KONDISI EKONOMI MAKRO INDONESIA DI TENGAH SITUASI DAN KONDISI “GLOBAL TURBULENCE” 2016 Universitas Indonesia
Facultas Ekonomi & Bisnis Program S1 Tahun Ajaran 2018/2019 Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Ph. D. Gurubesar Emeritus
(Kuliah Pembuka Perekonomian Indonesia, Rabu 6 Februari 2019)
GLOBAL IMBALANCE MENUJU TRADE WAR
Gatt Negotiations 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Geneva Round(1947) Annecy Round(1949) Torquay Round(1950-51) Geneva Round(1956) Dillon Round (1960-61) Kennedy Round (1964-67) Tokyo Round (1973-79) Uruguay Round (1986-94)
WTO established to replace GATT
WTO Negotiation 1. Doha Round (2001) Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
By 2016 failed to reach most of its goals
3
4
Almost a decade ago, it was observed analytically:
1.
Global imbalances could create the following conflicts:
2. 3. 4.
Trade disputes among countries Disputes between MNCs and domestic companies Legal conflicts Policy conflicts due to imperfect substitutability
Most importantly: persistent imbalances can spark not only financial crisis, but can also trigger global recession Government and private sectors alone cannot resolve the problem Global imbalances must be jointly managed by all concerned countries.
(Iwan J. Azis, 2009)
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
5
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
6
Trump’s “America First” Doctrine President Trump’s view on US role in the world – as explained by Trump’s advisers on security and economics: (McMaster and Gary Cohn): “The President embarked on this foreign trip with a clear-eyed outlook that: The world is not a “global community” but an arena where nations, non-governmental actors and business engage and compete for advantage. We bring to this forum unmatched military, political, economic, cultural, and moral strength. Rather than deny this elemental nature of International affairs, we embrace it”
(FT, 07/06/17) Trump’s America, it seems, rejects the decades-long liberal approach to global responsibility – which raises the question: Is this the base of Trump’s “grand strategy” of “America First” and “Let’s make America great again”? (As powerfully presented as his vision of America in the presidential election campaign of 2016). Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
THE THREAT OF DOUBLE DEFICIT AND INDEBTEDNESS IN THE MIDST OF GLOBAL ECONOMIC SLOWDOWN AND MAJOR CURRENCY EXCHANGE-RATE UNCERTAINTY
8
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
The Economist Oct 11th 2018
9
The Economist Oct 11th 2018 Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
10
Source: The Economist February 2nd 2019 Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
11
Source: The Economist February 2nd 2019 Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
12
Indonesia Economic Indicator Production, demand, and employment Real GDP growth (% y-o-y) Nominal GDP (USD bn) Prices & wages Inflations, CPI (%) FX & interest rates Policy rate, end-of-period (% y-o-y) IDR/USD, end-of-period
2015 4,9 861
2016 5,0 933
6,4
3,5
2017 2018f 2019f 2020f 5,1 5,2 5,0 5,0 1.015 1.041 1.088 1.166 3,8
3,8
3,7
6,3 4,8 4,3 6,3 6,3 5,8 13.795 13.436 13.548 14.600 15.000 15.000
Source: HSBC – The VIEW. Asia’s Bond Markets. Dec 2018 – Jan 2019 Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
3,2
13
Indonesia Economic Indicator External sector Export growth (%) Import growth (%) Trade balance Current account balance (USDbn) Total foreign debt (USDbn) Debt/GDP (%) Debt/Exports (%) FX reserves (USDbn) Import coverage (months) S/T Debt/GDP (% ) S/T Debt/Export (%) Public and external solvency indicators ST Debt/FX (%)
2015 -14,9 -19,7
