Petualangan Rasa, Musim, Kenangan

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Petualangan Rasa, Musim, Kenangan as PDF for free.

More details

  • Words: 5,701
  • Pages: 94
Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Kumpulan Puisi

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Nisa Ayu Amalia

Sajak-sajakku, lorong Pertautan kau dan aku Sebuah cumbu petualangan (Petualangan, Sby, Sept’08)

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Tiga Lelaki

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Rasa

Daftar Isi

1. Bilangan Rasa 2. Aku Mencari Sebuah Kamar Kosong 3. Sajak Secangkir Kopi pahit 4. Secangkir Teh 5. Biru 6. Memoar Kerinduan 7. Kisah Hati 8. Perjamuan Rindu 9. Surat 10.Perundakan Malam 11.Reroncen 12.Transaksi 13.Skak Mat! 14.Sepi 15.Sebuah Surat 16.Dansa 17.Rujak 18.Dialog Ribut Rindu 19.Bakso Keju 20.Reparasi Hati 21.Neraca 22.Inikah Rindu yang Kau Maksud 23.Ketika Kami Bicara Rindu 24.Cemburu 25.Kulukis Tanya 26.Luasan 27.Wi, dan Aku Adalah Tamumu 28.Gelisah

Musim 1. Musim Semi Tiga Tahun Lalu

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

2. Haiku Rindu 3. Malam Puan 4. Tanya-Jawab 5. Sajak Waktu 6. Saat Separuh Malam 7. Tentang Hujan, Tentang Rindu 8. Hijab Kabut 9. Saat Malam dan Sepi Tidur Seranjang 10. Puisi dan Hujan 11. Cuaca Membaca Berita 12. Lanskap Kabut 13. Sebuah Kenangan Tentang Hujan 14. Kunang-Kunang 15. Rindu Gerimis 16. Membaca Langit di Suatu Pagi 17. Antara Aku, Dia dan Bulan 18. Wi, Merunut Jejakmu

Kenangan 1. Kenangan 2. Hanya Itu 3. Repertoar Perjumpaan-Perpisahan 4. Lalu Hadir Sebuah Berita 5. Bercerita Sebuah Kenangan 6. Aku Ingin Bertutur Tentang Bintang Jatuh 7. Aku, Kamu dan Kenangran 8. Tuhan Mengirimiku Pesan Paling Singkat 9. Sebulan Lalu Tahun yang Sama 10. Perpisahan 11. Persetubuhan 12. Usai Senja 13. Sendiri 14. Kenangan di Sebuah Taman Kota 15. Sebuah Cerita Tantang Surga 16. Sebuah Catatan Tentangmu

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

17. Berita Kehilangan 18. Terik di Taman Kota I 19. Terik di Taman Kota II 20. Terik di Taman Kota III 21. Setelah Bercinta 22. Kadang, Aku Bercerita 23. Petualangan 24. Dalam Perjalanan 25. Sungai Kenangan 26. Ilalang Memberi Catatan 27. Pulang 28. Lebur 29. Kami : Sebuah cerita 30. Perempuan : Sebuah tutur 31. Di Sudut Bibir Kasumi 32. Sebuah Sudut Menara Penanda 33. Untuk Sebuah Pelaminan

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

EPISODE 1 RASA

Dalam suatu masa, bila semua keinginan telah hilang, maka yang tertinggal hanyalah….

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

`Bilangan Rasa Kecap rasa tak semudah hirup aroma Rasa butuh satu dua purnama Kamu lebih dari sebuah purnama Sudahkah kubilang? Tetutur mu anggun Aromamu kukecap, Sejauh kilo-kilo pembilangmu Ah... Tapi sulit sekali mengecap rindumu... Melesakkan rasa-rasa pilu Yah... Masing-masing kita sembunyi di balik sesulur Maumu apa? Runut sepi atau padang janji? Padahal kau tak akan habis kukecap. Lalu maumu apa? kutelan hidup-hidup? Atau kumuntahkan? Kalau iya, Cincang saja tubuhmu Biar kumakan Dan jadi laju darahku

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Aku Mencari Sebuah Kamar Kosong Atap putih Tembok putih Kelambu Ada jelaga sisi kanan-kiri laba-laba semedi Hey, ada yang terlupa! Sebuah pot kusut tua Tinggal jurai helai tangkai dedaun Teronggok di sebuah sudut Aku membaca kenanganmu, dari sebuah jendela Melukis bayangmu dari debu jendela Pot tua itu, kamu! Hadir namun mangkir Isi tapi kosong Senyawa dan meng-ada Ah... dasar cicak! Masih saja rayap goda Padahal aku ingin berpindah Ke sebuah sudut sebelah Tapi masih saja usung canda Ah... masihkah ada kamar yang kosong? Untukku.

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sajak Secangkir Kopi Pahit Hadirkan secangkir kopi pada tetamuku Halahhhh.. dua sendok saja kopinya Cukup Tak usah pake gula Sekarang hirup Pahit memang, Tapi manis juga memang Kopi tanpa gula = manis Itu jika aku minum bersamamu Sby,Apr’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Secangkir Teh : DS Hari ini kau tak tampak biasa Bukan meminta kopi tanpa gula Hanya secangkir teh manis Ah... Rupanya bersamaku sudah tak cukup manis bagimu. Sby, 040908

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Biru Biru adalah sekatku Antara kamu dan aku Crystal, 160608

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Memoar Kerinduan Ingin aku menyelusup di balik selimutmu Menghirup aroma keringatmu Dan mendekapmu dalam sebuah momen romantisme Kerinduanku menjamahi setiap sumsumku Catatan kerinduan adalah sebuah memoar Aku menginginkanmu lebih dari yang bisa kusebut Malam-malamku tak akan sempurna lagi Sesempurna saat kau titipkan rose merah di samping bantalku

(Rabu siang di tengah terik matahari) [28 Nov 2007]

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Kisah Hati : DS Suatu kali ada tamu. Mampir. Bawa buntal kenangan Diketuk sebuah pintu Kemudian, ditinggal. Teronggok begitu saja Sebuah pintu itu beralamat Jalan Hati, Gang Tersakiti Sby, Agust’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Perjamuan Rindu : DS Katakanlah ada perjamuan Kau duduk disampingku Dia di sampingmu Siapa yang akan kau beri, suapan rindu yang pertama.

