Penjelasan Hadis “Si Mata Sipit dan Hidung Pesek” Oleh: Dede Muhammad Multazam
َْْ َ َ ْ َ ََ ّ َ ُ ْ ُْ َ ََ ّ َ َُّ ُ ْ ُْ َ ََ ّ َ َ ُ َ َ َ َ َ � قال �بُ ْو ه َر�ْ َرة ر� ا:� � ْن َصال ِ ٍح � ْن ا�ع َر ِج قال ِ حَ�نا س ِعيد �ن �َ ٍد حَ�نا �عقوب حَ�نا أ ْ ُْ َُْْ َ َ َ ّْ ُْ َُ ّ َ َُ ّ ُْ َُ َ ِ � � َر ال ُو ُج ْوه ِ � �قوم لسَاعة حَ �قات ِلو ال�ُك:عنه قال رسول ا� ص� ا� عليه وسلم ِ ��صغار ا ّ ْ ُُ َ ً ْ َ ْ ُ َُ ّ َ َ ّ ُْ َُ َ َُ َ ْ ُ ُ َ َْ ْ ُ َ ْ ُ ُ ّ َ َ ْ ُُ ْ َُْ ُ.لشَ ْعر ذلف ا�نو ِف كأَ وجوههم المجان المطرقة و� �قوم لسَاعةِ حَ �قات ِلوا قوما ن ِعالهم Diriwayatkan dari Sa’id bin Muhammad, dari Yaqub, dari ayahnya, dari Shalih, dari alA’raj, dari Abu Hurairah, dari Rasul saw., beliau berasbda: “Kiamat tidak akan terjadi sampai kalian memerangi bangsa Turk yang bermata sipit, berwajah kemerah-merahan, berhidung pesek, wajah mereka berbentuk perisai yang bundar. Dan kiamat tidak akan terjadi sampai kalian memerangi suatu golongan yang sendalnya terbuat dari rambut. (HR al-Bukhari dan Muslim) Hadis di atas diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah dengan redaksi yang lengkap dan dituliskan oleh al-Bukhari dan Muslim di dalam sahihnnya, dan dituliskan juga di dalam sunan Abu Daud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dengan demikian, tidak diperdebatkan lagi kualitas hadis tersebut adalah sahih. Al-Bukhari mencantumkannya di dalam kitab sejarah dan peperangan (Kitabus siyaar wal Qitaal) dalam bab khusus perang (melawan) bangsa Turk (Qitaalut Turk). Sedangkan Muslim mencantumkannya di dalam kitab fitnah-fitnah dan tandatanda hari kiamat (Kitabul Fitani wa Asyraathis Sa’ah). Kandungan hadis di atas ialah deskripsi terhadap tanda-tanda datangnya hari kiamat yang disampaikan oleh Rasul saw. kepada sahabatnya. Rasul saw. diberi kelebihan oleh Allah swt. daripada manusia lainnya untuk mengetahui hal-hal ghaib (yang tidak terlihat dan tidak diketahui) seperti tanda-tanda akan datangnya kiamat. Sedangkan manusia yang mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. diharuskan untuk mempercayai (baca: mengimani) hal-hal ghaib tersebut. Tidak mudah memang bagi manusia biasa dituntut untuk mempercayai hal yang tidak pernah dilihat dan diketahuinya. Di antara tanda-tanda kiamat yang disebutkan di dalam hadis ini adalah terjadinya peperangan antara umat muslim dengan bangsa Turk dan memerangi suatu golongan yang
sendalnya terbuat dari rambut. Nabi saw. sendiri menjelaskan ciri-ciri fisik bangsa Turk, diantaranya ialah bermata sipit (shigharul a’yun), berwajah kemerah-merahan (humrul wujuuh), berhidung pesek (dzulful unuuf), dan wajah mereka (seolah-oleh) berbentuk perisai yang bundar. Meskipun demikian, penejelasan Rasul saw. tentang bangsa Turk dan ciri-cirinya masih harus dipahami secara teliti. Jika datangnya hari kiamat ditandai dengan terjadinya peperangan antara umat Islam dan bangsa Turk. Lantas kapankah peperangan tersebut akan terjadi? Atau memang sudah terjadi? Dan pada saat ini umat Islam hanya tinggal menunggu datangnya hari kiamat saja? Kemudian siapakah bangsa Turk? Dan berasal dari daerah mana? