Pertussis & Diphteri

  • Uploaded by: hernando
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pertussis & Diphteri as PDF for free.

More details

  • Words: 1,197
  • Pages: 32
   

PERTUSSIS & DIPHTERI

PERTUS SIS Tussis Quinta Whooping Cough Batuk rejan “Batuk 100 hari” CATATAN: Jakarta mulai timbul secara endemis  penting

Definisi Adalah infeksi saluran respiratorik akut yg disebabkan Oleh Bordetella Pertussis,yg dapat mengenai setiap Individu yg rentan,ditandai oleh batuk spasmodik yg Panjang,berakhir dgn disertai suara keras (woop) dan Muntah.

Penyebab Bordetella pertussis, basil Gram negatif Bordetella para-pertussis Bordetella bronchiseptica Mycoplasma pneumoniae Adeno-virus

Patogenesis Penularan secara droplet & melekat pada silia epitel Tr Resp. Mekanisme patogenesis melalui 4 tingkatan : 1.Perlekatan 2.Perlawanan terhadap mekanisme pertahanan pejamu 3.Kerusakan lokal 4.Penyakit sitemik

1.Perlekatan B.pertussis pd silia  multiplikasi menyebar ke permukaan sel epitel Tr Respiratorius 2. Pembentukan toksin (pertussis toksin)berikatan dgn reseptor sel target hambatan migrasi limposit &makrofag ke daerah infeksi 3. Toksin kerusakan jr Tr resp  ggn fs silia lumpuh  gangguan aliran sekret : infeksi sekunder(strep.pnemonia,H.influenza,staph. aureus)  Pnemonia. 4. Mucus plug  obstruksi &kolaps paru hipoksemia &anoksia gejala sistemik

Gejala Masa Klinis inkubasi 5-10 hari (s/d 21 hari) Stadium kataralis 1-2 minggu gejala infeksi saluran nafas atas:  mis:hidung tersumbat,pilek,bersin bersin  minta berair demam ringan atau tidak demam Sangat infeksius

Stadium paroksismal 1-6 minggu batuk keras terus menerus diawali batuk 5-10 X selama ekspirasi diikuti inspirasi mendadak & panjang (whoop) muntah

 Selama serangan : muka merah,sianosis,lakrimasi petechiae t.u.conyunktiva Bayi: apnoe,sianosis,kejang

Stadium konvalesens (1-2 minggu) -Batuk berkurang secara bertahap -Serangan paroksismal bisa berulang o.k. Infeksi sekunder

Diagnosis - Anamnesis riwayat kontak dan status imunisasi - Gejala klinis (batuk yg khas) -Biakan sekret nasofaring : minggu ke dua sejak timbulnya gejala batuk -PCR(polymerase chain reaction) - Laboratorium : leukosit ↑ 20.000 -50.000/Ul dgn limpositosis

Diagnosis Banding 1. Bayi : Bronkiolitis,pneumonia,corpus alienum(benda asing) 2.Infeksi o.k. Kuman Bordetella lain mis : B.para pertussis,B.bronkoseptika &adenovirus  DD/biakan

    

Rawat untuk bayi < 6bulan Antibiotik -Pilihan utama Kelompok makrolide ( eritromisin) a. Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari oral , 4 dosis (maksimal 2 gram), 14 hari b. Azithromisin 10 mg/kg BB/ hari dosis tunggal selama 5 hari Claritromisin 15 mg/kg BB/hari dibagi 2 (terbaru), 7 hari kelemahan : harga mahal Tidak diberi bayi kurang dari 2 bulan ok bisa:  infantil hypertropic pyloric stenosis) -Alternatif Trimethoprim-sulfamethoxazole 6-8 mg/kgBB/hari oral, 2 dosis (maksimal 1 gram) ,kontra indikasi usia < 2 bln  -Suportif: cairan, oksigen, nutrisi  Pengobatan kontak:  Pemberian eritromisin selama 14 hari.

Pengobatan

Kesimpulan Pertusis merupakan penyakit infeksi yang berbahaya terutama pada bayi Ditandai dengan 3 stadium kataralis, paroksismal, dan konvalesens Diagnostik dengan gejala klinis Pengobatan suportif Pencegahan melalui imunisasi

Difteria Suatu penyakit infeksi akut yg sangat menular,disebabkan Oleh Corynebacterium diphteriae dgn ditandai pembentukan Pseudomembran pada kulit dan/atau mukosa

Etiology Corynebacterium diphterie - batang,gram(+) - tipe : gravis,intermedius,mitis (ringan) - memproduksi eksotoksin & pseudo membran

Patogenesis C.diphteriae (port d’entre)tr.Respiratorius bgn atas (t.u) vulva,kulit,conyunctiva,umbilikus,telinga(jarang)  melekat&multiplikasi 1. Memproduksi toksin  menyebar keseluruh tubuh melalui p.darah & limphe  hambatan pembentukan protein dalam sel  kematian sel - Jantung  inflamasi (peradangan) °enerasi - Ginjal & hati nekrosis - Syaraf  kerusakan myelin & edema akson

2. Membentuk Pseudo membran (Port’dentre) Meluas kedaerah sekitar  menimbulkan obstruksi jalan nafas pseudo membran -terdiri dari fibrin -warna kelabu kehitaman -melekat erat dan mudah berdarah

Pseudo membran

Pseudo membran

Manifestasi klinis

Berat penyakit tergantung pada : - Imunitas pasien terhadap toksin difteri - Virulensi & toksigenitas c.diphteriae (kemampuan membentuk toksin)