Sby, 260808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Surat : DS Surat cinta merah jambu Kertas bingkai biru untuk terkasih Kekata lobang sana sini Kadang ingin gambar rautmu Rautmu tlah terkias di awang Coba kulukis rindu Sudahkah sampai telinga bintang? Surat cinta merah jambu Terkirim dalam rentet sandi

Sby, Agust’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Perundakan Malam : DS Baris kata senyumku Benar? Yakin, Kemudian sangsi Salam jumpa hidupku Masak? Iya, lalu bimbang Tentangmu endap Hadir Pelukku untukmu Tahu!!! kamar, 050808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Reroncen : DS Reroncen yang kau sematkan di ujung mimpiku, terasa manis. Butiran pertama, pahitmu. Butiran kedua, obatku. Butiran ketiga, perihku. Butiran keempat, obatmu. Reroncen yang kau formulakan dengan kelipatannya. Reroncen tak akan lengkap dengan bandul. Pemberat di satu sudut. Bertatah halus, hiaskan keluk-keluk hijau giok. Pemberat itu mencari silsilah. Lalu runut butir pertama hingga akhir. Ingin tahu, ia antrian butiran keberapa. Dini hari baru, 130808 *reroncen : rangkaian / untaian

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Transaksi : DS Kapan sua lagi Bukankah sudah bikin janji Tak kunjung tepati Kau masih hutang padaku Aku tlah bayar dengan rindu Berapa harga kapling lahan, Di hatimu.. Sby, Agust’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Skak Mat ! Main catur Kau, aku Sebuah strategi Bidakmu makan perdana menteriku Ku terpojok tak bisa lawan tak bisa tahan Aku kena skak mat cintamu sby, 230908

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sepi sepi adalah ruh saat keluh saat rindu sungguh bertemu dalam formula utuh Sby, Sept’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sebuah Surat : seseorang penunggu malam-fajar Teruntuk fajar, akankah bias kemerahanmu menghilang? ah... aku merindunya hari sudah temaram kamu matahari aku air laut ku ingin mengkristal sby, 131008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Dansa : Seseorang penunggu malam-fajar Perundakan fajar. Pulang kerja nyala PC, Tukar blazer Kaos oblong dan kolor. Seduh kopi beberapa kue kering. setel "Once Upon A December"* Dansa? Dengan siapa? Kamu? Atau "kamu"? Seseorang tanpa punggung Raut pun menduga Apa? Jangan salah duga Aku tak punya siapa-siapa. Jadi aku dansa? Untuk apa? Untuk siapa? Toh, aku tak punya siapa-siapa sayu sayup lagu bercecer dengan kekata Kalau kau tanya kenapa,

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Jawabku, "Aku rindu dansa denganmu." Sby, 221008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Rujak : Seseorang Seperti formula rujak, Kau racikan beberapa manis buah, mangga, nanas, bengkoang, pepaya, belimbing, jambu air, apel. Kau adukkan formula, kandung kacang tanah halus, cabai, garam juga irisan bawang. Kadang kau pisah, kadang sewadah. Rasai. Ada kalanya manis, masam, pedas, gurih, candu. Semua bercampur. Rasai. Itu rasaku. Sby, 231008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Dialog Ribut Rindu : Kami Semalam kemarin terasa liris kami bicara bahasa tak mengerti, kadang kami bicara hal pasti, kadang kami bicara imaji Tahu? kalau setiap rindu tak pernah henti cari muara. Kau bilang aliran air Kubilang, tetap saja, air tak pernah menemu muara Ketika sampai ke laut, ia kembali ke awan. Tahu? kalau setiap rindu tak akan pernah menguning Bahkan layu pun tak akan Kau bilang setiap tangkai akan gugur Kau lupa setiap tangkai gugur, bentuk tunas baru. Tahu? kalau setiap rindu tak pernah padam. Kau bilang laksana terang lilin Tertiup angin, dilempar hawa dingin, kemudian musnah. Kubantah, aku bukan lilin aku lampu neon di instansi pemerintah. mengapa? Disana nyalaku tidak terganti, tidak padam Tahu? Ini hanyalah dialog kami

