Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum.docx

  • Uploaded by: Lina Indah Purwati
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Guru Dalam Pengembangan Kurikulum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,063
  • Pages: 19
1

PERAN GURU DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI

Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Materi Ajar dan Kurikulum PAI Berbasis Kearifan Lokal Dosen : Dr. H. Norwidiantoro, M.Pd

Oleh : AIDIL

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 1440 H / 2019 M

2

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Alah SWT yang telah memberikan kita nikmat yang besar. Sholawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW, kepada para keluarga sahabat dan pengikut beliau. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuiah Pengamangan Materi Ajar dan Kurikulum PAI berbasis Kearifan Lokal, Dr. Norwidiantoro, M.Pd yang telah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Palangka Raya, 5 Maret 2019 Penulis

DAFTAR ISI Sampul.............................................................................................................. i Kata pengantar.................................................................................................. ii Daftar isi........................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1 A. Latar Belakang...................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah................................................................................. 4 C. Sistem Penulisan................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 7 A. Seputar Pengembangan Kurikulum ..................................................... 7 B. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam......... 10

3

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 19 A. Kesimpulan........................................................................................... 19 B. Saran .................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. 1 Kurikulum memiliki dua sisi yang sama pentingnya yakni kurikulum sebagai dokumen dan kurikulum sebagai implementasinya. Sebagai sebuah dokumen kurikulum berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan kurikulum sebagai implementasi

adalah

realisasi

dari

pedoman

tersebut

dalam

kegiatan

pembelajaran. Dalam Pengembangan kurikulum banyak unsur yang berperan penting, salah satunya adalah sekolah dan guru. Kepala sekolah mempunyai kedudukan strategis dalam pengembangan kurikulum dan berbeda di garis depan perubahan kurikulum. Seorang guru yang yang merupakan salah satu komponen manusiawi di bidang kependidikan yang harus berperan serta secara aktif dan menempatkan 1 Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009, hal. 3.

4

kedudukannya sebagai tenaga profesional, salah satu peran guru adalah menjadi pelaksana kurikulum, guru dalam hal ini akan memberikan pengajaran sesuai dengan kurikulum untuk tercapainya tujuan yang ditentukan dalam proses belajar mengajar (PBM), guru harus menciptakan kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi

dengan

perkembangan

siswa,

sehingga

akan

memperoleh

hasil

pembelajaran yang memuaskan, karena pembelajaran berlangsung secara efektif, sesuai dengan acuan kurikulum yang telah ditentukan. Di dalam makalah ini berkaitan erat dengan perkembangan kurikulum, khususnya kurikulum Pendidikan Islam, maka guru di dalam pengembangannya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dan memerlukan penerapan dan pengembangan serta inovasi dari peran guru. Betapapun

indah

dan

bagusnya

rumusan

tujuanatau

cita-cita

pendidikan/pengajaran yang sudah tertuang di dalam kurikulum formal, tapi hal itu belum memberi jaminan bahwa apa yang termuat di dalam kurikulum dapat teraktualisasikan di dalam proses belajar mengajar sesuai dengan apa yang di harapkan. Karena aktualisasi kurikulum/pengajaran sangat bergantung kepada peranan yang dimainkan oleh pihak yang bertindak sebagai “The Man Behind of the Gun”.2 Maka dari itu, makalah ini akan membahas tentang pengembangan kurikulum dan peran kepala sekolah dan guru terhadap perjalanan perkembangan kurikulum, yang akan membuka wawasan kita dalam hal peran guru dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Islam. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian pengembangan kurikulum? 2 Nurdin, Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hal. 67.

5

2. Bagaimana guru dalam pengembangan kurikulum pendidikan islam?

BAB II PEMBAHASAN A. Seputar Pengembangan Kurikulum Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri (internal), dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi dan memahami masa depannya dengan baik sebagai anak dan generasi penerus bangsa. Definisi lain menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini berhubungan dengan seleksi dan pengorganisasian berbagai komponen situasi belajar mengajar, antara lain penetapan jadwal pengorganisasian kurikulum dan spesifikasi tujuan yang disarankan, mata pelajaran, kegiatan, sumber, dan alat pengukur pengembanagn kurikulum yang mengacu pada kreasi sumber unit, rencana unit, dan garis pelajaran kurikulum lainnya untuk memudahkan proses belajar mengajar. Pengembangan kurikulum harus mengacu pada sebuah kerangka umum, yang berisikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan keputusan, diantaranya asumsi, tujuan pengembangan kurikulum, penilaian kebutuhan, konten

