PERAWATAN DIMASA AKHIR KEHIDUPAN (END OF LIFE CARE)
Oleh :
Dr.Sudirman, BN.,MN
DAHSYATNYA PROSES SAKARATUL MAUT
Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang (HR.Tirmidzi).
Menjelang ajal/Kematian… Kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti periode sakit yang panjang . Kematian dapat menyerang semua usia.
Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian Ada 4 type dari perjalanan proses kematian, yaitu: 1. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu adanya perubahan yang cepat dari fase akut ke kronik. 2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui, baisanya terjadi pada kondisi penyakit yang kronik. 3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya terjadi pada pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker. 4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien dengan sakit kronik dan telah berjalan lama.
Cultural Backgrounds Affect Beliefs Concerning Death
Beliefs, attitudes, and values that stem from the patient’s cultural background will strongly influence their reaction to loss, grief, and death Expressions of grief are governed by what is acceptable by the family and within the cultural context Comfort may be found through spiritual beliefs, and finding comfort in specific rites, rituals, and practices
Cultural Backgrounds Affect Beliefs Concerning Death
Organized religious practices Nurses need to be in tune with patients’ spiritual needs Becoming familiar with cultural views will help patient & family. Can you name some cultural practices associated with loss, grief, and death?
Support the client
Nurses can help to identify coping mechanisms, and encourage effective coping mechanisms Allow family members around Client may have problems with conflicting feelings that do not align with culture or religious practices-nurse can evaluate coping and guide the client to appropriate interventions
Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian 1. Kehilangan Tonus Otot, ditandai:
a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun. b. Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya reflek menelan. c. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal, ditandai:
nausea, muntah, perut kembung, obstipasi, dsbg.
d. Penurunan control spinkter urinari dan rectal. e. Gerakan tubuh yang terbatas.
2. Kelambatan dalam Sirkulasi, ditandai: a. Kemunduran dalam sensasi. b. Cyanosis pada daerah ekstermitas. c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian tangan, telinga dan hidung. 3. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital a. Nadi lambat dan lemah. b. Tekanan darah turun. c. Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur.
4. Gangguan Sensori a. Penglihatan kabur. b. Gangguan penciuman dan perabaan. Variasi-variasi tingkat kesadaran dapat dilihat sebelum kematian, kadang-kadang klien tetap sadar sampai meninggal. Pendengaran merupakan sensori terakhir yang berfungsi sebelum meninggal.
Tanda-tanda Klinis Saat Meninggal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pupil mata melebar. Tidak mampu untuk bergerak. Kehilangan reflek. Nadi cepat dan kecil. Pernafasan chyene-stoke dan ngorok. Tekanan darah sangat rendah Mata dapat tertutup atau agak terbuka.
Tanda-tanda Meninggal secara klinis Secara tradisional, tanda-tanda klinis kematian dapat dilihat melalui perubahan-perubahan nadi, respirasi dan tekanan darah. Pada tahun 1968, World Medical Assembly, menetapkan beberapa petunjuk tentang indikasi kematian, yaitu: 1. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total. 2. Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan. 3. Tidak ada reflek. 4. Gambaran mendatar pada EKG.
Macam Tingkat Kesadaran/Pengertian Pasien dan Keluarganya Terhadap Kematian Strause et all (1970), membagi kesadaran ini dalam 3 type: 1. Closed Awareness/Tidak Mengerti Pada situasi seperti ini, dokter biasanya memilih untuk tidak memberitahukan tentang diagnosa dan prognosa kepada pasien dan keluarganya. Tetapi bagi perawat hal ini sangat menyulitkan karena kontak perawat lebih dekat dan sering kepada pasien dan keluarganya. Perawat sering kali dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan langsung, kapan sembuh, kapan pulang, dsbg.
lanjutan… 2. Matual Pretense/Kesadaran/Pengertian yang Ditutupi Pada fase ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan segala sesuatu yang bersifat pribadi walaupun merupakan beban yang berat baginya. 3. Open Awareness/Sadar akan keadaan dan Terbuka Pada situasi ini, klien dan orang-orang disekitarnya mengetahui akan adanya ajal yang menjelang dan menerima untuk mendiskusikannya, walaupun dirasakan getir. Keadaan ini memberikan kesempatan kepada pasien untuk berpartisipasi dalam merencanakan saat-saat akhirnya, tetapi tidak semua orang dapat melaksanaan hal tersebut.
Moving Toward the End of Life
The steps toward death, according to Elizabeth Kubler Ross (1975)
Tahapan Berduka Kubler-Ross (1975), telah menggambarkan/ membagi tahaptahap menjelang ajal (dying) dalam 5 tahap, yaitu:
1. Menolak/Denial Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya terjadi, & menunjukkan reaksi menolak. Timbul pemikiran-pemikiran seperti: “Seharusnya tidak terjadi dengan diriku, tidak salahkah keadaan ini?”. Beberapa orang bereaksi pada fase ini dengan menunjukkan keceriaan yang palsu (biasanya orang akan sedih mengalami keadaan menjelang ajal).
2. Marah/Anger
Kemarahan terjadi karena kondisi klien mengancam kehidupannya dengan segala hal yang telah diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya. Timbul pemikiran pada diri klien, seperti: “Mengapa hal ini terjadi dengan diriku?” Kemarahan-Kemarahan tersebut biasanya diekspresikan kepada obyek-obyek yang dekat dengan klien, seperti:keluarga, teman dan tenaga kesehatan yang merawatnya.