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Dialog ribut kecil kami Dialog ribut kecil rindu kami Sby, 241008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Bakso Keju : Seseorang seperti bakso keju : gurih di luar gurih di dalam tuang ke belanga hatiku ah.. seperti cinta karena nikmatnya kadang tak cukup satu boleh aku tambah lagi? Sby, 281008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Reparasi Hati : DS tolong! carikan saya, tukang lem, tukang jahit, tukang tambal atau tukang-tukang apapun. Sby, 281008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Neraca Percuma punya neraca neraca rinduku rusak rinduku tak hingga ditera Sby, 051108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Inikah Rindu yang Kau Maksud : penunggu malam-fajar mungkin kau tengadah pada langit, harap yang kemudian pupus. saat malam-malam jelang sunyi, dari hingar isi otakmu. kau terus jejalkan secangkir kopi beberapa kepul asap cinta rokok-rokok senja di kecup bibirmu. kuseduhkan airnya kupantikkan apinya. aku tahu kau tak menolak. dan kita melewati malam-malam jelang fajar, tabuhi lamunan kita sesekali bersorak-sorai atas nama sepi. ah... kau tahu? mungkin aku hanya rindu menggantung di kelopak mataku saat mimpi membuaiku ah... kau tahu? inikah rindu yang kau maksud? Sby, 101108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Ketika Kami Bicara Rindu : Seseorang di jelaga kanan kiri rumah lara, ku coba temu remah-remah kasih semoga ada? kadang berita mati selusup sepi hari-hari lewat sekat-sekat kaca kami ahhh sepi sekali di tanjakan malam masuki ruang-ruang kami aku benci setiap kali masuki subuh rindu coba intip dari sela lubang angin kadang rindu rintih-rintih gelepar-gelepar memuakkan apa rindu cukup goda malam kami? bertempur kesakitan tinggalkan sunyi dan getir nganga pelan kami tetap kalah rindu tetap datang di setiap malam di saat pesakitan kami ahhh... kalau begitu

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

malam janganlah datang jelajahi kamar-kamar kami biar kami tetap mengecup hadir orang yang kami kasihi rumah pesakitan, 161108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Cemburu aku cemburu pada sepi laik selubung asap kerongkongan kami sekat pandangimu lekat semakin lama semakin hebat entah aliran apa, sungguh maha dashyat apakah rindu? apakah sendu? bukan, tampaknya bukan, ah... mungkin benar ah... iya benar kuhitung ragu satu... dua... aneh tak jua berlalu apakah ragu atau rindu kucoba tera besarannya sama hitung! cepat hitung ahhh pasti ini pasti ulah sepi sepi tlah rampas bilangan ku bilangan rindu yang kuhidu sudah berkali-kali kubilang ceraikan saja sepi

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

biar rinduku persuntingmu, Sayang Sby,171108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Kulukis Tanya hari ini kami bicara selubung tolol gerutu babi buta timpal saling maklum hahahaha... benarkah? kukatakan cemburu kah kau padaku ataukah pada sepi? atau pada hujan? atau pada waktu? mungkin dan kembali kuterka jawab pada desir angin pada cuaca dingin dan kulukis-lukis kembali rautmu pada gemintang pada perca malam kemudian luruh pada riuh embun fajar ah mungkin mungkin kau tak kan dengar sby,nov 2008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Luasan Ada luasan yang kucoba ukur dengan jengkal jemari. Luasan ini kadang warna jelaga. Tentu saja, itu abu-abu. Atau mungkin biru. Biru telah dipinjam oleh nya? Coba kuketuk pintu langit, lalu kan kutanyakan padanya. Sepertinya dia terlalu baik padaku. Luasan itu memantik belasan bahkan puluhan sketsa. Kadang sketsa-sketsa itu berteriak riuh di kedalaman. Memanggil goda. Cepat! Kata ini placebo, ini palsu. Dan sketsa itu kembali berpesta. Kadang mula cakap akan tanya hitungan waktu alir botol senja. Mungkin sketsa itu terbaca jadi kerutan, bahkan bopeng-bopeng ngilu kelilingnya. Coba telaah, mungkin ada jelajah mulus rona . Benar, ternyata ada. Paling tidak, masih ada. Kupungut sesuatu di sudut luasan itu. Hei, rupanya itu rona mukamu. Tersembul antara sketsa rindu yang lain. Akhirnya kutemukan juga. Sby, Des’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Wi, dan Aku Adalah Tamumu Wi, adakah kabar kau tautkan detak jarum jam angka seribu sementara, tik-tok kabar terselempang terpaku beku di dinding kamarmu tak mampu teraba yang kau tanggalkan disana entah helai kelopak rindu entah lembar halaman pilu berkali-kali kuketuk jendelamu tak ada sautan geming jendelamu artikan tanda-tanda ragu Wi, tahukah? ragu tak pernah menunggu yang menunggu hanya rindu : sebuah jawab Sby, Des’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Gelisah : zh, ruam luka yang kau tinggalkan ini gelisah kau tanggalkan di pucuk jelaga jendela Limar kemuning ufuk jingga cakrawala Ruam pilu di kerling matamu, senja menjawab ragu adakah luap basah kau titipkan? mungkin saja hujan tak datang mengirim setangkup rindu dalam rinainya di sudut jelaga jendela bila kiriman rindu tak datang ku akan terus menanti saput kabut kepulanganmu Sby, my sentimental moment 201208

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

EPISODE 2 MUSIM

Telah tiba masa semua rasa luruh. Saat kuncup bermekaran, saat hujan rinai, saat langit cerah.

