadram ko oneksi peraalatan PLC

  nit‐unit outdoor (m master, ttitik akses dan rep peater) d dihubungkan denggan semu ua fasa  Un menggun nakan kabel tetap p. Sinyal P PLC dipisahkan an ntara dua a dari tigaa fasa. Seebagai haasilnya,  pensinyaalan  dapaat  menjadi  optim mal‐fasa,  ssuatu  pillihan  yan ng  tidak  diberikan d n  oleh  ad dapter.  Hal ini seecara lan ngsung  dihubungkkan  ke so oket via  suatu kabel listrikk konven nsional, d dengan  sinyal  dihubungkkan  antarra  kondu uktor  fasaa  dan  neetral.  Kon nsep  ini,  ternyataa  sama  dengan  d pendistrib busian teenaga listtrik ke rumah tanggga, dima ana besarnya beb ban (dayaa) pada  konsep p ketiga fasanya selalu diupayakan sseimbangg.     

 

[email protected]  

PENUTUP

Berkembangnya  Teknologi  PLC,  merupakan  nuansa  harapan  bagi  kita  yang  belum  memanfaatkan  internet,  apalagi  kita  dihadapkan  pada  kebijakan  pemerintah  yang  menyambut  Tahun  Baru  2003  dengan  menaikkan  BBM,  Tarif  Listrik  dan  Tarif  Telpon.  Dengan akses internet melalui jalur listrik, kita tidak lagi dihadapkan kendala besarnya biaya  pulsa akibat akses internet yang begitu lamban, dibandingkan PLC yang dapat memberikan  kecepatan akses hingga 2.5 ‐ 4.5 Mbps bahkan 45 Mbps. Juga PLC memberikan fungsi lain,  seperti telpon atau meteran listrik yang biayanya dapat dilihat secara on‐line.  Berbagai  negara  telah  menerapkan  Teknologi  PLC,  bahkan  PLN  dengan  anak  perusahaannya  Indonesia  Comnet  Plus  (Icon+)  telah  melakukan  ujicoba  untuk  20  user  di  Durentiga dan untuk 400 user di Jakarta dan Bandung. Adapun produk teknologi PLC sudah  banyak  dipasaran,  seperti  DPL  (Inggris),  Ascom  (Swiss),  DS2  (Spanyol),  Mainnet  (Jerman),  Planet  (Taiwan),  dll.  Bagaimana  kita  ?  Disamping  dihadapkan  pada  masih  mahalnya  teknologi PLC, juga kenyataan bahwa pemadaman listrik masih harus kita hadapi Now and  Forever (maybe).   

 

[email protected]  

DAFTAR PUSTAKA

http://www.elektroindonesia.com/elektro/ut26.html  http://www.powerlinecommunications.net/AscomPowerlineCommunication.htm  http://www.lonestarbroadband.org/technology/powerlines.htm  http://www.inf.brad.ac.uk/research/groups/npe/npe_pubs.php3#JPR  http://www.powerlineworld.com/powerlineintro.html  http://www.powerlinecommunications.net 

 

Related Documents

Plc
June 2020 19
Plc
October 2019 33
Plc
May 2020 22
Plc
October 2019 42
Plc
May 2020 7
Plc
June 2020 2