2016 -3,1 -4,4
2017 16,9 16,2
2018f 9,6 22,1
2019f 6,9 8,6
2020f 5,5 8,2
-17,5 310,7 36,1 181,3 105,9 9,4 4,5 22,6
-17,0 320,0 34,3 190,7 116,4 10,8 4,4 24,2
-17,3 352,9 34,8 182,3 130,2 10,4 4,6 24,3
-31,0 370,2 35,6 173,0 113,5 7,4 5,3 26,0
-28,7 387,4 35,6 168,4 112,2 6,8 5,3 25,3
-31,9 393,9 33,8 160,4 111,6 6,2 5,1 24,1
36,5
34,9
36,2
48,9
51,8
52,9
Source: HSBC – The VIEW. Asia’s Bond Markets. Dec 2018 – Jan 2019 Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
14
Republic of Indonesia Long Term Foreign Currency Rating Moody's S&P Fitch Outlook Stable Stable Stable Rating Baa2 BBBBBB Source: HSBC – The VIEW. Asia’s Bond Markets. Dec 2018-Jan 2019
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
15
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
16
RATING
Investme nt grade
Investment rating
BBB+ BBB BBBBB+ BB
Non Investment grade
Reformasi, Demokratisasi, Desentralisasi
B+
Indonesia was “investment grade” before the 1998 crisis
Asia monetary crisis hit in 1997-1998
1st Open & Direct General Election Subsidized Oil price doubled
2ND Global economic crisis in 2008
3RD
BBB-
BB+
Baa3
Baa1 Baa2 Baa3 Ba1 Ba2
B
Ba3
B-
B1
CCC+
B2
CCC
B3
CCC-
Caa1
CC
Caa2 Caa3 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
S&P Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
Fitch
Moody's (RHS)
THE THREAT OF THE “FOREVER LOW COMMODITY PRICES”
18
19
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
20
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
21
Source: The Economist February 2nd 2019 Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
(Pengaruh Komprehensif dari Perkembangan Teknologi Terhadap Pembangunan
Kondratieff Wave (The Long Wave in Economic Life) Info/Bio/Nano/ Neuro
Triple-T Revolution Disruptive Technology
Kondratieff
Kondratieff
Kondratieff
Kondratieff
2000 4th Industrial Revolution
1st Industrial Revolution AGRICULTURE MECHANIZATION Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
GLOBAL SCALE COMMERCIAL AGRICULTURE
Kondratieff
GREEN REVOLUTION
GENETIC ENGINEERING, PRECISION AGRICULTURE
22
PENGAMATAN REALITA EKONOMI
Pengamatan Realita Kehidupan Ekonomi A.
Di belakang setiap: Terdapat: 1. 2. 3.
24
Parameter ekonomi Variabel
Golongan kepentingan (interest group) Lembaga yang digunakannya (institution/s) - Konsep yang dimanfaatkannya untuk: - persepsi - Memahami situasi dan kondisi yang dihadapi pemikiran - Merumuskan hal-hal yang normatif seperti:
- Visi - Misi - Tujuan-tujuan (goals) - Strategi (untuk mengoperasionalkan hal-hal yang normatif tersebut secara terstruktur
B. Di dalam perkembangan kegiatannya, berbagai perubahan akan muncul sebagai permasalahan, tantangan, ancaman, atau bahaya. Pengaruh perubahan akan tampak pada 1, atau 2, atau 3, atau berbagai kombinasi sesuai dengan tuntutan yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan tersebut. - Karena A dan B di atas: model ekonomi merupakan abstraksi dari realita kehidupan ekonomi, yang ditujukan untuk memudahkan analisa yang bersifat ilmiah. (Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, 2 Februari 2019) Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
PENERAPAN ILMU EKONOMI DALAM MENGHADAPI ISU-ISU EKONOMI DI INDONESIA A. Isu-isu ekonomi Indonesia dilandasi oleh 3 (tiga) parameter utama, yang merupakan batasan mutlak dari kehidupan menyeluruh negara-bangsa Indonesia I. II. III.
GEOGRAFI DEMOGRAFI SEJARAH MODERN (Modern history)
B. Sejak Indonesia diakui kemerdekaannya secara de facto dan de jure oleh masyarakat negara dunia, yakni sejak akhir Desember 1949, berbagai pemerintah telah berupaya menerapkan pelaksanaan sistem ekonomi dari berbagai jenis. Sesuai dengan kenyataan serta keperluan yang dihadapi dari periode-ke-periode.