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Musim Semi Tiga Tahun Lalu Ada tiga pohon cemara yang kokoh. Ada tiga bukit yang mengajak bercanda. Hahahha... jadi ingat masa lalu. Tak usah jadi sentimentil Ini bukan tentang aku Ini bukan tentang kamu Ini hanya sekedar lamunanku Sekedar bahwa aku ingin berceloteh denganmu Dalam percakapan tiga musim Tiga periode yang tidak akan berakhir Aku, kamu dan kenangan masa lalu Akankah menguap begitu saja Seperti keindahan embun pagi Dan uap-uap air mendidih Dan kenangan biarkan seindah itu Seindah kecupan pertamamu Dan rengkuhan awalmu Merunut kecup pertama, 3 tahun lalu, 160508

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Haiku Rindu Hujan tercurah Jalanan telah basah Rindu menjamah Lepaskan semua Rindu takkan terbayar Tetap sendiri Hari tak putus Detik tak juga pindah Waktu berlalu Ingin membayar Tetap saja merindu Engkau tak datang Ku ingin pulang Ke negeri tetangga Menemuimu Sby, Feb’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Malam Puan Mega biru merunutkan sebuah kisah sendu Ada tahbis meronta mencari hikmat Ah... hari ini puan ingin merundung rindu Pada siapa ia kan berpulang Lalu bayangan mengendap mengendur Tingginya tak sampai sejengkal Keluhan yang akan menurutkan pilu Sama seperti arak – arak mega Pulang aku ingin pulang Pulang ke negeri tak bertuan Ucapkan syahdu sajak malam Selamat malam... puan... Sby, Mar’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Tanya-Jawab : DS Semalam, dalam perundakan fajar, kau bercerita tentang sebuah kenangan Langit temaram, dan deru masih kelam Ada rindu kau titipkan Ada tanya kau gantungkan Ku menjawab dengan diam Bukan karena enggan Hanya bunga belum sepenuhnya mekar Tinggal satu kelopak pudar Perundakan terik Kau pertanyakan kembali Aku Ini Ini Kau

jawab bukan sementara untuk selanjutnya membisu

Sby, 270808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sajak Waktu : DS Aku adalah malam kembara, pagi cahaya, terik buana. Ku merindumu, dalam persinggungan senja, pertautan fajar.

Aku adalah perlintasan masa, persinggahan lara. Aku mengenalmu sedekat ku mengenal waktu Sayangnya, kau hanya kenaliku sebagai fajar Padahal, tlah kutegaskan. Aku adalah waktu Sby, 270808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Saat Separuh Malam : Seseorang Kubaca isyaratmu, di pancar sinaran Ketuk sekejap, lalu sembunyi Gerangan kau cari? Fajar belum semi Dan kita bertukar diam pada sunyi pada malam pada sepi sby,270908

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Tentang Hujan, Tentang Rindu Tentang hujan... Ia bercerita tentang sebuah kesah tatkala rindu mulai tengadah di pelupuk langit-langit dunia. Tentang hujan... Ia bercerita tentang sebuah rindu yang tak pernah padam, pada tanah, pada rumput, dan karang. Tentang hujan... Ia bercerita tentang sebuah rindu pada rinai derai tawa anak-anak yang berlarian, memercikkan bulir-bulir keriangan atas segala derita kesiangan. Tentang hujan... Ia bercerita tentang rindu. Pada rinduku yang luluh dari pori-poriku, pada cintaku. Tentang hujan... Kuharap kerak pori rinduku, bisa kau hantarkan dari aliranmu, menyelusup ke tanah, atau diserap tumbuhan sesayur. Tentang hujan... Ia bercerita tentang rinduku. Dengan perantara sayur, dengan perantara air minum, cintaku bisa menyerap segala rinduku. Tentang hujan adalah sebuah cerita tentang segala rindu. Sby, setelah hujan, 8 Oktober 2008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Hijab Kabut : seseorang penunggu malam-fajar "Kamu ngantuk" tanyanya. "Sama aku juga" imbuhnya. Dan malam larut Sejauh liku jam yang berdenyut Tik tuk tik tuk "Ah... ini kabut selimutmu, biar jadi hijab" katanya. Hijab? Aku tak mau hijab Sila kau pakai tutupi lemahmu Ah.. salah kau tak pernah lemah, mungkin cuma rasa kalah Sby, Okt’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Saat Malam dan Sepi Tidur Seranjang : Menanti Malam berjingkat perlahan. Memasuki rumah-rumah kaca rindu. "Hari ini pukul berapa", tanyanya. Sepi menjawab "Tidurlah direngkuhanku" Dan... Langkah malam semakin mendekat menuju peraduan menyelundup di sela selimut sepi Hari ini, Malam dan sepi tidur seranjang Sby, 151008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Puisi dan Hujan : sang hujan Puisi adalah hujan Bagi pinta nyawa gersang Kucintamu seperti puisi Tak perlu alasan, Bukan? sby, 231008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Cuaca Membaca Berita Suatu hari saya melihat berita di televisi. Pembaca beritanya membuka dengan ucapan salam. : Selamat pagi. Kualihkan pandangan ke jurai kabel telpon tua. Kalau melihat jurai kabel telpon tua, aku jadi ingin teringat padamu : Ingat, baru sebatas ingin. Kemudian kuamati berita di televisi, lagi. Entah mengapa, menjadi suatu efek yang luar biasa. Berita televisi dan jurai kabel telpon tua membentuk formula tersendiri : Formula rindu. Formula rindu membuatku tergerak. Bukan sekedar ingin, tapi menjadi harus. Akhirnya, kugabungkan ideku. Kuhampiri telpon tua, kuangkat ganggangnya, kuputar beberapa tombolnya. Diangkat, kujawab. Aku sampaikan, sebuah berita padamu "Lihat langit cerah! Apakah secerah beritamu? Ah... kau tahu? Beritamulah yang membuatku cerah." sby, 261008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Lanskap Kabut : DS Kabut dan lanskap kenangan coba recap oleh penghujan Sby, 291008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sebuah Kenangan tentang Hujan : pecinta hujan sepertinya kulupa tarian hujan yang kita peraga bersama. bunyi kecipak sabda telikung awan menggantung padu padan nada kendang halilintar kadang sorak sorai panggilan hujan kita ucap bersama hujaaaannnn…!! ayolah curah.!! ahhh semenjak ku lupa ku letakkan botol-botol di sepanjang jalan ku tadahi setiap bebulirnya harap jadi botol kenangan tentang hujan dan dirimu setelah semua botol penuh ku tak segera memanennya hanya pandang kaca-kaca aneh, aku sekarang tak hanya lupa namun dengki Hujan. Sby, 311008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Kunang-Kunang Ahhh… Tuhan bicara manis sekali Pada kunang-kunang sepi Sebentar lagi Kepak subuh sunyi Sayap coba mencabar Kelopak teratai mekar Kolong sungai kenangan Ahhh Ini kutukan Kunang hewan malam Pendar pada kelam Dan andai paling indah Ada di kecup cahaya Demi sinar Titipkan pada bulan Kunang lukis pendar sendu Bias sinar tak habis sendiri Tahukah? Ini masa rindu Kunang dan malam Kunang setia Se-ka-li Sudah itu mati Kalau malam? Sby, 221108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Rindu Gerimis Gerimis membaca koran di pagi hari ditemani secangkir kopi dan setangkup roti dibacanya tajuk terdepan "Hari ini Tuhan Mengajak Bercanda" Diurutnya kalimat demi kalimat telaah kata demi kata Tetap sama, gerimis masih tak mengerti Untuk menjelaskan tajuk terdepan hari itu, gerimis memencet tombol hape mengundang hujan turut serta artikan teliti frasa demi frasa tajuk terdepan hari ini Hari ini hujan akan datang memenuhi panggilan mengucap janji akan menemani gerimis Hujan membaca rindu gerimis yang terselempang di lingkar pelangi. Alirannya banjiri rindu tanah akan basah. Aroma rindu nya tercium mencapai sela-sela jeruji jendela. Dan rindu gerimis menjelma menjadi Hujan Sby, 091208