6

kurikulum, sumber materi kurikulum, implementasi kurikulum dan Evaluasi kurikulum. Dalam tataran praksis, diperlukan adanya pelaksana atau Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia (SDM) pengembangan kurikulum adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh setiap pengembang kurikulum dari tingkat pusat sampai tingkat daerah. Sumber daya manusia tersebut terdiri atas berbagai pakar ilmu pendidikan, administrator pendidikan, guru, ilmuwan, orang tua, siswa, dan tokoh masyarakat. Unsur ketenagaan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu tenaga professional dan tenaga dari masyarakat. Tenaga professional meliputi tenaga kependidikan guru, tenaga kependidikan non-guru dan organisasi professional. Adapun tenaga dari masyarakat meliputi tokoh masyarakat, orang tua, komite sekolah atau dewan sekolah, pihak industri dan bisnis, lembaga sosial masyarakat, instansi pemerintah atau departemen dan non-departemen, serta unsur-unsur masyarakat yang berkepentingan terhadap pendidikan.3 Sebelum menerangkan terlalu jauh tentang peran tersebut, ada baiknya jika mengetahui langkah-langkah yang seyogyanya dilakukan guru dalam mengembangkan kurikulum tersebut. Langkah tersebut sebagai kemandirian guru ataupun kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum guna mencapai prestasi dan kualitas pembelajaran yang tinggi sehingga peserta didik dapat mencapai hasil yang optimal, diantaranya: 3 Oemar, Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, hal. 183-184, 229.

7

1. Melakukan analisis SWOT yakni strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities (peluang), dan traith (tantangan). Setelah menganalisis, guru ataupun kepala sekolah dapat berimprovisasi terhadap kurikulum yang diterapkan, mereka diberi kebebasan dan keleluasaan dalam menjabarkan SKKD dan mengembangkan silabus dan RPP sesuai kebutuhan dan karakteristik sekolah. 2. Memahami karakteristik peserta didik, hal ini harus dilakukan sesuai dengan tingkatan peserta didik. Sedikitnya ada 3 hal yang harus dipahami dalam hal ini, yakni pertumbuhan dan perkembangan kognitif, tingkat kecerdasan, kreativitas, serta kondisi fisik. 3. Membina hasrat belajar, dalam hal ini guru diharuskan menciptakan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, selain itu guru juga harus memanfaatkan fasilitas dan sarana pendidikan yang ada untuk menunjang hal tersebut. Adakalanya membawa peserta didik langsung ke sumber berita juga menjadi pilihan yang tepat, dengan tetap mengacu pada anggaran dana yang telah direncanakan. 4. Memantau kemajuan belajar, hal ini berfungsi untuk menciptakan budaya kerja yang efektif dan efisien di kalangan peserta didik maupun di kalangan guru sendiri. 5. Membangun lingkungan yang kondusif, dengan menciptakan dan mendayagunakan fasilitas pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, ruang BK, kantin dll.

8

6. Merevitalisasi forum musyawarah guru, seperti musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) yang merupakan suatu wadah yang efektif dalam memantapkan profesi guru, karena didalamnya guru dapat berdiskusi dan menelaah mengenai kesulitannya di kelas serta dapat saling tukar pikiran dalam merancang model pembelajaran dan implementasi kurikulum yang berlaku. 7. Memberdayakan tenaga kependidikan, sebab keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keterlibatan tenaga kependidikan dalam seluruh kegiatan di sekolah. Dalam hal ini, peningkatan produktifitas dan prestasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku tenaga kependidikan di sekolah melalui aplikasi berbagai konsep dan teknik manajemen personalia modern.4 B. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam Dalam konteks hubungan guru dan kurikulum, pengembangan kurikulum menjadi tugas penting yang harus dilaksanakan oleh semua pengembang kurikulum, termasuk guru, di setiap tingkat pendidikan. Menurut Oemar Hamalik, sebagai kunci utama keberhasilan pengembangan kurikulum secara umum, guru memegang banyak peranan yang sangat penting di antaranya adalah: pengelola administrative, pengelola konseling dan pengembangan kurikulum, guru sebagai tenaga profesi kependidikan, berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum, meningkatkan keberhasilan sistem intruksional,

4 Mulyasa,.Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 81.

9

pendekatan kurikulum, meningkatkan konsep diri, sekaligus memupuk hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa.5 Berikut ini penjelasan mengenai peran guru dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama islam ditinjau dari berbagai pemikiran para ahli sekaligus aspek pengembangan kurikulum. 1. Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam menurut Murray Printr a) Peran Guru sebagai Implementer atau Pelaksana Kurikulum Dalam hal ini, guru hanya mengaplikasikan kurikulum yang telah dibuat oleh pemerintah sebagai tenaga teknis. Dalam hal ini, guru tidak memiliki ruang untuk menentukan isi ataupun target kurikulum. Martinis Yasmin menyebutkan, bahwa guru menerapkan kurikulum yang telah dirancang pemerintah dan institusi, dan mereka harus mampu mengajarnya walaupun kurikulum sebelumnya terdapat banyak perubahan. Demikian juga muatan yang terdapat dalam kurikulum.6 Adapun peran dan tanggung jawab guru dalam pelaksanaan kurikulum Pendidikan Islam adalah seperti berikut: 1) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran.

