Perawatan Mesin Las.docx

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perawatan Mesin Las.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,811
  • Pages: 24
Cara Pemakaian dan Perawatan Mesin Travo Las Terbaik Pemakaian dan perawatan mesin travo las terbaik wajib di mengerti oleh para pelaku dan pengguna jasa pengelasan, sebab hal tersebut sangat penting untuk membantu agar supaya peralatan travo las yang di miliki bisa di pakai secara baik tanpa ada kendala maupun kerusakan yang dapat mengganggu aktivitas yang mengandalkan mesin travo las tersebut.ada berbagai macam type mesin travo las yang banyak di pakai di masyarakat khususnya para perusahaan jasa konstruksi dan pengelasan, diantaranya yaitu mesin travo las MMA dan mesin Travo las IGBT. Untuk kalangan perusahaan yang besar di bidang konstruksi dan pengelasan mereka banyak menggunakan mesin travo las yang berkekuatan besar serta menggunakan tegangan listrik yang besar pula mulai dari tegangan listrik satu phase sampai tegangan listrik tiga phase. namun untuk kesempatan kali ini saya ingin membahas tentang mesin travo las bertegangan 900 watt yang biasa di gunakan untuk perusahaan pengelasan home industri untuk pembuatan kanopi,pintu tralis, roling door dan juga konstruksi baja ringan yang sekarang banyak berdiri di berbagai daerah di tanah air. Bagi para pengguna mesin travo las yang masih baru atau tahap pemula, yang perlu di perhatikan pada saat pengelasan yaitu jangan sampai menempelkan kawat elektrodanya terlalu menekan ke obyek yang akan di las, karena hal ini bisa mengakibatkan pengelasan kurang bagus atau kurang matang, dan usahakan jangan sampai pada saat proses pengelasan terjadi elektroda menempel pada obyek sampai lengket terlalu lama dan hal ini terjadi secara berulang-ulang, sebab bisa menimbulkan mesin travo las cepat panas dan terjadi hubungan arus yang tidak stabil yang akan membuat mesin travo las anda cepat sekali rusak dan listrik pada rumah mengalami tegangan menurun karena konslet. Didalam penggunaan mesin travo las bukan hanya kita bisa memiliki teknik pengelasan yang hebat namun kita juga harus tau petunjuk pemakaian yang aman serta dalam penggunaanya selalu dengan mengutamakan keselamatan dan kenyamanan kerja agar terhindar dari segala resiko yang bisa terjadi. berikut ini beberapa langkah dan cara penggunaan mesin travo las yang baik dan benar : Jangan lupa untuk menggunakan perlengkapan kerja yang aman dan terlindung seperti, menggunakan sepatu safety, pemakaian sarung tangan, serta memakai kaca mata las sebagai pelindung untuk mata anda dari sinar dan asap yang di keluarkan oleh pengelasan tersebut. Pasang clamp massa dengan benar yaitu untuk pemasangan di terminal minus ( - ) ialah clamp massa yang posisinya di jepitkan pada obyek benda yang akan di lakukan pengelasan, dan untuk terminal plus ( + ) ialah untuk tempat tang pemegang elektroda yang kita pegang. Hubungkan kabel power dengan arus listrik yang memiliki tegangan yang sesuai standar pada masing- masing jenis mesin travo las tersebut, untuk mesin las berkekuatan 900 watt berarti listrik yang di gunakan sebaiknya kapasitasnya melebihi dari 900 watt dengan tegangan yang bagus yaitu 220 V, untuk travo las tiga phase juga harus menggunakan sumber arus listrik tegangan 380 V tiga phase. Apabila menggunakan sumber listrik dari mesin Generator, maka harus di pastikan mesin generator tersebut mempunyai daya listrik yang besar dan tidak lupa ukur tegangan serta rpm mesin sesuai standar yang di rekomendasikan. Jepitkan tang masa dengan kuat karena ini berfungsi sebagai ground pada benda yang akan di las.