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Membaca Langit di Suatu Pagi cuaca membaca kelopak luka ujung senja diberinya langit muram mentari sembunyi inilah sunyi liris gurat nadi seraknya kutemu satu-satu tetes embun dingin terasa merangkak malu di sela dedaun pilu hujan kemarin masih tersisa tanggalkan rindu di sela jendela ini pagi saat duka menggapai jurai tirainya menyapa sekali lagi lirih saja di suatu pagi, 121208

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Antara Aku, Dia dan Bulan ketika perjalanan pulang melihat bulan yang sedang terbelah aku jadi menaut kenangan dan kedatangannya. sekarang kusadar puisi adalah sumpah terucap dia berbicara tentang bidadari peminang bulan. siapa dia? bisa jadi aku atau perempuan-perempuan lain yang dianggapnya cukup bodoh untuk menyodorkan tubuhnya. bulan ini adalah bulan mengingatnya ketika bulan separo diapun selalu datang dan datang lagi pada bulan bulan yang sedang terbelah malam ini kuingin meracau tentang dia dan bulan yang selalu diagung-agungkan. tentang cerita-cerita lama yang membuat kepalaku penuh dengan kata aroma puitis magis. dia semakin tak puitis ketika ku paham kepuitisannya aku ingin mengingatnya untuk mempermainkannya dan di suatu masa, aku membiarkan diriku berhenti sambil tetap bermain-main dengan kenanganku, tentangnya dan bulan sby, 151208

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Wi, Merunut Jejakmu : Wi Wi, kuingin selusuri jejakmu dari kaki-kaki langit namun entah mengapa, begitu kumendekatimu, kuingin segera berlari menjauh adakah jejak hujan coba kau tinggalkan, pada tapak-tapak bulir air mata? : lukamu inilah dera merajam basah aroma tanah genderang halilintar selimut halimun mendung coba kubaca arah angin berdesir kitari bukit di sela tegalan jelajahi setapak sungai tepian mengecap rindu, tersebar tiap jengkal tanahnya pahamimu di tiap area pekuburan rindu masa lalumu Sby, malam penghabisan 171208

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

EPISODE 3 KENANGAN

Mengecup masa yang lalu kemudian membuahkan sesuatu yaitu…

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Kenangan Maka aku akan berjalan menjauhi kenangan, menjelmakan diri menjadi bebuih. Luruh dan kosong menghempas daratan. Karam di pojokan tepian. Entah berapa onggok sesuatu telah kuhempas namun tidak ada yang aku pahami apakah itu. Sesanthi akan kenangan itu akan kembali tersakiti. Akan kembali disayat oleh pilu. Kenangan itu adalah kosong. Bukan keajaiban seperti konon kabarnya. Bukan memori ceri yang manis akut. Hanya beberapa buah peach yang menunggu ranum, namun ketika dipetik pesonanya tak berharga. Dan kenangan hanya sebuah perjalanan, ketika rasanya tak semanis yang engkau bayangkan Sby, Agust’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Hanya Itu... Ada dedaunan perlahan jatuh Ada kenangan perlahan runtuh Setangkup rindu bawaku pulang Ada cinta ingin kuberi Hey... dimana dirimu sayang Sudah lama aku disini Sekali lagi aku ingin memantraimu Sebuah kecup dan peluk Hanya itu Aku tidak sedang ingin berkasih-kasih Aku sedang tidak ingin bercinta-cinta Karena rasa sudah kebas Hanya sekedar sandaran bahu Tempat menumpuk penat Hanya itu