5 Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulm, cetakan kelima. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hal. 232-234. 6 Martinis Yasmin, Profesionalisasi Guru Dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada, 2009, hal. 49.

10

2) Menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan lingkungan sekolah. 3) Memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi sekolah. 4) Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. 5) Mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi, metode dan tehnik yang tepat). 6) Mengelola kelas dengan baik dan sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia. 7) Merefleksikan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan. 8) Berkonsultasi dengan kepala Madrasah/ Pengawas untuk mengatasi kendala. 9) Membantu kesulitan siswa dalam proses belajar.7 b) Peran Guru sebagai Developer atau Pengembang Kurikulum Sebagai developer (pengembang) kurikulum, guru diberi kewenangan untuk

mendesain

kurikulum

madrasah.

Peran

pengembangan

kurikulum ini terkait erat dengan karakteristik, visi dan misi sekolah atau madrasah, serta pengalaman belajar yang dibutuhkan oleh siswa. Pelaksanaan peran ini dapat dilihat dalam pembuatan dokumen kurikulum,

pengembangan

silabus

dan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran, dan muatan lokal (Mulok) sebagai bagian dari struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 7 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta. 2009, hal. 156.

11

Pembuatan dan pengembangan kurikulum muatan lokal sepenuhnya diserahkan kepada tiap‐tiap satuan pendidikan. Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan kebutuhan tiap‐tiap sekolah. Karena setiap sekolah memiliki kurikulum mulok tersendiri, maka ada kemungkinan terjadi perbedaan kurikulum mulok antar sekolah atau madrasah. c) Peran Guru sebagai Adapter atau Penyelaras Kurikulum Sebagai adapter, guru memiliki kewenangan untuk menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik sekolah dan kebutuhan lokal (kebutuhan siswa dan daerah). Dalam fase ini, tugas pertama seorang guru adalah memahami dengan baik karakteristik sekolahnya, tugas kedua adalah mengakomodir kebutuhan‐kebutuhan masyarakat dan daerahnya, dan tugas ketiga adalah membuat desain kurikulum sekolah sesuai kebutuhan madrasah dan masyarakat lokal. d) Peran Guru sebagai Researcher atau Peneliti Kurikulum Pada fase ini guru mempunyai peranan sebagai peneliti kurikulum (curriculum researcher). Peran ini dilaksanakan sebagai bagian dari tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. Dalam melaksanakan perannya sebagai peneliti, guru memiliki tanggung jawab untuk menguji berbagai komponen kurikulum, misalnya menguji bahan-bahan kurikulum, menguji efektifitas program, menguji strategi dan model

12

pembelajaran dan lain sebagainya termasuk mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai target kurikulum. Guru yang professional akan meneliti dulu kurikulum yang akan digunakan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai seorang guru. Dalam buku profesi keguruan disebutkan, di dalam pelaksanaan kurikulum tugas guru adalah mengkaji kurikulum tersebut melalui kegiatan perseorangan atau kelompok (dapat dengan sesama guru di satu sekolah, dengan guru di sekolah lain atau dengan kepala sekolah dan personel pendidikan lain seperti pengawas). Dengan demikian guru dan kepala sekolah memahami kurikulum tersebut sebelum dilaksanakan.8 Berdasarkan uraian dan pendapat para pakar di atas, peran guru atau staf pengajar sangat menentukan dalam pencapaian hasil belajar atau harapan yang diinginkan kurikulum. Sebagai implementator dan pengembang kurikulum, guru/staf pengajar berfungsi serta berperan untuk memperkaya kurikulumdan meningkatkan relevansi kuurikulum dengan kebutuhan anak, masyarakat serta peerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Memperkaya kurikulum artinya guru/staf pengajar berperan menjabarkan, mengembangkan serta memperluas segala sesuatu yang telah ditulis, dirumuskan, disusun dan ditetapkan dalam petunjuk pelaksanaan GBPP (garis besar progam pengajaran) ke dalam bentuk satuan pembelajaran. Kemudian pada gilirannya, mengimplementasikan apa yang tertuang dalam satuan acara pengajaran.9 8 Soetjipto, Rafflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hal. 149. 9 Nurdin, Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hal. 76.