Penggunaan tang elektroda sangat penting karena berfungsi untuk menjepit elektroda sebagai penghantar listrik menjadi panas dan untuk besar kecilnya elektroda sangat mempengaruhi hasil pengelasan.didalam pengelasan agar hasil yang di inginkan bagus maka pergerakan elektroda harus konstan agar hasil pengelasan tidak berlubang-lubang dan mentah. serta dalam pemilihan kawat elektroda juga harus sesuai dengan mesin las yang di gunakan agar hasil pengelasan bisa sempurna. Bersihkan fluk setiap kali sehabis proses pengelasan agar hasilnya terlihat rapi dan bagus serta untuk perekatan benda pengelasannya menjadi sempurna. fluk ialah kotoran las yang di hasilkan dari proses pengelasan cara membersihkannya dengan mengetuk ketuk dengan pipa besi pada bagian yang ada fluk kemudian sikat dengan sikat kawat.

Agar mesin travo las yang kita miliki mempunyai umur kerja yang panjang serta memiliki fungsi kerja yang maksimal maka selain kita bisa menggunakan teknik pengelasan yang handal maka kita juga harus melakukan perawatan yang baik dan benar sebab apabila mesin travo las ini tidak di rawat dengan benar maka akan cepat mengalami kerusakan. berikut ini beberapa cara untuk melakukan perawatan terhadap mesin travo las kita agar awet dan kuat :

Simpan mesin travo las di tempat yang kering dan tidak lembab Setiap sebulan sekali lakukan pembersihan pada bagian dalam mesin travo las dengan menggunakan kuas yang bersih untuk membuang kotoran serta debu yang menempel pada bagian rangkaian inverter elektronik mesin yang bisa mengakibatkan kerusakan fatal karena konslet. Pada saat pemakaian jauhkan dari terkena air yang akan mengakibatkan hubungan arus pendek pada listrik. Sebaiknya apabila sedang ada hujan dan terjadi petir untuk berhenti sejenak nunggu petir dan hujan tersebut berhenti. Pastikan kipas pendingin yang terdapat pada mesin las berjalan dan berfungsi dengan bagus, karena apabila mesin las mengalami panas yang tinggi maka akan terjadi overheat dan mesin las akan mati sendiri. Karena kegunaanya yang sangat di butuhkan dan apabila mesin travo las tersebut mengalami kerusakan maka untuk biaya perbaikannya cukup mahal maka sebaiknya menjaga mesin dari kemungkinan kerusakan itu lebih baik ketimbang kita harus membayar mahal biaya perbaikan mesin travo las yang anda miliki, ibarat pepatah sedia payung sebelum hujan.

Terima kasih untuk atensinya semoga artikel tersebut bermanfaat,dan bisa memberikan ilmu dan inspirasi bagi kita semua dan sampai ketemu lagi pada artikel saya yang selanjutnya, selamat mencoba dan sukses selalu. pengelasan dan perawatan mesin PENDAHULUAN

Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Ada beberapa macam proses yang dapat digolongkan kadalam proses Ias Iistrik antara lain yaitu : Las Listrik dengan Elektroda Karbon, Misalnya: Las listrik dengan elektroda karbon tunggal. Las listrik dengan elektroda karbon ganda. 2. Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya: Las-listrik dengan elektroda berselaput Las iistrik TIG (Tungsten Inert Gas) Las Iiarik submerged

2 PRINSIP-PRINSIP LAS LISTRIK

Pada dasarnya las listrik yang menggunakan elektroda karbon maupun logam menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan benda kerja dapat mancapai temperatur tinggi yang dapat melelehkan sebagian bahan merupakan perkalian antara tegangan listrik (E) dangan kuat arus (I) dan waktu (t) yang dinyatakan delam satuan, panas joule atau kalori seperti rumus dibawah ini :

H=ExIxt dimana : H = panas dalam satuan joule E = tegangan listrik delam volt I = kuat arus dalam amper t = waktu dalam detik

2.1. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi.

Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW ) Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang bahan ke terminal positif.

Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda ke bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan. Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas. Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG ditunjukkan pada Gbr dibawah ini

Las Listrik MIG Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya Arus Listrik Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motorl listrik. Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai Ias dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas malalui selang gas.

Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan Aluminium dan baja tahan karat Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik. Proses Ias MIG ditunjukkan pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama dengan gas pelindung.

Las Listrik Submerged Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik lainnya. Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm Ias). Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak Ias. Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan .