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
25
26
Parameter “Destiny” Suatu Bangsa-Negara Unsur-unsur utama bagi perumusan: Grand Design Grand Strategy GEOGRAPHY Indonesia: Negara Kepulauan terbesar ke-1, dengan panjang wilayah pantai peringkat ke-4 di dunia, terbentang pada wilayah sepanjang hampir 4 Time Zone
DEMOGRAPHY
Indonesia: - jumlah penduduk peringkat ke-4 di dunia s/d 2030, dengan mayoritas beragama Islam yang hidup berdampingan dengan GEOPOLITIK Wawasan Nusantara dalam kaitan dengan agama-agama dunia UNCLOS serta keberadaan 4 ALKI (SLOCs) lainnya (Hindu, Budha, Konghucu, Katolik, Protestan) serta ratusan kepercayaan
GEOSTRATEGI
GEOECONOMI
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
HISTORY Indonesia: - Kebersamaan berlandaskan Pancasila yang teruji melalui masa yang lama di dalam memperjuangkan kemerdekaan serta kepentingan nasional, dan terpaut oleh kebudayaan Indonesia yang berlandaskan Bahasa Nasional
GEOGRAFI
Wilayah Asia Tenggara Dikepung oleh Wilayah Lautan Dunia yang Terluas
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
28
29
GEOGRAPHY is destiny Dari Deklarasi Djuanda 1957 ke UNCLOS 1982 South China Sea Pacific
Indian Ocean
Gambaran perbatasan Negara Indonesia yang memperlihatkan Batas Teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif, Batas Landas Kontinen serta Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
30
INDONESIA ARCHIPELAGIC SEA LANES UNCLOS 1982 SLoC MALACA
ALKI I
ALKI IIIC ALKI IIIB ALKI II
ALKI IIIA
Note: ALKI = SLOC (Alur Laut Kepulauan Indonesia = Sea-Lane of Communication) Indonesia menghormati prinsip navigasi maritim global seperti yang ditetapkan UNCLOS 1982, dengan membuka ketiga ALKI utara-selatan Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
31
WORLD SEA TRANSPORTATION AND THE ROLE OF
SOUTHEAST ASIA SLOCs - More than half of world’s annual merchant fleet tonnage passes through 3 SLOCs, i.e. Straits Malacca, Sunda/Karimata, Lombok/Macassar - Around a third of all maritime traffic - Roughly around 80% of China’s crude oil imports - Approximately 60% of Japan’s, South Korea’s, and Taiwan’s energy supplies - The oil transported through the Strait of Malacca is more than six times the amount that passes through the Suez Canal.
(Foreign Policy, Sept./Oct. 2011) Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
32
Source: World Shipping Council
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
33
Global shipping trade
Main container shipping routes
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
34
World’s Oil Transit Chokepoints
Source: EIA – World Oil Transit Chokepoints, 2016 Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
Million barrels daily
35
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
36
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
Major LNG Shipping Routes
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
37
38
Strait of Malacca’s LNG Transit
Source: EIA – World Oil Transit Chokepoints, 2016 Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
39
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
40
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
41
Iron ore and coal seaborne trade routes in 2010 (in mill. tonnes).
Source: IHS Global Insight
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
42
21st Century Spatial Dimension Of Territorial Sovereignty A. B.
Land Sea
C.
Air
D.