- Lokasi penyakit secara anatomis - Usia - penyakit penyerta

Masa Inkubasi - 2-6 hari - Demam jarang > 38.9º C

1.Difteria hidung (2%) - Mirip c.cold - Sekret hidung : serosanguinus purulen - Membran putih pada daerah septum nasi - Absorbsi toksin lambat  S/tidak khas D/lambat 2. Difteri Tonsil faring (faucial diphteria 75%)

- Ps membran - di Tonsil,ddg uvula,palatum molle - mudah berdarah - Limpadhenitis servikalis & submandibular  “Bullneck” - Gejala klinis : a. Toksin  kegagalan sirkulasi b. Ps membran  osbstr Tr resp  gagal nafas

Bullneck

 Diagnosis  1.Harus secepatnya ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis.  o.k. Penundaan th/ancaman jiwa  2.identifikasi kuman secara fluorescent antibody technique  3. Riwayat immunisasi

 Diagnosis banding  1.Difteri hidung : C.alienum  2.Difteri tonsil faring: Tonsillitis folikularis  Angina plant vincent  3.Difteri Laring : Laringitis akuta/laringotracheitis  Benda asing

3.Difteria Laring (25%) - Biasanya o.k.- Biasanya o.k.perluasan dipht.faring - Dipht.laring primer  S/toksik tidak berat o.k. mukosa laring daya serap toksin rendah S/obstr.Tr. Resp lebih jelas - Suara serak,stridor,batuk kering - Obstr berat  retraksi s. sternal, s.clav. intercosatal - Ps membran terlepas  Obstr tr.resp   Perluasan dari dipht. Faring  S/ campuran  obstruksi dan toksemia Difteri kulit,vulvovaginal,konyunctiva,telinga jarang

Komplikasi Akibat 1.Obstr jl nafas : o.k.ps membrane,edema tonsil 2. Toksin : - miokarditis (o.k. Terlambat mdpt antitoksin) S/ takikardia,aritmia,bising,gagal jantung - SSP : t.u. Syaraf motorik S/ paralisis P.Molle  sengau,ggn menelan paralisis otot mata strabismus paralisis otot diapraghma  3.Infeksi sekunder bakteri (jarang)

Prognosis Ditentukan 1. Usia

2. Lanjutnya penyakit 3.Lokalisasi 4.Virulensi bakteri (mitis> ) 5. Cepatnya pemberian toksin

Bila diberi hari 1 angka ke † < 1% bila diberi hari ke 6 angka ke † > 30%

Pengobatan Tujuan : - menginaktivasi toksin yg belum terikat secepatnya (hanya toksin bebas yg dapat dinetralisir) - mencegah & mengusahakan agar penyulit minimal - eliminasi C.diptheria mencegah penularan - Th/infeksi sekunder & komplikasi

a.Umum - Isolasi pd fase akut sampai biakan hapus tengorokan (-) 2 kali berturut turut - Bed rest 2-3 minggu b.Khusus – ADS sesuai lokasi & lama sakit lokasi dosis ADS (IU) hidung 20.000 Tonsil 40.000 Faring 40.000 Kombinasi 80.000 Penyulit 80.000 -100.000 terlambat 80.000 – 100.000 (> 72 jam,lokasi dimana saja) Krugman,1992 modifikasi)

pemberian im im/iv im/iv iv iv iv

-Antibiotika : P.P.100.000 iu/kgBB/hari selama 10 hari Bila ada riwayat hipersensitif  pilih a.b. Lain eg.Eritromisin 50 mg/kgbb  5 hari / 14 hr (maks dose 2g/hari) -Kortikosteroid  antiinflamsi -Th/penyulit : mis ; obstruksi Tr resp  trakheostomi Pengobatan kontak Sebaiknya dilakukan isolasi sampaikan tindakan berikut terlaksana a. Biakan hidung dan tenggorokan b.Syogyanya dilakukan Shick test c. Gejala klinis diikuti sampai masa inkubasi terlewati

Shick tes: menentukan kadar antitoksin terhadap difteri dalam tubuh seseorang : bila (+) kadar antitoksin (-) atau rendah (-) imun /kebal Biakan + + -

shick tes + +

tindakan Bebas isolasi  booster toksoid difteri Th/karier Th/antibiotika + ADS 20.000 Iu Toksoid difteri sesuai st.imunisasi

Pengobatan karier - Pemberian antibiotika penisiln/eritromisin selama satu minggu - Pertimbangkan tonsilektomi/adenoektomi

Pencegahan  Imunisasi DPT (Program Nasional) Dasar 3-4-5 bulan Ulangan18-24 bulan (DPT 4) dan 5 tahun (saat masuk sekolah sudah mendapat DPT 5x) 0,5 ml intramuskular Kombinasi dgn hepatitis B (DTP-HB) (di Puskes /klinik)  DPwT = komponen whole cell pertusis  Ulangan : DT 6 Usia 10-12 tahun  DT 7 usia 17 tahun

TATALAKSANA IMUNISASI DPT YG TDK TERATUR A.Usia < 1tahun Imunisasi diberikan 3 kali dengan interval 1 bulan B.Usia 1 - < 7 tahun a. Dosis pertama hari H b. Dosis kedua : 2 bulan setelah dosis pertama c. Dosis ketiga : 6 bulan setelah dosis ke 2 C.Usia 7-18 tahun Diberikan Td a. Dosis pertama hari H b. Dosis kedua : 2 bulan setelah dosis pertama c. Dosis ketiga : 6 bulan setelah dosis ke dua d. Dosis penguatan/booster: 12 bulan setelah dosis ke 3

Related Documents


More Documents from ""

Mentefactos
May 2020 29
May 2020 20
Ceng Beng.pptx
June 2020 22
May 2020 23
El_mentefacto
May 2020 23
Psicologos Byn
June 2020 9