3. ARUS LISTRIK

3.1. Arus Searah (DC) Pada jenis arus ini, elektron-elektron bergerak sepajang penghantar hanya dalam satu arah.

3.2. Arus Bolak-Balik (AC) Arah aliran dari arus bolak-balik adalah merupakan gelombang sinusoida yang memotong garis nol pada interval waktu 1/100 detik untuk mesin dengan frekwensi 50 Hz. Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setengah gelombang. Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus (rectifier).

4. PENGKUTUBAN ELEKTRODA

4.1. Pengkutuban Langsung Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).

4.2. Pengkutuban Terbalik Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

4.3. Pangaruh Pengkutuban Pada Hasil Las. Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pangelasan bergantung kepada : Jenis bahan dasar yang akan dilas Jenis elektroda yang dipergunakan Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya. Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebeliknya. Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

1. PESAWAT LAS.

Pesawat-pesawat las yang dipakai bermacam-macam, tapi bila ditinjau dari jenis arus yang keluar dapat digolongkan sebagai berikut: pesawat las arts bolak-balik (AC) pesawat las arus searah (DC) pesawat las arus bolak-balik dan searah (AC-DC) yang merupakan gabungan dari pesawat AC den DC.

1.1. Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC) Macam-macam pesawat las ini seperti Transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper. Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah. Voltase keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.

1.2. Pesawat Las Arus Searah (DC) Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator rectifier, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik. Salah satu jenis dari pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor tistrik (motor generator)

1.3. Pesawat Las AC-DC. Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah. Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik. Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

2. ALAT-ALAT BANTU LAS

2.1. Kabel Las Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu : kabel elektroda kabel massa kabel tenaga Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC atau AC - DC.

Dalam tabel 1 ditunjukkan ukuran luas penampang kabel las (kabel elektroda atau kabel massa) untuk panjang tertentu pada kapasitas arus pesawat las.

2.2. Pemegang Elektroda Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.

2.3. Palu Las Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

2.4. Sikat Kawat Dipergunakan untuk : membersihkan benda kerja yang akan dilas membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

2.5. Klem Massa Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.

2.6. Tang (penjepit) Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas

3.PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA.

3.1. Helm Las Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata, Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca

khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper. Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.

3.2. Sarung Tangan Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

3.3. Balu Las/Apron Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.

3.4. Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

3.5. Kamar Las Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yang ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi: Didalam kamar las ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.

3.6. Masker Las Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

4. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)

4.1. Elektroda Berselaput Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias busur listrik mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis selaput fluksi pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda, untuk tiap jenis elektroda. Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.

4.2. Klasifikasi Elektroda Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E XXXX yang artInya sebagai berikut : E menyatakan elaktroda busur listrik XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam ribuan Ib/in2 lihat table. X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan. angka 1 untuk pengelasan segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan lihat table.

Contoh : E 6013

Artinya: Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42 kg/mm2 Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC + atau DC -

4.3. Elektroda Baja Lunak Dan bermacam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.

4.3.1. E 6010 dan E 6011 Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.

4.3.2. E 6012 dan E 6013 Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.

4.3.3. E 6020 Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada bawah tangan atau datar pada las sudut.

4.3.4. Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.

4.3.5. Elektroda Hydrogen Rendah Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan mengalami tekanan Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.

4.3.6. Kondisi Pengelasan Berikut ini diberikan daftar kondisi pengelasan untuk elektroda Philips baja lunak dan baja paduan rendah.

4.3.7. Elektroda Untuk Besi Tuang Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut : elektroda baja elektroda nikel elektrode perunggu elektroda besi tuang

Elektroda nikel Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Elektroda baja Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.

Elektroda perunggu Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.

Elektroda dengan Hydrogen rendah Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung karbon kurang dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil lasnya tidak dapat dikerjakan dengan mesin.

4.3.8. Elektroda Untuk Aluminium. Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur listrik adalah dengan pasawat las DC kutub terbalik dimana pemakaian arus dinyatakan dalam tabel berikut

4.2.9. Elektroda untuk palapis Keras Tujuan pelapis keras dari segi kondisi pemakaian yaitu agar alat atau bahan tahan terhadap kikisan, pukulan dan tahan aus. Untuk tujuan itu maka Elektroda untuk pelapis keras dapat diklasifikasikan dalam tiga macam Yaitu : elektroda tahan kikisan elektroda tahan pukulan elektroda tahan aus.