Man-made/Reclamation Areas Territorial Waters EEZ UNCLOS 1982 Continental Shelf SLOC • ICAO, IATA Airspace • Satellites Outerspace (LEOS, HEOS)
•
Frontier/Border
•
Deep Sea (Humankind Heritage) • Open Sea • •
ADIZ (Air Defence Identification Zone) Space Stations, Skylabs
Cyberspace Monitoring Systems directed to the management of (A, B, C) space and natural • Super-Computer resources: • Big Data, Artificial Intelligence (AI) • Drones, Intelligent Buoys • Submersibles
(The Major Powers continue to develop their monitoring capacity over all spatial dimensions, beyond the UN-mandated areas. Unilaterally, some are developing A2D [Area & Access Denial] military capacity)
ASEAN LONG-TERM DEMOGRAPHIC TRANSITION: UN PROJECTIONS OF POPULATION PYRAMID, 2050
TWENTY LARGEST COUNTRIES AND THEIR POPULATIONS, SELECTED YEARS
(millions)
Jakarta Geopolitical Forum 2017
44
45
DEMOGRAPHY is destiny Indonesia’s Potential: demographic bonus BONUS DEMOGRAFI • Indonesia has the fourth ranking population in the world, with 237.6 million people (2010), and the working age population is close to 70% of the total population. Population growth rose to 1.49% in 2010. • Indonesia’s window of “demographic bonus” (only if it accompanied by better quality education to produce skilled workers and more job creation) will close in the next decade, as the dependecy ratio (i.e. ratio of young and elderly to working age) will start to rise after 2030. INDONESIA: Age Structure of Population and Dependency Ratio (%), 1950-2050
Source: Government of Indonesia (2011), “Master Plan: Acceleration and Expansion of Indonesia Economic Development 2011-2025
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
ASEAN 5 - POPULATION PYRAMID 2050 Indonesia
46
Singapore
Malaysia
Thailand
Philippine
Source: UN DESA Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
ASEAN/CLMV - POPULATION PYRAMID 2050 Cambodia
Laos
Vietnam
47
Myanmar
Brunei Darussalam
Source: UN DESA Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
POPULATION PYRAMID 2050
48
China
Japan
India
Korea
Source: UN DESA Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
MIDDLE-INCOME TRAP
49
Correlations:
The Middle-Income Trap By Evan Applegate June 13, 2013 Speaking on June 6 in Chengdu, China, Executive Vice Premier Zhang Gaoli said his country “has to stand up to the test of striding over the ‘middle-income trap.’ ” Zhang was referring to a well-known phenomenon: Many nations can move from low-income to middle-income status, but as labor costs rise only countries that boost productivity, improve education, and master innovation fully develop.
www.businessweek.com Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
SISTEM EKONOMI INDONESIA SEJAK 1950
An Idealized Perspective of Rostow’s Stages of Growth and Chenery-Syrquin’s Structural Transformation Y $40.000 P (USD)
EMERGING MARKETS
(G-7/8)
(NIEs) (Newly-Industrialised Economies)
$5.000
$300
POST-INDUSTRIAL
LATE IND’L
$13.000
PRE-INDUSTRIAL
51
EARLY IND’L
FROM: INDUSTRIALIZING TO: INDUSTRIALIZATION (G-7/8)
(The Majority of NAM Economies)
0
Agriculture dominant
Industrial dominant
Rostow : TRADITIONAL PRE-CONDITION TO GROWTH SOCIETY
Services dominant
TAKEOFF
HIGH-MASS t CONSUMPTION DRIVE TO MATURITY
History : - Great Britain needed almost two centuries to move to Industrial Revolution then to “High-Mass Consumption” - Japan needed almost 70 years to move to Late Industrial Stage –from Meiji Restoration to WWII - China needed less than 40 years to the stage of NIE Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
52
Gambaran Teoretikal dari Sistem (Systems) Unsur Utama dari Sistem: A. Tataran Normatif
B.
C.
Tatanan Ideologi (Yang Memuat “Grand Strategy” (Kebudayaan: dari Negara Bangsa)
Visi Misi Tujuan-tujuan Nasional
Tata-Nilai (Values)
Upaya-upaya Operasionalisasi:
Tataran Struktural (Institutional)
Tataran Perilaku (Behavioural)
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
Kelembagaan Politik Sosial Ekonomi Hankam
Merupakan sumber utama Tata-Nilai)
Tata-Norma (Norms) Formal - Kenegaraan Informal – Masyarakat (Penentu pola kehidupan)
Kegiatan-kegiatan (activities), yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan, oleh para pelaku (agencies)
State (Negara/Pemerintah) Society (Masyarakat) Market (Pasar)
53
PERSPEKTIF SEJARAH SISTEM EKONOMI INDONESIA
Dengan memanfaatkan literatur ilmiah dari sejarah perekonomian Indonesia; baik pada dimensi pemikiran (thoughts) maupun dimensi kelembagaan (institutions), akan tampak bagaimana perjalanan sejarah Indonesia Modern sejak Proklamasi Kemerdekaan 1945 telah melalui beberapa periode “Sistem Ekonomi” yang memiliki ciri-ciri yang khas untuk masing-masingnya. Ciri-ciri atau karakteristik tersebut tampak pada masing-masing dari tiga tataran yang berperan besar di dalam setiap sistem ekonomi.
