S TA I N B ATUS A NG K A R
TUGAS TERSTRUKTUR EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB Tentang PENYUSUNAN DALAM PENULISAN SOAL-SOAL BAHASA ARAB
Oleh Nurhayat Nurul Mustaqim Musa Retno Tri Putra
/ 127 021 / 102 045 / 127 022
Dosen Dr. Abdul Halim Hanafi, M.Ag Yelfi Dewi S., S.Ag., M.Ag
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) BATUSANGKAR
2009
2
PENDAHULUAN Setiap kali guru akan memberikan tes, kebanyakan guru selalu bertanya kepada dirinya sendiri: Pertanyaan apakah yang akan saya berikan: 1. Jawaban apakah yang saya perlukan, dan jawaban manakah yang tidak saya perlukan. 2. Berapa soal yang akan saya buat 3. Bagaimanakah bentuk kunci jawabannya Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang timbul, maka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, guru harus ingat akan fungsi tes. Sehubungan dengan hal-hal yang harus diingat pada waktu penyusunan tes, maka fungsi tes dapat ditinjau dari tiga hal: 1. Fungsi untuk kelas 2. Fungsi untuk bimbingan 3. Fungsi untuk administrasi. Masalah penyusunan tes perlu diingat fungsi mana yang dipentingkan oleh si anak didik dan sebuah tes sebaiknya mencakup kebulatan, yang artinya meliputi berbagai aspek yang menggambarkan keadaan siswa secara keseluruhan (kecerdasan, sikap, pribadi, perasaan, sosial dan sebagainya). Menyikapi dari banyaknya bentuk tes, maka setiap bentuk tes itu memiliki cara yang berbeda dalam penyusunannya tergantung dari jenis tes itu sendiri. Dalam pembuatan tes terdapat tes standar dan tes non standar. Tes standar adalah tes yang dibuat oleh lembaga tertentu sedangkan tes non standar adalah tes yang dibuat oleh pendidik yang belum ahli.
3
PEMBAHASAN PENYUSUNAN DALAM PENULISAN SOAL-SOAL BAHASA ARAB A. Macam-macam Tes/Soal-soal 1.
Tes Uraian/Essay Pengertian tes uraian adalah butiran soal yang mengandung
pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut haru0s dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes secara naratif. Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang mengkontruksi butir soal, tetapi dipasok oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih, menghubungkan, dan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Jadi perbedaan utama tes objektif dan uraian dalah siapa yang menyediakan jawaban atau alternative jawaban sudah disediakan oleh pembuat soal. Dengan pengertian di atas maka pemberian skor terhadap soal uraian tidak mungkin dilakukan secara objektif. 2.
Tes Objektif Pengertian tes objektif adalah tes atau butir soal yang telah
mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Peserta tes hanya harus memilih jawaban dari alternatif jawaban yang disediakan.1 B. Tahapan Penyusunan Tes/ Soal Bahasa Arab Untuk menghasilkan suatu tes yang valid dan reliable, maka pembuat tes atau guru dapat menempuh langkah-langkah sebagai berikut:2 1.
Tahap Persiapan Pada tahap ini guru atau pembuat tes melakukan kajian terhadap
kurikulum bahasa arab dan buku pedoman pelaksanaan kurikulum untuk mata pelajaran bahasa arab apabila kurikulum yang dijadikan sandaran 1 2
http://eri-s-unpak.blogspot.com/2009/03/konsep-dasar-tes-dan-pengukuran-hasil.html Aini, dkk, Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: Misyka, 2006) h.93-
102
4
adalah kurikulum 2004 berbasis kompetensi maka substansi yang dikaji meliputi kompetensi dasar, indikator, hasil, topik-topik bahasan, penilaian, dan alokasi waktu yang tersedia. 2.
Pemilihan Materi Tes Untuk menetapkan materi tes bahasa arab yang benar-benar fixed
dan selektif dapat dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: a.
Menentukan kompenen dan keterampilan-keterampilan
berbahasa yang akan diteskan. Misalnya tes kosa kata, struktur, membaca, menulis atau tes berbahasa. b.
Menentukan pokok bahasan yang akan diteskan secara
representative (tidak bias dan tidak atas dasar subjektivitas penyusunan tes) c.
Menentukan bentuk dan jenis tes sebagaimana telah
dikemukakan, tes komponen bahasa dan kemampuan berbahasa dapat disusun dalam bentuk subjektif atau objektif dengan segala variasinya atau jenisnya (kecuali tes keterampilan berbicara yang memiliki perlakuan khusus) dengan ungkapan lain, tes yang disusun dapat berbentuk objektif dengan jenis pilihan ganda atau salah benar atau dapat pula berbentuk subjektif (essay) 3.