Elektroda tehan kikisan. Elektroda jenis ini dibuat dari tabung chrom karbida yang diisi dengan serbuk-serbuk karbida. Elektroda dengan diameter 3,25 mm - 6,5 mm dipakai peda pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Elektroda ini dapat dipakai untuk pelapis keras permukaan pada sisi potong yang tipis, peluas lubang dan beberapa type pisau.

Elektroda tahan pukulan. Elektroda ini dapat dipakai pada pesawat las AC atau DC kutub terbalik. Dipakai untuk pelapis keras bagian pemecah dan palu.

Elektroda tahan keausan. Elektroda ini dibuat dari paduan-paduan non ferro yang mengandung Cobalt, Wolfram dan Chrom. Biasanya dipakai untuk pelapis keras permukaan katup buang dan dudukan katup dimana temperatur dan keausan sangat tinggi.

MEMILIH BESARNYA ARUS LISTRIK

Besarnya arus listrik untuk pengelasan tergantung pada ukuran diameter dan macam elektroda las. Pada prakteknya dipilih empere pertengahan. Sabagai contoh; untuk elektroda. E 6010, ampere minimum dan maximum adalah 80 amp. sampai 120 amp. Sehingga dalam hal ini ampere pertengahan 100 amp. 1.2. Cara-cara Menyalakan Busur Untuk mamperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan dengan 2 (dua) cara. Bila pesawat Ias yang dipakai pesewat Ias AC, menyalakan busur dilakukan dengan menggoreskan elektroda pada benda kerja lihat Gbr. Untuk menyalakan busur pada pesawat Ias DC, elektroda disentuhkan seperti pada Gbr

Bila elektroda harus diganti sebelum pangelasan selesai, maka untuk melanjutkan pengelasan, busur perlu dinyalakan lagi. Menyalakan busur kembali ini dilakukan pada tempat kurang lebih 26 mm dimuka las berhenti seperti pada gambar. Jika busur berhenti di B, busur dinyalakan lagi di A dan kembali ke B untuk melanjutkan pengelasan. Bilamana busur sudah terjadi, elektroda diangkat sedikit dari pekerjaan hingga jaraknya ± sama dengan diameter elektroda. Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan bahan dasar ± 3,25 mm.

1.3. Pengaruh panjang busur pada hasil las. Panjang busur (L) Yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti elektroda.

Bila panjang busur tepat (L = D), maka cairan elektroda akan mengalir dan mengendap dengan baik. Hasilnya : rigi-rigi las yang halus dan baik. tembusan las yang baik perpaduan dengan bahan dasar baik percikan teraknya halus.

Bila busur terlalu panjang (L > D), maka timbul bagian-bagian yang berbentuk bola dari cairan elektroda. Hasilnya :

rigi-rigi las kasar tembusan las dangkal percikan teraknya kasar dan keluar dari jalur las.

Bila busur terlalu pendek, akan sukar memeliharanya, bisa terjadi pembekuan ujung elektroda pada pengelasan (lihat gambar 158 c). Hasilnya : rigi las tidak merata tembusan las tidak baik percikan teraknya kasar dan berbentuk bola.

1.4. Pengaruh Besar Arus.

Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las. Bila arus terlalu rendah akan menyebabkan sukarnya penyalaan busur listrik dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang dalam.

Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan penembusan yang dalam. Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.

1.5. Gerakan Elektroda. Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu : Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar jalur las yang dikehendaki.

Ayunan keatas menghasilkan alur las yang kecil, sedangkan ayunan kebawah menghasilkan jalur las yang lebar. Penembusan las pada ayunan keatas lebih dangkal daripada ayunan kehawah.

Ayunan segitiga dipakai pada jenis elektroda Hydrogen rendah untuk mendapatkan penembusan las yang baik diantara dua celah pelat.

Beberapa bentuk-bentuk ayunan diperlihatkan pada gambar dibawah ini. Titik-titik pada ujung ayunan menyatakan agar gerakan las berhenti sejenak pada tempat tersebut untuk memberi kesempatan pada cairan las untuk mengisi celah sambungan. Tembusan las yang dihasilkan dengan gerekan ayun tidak sebaik dengan gerakan lurus elektroda. Waktu yang diperlukan untuk gerakan ayun lebih lama, sehingga dapat menimbulkan pemuaian atau perubahan bentuk dari bahan dasar. Dengan alasan ini maka penggunaan gerakan ayun harus memperhatikan tebal bahan dasar.