13

Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam dilihat dari Segi Pengelolaan Kurikulum Peranan

guru

dalam

pengembangan

kurikulum

dilihat

dari

segi

pengelolaannya, sebagaimana dipaparkan oleh Nana Syaodih Sukmadinata. Dilihat dari segi pengelolaannya, pengembangan kurikulum dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi dan desentralisasi.10 a.Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Sentralisasi Menurut Nana S. Sukmadinata dalam kurikulum yang bersifat sentralisasi. Guru tidak mempunyai peranan dalam perancangan, dan evaluasi kurikulum yang bersifat makro disusun oleh tim atau komisi khusus, yang terdiri atas para ahli, guru menyusun kurikulum dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun, satu semester, satu catur wulan, beberapa minggu atau berberapa teori saja, hal ini juga disebut dengan satuan pelajaran. Program tahunan, semesteran, satu catur wulan, ataupun satuan pelajaran, metode dan media pembelajaran, dan evaluasi, hanya keluasan dan kedalamannya berbeda-beda. Berdasarkan penjelasan diatas, jelaslah menjadi tugas gurulah menyusun dan memutuskan tujuan yang tepat, memilih dan menyusun tahap pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, minat dan tahap perkembangan anak memiliki metode dan media mengajar yang bervariasi, serta menyusun program dan alat evaluasi yang tepat. Suatu kurikulum tersusun secara sistematis akan memudahkan dalam pengimplementasiannya, implementasi kurikulum

10 Wina Sanjaya.. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: Kencana Prenada, 2009, hal. 27-28.

14

hampir seluruhnya tergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan dan ketekunan seorang guru. Beberapa kelebihan sentralisasi, adalah: 1) Mendukung terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa 2) Tercapainya standar minimal penguasaan/perkembangan anak 3) Mudah dikelola, dimonitor dan dievaluasi, serta lebih hemat dilihat dari segi waktu, biaya dan fasilitas. Adapun tentang kelemahan sentralisasi, adalah 1) Penyeragaman kondisi yang dapat menghambat kreatifitas, hal ini akan memperlambat kemajuan sekolah yang sudah mapan. 2) Ketidak-adilan dalam menilai hasil. 3) Menunjukkan adanya perbedaan yang sangat ekstrem. b) Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat Desentralisasi Kurikulum desentralisasi disusun oleh sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah. Pengembangan kurikulum semacam ini didasarkan atas karakteristik, kebutuhan, perkembangan daerah serta kemampuan. Sekolah atau sekolah-sekolah tersebut. Kelebihan-kelebihannya meliputi: 1) Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat. 2) Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah baik kemampuan profesional, finansial, maupun managerial. 3) Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan dalam pelaksanaannya.

15

4) Ada

motivasi

kepada

sekolah

(kepala

sekolah,

guru)

untuk

mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaikbaiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam pengembangan kurikulum. Beberapa kelemahan bentuk kurikulum ini, adalah: 1) Tidak adanya keseragaman, untuk situasi yang membutuhkan keseragaman demi persatuan nasional, bentuk ini kurang tepat. 2) Tidak adanya standar penilaian yang sama, 3) Adanya kesulitan bila terjadinya siswa pindahan siswa kesekolah. 4) Sukar untuk mengelola dan penilaian secara nasional. 5) Belum semua sekolah (daerah) mempunyai kesiapan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum sendiri. 6) Peranan Guru dalam Pengembangan Kurikulum yang Bersifat SentralDesentral Untuk mengatasi kelemahan kedua bentuk kurikulum tersebut, bentuk campuran antara keduanya dapat digunakan yaitu bentuk sentral-desentral. Dalam

kurikulum

yang

dikelola

secara

sentralisasi-desentralisasi

mempunyai batas-batas tertentu juga, peranan guru dalam dalam pengembangan kurikulum lebih besar dibandingkan dengan yang dikelola secara sentralisasi. Guru-guru turut berpartisipasi, bukan hanya dalam penjabaraban kurikulum induk ke dalam program tahunan/ semester/ atau rencana pembelajaran, tetapi juga di dalam menyusun kurikulum yang menyeluruh untuk sekolahnya. Guru-guru turut memberi andil dalm

