Peran Bidan Dalam Dunia Kedokteran.docx

  • Uploaded by: Nurlita Sari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Bidan Dalam Dunia Kedokteran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,659
  • Pages: 5
PERAN BIDAN DALAM DUNIA KEDOKTERAN OLEH : DR. NURLITASARI

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, terdapat 228 kematian ibu dalam 100.000 kelahiran hidup, serta 31 bayi meninggal dalam setiap 1.000 kelahiran. Sementara itu, target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 adalah Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 23 per 1.000 kelahiran. Untuk mencapai target ini membutuhkan upaya yang lebih kuat dan juga harus disertai oleh partisipasi yang erat oleh berbagai pihak, terutama oleh tenaga kesehatan seperti dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan, dokter umum, perawat maupun bidan. Ada beberapa faktor yang membuat sulit untuk menurunkan AKI dan AKB, diantaranya keterlambatan dalam mengenal tanda bahaya di lingkungan keluarga, terlambat di rujuk ke pelayanan kesehatan terdekat seperti rumah sakit atau puskesmas karena masalah transportasi dan akses yang sulit serta terlambat ditangani oleh tenaga medis di rumah sakit. Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, diperlukan peningkatan kualitas pelayanan bagi bayi dan ibu hamil. Yang terpenting dalam meminimalisir angka kematian ibu dan bayi itu adalah adanya interkoneksi pelayanan yang jelas dengan sistem koordinasi yang baik antara dokter, bidan dan perawat. Bidan muncul sebagai wanita yang terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan normal. Jika terdapat kelainan maka sang bidan harus berkoordinasi dengan dokter untuk menentukan keputusan klinis bagi pasien demi kesejahteraan ibu dan anak. Peran bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu melahirkan dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik. Secara garis besar peran bidan dalam peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak dibedakan menjadi empat, yaitu peran sebagai pelaksana, kolaborasi, pengelola dan pendidik. Sebagai pelaksana, bidan bertugas untuk menerapkan manajemen pada setiap asuhan kebidanan dari sejak awal kehamilan, persalinan dan nifas. Manajemen yang baik meliputi pengkajian status kesehatan ibu dan anak, menyusun dan melaksanakan tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi kemudian mengevaluasi hasil tindakan yang diberikan. Asuhan kebidanan tidak hanya meliputi kehamilan, persalinan dan nifas saja, namun bidan juga dapat memberikan asuhan kepada wanita usia reproduktif yang membutuhkan konseling program keluarga berencana (KB). Selain itu bidan juga berperan memberikan pelayanan pada wanita dalam masa klimakterium dan menopause serta wanita dengan gangguan sistem reproduksi. Berkaitan dengan

peningkatan kualitas kesehatan anak, bidan dapat memberikan pelayanan dasar kepada bayi baru lahir, balita, anak remaja dan wanita pranikah. Peran penting bidan lainnya adalah berkolaborasi dengan dokter spesialis atau dokter umum pada kasuskasus kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan membutuhkan pertolongan pertama pada kegawatdaruratan. Saat ini, penyebab tersering untuk kematian ibu adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Untuk kasus yang membutuhkan manajemen kompleks dan tindakan operatif, bidan dan dokter harus berkolaborasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Bidan juga berperan dalam tugas rujukan kasus kasus tertentu melalui konsultasi kepada dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan terutama untuk kasus kehamilan, persalinan dan nifas dengan penyulit. Selain itu, bidan pun berperan sebagai pengelola, yakni mampu mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan bidan. Jangan lupakan juga bahwa bidan pun berperan sebagai pendidik. Bidan dapat juga memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang masalah penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana. Termasuk pula melatih dan membimbing siswa bidan dan keperawatan pada institusi-institusi pendidikan. Maka dari itu tidak dapat dipungkiri, peran bidan sangatlah penting dan vital dalam rangka meningkatan derajat kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Jadi peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan bidan di pelayanan kesehatan primer akan juga meningkatkan kesehatan ibu dan anak Indonesia.