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Repertoar Perjumpaan-Perpisahan Tahukah kamu? Sebuah repertoar "perpisahan" terbaca Lihat satu persatu tali pengekang dijulurkan kemudian... lepas Bahumu basah olehku dan aku terguguk sendu Ingatkah kamu? Aku duduk di depanmu beberapa tahun lalu Beberapa deret buku dan syair kenangan Ah itu dulu Beberapa tahun lalu Saat mereguk manis masa muda Dan kita bermain-main dalam kenangan Kini Repertoar itu masih terbacakan Sebuah repertoar "perpisahan" Dan salut atas kita kita berdua menjadi setan Diri kita masing-masing

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Lalu Hadir Sebuah Berita Sambutan sapa malam-malam Lalu hadir sebuah berita Kenangannya Berita adalah duri Wabahi kulit dan jemari Gelitik nyeri Lalu hadirlah sebuah berita Ceritanya Cerita malam-malam Kehilangan bulan Ah... rupanya bulan telah dicuri Langit sepi Dan hadirlah sebuah berita Sebuah pilu cerita tentang kelam Ini berita tentang terang yang jadi kelabu Ah... ada apa gerangan ? Rupanya hadir sebuah berita Bahagia tapi pilu

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Bercerita Sebuah Kenangan Aku tangkap isyarat di matamu be-riburibu cabaran kelam itukah coba kau jawab? Kenangan endap lirih Labirin waktu ingin recap Cinta itu membingungkan sekejap lenyap sekejap genap Ku-mu, pikir senyawa ya... ada ya... tiada Ruam kesalnya masih ada Namanya juga kenangan Tolong, jangan ada sesal kenangan takkan pernah hilang

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Aku Ingin Bertutur tentang Bintang Jatuh Lihat ada satu bintang jatuh Dari sebuah titian pagut Ada satu bintang jatuh Tepat di sebelah sol sepatuku Pertama-tama dia berkelip di langit Kemudian tersenyum menantang Mengejek sambil berbisik "Aku akan jatuh di kakimu, sayang" Kata bintang jatuh "Aku bintang yang paling indah" Kemudian, "Aku kini disisihkan" Oh... sungguh keluh paling menyesakkan Ada bintang jatuh tersisihkan Ada bintang jatuh dibuang Sol sepatu kini lebih tinggi darinya "Lihat, lihat... Sebelah sini, Ya sini, Kamu yang diatas sana, Tengok aku" Seru bintang jatuh "Aku ingin berbagi debu-debuku padamu" Serunya Kasihan... Bintang jatuh ingin menebar debunya Padaku dan sol sepatu

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Tapi tak bisa, Debu bintang jatuh hanya bisa dibagi Pada tanah dan rerumput. Sby, Apr’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Tuhan Mengirimiku Pesan Paling Singkat Tuhan mengirimi ku Sebuah pesan paling singkat Berisi sebuah kartu Dan harap yang lekat Ada firasat Ada ingatan sesaat Dia hadir dalam sebuah deru mesin Mengitari pesisir Mengarungi laut asin Ah.. rupanya Tuhan mengirimi ku Sebuah pesan paling singkat Tentang tutur manjanya di suatu malam Lagi-lagi Tuhan mengirimi ku Sebuah pesan paling singkat Sebuah postcard Memuat roman mukanya Ah... lagi-lagi Tuhan mengirimiku Sebuah pesan paling singkat Tapi rinduku sudah dihempas lalu Menanti, 010608

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Aku, Kamu dan Kenangan : DS Aku, kamu dan kenangan Berdiri dalam segaris jalan Ada yang tinggal Ada yang tanggal Aku, kamu dan kenangan Dalam perundakan subuh Gumul kita adalah ruh Dalam pikir gaduh Dan biar saja kenangan luruh Menjelang fajar, 250608

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sebulan Lalu Tahun yang Sama : ZH Aku ingin menyulam rindu di pucuk langitmu. Agar bisa kuamati rautmu mencabar kenanganmu. Ini periode aku dan kamu mengurai kata. Namun diam, ruh kita. Juanda, pembilang tujuh bulan juni. Rindu kelu, tak ada pilu. Aneh. Padahal setahun lalu, tak lepas bulir air mata dari pandangan kotak kenangan. Kotak kenangan telah dilarung dalam peti mati. Ombak naik turun pernah warnai kenangan. Itu dulu saat eja kata sakti, rasa rona pelangi. Aneh. Kata sakti hilang daya. Cepat, seperti ombak pasang yang datang menghadang.

saat sebulan lalu, 070708

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Perpisahan : DS Kukirim sepucuk rindu pada senja Petualangan tlah jelang akhir Singgah beberapa perhentian sebelumnya Karam di sudut hatimu Buka tutup botol isi kepala beberapa pikir ruah banjiri obrolan Gelas soda manis, gurih hidangan, lalu tawa Ah... senja pun cemburu Buru langkah Tibalah persimpangan Kutitipkan rindu Pada senja yang cemburu

setelah bertemu, 180808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Persetubuhan : DS Bercerita tentang masa depan tidak pernah lagi sesulit dulu. Mentarimu masih menyinariku lembut. Aku tidak pernah merasa takut, karena mentarimu telah menjadi milikku. Langkah kita sejalan, mengarungi pelataran gedung klasik. Sesekali menuturkan masa silam, akan mega mendung, terjal jalan, dan manis wajah pujaan. Beberapa kali mengambil jeda diantara pepohonan, mengeluarkan keluh pias cerita tentang derita. Sesekali mengurai penawar dari tutup botol rahasia pikiran. Ah tahukah kamu, senja kota tak ingin berarak cepat menuju keesokan. Senja hanya ingin bersenandung rindu, memutar waktu lebih cepat menjadi fajar. Esok akan terlihat lebih indah, menjalani persetubuhan waktu kita. Persinggahan kita adalah mimpi, yang menautkan kita kembali. Tak akan ada jarak, tak akan ada sela. Karena mentarimu adalah juga mentariku dan persetubuhan kita adalah persetubuhan dengan waktu.