Menentukan Jumlah Butir Tes Perihal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah
butir tes adalah alokasi waktu yang tersedia untuk menyelenggarakan tes. Untuk menentukan beberapa jumlah butir tes yang harus disusun sesuai dengan waktu yang tersedia memang tidak ada batasan yang pasti. Akan tetapi, guru dengan nalurinya yang mengetahui kondisi objektif siswanya akan dapat menentukan jumlah butir tes yang sesuai dengan waktu yang tersedia. Berkaitan dengan hubungan penentuan jumlah butir tes dan alokasi waktu yang tersedia, seorang guru atau pembuat tes perlu juga memperhatikan bentuk tesnya itu sendiri. Sudah barang tentu waktu yang digunakan untuk menjawab soal dalam bentuk essay lebih banyak dari pada untuk menjawab soal dalam bentuk pilihan ganda atau salah benar.
5
Misalnya jumlah butir tes itu 25, maka proposi jumlah item untuk masingmasing jenis tes adalah 10 item untuk tes pilihan ganda, 10 item untuk tes benar salah dan 5 item untuk essay demikian pula proporsi jumlah butir tes untuk masing-masing sub kemampuan juga perlu diperhatikan. Dalam contoh yang lain, seandainya alokasi waktu yang tersedia 90 menit kemudian pembuat tes menetapkan jumlah butir tes sebanyak 40 dan disusun dalam bentuk pilihan ganda maka rincian penggunaan waktu 90 menit tersebut adalah sebagai berikut: a. 5 menit digunakan oleh guru atau petugas untuk memberikan penjelasan sekilas tentang penyelenggaraan tes. b. 1 menit digunakan untuk teste (siswa) untuk membaca petunjuk mengerjakan soal c. 1,5 menit digunakan oleh siswa untuk menjawab setiap butir tes kosa kata yang jumlah butir tesnya sebanyak 9 (9 x 1,5 menit = 13,5 menit) d. 1,5 menit digunakan oleh siswa untuk menjawab setiap butir tes tata bahasa atau yang jumlah butir tesnya sebanyak 9 (9 x 1,5 menit = 13,5 menit) e. 2,57 menit digunakan oleh siswa untuk menjawab setiap butir tes membaca yang jumlah butir tesnya sebanyak 15 (15 x 2,57 menit =38,5 menit) f. 2,64 menit digunakan oleh siswa untuk menjawab setiap butir tes menulis terbimbing yang jumlah butir tesnya sebanyak 7 (7 x 2,64 menit = 18,825 menit) 4.
Menentukan Skor Apabila jumlah butir tes sebanyak 40 (pilihan ganda) dengan skor
tertinggi 100 dan semua butir tes diberikan bobot skor sama, maka skor untuk jawaban yang benar pada setiap butir tes adalah 2,5. cara lain misalnya, setiap butir tes diberi bobot 1 dan nilai tertinggi 100, maka maka cara penghitungannya adalah sebagai berikut:
6
∑n
∑nilai 5.
tertinggi
x100
Membuat Kisi-kisi Kisi-kisi merupakan pandauan bagi guru dalam menyusun atau
mengembangkan suatu tes (sebagai kompas). 6.
Menyusun Butir Tes Berdasarkan Kisi-kisi Dalam hal ini ada rambu-rambu yang sebaiknya diperhatikan oleh
guru atau pembuat tes, yaitu: a. Bahasa yang digunakan jelas dan lugas. b. Stem (pernyataan pokok) pada setiap butir tes (terutama butir tes pilihan ganda atau salah-benar) hanya berisi satu permasalahan. c. Panjang kalimat untuk setiap option (khusus untuk butir soal pilihan ganda) relative sama. 7.
Uji Coba Tes Uji coba tes yang telah disusun, idealnya, sebelum tes (soal
diberlakukan kepada siswa, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah tes yanhg disusun itu benar-benar tes yang baik (shahih dan reliable) atau sebaliknya.
7
PENUTUP A.
Kesimpulan 1.
Macam-macam Tes/Soal-soal a.
Tes Uraian/Essay
b.
Tes Objektif
2.
B.
Tahapan Penyusunan Tes/ Soal Bahasa Arab a.
Tahap Persiapan
b.
Pemilihan Materi Tes
c.
Menentukan Jumlah Butir Tes
d.
Menentukan Skor
e.
Membuat Kisi-kisi
f.
Menyusun Butir Tes Berdasarkan Kisi-kisi
g.
Uji Coba Tes Saran
Sebagai saran kami para penulis kepada para pembaca sekalian khususnya bagi calon guru bahasa arab nantinya, dalam penyusunan soal-soal bahasa arab agar dapat mengikuti tahap-tahap dengan semestinya seperti yang telah diuraikan di atas. Agar siswa yang akan mengerjakan soal-soal tersebut dapat menyelesaikannya sesuai dengan keinginan guru tersebut.
8