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
54
Dengan memanfaatkan cara analitis tersebut untuk memahami pengalaman Indonesia di dalam membangun system ekonomi; untuk mengatur serta menjalankan kegiatan-kegiatan ekonomi, tampak keberadaan sistem-sistem ekonomi berikut – untuk mudahnya kita gunakan periodisasi “model Perancis” sebagai berikut: Republik ke-1 Peran Kemerdekaan 1945-1950 Dari RIS kembali ke RI 1950-1951 Republik ke-2 Nation Building dan Character Building: dari Demokrasi Parlementer ke Demokrasi Terpimpin Republik ke-3 Orde Baru – Pembangunan berencana GBHN dan Repelita, peranan Dwi-Fungsi ABRI dan Teknokrasi Republik ke-4 Transformasi NKRI: Reformasi/Demokratisasi/Desentralisasi Peralihan dari setiap sistem ekonomi tersebut menyangkut seluruh kehidupan bangsa-negara, dan ditandai oleh terjadinya gejolak politik dan ideologi yang hebat – yaitu, pemberontakan separatis bersenjata, DI/TII, Perang Saudara PRRI/Permesta, Gestapu, Peristiwa Mei.
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
55
Periode
Sistem Politik
Perubahan Formal Perimbangan Peranan Negara versus Pasar
1950-1958
Demokrasi Parlementer
- Ekonomi kolonial kapitalisme liberal, untuk mengakomodasi dominasi bisnis Belanda dan Perjanjian KMB Desember 1949
1959-1966
Demokrasi Terpimpin
- “State Capitalism” versi Sosialisme Indonesia dan Ekonomi Terpimpin, untuk membangun ekonomi nasional yang mandiri (“berdikari”)
1967-1998
Orde Baru
- Ekonomi campuran (mixed economy), untuk melaksanakan pembangunan nasional lewat GBHN dan Repelita, serta Bappenas sebagai pengendali dengan memanfaatkan “Korporatisme”
1999-2004
“Reformasi I”
- Ekonomi “Washington Consensus/IMF-World Bank/CGI”, untuk merehabilitasi dan menstabilkan ekonomi nasional untuk keluar dari Krisis Multidimensi 1998
2005- ____
“Reformasi II”
- Ekonomi terbuka, untuk menyesuaikan pembangunan nasional dengan keterbukaan global
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
56
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
57
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
58
WESTERN HEGEMONY ERA KOLONIALISME
THE RISE OF THE REST
ERA IMPERIALISME
ERA PASCA-KOLONIALISME Neo-Mercantilism (State Capitalism)
The Economics Classical Neo-Classical of Nationalism Economics Economics:
Monetarism
Microeconomics Keynesian Economics:
Modern monetarism
Macroeconomics
Marxian Economics: Revolt against Clasical Economics
Scandinavian Social Democracy Marxism-Leninism
KEBANGKITAN NASIONALISME Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
COLD WAR
Mercantilism Capitalism Liberal-Capitalism Monopoly Capitalism
Welfare Economics
Post-Keynesian Development Economics Neo-Marxian (Dependencia) Historicism Institutional Economics
KEBANGKITAN RIVALITAS GLOBAL
59
INTERNAL INSTITUTION & SYSTEM BUILDING POPULISME CULTURE TRANSFORMATION (CIVILISATIONAL) CLASH OF CIVILISATION
MODERNISASI ECONOMIC DEVELOPMENT SOCIAL CHANGE POLITICAL DEVELOPMENT EXTERNAL GLOBALISASI VS DEGLOBALISASI
AGRICULTURAL TRANSFORMATION INDUSTRIALISATION RESOURCE – BASED DEVELOPMENT SERVICE ECONOMY
TECHNOLOGY TRANSFER
The process of modernisation of nation-state involves a complex cultural transformation, which is comprehensive in nature, in comparison to economic development, social change, or political development. The process will be both endogenous and exogenous in terms of the “primum mobile” which drives it. Whatever the strategy of development chosen increasingly all will require the support of technology transfer. Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
(Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Awal Februari 2019)
BEBERAPA PANDUAN BAGAWAN-BAGAWAN EKONOMI INDONESIA
Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo (Rotterdam Universiteit) (DEKAN KE-1, PENDIRI FEUI)
1. “Jangan mau benar saja. Harus juga efektif”. (Dpl: Sulit sekali menemukan “first-best choice” dalam menghadapi isu ekonomi yang nyata. Karena itu, agar bisa efektif untuk menanganinya, gunakan “second-best choice”. Atau yang berupa “lowhanging fruit”.)