Sby, Agust’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Usai Senja : DS Ujung senja Sekelumit mentari lengkaplah sudah Hantaran bingkisan Penutup hari Dan akan kutulis pesan Rindu yang belum kau jamah Endap usik jemari tit..tut..tit..tut Meluncur Pesan kosong Bual percuma Akhir hampa Sby,250808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sendiri : DS Sebuah bangku Isi satu orang Di satu sore Jelang senja Ada getas iringi Lampu taman kota, belum nyala Satu lelaki pergi, tinggal si perempuan. Sendiri Kemudian, sepenggal suara terdengar. Tangis. Sby, 250808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Kenangan Di Sebuah Taman Kota : DS Jiwaku mengendap Ada kalut merapuh hinggap di ujung senja Beberapa akar rumput syahdu lagukan sebuah syair Ada rindu lepas Pias Tangisnya jatuh puas Liris kikis sebuah mantra magis Tentang melupa sebuah bayang Yang lalu, juga laju tepi kasih sby,240808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sebuah Cerita Tentang Surga : DS Ada bidadari disampingmu, kaukenalkan padaku. Kau katakan dia penjaga surga. Tahukah kamu? Kutak perlu penjaga surga. Pintu surga nya telah di depanku, kau di dalamnya Sby, 260808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sebuah Catatan Tentangmu : DS Kamu meminjamkan syair rindu. Ah… jauh dari rindu. dalam setiap ruh

bayanganmu untuk kutulisi kenangan tidak akan pernah Dia akan selalu menyelusup pikirku

Tahukah kamu? Bahwa dari bayanganmu saja telah cukup. Cukup untukku membukukan seluruh dirimu. Membukukan seluruh sikapmu, membukukan seluruh masa lalumu, seluruh pemuja dan pujaanmu. Ah… aku ingin sekali membukukanmu, membukukanmu dalam sebuah catatan Sby, 260808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Berita Kehilangan : DS Sebuah berita kehilangan: Telah hilang sepenggal belahan waktu, yang tercabut dari malammalamku. Bagi siapa yang merasa terbawa, tolong kembalikan. Jangan lupa bawa serta dirimu, kutak bisa hidup tanpa keduanya.

Sby, 270808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Terik di Taman Kota I : DS Menunggumu dalam pergumulan waktu terasa lebih memuakkan. Jarum jam berdetak perlahan dan ingin aku memutarnya lebih kencang. Ah… langit masih menantang, dengan terik di pusat cakrawala. Kemudian engkau datang, membawa ragu yang kutakutkan. Siapa di sebelahmu? Bidadari kawan hidupmu? Ah… kau tahu? Terik telah mampu merebus tubuhku sekaligus hatiku. Siapakah dia? Dan aku tahu, tak berhak tahu siapa dia. Sby, 250808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Terik di Taman Kota II : DS Saat terik kemarin Ada perkawinan diam Antara kau, aku dan dia Dan waktu jadi penghulu Sby, 250808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Terik di Taman Kota III : DS Kau tuang anggur untuk bidadarimu Di lipatan bibir tipisnya Dan aku cabar bayangmu dari kejauhan. Sby, 250808

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Setelah Bercinta : DS Kau meninggalkan jejak aroma musk yang kau cap-kan pada serat sprei bantal peraduanku. Masih bisa kuhirup ujung kerinduanku pada sudut-sudut ruang kamarku. Kemudian lekukan yang kau berikan di saat kau terlelap, sesudah kita bercinta bermalammalam kemarin. Terkadang, aku sepertinya menghapal ukuran lingkar pinggangmu. Ya… lingkar pinggangmu seukuran lebar pelukanku. Saat itu fajar masih membiru, tak mau menjingga seperti kebanyakan. Dan saat ku terbangun, kau menghilang. Sby, 030908

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Kadang, Aku Bercerita Kadang, aku bercerita pada burung-burung malam, tentang langit sore yang jingga, tentang parasmu saat kelopak matamu terpejam. Kadang, aku bercerita tentang kerinduan, tentang lidah yang sekejap kelu saat bersamanya. Kadang, aku bercerita tentang subuh-subuh yang tercuri dari malammalamku, tentang mata yang sulit terpejam, karena dalam kelopak mataku, ada bayanganmu saat kelopak matamu terpejam. Kadang, aku bercerita bahwa suatu saat bukan hanya malamku yang tercuri, tapi sebagian waktuku, hatiku,bahkan perhatianku. Yang coba ingin kau curi, kemudian tidak pernah sadar kau bawa lari. Kadang, malammalamku berkisah tentangmu yang lambat laun akan merampas malammalam itu sendiri, karena saat aku berkisah tentangmu malammalam tidak akan pernah menjadi malam. malammalam,050908

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Petualangan : Seseorang Ku lihat matamu buta Adakah isyarat di ujung kepak kelopaknya? Seakan pendar kerlip lampu kota Mengapa bisa? Sajak-sajakku, lorong Pertautan kau dan aku Sebuah cumbu petualangan Sby, Sept’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Dalam Perjalanan : Seseorang Kasih, saat ku tersesat, bolehkah ku simpul semua arah agar selalu tertuju padamu? Sby, 260908