Alur Spiral

Alur Zig-zag

Alur Segitiga

1.6. Pengaruh Kecepatan Elektroda Pada Hasil Las. Kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu mengelas harus stabil, sehingga menghasilkan rigi-rigi las yang rata dan halus. Tidak dibolehkan rigi-rigi las yang berbentuk gergaji Jika elektroda digerakkan tarlalu lambat, akan dihasilkan jalur yang kuat dan lebar. Hal ini dapat pula menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan dasar tipis. Bila elektroda digerakkan terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda monembus bahan dasar Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar dan tembusan lasnya baik

1.7. Las Catat (Las Ikat) Las catat (tack weld) adalah las kecil (pendek) yang digunakan-untuk semua pakerjaan las permulaan sebagai pengikat bagian-bagian yang akan dilas, untuk mempertahankan posisi benda kerja. Panjang las catat : Untuk las catat pada ujung-ujung sambungan biasanya tiga sampai empat kali tebal pelat dan maximum 35 mm. Untuk las catat yang berada diantara ujung ujung sambungan, biasanya dua sampai tiga kali tebal pelat dan maximum 35 mm. Jarak normal, las catat : Untuk pelat baja lunak (mild steel) dengan tebal 3,0 mm, jaraknye adalah 160 mm. Jarak ini bertambah 25 mm untuk setiap pertambahan tebal satu milimeter hingga jarak maximum 800 mm untuk tebal pelat diatas 33,0 mm. Bila panjang las kurang dari dua kali jarak normal diatas, cukup dibuat las catat pada kedua ujungnya. Pada sambungan las T, jarak las catat dibuat dua kali jarak normal diatas.

Diposkan oleh PENGELASAN di 03:07 1 komentar Posting LamaBeranda Langgan: Entri (Atom) STAINLESS apa MONEL Bahan Dasar Logam yang paling banyak digunakan sebagai bahan dasar dari keperluan industri atau non indudtri kebanyakan adalah besi, mengapa menggunakan besi ?, disamping ditentukan oleh nilai ekonomisnya juga yang paling penting adalah karena sifat-sifatnya yang bervariasi, yaitu bahan tersebut mempunyai berbagai sifat dari yang paling lunak dan mudah dibuat sampai yang paling keras dan tajampun untuk pisau pemotong atau dapat dibentuk apapun dengan berbagai cara pembentukan dan perlakuan. Besi-Karbon adalah bahan dasar dari besi-baja (Pengetahuan Bahan Teknik. PT. Pradnya Paramita. 1999), inilah yang sering diperdebatkan oleh masyarakat tentang keduanya, yaitu “Besi itu sendiri” dan “Baja itu sendiri”, artinya tidak ada hubungan antara keduanya, dan dapat pula diartikan “baja itu bukan dari besi”. Menurut penulis (penulis artikel) inilah yang perlu diluruskan, yaitu hubungan antara besi dan baja tidak bias dipisahkan, karena baja terbuat dari bahan dasar besi-karbon. Maka berawal dari bahan besi itulah macam-macam baja akan dibuat. Stainless Steel atau Monel Juga salah satu pemahaman yang sering diperdebatkan adalah antara Stainless steel dengan Monel, masih banyak yang beranggapan bahwa monel itu adalah stainless steel yang kurang bagus, atau stainless steel yang kurang tajam. Sebelumnya marilah kita lihat dulu bahan-bahan logam yang tahan

karat, antara lain : Cr = Chrom; Ni = Nikel; Zn = seng; timbale dan masih banyak yang lain, jika dilihat dari unsur paduan Stainless steel adalah: Fe-Cr-Ni (dan beberapa paduan lain untuk keperluan tertentu) sedangkan unsur paduan dari Monel adalah Ni-Cu. Dapat kita lihat dari unsur paduan diatas bahwa bahan dari keduanya jelas berbeda dan akan menghasilkan bahan paduan yang berbeda pula. Stainless Steel dibuat untuk keperluan yang dalam penerapannya diharapkan tidak mudah aus, kuat, tahan korosi dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang lama. Monel dengan nama lain Tembaga Putih lebih dipilih untuk keperluan komponen-komponen yang berhubunngan dengan kelistrikan. “KEBENARAN HANYALAH MILIK ALLAH SWT SEMATA”

Related Documents