3. Menawar/Bargaining
Pada tahap ini kemarahan biasanya mereda dan pasien malahan dapat menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya. Pada pasien yang sedang dying, keadaan demikian dapat terjadi, seringkali klien berkata: “Ya Tuhan, jangan dulu saya mati dengan segera, sebelum anak saya lulus jadi sarjana”.
4. Kemurungan/Depresi.
Selama tahap ini, pasien cen derung untuk tidak banyak bicara dan mungkin banyak menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang disamping pasien yang sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan keluarga tentang kondisi yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu kematian. Fase ini sangat membantu apabila kien dapat menyatakan reaksi-reaksinya atau rencanarencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal. Misalnya: ingin bertemu dengan keluarga terdekat, menulis surat wasiat, dsb
MENINGGAL SECARA TERHORMAT
MAKNA seseorang diperlakukan secara manusiawi bahkan saat telah meninggal sekalipun. RESPECT/ Rasa hormat prinsip, individu harus dihargai & perawatan yang dilakukan dilandasi dengan prinsip tersebut.
ASPEK PSIKOSOSIAL, ASPEK RELIGI DAN ETIKA
Merupakan Kontribusi kritis bagi pasien/klien Pertimbangan financial
Antisipasi wali pasien perlu ditunjuk. ‘Bidang Keagamaan dapat membantu menentukan keputusan dalam hidup dan kesehatannya.
PENTINGNYA KERJA-SAMA TIM
“Team Work” dokter, psikolog, ulama, perawat, terapi rehabilitasi, ahli gizi, pekerja social, relawan, dll Kualitas interaksi direfleksikan dalam kemampuan tim menyediakan layanan yang optimal
ASUHAN KEPERAWATAN MENJELANG KEMATIAN
Aspek perawatan : - Mengontrol nyeri dan gejala lain - Memelihara kemandirian - Mengurangi kecemasan & ketakutan - Memberi kenyamanan & kehormatan - Memberikan dukungan psikologis
GEJALA DAN MASALAH YANG SERING DIJUMPAI PADA BERBAGAI SISTEM ORGAN
SISTEM PULMONAL :
SESAK NAFAS BATUK DEPRESI RESPIRASI DARI NARKOTIK
GEJALA DAN MASALAH YANG SERING DIJUMPAI PADA BERBAGAI SISTEM ORGAN
SISTEM GASTROINTESTINAL :
ANOREXIA MUAL MUNTAH OBSTRUKSI INTESTINAL KONSTIPASI MULUT KERING KANDIDIASIS DAN SARIAWAN MULUT
GEJALA DAN MASALAH YANG SERING DIJUMPAI PADA BERBAGAI SISTEM ORGAN
SISTEM GENITOURINARIA :
INFEKSI TRAKTUS GENITOURINARIA INKONTINENSIA URIN
SISTEM INTEGUMENTUM
KULIT PECAH-PECAH DAN DEKUBITUS TUMOR GANAS PRURITUS
GEJALA DAN MASALAH YANG SERING DIJUMPAI PADA BERBAGAI SISTEM ORGAN
SISTEM NEUROLOGIS :
KEJANG DEFISIT NEUROLOGIK
PERUBAHAN STATUS MENTAL :
KECEMASAN/ GELISAH HALUSINASI DEPRESI
PENGELOLAAN AKHIR KEHIDUPAN
PERSIAPAN MENJELANG AKHIR KEHIDUPAN PERAWATAN PADA SAAT PASIEN MENINGGAL PERAWATAN SETELAH PASIEN MENINGGAL
PERSIAPAN MENJELANG AKHIR KEHIDUPAN
a. b. c.
d.
e.
Pastikan kebutuhan pasien yg menjalankan perawatan paliatif terpenuhi seperti: Meringankan rasa sakit & keluhan fisik lainnya. Menjaga agar pasien merasa nyaman & tenang. Membantu klg mendapatkan dukungan yg mereka butuhkan. Memberikan informasi yg tepat & jujur tentang kondisi pasien. Membantu proses berduka.
PERAWATAN PADA SAAT PASIEN MENINGGAL
Jangan biarkan pasien meninggal tanpa ditemani oleh orang- orang yang tercinta. Pendampingan oleh rohaniawan. Pastikan apakah pasien sudah benarbenar meninggal.
Perawatan Setelah Pasien Meninggal… 1.
2.
Semua peralatan kesehatan dilepaskan. Pasien dibawa ke kamar Jenazah Antisipasi rasa berduka: Tim paliatif mendengarkan isi hati keluarga. Memberi dukungan keluarga
PERSOALAN KONTROVERSIAL
PEMBERIAN PERALATAN PERPANJANGAN HIDUP contoh : ventilator, resusitasi kardiopulmoner, pemberian nutrisi enteral atau parenteral.
EUTANASIA
DNR ( Do Not Resusitate) Namun tetap ada upaya memberikan rasa nyaman, mengurangi rasa nyeri & rasa sesak tetap dilakukan sampai saat terakhir hidup penderita.
Grief & Bereavement ~ After the death of a loved one, a painful period of adjustment follows, involving bereavement and grief BEREAVEMENT is the acknowledgment
of the objective fact that one has experienced a death. GRIEF is the emotional response to that loss.
Thanatology
Thanatology= study of death The description of study of the phenomena of death, and of psychological mechanisms for coping with death
KESIMPULAN
Puncak perawatan paliatif terjadinya kematian. Pengelolaan kematian harus dikerjakan dengan sebaik-baiknya.