Pidato.docx

  • Uploaded by: Dzikri Saeful
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pidato.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 973
  • Pages: 5
Pertama – tama marilah kita sampaikan rasa puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang tak henti – hentinya telah memberikan hidayah dan nikmatnya sehingga kita semua dapat berkumpul dalam ruangan ini tanpa halangan sedikitpun dan dalam kondisi sehat walafiat. Tak lupa marilah kita sanjungkan shalawat serta salam kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke luar dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang saat ini. Semoga kita diberikan syafaatnya pada yaumil akhir kelak amin. Hadirin rahimakumullah.. Beriman berarti percaya dan yakin. Beriman kepada Allah berarti mempercayai dan meyakini bahwa Allah itu ada, Allah itu Esa tiada tuhan selain Allah. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Beriman kepada Allah bukan hanya terlintas di bibir saja. Namun harus dibuktikan. Hakekat iman adalah

Membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota tubuh. Hadirin sekalian yang dimuliakan oleh Allah, Dari definisi iman di atas, dapat kita ambil beberapa pokok pikiran mengenai pemahaman iman. 1. Membenarkan dengan hati Sebelum lisan mengikrarkan keimanan, hati terlebih dahulu harus yakin dengan tulus ikhlas bahwa tiada tuhan selain Allah. Keyakinan terbut haruslah datang dari dalam hati tanpa adanya suatu paksaan. 2. Bila hati telah yakin, maka selanjutnya adalah ikrar dari lisan orang tersebut yang mengikrarkan keimanan kepada Allah dengan mengucapkan syahadat. 3. Bila hati dan lisan sudah sepakat mengikrarkan keimanan kepada Allah, selanjutnya adalah seluruh anggota tubuh yang melakukan tindakan. Menunjukkan keimanan kepada Allah dengan melakukan tindakan Itu adalah tiga pilar keimanan yang hakiki yang harus kita amalkan setiap hari. Jangan hanya dihati, jangan hanya di lisannya saja, melainkan harus dengan tindakan. Hadirin rahahimakumullah. Siapakah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Allah telah memberikan gambaran mengenai orangorang yang memiliki keimanan kepada Allah melalui QS. Al-Anfal: 2-4

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam Surat Al-Anfal ayat 2-4 tentang ciriciri orang beriman yang sebenarnya, meliputi: 1.

Memiliki Rasa Gemetar Hatinya kepada Allah

Allah berfirman:

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka.” (QS Al-Anfal [8]: 2). Hanya orang yang berimanlah, yang jika disebutkan nama Allah, gemetar hatinya, ada rasa takut dalam hatinya. Rasa takutnya justru adalah sebagai bentuk mengagungkan asma Allah. Maka, jika ia berkeinginan untuk melakukan perbuatan dosa atau maksiat, ia pun segara teringat Allah dan takut melaksanakannya. Ia seperti Nabi Yusuf dan orang-orang beriman lainnya, yang gemetar hatinya, manakala digoda lawan jenis atau bercanda dengan yang bukan mahramnya. Gemetar yang menunjukkan rasa takutnya kepada Allah. Ia lebih baik ditusuk besi tajam daripada bersentuhan dengan yang bukan isterinya. Ia pun lebih baik sendirian atau malah dengan keluarganya, daripada dengan yang bukan mahram, yang hanya mendatangkan dosa demi dosa, dari tiap huruf, kata dan kalimat, dari tiap canda tawanya, dan dari tiap kerlingan mata serta gerakan tubuhnya. Padahal ada tempat yang sah, halal lagi barakah yakni keluarganya. Mereka orang-orang beriman yang sebenarnya, akan gemetar lagi takut dengan pengawasan Tuhannya. Itulah salah satu golongan yang dijaminkan terlidungi pada hari kiamat saat tidak ada perlindungan dari Allah. Yakni pemuda atau pemudi yang ketika diajak bermaksiat, ia mengicapkan, “Saya takut kepada Allah”. 2.

Bertambah imannya jika dibacakan ayat Al-Quran.

Allah berfirman pada lanjutan ayat:

Artinya: “dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal [8]: 2).

Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika Al-Qur’an dibaca, baik oleh dirinya ataupun orang lain. Karena itu, bagi orang beriman, menjadi makmum berdiri di belakang imam shalat, imam membaca ayat yang sekiranya panjang-panjang. Itu adalah hak imam, dan orang beriman akan senang saja. Sebab, ya itu tadi, apabila dibacaan ayat-ayat Allah, maka bertambahlah imannya. Demikian pula kalau ada alim mengaji ayat-ayat Allah, ia akan senang mendengarnya. Menguraikan Al-Quran dan As-Sunnah, ia akan betah mendengarkannya. 3.

Bertawakkal hanya kepada Allah

Allah berfirman dalam lanjutan ayat:

Artinya: “Dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal [8]: 2). Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan kepada benda, gunung, cincin, keris, atau yang lain. Karena orang beriman itu yakin bahwa tidak akan terwujud suatu hal kecuali atas kehendak Allah. Jika Allah berkehendak terjadi, maka terjadilah. Dan jika Allah tidak berkehendak, ya tidak akan terjadi. 4.

Mendirikan Shalat

Allah berfirman pada lanjutan ayat:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat.” (QS Al-Anfal [8]: 3). Mendirikan shalat adalah bukti keimanan seseorang. Di samping karena memang shalat adalah tiangnya agama. Kalau ia menegakkan shalatnya, sama dengan ia menegakkan agamanya. Sebaliknya manakala ia meruntuhkannya, tidak memperhatikannya, mengabaikannya, sama juga dengan meruntuhkan, tidak memperhatikan dan mengabaikan agamanya sendiri. 5.

Gemar berinfaq di jalan Allah.

Allah berfirman pada lanjutan ayat:

Artinya: “Dan mereka yang menginfakkan rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS Al-Anfal [8]: 3). Maka, seorang dikatakan beriman kepada Allah adalah ketika ia gemar menginfakkan hartanya di jalan Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda dalam hadits Qudsi:

Artinya: “Wahai anak Adam, bershadaqahlah, niscaya Aku memberi rezeki kepadamu.” (HR Abu Daud). Demikianlah lima sifat, ciri dari orang-orang yang beriman kepada Allah. Jika kita memiliki sifat iman seperti itu, maka ayat selanjutnya menegaskan:

Artinya: “Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.” (QS AlAnfal [8]: 4).

“Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki [ni’mat] yang mulia.” Semoga kita tergolong orang yang memiliki sifat-sifat orang-orang yang beriman dengan sebenarnya, sebagaimana ayat-ayat tersebut. Kesimpulannya jika kita ingin masuk kedalam ciri-ciri orang yang beriman maka pertama kita harus percaya dulu karna iman artinya percaya jika kita tidak percaya berarti kita tidak beriman. Dan kija juga harus meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kita sesuia tuntunan firman allah Q.S Al-anfal ayat 2-4. Sebuah awal Pasti ada akhirnya, itu lah kenyataan dari dunia fana ini, begitu juga dalam pidato saya, yang saya sampaikan sekurang-kurangnya dapat memberikan pencerahan dan dapat dimengerti bagi para hadirin sekalian ada pula ketidak sempurnaan datang dari saya sebagai makhluk yang tidak sempurna, demikian semoga bermanfaat, Beli keirpik ke bu yayah, Beli parpum ke si galuh Billahitaufiq walhidayah, Wassalamu 'Alaikum Wr. Wb..

More Documents from "Dzikri Saeful"

Pidato.docx
May 2020 3
May 2020 17
7.daftar Rujukan.docx
June 2020 15
Isi.doc
May 2020 36