Keterwakilan Perempuan Masih Menempuh Jalan Panjang
Pemilu Legislatif telah memasuki masa akhir penghitungan suara. Berdasarkan perolehan suara sementara dari Tabulasi Data Nasional KPU per 26 April 2009 dgn total suara sebanyak 14.693.889, terdapat 10 besar partai politik yang memperoleh suara terbanyak adalah sbb ; 1. Partai Demokrat : 3.032.832 (20 %) 2. Partai Golkar : 2.150.392 (14,63 %) 3. PDIP : 2.070.152 (14,08 %) 4. Partai Keadilan Sejahtera : 1.197.989 (8,15 %) 5. Partai Amanat Nasional : 917.476 (6,24 %) 6. Partai Persatuan Pembangunan : 770.451 (5,243 %) 7. Partai Kebangkitan Bangsa : 758.050 (5.159 %) 8. Partai Gerindra : 632.058 (4.302 %) 9. Partai Hanura : 534.208 (3.636 %) 10. Partai Bulan Bintang : 271.583 (1,848 %) Hampir dapat dipastikan bahwa lembawa perwakilan rakyat kita ke depan masih didominasi partai lama dan besar seperti Demokrat, Golkar, PDIP, PKS dan PAN. Sementara dari partai baru, dimasuki oleh Gerindra dan Hanura. Sementara beberapa partai lain harus ”harap-harap cemas” jangan-jangan partainya tidak lolos parliement treshold. Akibatnya adalah caleg yg memperoleh suara terbanyak akan terhambat memperoleh kursi di DPR apabila partainya tidak lolos ambang batas 2,5 % yang ditetapkan UU PEMILU No.10 tahun 2008. Minim Perempuan Jadi Anggota DPR/DPRD dan DPD Layaknya dominasi partai besar, perolehan suara calon legislatif perempuan juga masih sangat minim, untuk daerah pemilihan DPR RI SUMUT I yang berpeluang hanya 1 orang yakni Meuthia Hafild (Partai Golkar) sedangkan di dapem SUMUT II, III sama sekali tidak terlihat ada caleg perempuan yang berpeluang menang. Perolehan suara di tingkat nasional tersebut juga dialami oleh caleg perempuan di tingkat DPRD Tk. I Propinsi Sumatera Utara dan tingkat Kab/kota. Ternyata minimal 30 % keterwakilan perempuan di DPR/DPRD tidak terpenuhi sama sekali. Berdasarkan rapat pleno rekapitulasi KPU Kab. Dairi, caleg perempuan yg berhak memperoleh kursi di DPRD periode 2009-2014 hanya 3 orang perempuan dari 30 anggota DPRD Dairi. Dibandingkan dgn perolehan kursi anggota DPRD periode yang lalu tidak mengalami peningkatan, masih tetap berada di angka 3 orang (10%). Sementara untuk Kab. Pakpak
Bharat diperoleh 1 kursi oleh perempuan yakni Nuraidah Manik (Partai Patriot Pancasila), dimana sebelumnya sama sekali tidak ada perempuan menjadi anggota DPRD. Untuk kota Medan, diprediksikan hanya 6 orang caleg perempuan yang berpeluang memperoleh kursi di DPRD Kota Medan. Sedangkan di Kab. Tapanuli Utara ada 3 orang caleg perempuan yang berhak memperoleh kursi DPRD. Sementara itu, penghitungan suara untuk Dewan Perwakilan Daerah juga masih terus berlangsung. Calon DPD perempuan yang mungkin berpeluang menang adalah Prof Darmayanti Lubis. Kita berharap hingga penghitungan suara berakhir, 1 kursi DPD SUMUT nantinya diperoleh oleh calon perempuan. Gerakan Perempuan Masih Harus Terus Berjuang Dari gambaran perolehan suara diatas, dapat dipastikan dukungan suara pemilih kepada calon legislatif perempuan masih sangat rendah. Banyak caleg perempuan yang dapat dipercaya untuk berjuang mewakili kepentingan rakyat khususnya perempuan dan anak terpaksa harus ”tertunda menjadi wakil di DPR/D” karena tidak dipilih. Termasuk juga beberapa aktivist perempuan yang maju jadi caleg juga mengalami rendahnya dukungan pemilih. Perjuangan perempuan dalam meretas labirin politik masih harus menempuh jalan yang sangat panjang. Kepemimpinan perempuan harus berhadapan dengan masyarakat pemilih yang terbiasa dgn politik uang, dipengaruhi oleh budaya patriarkhi, dan produk kebijakan politik yang bias gender. ”Kita” yang berada didalam barisan gerakan perempuan harus secara bersama merefleksikan dan menjadikan kekalahan di Pemilu Legilatif ini sebagai sebuah pembelajaran yang berharga untuk memperkuat perjuangan perempuan didalam politik. Dan jangan berhenti untuk terus mengumandangkan ” Perempuan Maju, Perempuan Menang.”