LAPORAN PRAKTIKUM METODE PEMISAHAN KIMIA PERCOBAAN III TETAPAN DISTRIBUSI (KD) IOD PADA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
OLEH :
NAMA
: DWI RATNA KARIM
STAMBUK
: F1C1 17 040
KELOMPOK
: III (TIGA)
ASISTEN
: SAMUEL MANGRURA
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber daya alam berupa tumbuhan, hewan dan hasil bumi lainnya yang beranekaragam. Dimana, sumber daya alam ini diketahui memiliki potensi sebagai bahan baku obat utamanya obatobatan tradisional yang sebagian besar berasal dari tumbuh-tumbuhan. Dalam banyak hal zat aktif dari tanaman obat yang secara umum sama tipe sifat kimianya, mempunyai sifat kelarutan yang sama pula dapat diekstraksi secara stimultan dengan pelarut tunggal atau campuran. Salah satu proses pemisahan yang terkenal dan banyak digunakan dalam industry kimia adalah proses ekstraksi. Proses ekstraksi untuk definisi pemisahan kimia merupakan cara memisahkan zat terlarut melalui dua buah pelarut (biasanya cair) yang dapat melarutkan zat tersebut namun kedua pelarut ini tidak dapat saling melarutkan (immiscible). Sampel dilarutkan dalam rafinat yang berada dalam kontak dengan ekstraktan sehingga terjadi perpindahan molekul zat terlarut karena perbedaan kelarutan di dalam kedua jenis pelarut. Dengan demikian, pemisahan cara kimia terjadi secara alami dalam duapelarut cair-cair (Wonorahardjo, 2018). Proses ekstraksi baik secara modern atau konvensional kelarutan dalam pelarut merupakan konsep kunci yang merupakan dasar dari metode ini. Perbedaan kelarutan dari bermacam-macam bahan merupakan dasar dari klasifikasi metode ekstraksi. Hukum distribusi dalam hal ini adalah perbandingan kelarutan suatu senyawa dalam dua pelarut yang berbeda yang dapat dirumuskan
dalam rasionya. Konstanta distribusi sangat bergantung pada keadaan. Selain bergantung pada kedua jenis pelarut, konstanta distribusi juga dipengaruhi oleh temperature dan tekanan udara. Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan percobaan tetapan distribusi (KD) iod pada ekstraksi cair-cair. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam percobaaan tetapan distribusi (KD) iod pada ekstraksi cair-cair yaitu bagaimana menentukan nilai KD iod untuk system organik/iod. C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaaan tetapan distribusi (KD) iod pada ekstraksi cair-cair yaitu untuk menentukan nilai KD iod untuk system organik/iod. D. Manfaat Manfaat yang akan diperoleh dalam percobaaan tetapan distribusi (KD) iod pada ekstraksi cair-cair yaitu dapat menentukan nilai KD iod untuk system organik/iod.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ekstraksi merupakan metode pemisahan mirip distilasi. Metode ekstraksi pada awalnya didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen-komponen yang akan dipisahkan pada beberapa jenis pelarut. Proses ekstraksi untuk definisi pemisahan kimia merupakan cara memisahkan zat terlarut melalui dua buah pelarut (biasanya cair) yang dapat melarutkan zat tersebut namun kedua pelarut ini tidak dapat saling melarutkan (immiscible). Mudah atau sukarnya kedua komponen campuran tersebut terpisah akan tergantung pada banyak hal. KD =
[π΄]πππ [π΄]πππ π‘
.