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sungai Kenangan : ZH Kau melemparkan ku ke sungai kenangan, kau takut terkena cipratannya. Alirannya sudah tak terlampau deras. Hanya ada beberapa bayang bebatu membias. Ku katakan "aliran kenangan sudah tenang, tak ingin kembali bergolak". Sby, Okt’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Ilalang Memberi Catatan : Tiga lelaki Ilalang adalah tumbuhan kaki langit Endap ketika angin berbisik : Selamat datang, marutha Ilalang adalah tumbuhan kaki langit Titipan rindu pada gembur peladangan Goda cangkul dan sela tanah : Ijinkan ku jajal cinta, dwipa Ilalang adalah tumbuhan kaki langit Tengadah pada empunya ruh Ucap keluh lewat terik mentari : Belai aku dengan hangatmu, surya Sebuah catatan dari ilalang dihembuskannya pada marutha, pada dwipa, pada surya : Selamat datang Inilah gerbang cinta Sby,141008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Pulang hari ini langit menjingga hiruk kloneng kleningan penanda kereta rayapi punggungpunggung lonjor besi di sebuah perhentian pertemukan jumpa-pisah, dalam satu muara Perempuan di batas penantian mengangan kabar kedatangan kelebat lelaki mendekat kampung membawanya pulang sekeranjang buah tangan setangkup rindu tuk perempuan Sby, Okt’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Lebur : Seseorang Kau beri sayap Suatu ketika, saat tanah basah. Kukepakkan, Ayunnya libas bayu Kukibaskan, Di rintik deru gerimis Tahukah? Kau beri sayap kertas Dan... Lebur sby,211008

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Kami : Sebuah cerita : semakin pagi semakin menjadi kami takkan lelah cumbui waktu mungkin sesekali ambil jeda tak mengapa toh kami tetap hapal segala halte dan terminal kami takkan jemu runut kata menduga kemana muara setiap frasa tak mengapa toh kami suka segala tanya kadang memainkan sedikit terka kami takkan pernah penat menera segala angka fenomena satu dua tiga lima tak mengapa toh neraca kira tak henti bekerja akan massa segala cerita kami tak akan pernah bosan bersama mungkin satu dua hitungan masa semoga Sby, 031108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Perempuan : Sebuah tutur : Seseorang Lelaki datang dalam kelam bias kolam kenangan di orang-orangan matanya Perempuan benci jadi ikan bermain dalam kecipak bimbang dikatakan perempuannya batu karang dikatakan perempuannya es atlantis Tahukah? Perempuan hanya enggan datang dan pergi begitu saja recap kenangan seketika sby, 061108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Di Sudut Bibir Kasumi di sudut bibir Kasumi hisap aura magis sintal leher bukit tanjakan rona puting teratai merah muda rumpun kolam belanga di sudut bibir Kasumi bayangmu berlarian seiring kecipak ikan pecah riak di batuan di sudut bibir Kasumi mungkin ada terlupa sepi berlarian lepas rindu pelupuk jingga lensa di sudut bibir Kasumi hujan titipkan pesan peluk pada tebing kebun dara perawan kabut di dada-dada rindu di sudut bibir Kasumi kuhidu aroma asap kretekmu bercampur segar durian montong kucoba tanam rindu di pucuk-pucuk bukit antara garis cakrawala ahhh... di sudut bibir Kasumi adakah yang tumbuh jadi kuncup cinta? Kabut Kasumi, 171108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Sebuah Sudut Menara Penanda Di setiap jam yang kutemui selalu ada jarum, yang menancap di tiap putaran Jejak jarum mengitar di alur yang sama

Kadang menunjuk langit tengadah saat masuk lepas fajar, kadang menunjuk bumi pada periode sama pula. Kadang kukenal sudut-sudut tengaranya kemudian pupus saat ingatan paksa ganti yang lain.

Mungkin ada sesuatu yang kau titipkan di ujung-ujung menara jam besar yang terpasang di sudut kota. Gerangan itu? Mungkin sengaja kau titipkan di situ sebagai penanda. Akankah kita bertemu di sudut jam yang sama? : Rindu Sby, 301108

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Untuk Sebuah Pelaminan

kita berganti hempas rindu sudut kolongkolong langit hanya, ketika kutanya, kau beri punggungmu dan kata "sudah" riuh bertanya hal sama. kapan kan kecup bintangmu? dalam satu persandingan, kau seru "sudah" sudah? sudah apa? sudah akhiri saja? dan sekali lagi kau paksa jawab "sudah" "sudah. silakan nikahi saja waktu."

Sby, Des’08

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

Layaknya sebuah petualangan, maka akan mencapai satu perhentian. Akankah petualangan ini berakhir?

Petualangan : Rasa, musim dan kenangan

--Jejak Pribadi—Nisa Ayu Amalia, lahir di Surabaya, 14 April 1985. Saat ini sedang menempuh studi di Program Magister Profesi dan Pascasarjana Psikologi di Universitas Surabaya, Jawa Timur. Saat ini ia merintis Komunitas ESOK (Emperan Sastra – cOK, Cepetan Ojo Keri). Selain itu ia juga secara aktif menulis di sebuah web penulis pemula di kemudian.com, dan juga aktif menulis di blog pribadinya www.pikanisa.multiply.com Ia bisa dihubungi via email [email protected]

Related Documents

Kenangan Kita
November 2019 36
Kenangan Lalu...........
October 2019 37
Kenangan Lalu
November 2019 36
Suatu Kenangan
November 2019 34
Kenangan - 4u2c
November 2019 35