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang muncul ketika akan memahami hadis Nabi ini secara teliti. Melihat sejarah peperangan umat Islam pada masa awal khilafah Bani Umayyah, umat Islam telah menyerang dan memerangi bangsa Turk, sehingga memperoleh harta (ramapasan) perang. (Al-Qari Muhammad al-Harawi, Mirqaatul Mafaatih). Pendapat ini diperkuat dengan data wilayah ekspansi dalam rangka perluasan wilayah Islam yang dilakukan oleh bani Umayyah sehingga berhasil menguasai beberapa daerah di India bahkan sampai menaklukkan beberapa daerah di perbatasan negeri Cina. Adapun asal muasal bangsa Turk telah banyak ulama yang menganalisis hal itu, diantaranya ada di dalam Kitab Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukahri oleh Imam Ibnu Hajar alAsqalani dengan mengutip pendapat al-Khathabi, bahwa mereka adalah Bani Qontura’, seorang budak dari Nabi Ibrahim A.S. Kemudain pendapat Wahhab Bin Munabbih mengatakan bahwa mereka adalah Ya’juj dan Ma’juj, yang telah dikurung oleh Iskandar Dzul Qarnain. Namun, sebagian dari mereka menghilang dan meniggalkan yang lain. Kaum yang hilang dan meninggalkan sebagian lainnya ini akhirnya dinamakan dengan kaum Turk. Banyak juga pendapat yang menyebutkan bahwa bangsa inilah yang pada akhirnya menurunkan turunan bangsa-bangsa Turki sebut saja Mongolia, Rusia, Cina Uyghur, Kirgizstan Timur dan lain-lain. Dengan demikian, matan hadis tentang peperangan antara umat Islam dengan bangsa Turk bisa dipastikan benar-benar terjadi. Adapun waktu peperangannya telah terjadi pada saat Islam berkembang ke luar daerah jazirah arab yang tentunya terjadi setelah Nabi Saw. wafat dan jauh sebelum masa sekarang ini. Selanjutnya, karakteristik fisik bangsa Turk
mengindikasikan bahwa pada saat itu penduduk daerah yang menjadi wilayah perluasan umat Islam, bukan hal yang kebetulan –mereka benar-benar memiliki ciri-ciri yang telah disebutkan oleh Nabi saw. bahkan sampai saat ini para penduduk dan keturunannya yang hidup di daerah tersebut (meskipun sudah bukan wilayah Islam lagi) masih berpenampilan seperti yang dideskripsikan oleh Nabi pada waktu itu. Oleh karena itu, apabila hadis di atas dialamatkan kepada bangsa Cina untuk konteks sekarang, hal tersebut masih relevan (shalih). Sebab, karakteristik mereka sama persis sebagaimana yang telah Nabi sampaikan pada waktu itu. Tapi, peperangan yang terjadi antara umat Islam dan bangsa/kaum yang bermata sipit, berhidung pesek, dll. diposisikan untuk konteks sekarang tidaklah relevan (shalih), sebab –sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa peperangan tersebut sejak masa Bani Umayyah telah terjadi dengan melakukan ekspansi ke berbagai wilayah sampai daerah perbatasan Cina. Meskipun dengan kondisi yang terjadi seperti saat ini, bahwa Cina menjadi negara berpenduduk paling banyak di dunia. Berdasarkan data yang dilansir oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), penduduk Cina saat ini (2015) adalah 1,38 miliar. Jumlah besar yang tentunya memiliki potensi kekuatan berlipat akan dapat menguasi berbagai lini kehidupan sehingga memungkinkan terjadi gesekan dan perebutan kekuasaan dengan bangsa yang lainnya. Tapi seberapa besar kemungkinan gesekan atau konflik itu terjadi, tidak ada yang mengetahui secara pasti. Pesan yang terkandung dalam hadis ini membuktikan bahwa salah satu tanda-tanda kiamat yang dideskripsikan oleh Nabi saw. terbukti dan telah terjadi. Maka untuk konteks sekarang, umat Islam hanya tinggal menunggu waktu kiamat itu terjadi, bukankah Nabi saw. pernah bersabda, “Jarak diutusnya aku dan hari kiamat seperti dua ini.” Beliau berisyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya. (HR. al-Bukhari) Dengan demikian, tidak ada waktu bagi umat Islam untuk mempersiapkan diri dalam memerangi kaum yang bermata sipit, berhidung pesek, dll. kecuali mempersiapkan diri sebelum hari akhir tiba. Wallahu a’alam.