16

merumuskan dalam setiap komponen dan unsur dari kurikulum. Dalam kegiatan yang seperti itu, mereka mempunyai perasaan turut memilki kurikulum dan terdorong untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam pengembangan kurikulum. Karena itulah guru-guru sejak awal penyusunan kurikulum telah diikutsertakan,

mereka

memahami

dan

benar-benar

menguasai

kurikulumnya, dengan demikian pelaksanaan kurikulum di dalam kelas akan lebih tepat dan lancar. Guru bukan hanya berperan sebagi pengguna, tetapi perencana, pemikir, penyusun, pengembang dan juga pelaksana dan evaluator kurikulum. Dalam konteks pengembangan kurikulum Pendidikan Islam, merupakan tuntutan peran yang harus diperankan oleh pendidik adalah untuk menumbuhkan nilai-nilai Illahiah yang selaras dengan relegiusitas Islam terhadap mental peserta didik, nilai Illahiah tersebut berkaitan dengan konsep tentang ke-Tuhanan dan segala sesuatu bersumber dari Tuhan. Nilai Illahiah berkaitan dengan nilai Imaniah, Ubudiyah dan Mualamah, dalam hal

ini

pendidik

mesti

berusaha

sekuat

kemampuannya

untuk

mengembangkan diri peserta didik terhadap nilai-nilai tersebut. Peranan pendidik dalam penumbuhan nilai-nilai Illahiah akan lebih meningkat bila disertai dengan berbagai perubahan, penghayatan, dan penerapan strategi dengan perkembangan jiwa peserta didik yang disesuaikan dengan jiwa peserta didik. Dan sebagai penutup dalam pembahasan ini perlu untuk dipahami bersama bahwa pendidik atau guru haruslah melakukan berbagai

17

upaya dalam pengambangan kurikulum Pendidikan Islam dengan berbagai cara yang bersifat adoptif, adaptif, kreatif dan inovatif.11 Guru Profesional dan Pengembangan KurikulumBila ditelusuri lebih jauh tentang kompetensi professional guru kemudian dibandingkan dengan apa yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum, dapat diperoleh kesan bahwa: a) Dalam pengembangan kurikulum diperlukan landasan, baik filosofis, psikologis maupun teori-teori tentang belajar. b)

Dalam pengembangan isi atau materi diperlukan kemampuan mengorganisasi bahan dalam urutan yang rasional.

c)

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar sebagai implementasi kurikulum diperlukan kemampuan menangani pelajaran, menggunakan alat, metode dan fasilitas belajar.

d)

Untuk menilai hasil pencapaian pengajaran perlu kemampuan mengevaluasi.

e) Pada tingkat yang lebih tinggi, pengembangan kurikulum diarahkan untuk menumbuhkan kepribadian anak sesuai dengan tujuan akhir pendidikan yang hendak dicapai.12

11 Nana Syaodih Sukamdinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda karya, 2006, hal. 198-201. 12Mohammad, Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru Offset. 1989, hal. 39

18

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Pada dasarnya pengembangan kurikulum adalah mengarahkan kurikulum sekarang ke tujuan pendidikan yang diharapkan karena adanya berbagai pengaruh yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dari dalam sendiri (internal), dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi dan memahami masa depannya dengan baik sebagai anak dan generasi penerus bangsa. Peran guru atau pendidik dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Islam, dapat diklasifikasikan menjadi dua segmentasi. Pertama mengacu pada tipologi Murray Print dan Nana Syaodih Sukmadinata. Menurut Murray, setidaknya ada empat peran yang harus dijalankan oleh guru dalam mengembangkan

kurikulum,

yaitu

Sebagai

implementer

(pelaksana),

developer (pengembang), adapter (penyelaras) dan Sebagai researcher (peneliti) kurikulum. Sedangkan ditilik dari segi pengelolaannya, sebagaimana dipaparkan oleh Nana Syaodih Sukmadinata dapat dibedakan antara yang bersifat sentralisasi dan desentralisasi, ditambahkan pula pada tulisan sederhana ini peranan peranan guru dalam pengembangan kurikulum yang bersifat sentral-desentral sebagai upaya mengkompromikan atas keduanya.

19

DAFTAR PUSTAKA E,

Mulyasa.2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru Dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. E, Mulyasa. 2009. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja RosdaKarya. Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hamalik,Oemar. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulm, cetakan kelima. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Martinis Yasmin. 2009. Profesionalisasi Guru Dan Implementasi Ktsp. Jakarta: Gaung Persada. Mohammad Ali. 1989. Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Offset. Nana Syaodih Sukamdinata. 2006. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda karya. Nurdin, Syafrudin. 2002. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Pers. Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Soetjipto, Rafflis Kosasi.2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta. Syaiful Sagala. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta. Wina Sanjaya. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada.

Related Documents


More Documents from "rois abdul fatah"