2. “Yang permanen adalah perubahan. Karena itu, yang pasti adalah ketidakpastian. Karena itu juga, masa lalu bukanlah hal yang perlu mengikat perjalanan di masa depan”. (Dpl: “Setiap “paradigm” – atau: “the way we do things” – perlu diubah; bahkan ditinggalkan, kalau tidak lagi sesuai dengan perkembangan-perkembangan nyata yang terjadi.)
3. “Setiap strategi punya batasan bawaan”. (Dpl: bagaimana pun strategisnya peranan yang diberikan kepada suatu kebijakan, dia tetap punya batasan-batasan yang perlu dicamkan benar-benar.) Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
60
Prof. Widjojo Nitisastro, Ph. D. (U.C. Berkeley) (DEKAN Ke-4 FEUI)
1. “Setiap konsep pembangunan ekonomi perlu dibahas sampai tuntas di antara semua yang berkepentingan, terutama karena keahlian atau pengalaman masingmasing. Sesudah itu, sekali disetujui semua, maka harus dijalankan sampai selesai – biar pun untuk jangka waktu lama sejak dari awal perumusan konsep. Harus ada keputusan yang disetujui semua. Sesudah itu, dalam pelaksanaannya, tidak boleh ada yang ragu dan/atau berdebat lagi.) 2. “Pimpinan dalam kesemua langkah perumusan serta pelaksanaan harus ditetapkan secara jelas dan tegas. Hati-hati dengan melakukan desentralisasi karena tindakan itu mengandung risiko perpecahan, karena munculnya kepentingan-kepentingan khusus dari yang diberikan tugas”. (Jelas.) Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
61
Prof. Ali Wardhana, Ph. D. (U.C. Berkeley) (DEKAN Ke-5 FEUI) 1. “Reformasi suatu keadaan bisa lebih sulit dari Revolusi, apalagi kalau sifat keadaan status quo itu menyangkut banyak pemangku kepentingan yang diuntungkan, dan yang merasa nyaman karena sudah biasa.” (Dpl: serupa dengan Revolusi, maka Reformasi pun mengandung risiko yang tidak kurang sulit dan beratnya.)
2. “Pandai-pandai melihat peluang-peluang yang ada di luar lingkungan yang dihadang kesulitan dan bahaya, agar muncul faktor-faktor baru yang bisa dimanfaatkan untuk jalan keluar”. (Dpl: lakukanlah “thinking outside the box”, demi penyelesaian permasalahan.) Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
62
CATATAN Petuah-petuah Prof. Sumitro disampaikan sewaktu saya ditunjuk untuk membantu lembaga konsultan beliau Indoconsult, kemudian Redecon. Kemudian, ketika saya ditugasi menyusun budget dari LPND Menteri Negara Riset (MNR). Semuanya pada periode 1970-1973, kemudian 1980-an. Petuah-petuah Prof. Widjojo disampaikan pada periode beliau sebagai Menko Ekkuin/Ketua Bappenas,ketika saya adalah Peneliti pada LPEM FEUI, kemudian Waka Bid. Penelitian LPEM. Semuanya pada periode 1970-1972, kemudian 1980-an. Petuah-petuah Prof. Ali Wardhana disampaikan pada periode sebagai Menko Ekkuin kepada saya sebagai Waka Bid. Penelitian LPEM FEUI, pada saat Krisis OPEC 1984-1986. Pada periode 1962-1964, saya ditunjuk FEUI sebagai Asisten Pengajar pada matakuliah Seminar Teori Ekonomi dari Prof. Widjojo. Saat itu saya baru masuk LPEM di bawah Prof. Ali Wardhana, dan ditugasi menyiapkan konsep Reformasi Perpajakan Indonesia. Pada semester yang berbeda, saya pun ditugasi sebagai Asisten Pengajar untuk Matakuliah Ekonomi Moneter / Uang dan Bank dari Drs. Daud Jusuf. Pada tahun 1964 beliau ke Program Doktor di Sorbonne, Perancis.
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD.
63
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, PhD Email:
[email protected]