Sumber Pustaka 1. Campbell, O.M.R. The Lancet Maternal Survival Series Steering Group : Maternal Survival 2 : Strategies for Reducing Maternal Mortality : Getting on with What Works. 2008. The Lancet 368. 1284-1299. 2. Liljestrand J. Reducing Maternal and Neonatal Mortality : Can We Derive policy Guidance from Developing Country Experiences ?. 2007. Journal of Public Health Policy 25, 299-314. 3. Seneviratne HR, Rajapaksa IR. Safe Motherhood in Worldwide and Midwife tasks. 2009. International Journal of Gynaecology and Obstetrics 70.113-124 4. World Health Organization. Maternal Mortality in 2000 : Estimated Developed by WHO, UNICEF, UNF. 5. Ronsmans, Carine, Anne Marie H. Maternal Mortality : Who, When, Where and Why. The Lancet 368. 1189-1200.

Pengertian Bidan  Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang telah berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek. (Nazriah, 2009)  Definisi bidan menurut Ikatan Bidan Indonesia atau IBI (2006) adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah untuk melaksanakan praktek, Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan di masyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan yang diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan peraturan Menkes RI.Nomor 900/Menkes ISK/VII/2002 tentang registrasi dan praktek bidan.  Federation of International Gynaecologist and Obstetritian atau FIGO (1991) dan World Health Organization atau WHO (1992) mendefinisikan bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak.  Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan baik bagi wanita sebagai pusat keluarga maupun masyarakat pada umumnya, tugas ini meliputi antenatal, intranatal, postnatal, asuhan bayi baru lahir, persiapan menjadi orangtua, gangguan kehamilan dan reproduksi serta keluarga keluarga berencana. Bidan juga dapat melakukan praktek kebidanan pada Puskesmas, Rumah sakit, klinik bersalin dan unit-unit kesehatan lainnya di masyarakat. (Nazriah, 2009)  Menurut Estiwidani.D, dkk (2008) peran, fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sebagai : pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Sedangkan tanggung jawab bidan meliputi pelayanan konseling, pelayanan kebidanan normal, pelayanan kebidanan abnormal, pelayanan kebidanan pada anak, pelayanan KB,dan pelayanan kesehatan masyarakat. Sedemikian kompleksnya peran, fungsi, dan tanggung jawab seorang bidan dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan kebidanan yang terbaik dan professional kepada masyarakat maka untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan landasan yang kuat berupa kompetensi bidan.

Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi: 1. Kewenangan normal:  Pelayanan kesehatan ibu  Pelayanan kesehatan anak  Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

2. Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah 3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi: 1. Pelayanan kesehatan ibu a) Ruang lingkup:  Pelayanan konseling pada masa pra hamil  Pelayanan antenatal pada kehamilan normal  Pelayanan persalinan normal  Pelayanan ibu nifas normal  Pelayanan ibu menyusui  Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan b) Kewenangan:  Episiotomi  Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II  Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan  Pemberian tablet Fe pada ibu hamil  Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas  Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif  Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum  Penyuluhan dan konseling  Bimbingan pada kelompok ibu hamil  Pemberian surat keterangan kematian  Pemberian surat keterangan cuti bersalin 2. Pelayanan kesehatan anak a) Ruang lingkup:  Pelayanan bayi baru lahir  Pelayanan bayi  Pelayanan anak balita  Pelayanan anak pra sekolah b) Kewenangan:  Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat  Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk  Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan  Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah  Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah  Pemberian konseling dan penyuluhan  Pemberian surat keterangan kelahiran  Pemberian surat keterangan kematian

  

Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan: Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi: 1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit 2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di bawah supervisi dokter) 3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan 4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan 5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah 6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas 7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya 8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi 9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut. Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter. SUMBER PUSTAKA : 1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30984/3/Chapter%20II.pdf 2. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171

Related Documents


More Documents from "RiskaAfrianti"

Rmk Audit 7.docx
November 2019 20
25044_kriging
October 2019 26
Rmk Audit 8.docx
November 2019 20
Bab 3 Ekplorasi.docx
November 2019 27