(1)
Dalam persamaan ini konsentrasi zat terlarut di pelarut pertama dibandingkan dengan konsentrasi senyawa yang sama di pelarut kedua. Adapun fase dari kedua pelarut ini bisa cair, padat, maupun gas (Wonorahardjo, 2018). Distilasi ekstraktif, distilasi reaktif, dan ekstraksi cair-cair adalah cara umum yang digunakan dalam pemisahan. Ekstraksi cair-cair didasarkan pada prinsip bahwa zat terlarut dapat mendistribusikan dirinya dalam rasio tertentu antara pelarut tidak larut dan proses ekstraksi tergantung pada tingkat transfer massa). Itu keuntungan dari ekstraksi cai-cair termasuk tinggi melalui kemudahan otomatis operasi peningkatan dan pemurnian tinggi ( Sathya M dkk., 2015). Teknik ekstraksi cair-cair melibatkan penggunaan corong pemisah untuk beberapa ekstraksi sampel dengan pelarut organik pilihan dengan tujuan untuk mencapainya pemulihan yang baik dari analit yang diinginkan. Tekniknya membutuhkan pengocok sampel cairan yang kuat dengan organik pelarut dalam
sepotong gelas berbentuk corong untuk pasangan menit, diikuti oleh pemisahan lapisan organik (ekstrak) dari fase berair. Ekstrak kemudian disaring melalui peng untuk meeringnghilangkan racun sebelum konsentrasi akhir sebelum prosedur analitis (Adeniji dkk., 2017). Metode ekstraksi Cairan Ionik pada dasarnya,
garam organik dalam
bentuk cair berinteraksi secara selektif dengan senyawa polar dan nonpolar menggunakan susunan interaksi Ο, ikatan hidrogen, pertukaran ion, dan interaksi hidrofobik. Ini adalah metode yang sangat baik yang memulihkan ligan organik dan anorganik dalam hasil tinggi. Karena interaksi ionik, kualitas dan efisiensi ekstraksi sangat tinggi (Mtewa, 2018). Kelarutan adalah salah satu parameter penting untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelarutan Zat Terlarut dalam cairan yaitu temperature, struktur molekul zat terlarut, sifat pelarut, karakteristik kristal, ukuran partikel padatan, pH, formasi kompleks, zat pelarut, dan polaritas. Polaritas zat terlarut dan pelarut molekul akan mempengaruhi kelarutan. Prinsip βlike dissolves likeβ 'berarti molekul terlarut non-polar akan larut dalam pelarut non-polar dan molekul terlarut polar akan larut dalam pelarut polar (Deshmukh dkk., 2017).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Percobaan tetapan distribusi (KD) iod pada ekstraksi cair-cair pada tanggal 26 Maret 2019 pukul 13.00-15.30 WITA yang bertempat di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaaan tetapan distribusi (KD) iod pada ekstraksi cair-cair adalah corong pisah 50 mL atau 100 mL, gelas piala 100 mL, gelas ukur 50 mL, pipet ukur 25 mL, Erlenmeyer, buret asam 50 mL, timbangan analitik, statif dan klem. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaaan tetapan distribusi (KD) iod pada ekstraksi cair-cair adalah padatan iod, Na2S2O3 0,01 M, H2SO4 2 M,larutan kanji 0,2 %, kloroform (CHCl3), aluminium foil, tisu dan akuades.
C. Prosedur Kerja 0,125 g padatan iod - Dilarutkan dalam 50 ml akuades - dipindahkan ke dalam corong pisah sebanyak 25 mL 25 mL larutan iod dalam corong pisah - ditambahkan 5 mL kloroform lalu dikocok beberapa menit hingga terbentuk 2 fasa - didiamkan beberapa saat - dikeluarkan lapisana irnya
Lapisan air
Lapisan organik
- ditambah 4 mL H2SO4 - ditambah 1 ml larutan kanji 0,2% - dititrasi dengan Na2S2O3 0,01 M - dihitung gram iod dalam air - dihitung KD iodnya Hasik Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HasilPengamatan 1. Table Hasil Pengamatan No 1.
2.
Perlakuan
HasilPengamatan
25 ml larutan Iod + 5 mL
Terbentuk 2 lapisan :
kloroform, dikocok, dan
- Lapisan bening pelarut air dan
didiamkan
- Lapisan merah pelarut organik
Pelarut air diasamkan dengan 4
Tidak terjadi perubahan warna yang
mL H2SO4 2 M + 1 mL larutan
diinginkan
kanji, dititrasi dengan NO2S2O3 0,01 M dengan Volume yang terpakai 3 mL
2. Analisis Data 1. Reaksi 2I2 + 2Na2S2O3
4NaI + NaS4O6
2. Perhitungan Dik :
Dit :
Wo Iod
= 0,125 gram
Volume air
= 50 mL
Volume CHCl3
= 5 mL
Volume Na2S2O3
= 3 mL
KDIod
= β¦β¦..?
Penyelesaian : ο·
Gram iod yang terlarut dalam pelarut air (Wa) Wa
50 g
= 25 g x V Na2S2O3 x M Na2S2O3 x BM I2 = 2 x 0,003L x 0,01 mol/L x 254 gr/mol = 0,01524 gram
ο·
Gram iod yang terlarut dalam pelarut organik (Worg) Worg
= Wo - Wa = 0,125 gram β 0,01524 gram = 0,10976gram
ο·
KD
Wa/Vair = (Wo-Wa)/S
=
0,01524 gβ50 mL 0,10976 gβ3 mL
= 0,00833 B. Pembahasan Ekstraksi merupakan metode pemisahan mirip distilasi. Metode ekstraksi pada awalnya didasarkan pada perbedaan kelarutan komponen-komponen yang akan dipisahkan pada beberapa jenis pelarut. Proses ekstraksi untuk definisi pemisahan kimia merupakan cara memisahkan zat terlarut melalui dua buah pelarut (biasanya cair) yang dapat melarutkan zat tersebut namun kedua pelarut ini tidak dapat saling melarutkan (immiscible) ( Wonorahardjo, 2018). Percobaan ini menggunakan teknik ekstraksi cair-cair dengan tujuan untuk menentukan nilai KD iod pada system organik.
Percobaan ini dilakukan beberapa perlakuan. Perlakuan pertama, larutan iod dicampur dengan kloroform dimasukkan ke dalam corong pisah dan dikocok selama beberapa menit agar iod dapat terdistribusi dengan sempurna baik kedalam air maupun dalam kloroform dan terbentuk dua fasa. Hal ini telah sesuai dengan Hukum Nernst yang mengatakan bahwa jika dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian kelarutan yaitu sebagian terdistribusi dalam fasa organik dan sebagiannya terdistribusi lagi kedalam fasa air. Larutan kemudian didiamkan dan dibiarkan terpisah hingga membentuk dua lapisan dalam corong pisah. Lapisan atas adalah lapisan air dan lapisan bawah adalah kloroform. Dua lapisan ini terbentuk karena adanya perbedaan sifat kepolarannya yakni air bersifat polar sedangkan pelarut organik yaitu kloroform bersifat nonpolar. Lapisan kloroform berada pada bagian bawah karena massa jenis air lebih rendah dari kloroform yaitu 0,1 g/mL sedangkan massa jenis kloroform 1,489 g/mL. Salah satu faktor yang mempengaruhi koefisisen distribusi yaitu konsentarsi zat terlarut dalam pelarut. Selanjutnya, lapisan pada tiap-tiap corong di keluarkan dengan cara pada lapisan kloroform dikeluarkan dibawah dan pada lapisan air dikeluarkan diatas mulut corong dan di tempatkan dalam Erlenmeyer yang berbeda. Metode ini merupakan salah satu metode pemisahan sederhana yang dilakukan berdasarkan dengan perbedaan kepolaran dan massa jenis, dimana prinsip kerjanya yaitu pengocokan, pendiaman, dan pemisahan larutan.
Selanjutnya, larutan tersebut diasamkan dengan H2SO4, dan larutan kanji. Larutan kanji tersebut berfungsi sebagai indikator, lalu larutan tersebut secepatnya dititrasidengan Na2S2O3. Adapun volume larutan Na2S2O3 yang digunakan pada saat proses titrasi yaitu 3 mL. Adapun nilai KD yang diperoleh yaitu 0,00833. Larutan iod adalah larutan yang bersifat semipolar dan akan terdisistribusi lebih banyak kedalam pelarut nonpolar karena iod bersifat semipolar yang cenderung larut kedalam pelarut nonpolar dibandingkan polar (Svehla, 1985).
DAFTAR PUSTAKA
Adeniji, A. O., O.O. Okoh dan A. I. Okoh, 2017, Analytical Methods for the Determination of the Distribution of Total Petroleum Hydrocarbons in the Water and Sediment of Aquatic Systems, Hindawi Journal of Chemistry, doi.org/10.1155/2017/5178937. Deshkmukh, A. S.,Kundan J. T. dan Vijay R. M., 2017, Solubility Enhancement Techniques for Poorly Water-Soluble Drugs, International Journal of Pharmaceutical Sciences and Nanotechnology, 10 (3). Mtewa, A. G., Serawit D., Felicien M. K., Amanjot A. dan Duncan C. S., 2018, General Extraction, Isolation and Characterization Techniques in Drug Discovery: A Review, International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 38 (1). Sathya M., Elumalai S. dan Muthuraman G., 2015, Sensitive and Selective Method for Liquid-Liquid Extraction of Cationic Dye From Aqueous Solution, International Journal of Recent Scientific Research, 6 (3). Wonorahardjo, S.,2018, Metode-MetodePemisahan Kimia, Indeks : Jakarta.