Pengusaha.docx

  • Uploaded by: aldys rosalinda
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengusaha.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,586
  • Pages: 9
Top Ittipat

Profil Top Ittipat Top ittipat adalah anak yang suka membolos sekolah, seperti anak muda pada umunya saat usianya 16 tahun ia kecanduan game online yang membuatnya menelantarkan sekolahnya. Pada tahun 1997 keluarganya mengalami krisis finansial, walaupun begitu ia tetap dapat hidup dengan baik melalui penjualan barang dan harta di hame online yang dimainkannya. Melalui penjualannya, ia mendapatkan sekitar 400 ribu baht atau sekitar 130 juta rupiah perbulan. Dengan penghasilan yang ia miliki membuatnya tidak perlu meminta uang saki dari keluarganya. Bisnis Game Online Dari bisnis game online yang dijalaninya, Top dapat membeli mobi seharga 200 juta dan menjaga keadaan finansialnya. Namun, karena bisnisnya merupakan bisnis ilegal maka rekening game online Top ditutup oleh bank, hal ini semakin memperburuk keadaan yang sedang dialami keluarganya yang terus menurun. Pada tahun 2002 keluarganya mengalami kebangkrutan dan memiliki hutan 40 juta Baht atau sekitar 13 milyar rupiah. Ia tidak bisa lagi untuk tidak terkait dalam masalah ini. Karena hal ini pula, ia harus keluar sekolah dan masuk ke dunia bisnis entrepreneur untuk dapat membayar hutang keluarga dan memperbaiki keadaan finansial keluarganya. Perjalanan Bisnis Top Ittipat Dari sisa uang yang ia miliki dari penjualan game online, ia mencoba untuk mendirikan usaha DVD Player, tetapi Top ditipu sebab DVD Playernya ternyata

barang palsu dan uangnya tidak dapat dikembalikan lagi. Top berusaha untuk mencari pinjaman uang ke bank untuk dapat memulai bisnis barunya. Namun pihak bank tidak begitu menyetujuinya. Di titik inilah Top menyadari kesalahannya, karena ia telah melalaikan sekolah dan pelajaran. Dari sinilah Top mulai bersentuhan dengan kerasnya dunia bisnis. Hutang yang melilit usaha keluarganya semakin memperburuk keadaan,di tambahlagi rumah mereka disita oleh bank. Ditengah himpitan inilah Top tetap berkeras hati. Hingga suatu ketika saat Top sedang berjalan-jalan kesebuah pameran dan merihat sebuah alat untuk menggorang kacang, kemudian ia berpikir untuk berjualan kacang. Top lalu menyewa alat tersebut dengan harga 10.000 bath perbulan. Kemudian Top membuka toko kacang di Mall bersama Pamannya. Untuk membuka toko kacang, perjuangan Top dimulai dari bertanya kepada penjual-penjual kacang untuk mendapatkan rasa kacang yang enak. Walaupun ia berhasil membuat kacang yang enak, dagangannya tetap tidak laku. Top sedikit meras frustasi dan mencoba melakukan beberapa cara agar dagangannya laku. Hingga suatu ketika Top berjalan ke sebuah pasar tradisional dan mendapatkan inspirasi seperti memberikan diskon dan lokasi yang tepat untuk menentukan pasar bisnis. Hingga kemudian Top meminta pindah ke bagian depan Mall dan terlihat bahwa kacang jualannya semakin laku keras, hingga kemudian Top membukan beberapa cabang. Namun, saat Top mulai melakukan ekspansi bisnis chesnut-nya secara besar-besaran, timbul maslah baru yaitu mesin penggorngan kacang yang digunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall, sehingga ia harus menutup dagangannya dan pihak Mall membatalkan kontrak kedainya. Dititik inilah Top hampir putus asa, Orang tuanya memutuskan untuk pergi ke China, namun Top bersikeras untuk ebrtahan di Thailan dan melanjutkan usahanya. Dari bisnis berjualan kacang, ia beralih mencoab untuk membuka bisnis rumput laut yang terinspirasi dari cemilan kesukaan kekasihnya yang kekasihnya berikan untuk Top. Bisnis Rumput Laut Dari inspirasinya itu, ia mulai membuat rumput laut goreng dan membeli beberapa rumput laut. Namun percobaannya gagal, karena rumput lautnya basi dalam waktu 1 minggu. Top mulai bertanya-tanya dengan mendatangi professor dibidang pangan untuk membantunya menyelesaikan masalah ini. Professor tersebut membantu Top agar makanan yang dibuatnya tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen. Masalah berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak, karena setelah di goreng rasanya pahit. Hingga ia bersama pamannya menghabiskan lebih dari 100 ribu bath utnuk uji coba rumput laut tapi tetap gagal, hingga semua rumput lautnya habis. Dalam tekanan yang begitu hebat, Top tetap berusaha mencari tahu tentang strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan ebrtanya langsung kepada pedagang. Hingga inspirasi datang ektika ia berbelanja

disalah satu minimarket , 7-eleven. Lalu ia menerapkan metode yang pernah diajarkan ketika di tempat kursus yang dahulu di pilihkan ayahnya untuknya. Yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara, namun usahanya tidak berjalan dengan mudah. 7-eleven memberikan standart tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Top hampir saja putus asa dan memutuskan untuk berangkat ke Cina, namun sebelum itu terjadi Top masih terus melakukan usaha terkahirnya demi memenuhi syarat yang diberikan oleh 7-eleven, dan akhirnya upaya terakhirnya tidak sia-sia. Kesulitan yang ia alami yaitu mulai dari membuat inivasi untuk kemasan dan produknya hingga Top diharuskan memiliki pabrik untuk memproduksi dalam jumlah besar. Hasil Usaha Top Ittipat Dengan usaha susah payah Top dapat memenuhi syarat dari 7-eleven. Ia mengubah kantor kecil yang dimiliki oleh orangtuanya menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan hal ini Top berhasil memenuhi syarat ketentuan serta memenuhi ruota yang ditetapkan oleh 7-eleven. 2 tahun kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya. Pada usia 26 tahun Top ittipat sudah memiliki 2500 karyawan dan mengirim ke 6000 cabang 7-eleven di seluruh dunia dan mengekspor cemilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk di Indonesia. Hingga akhirnya Top telah memiliki lahan perkebunan rumput laut di Korea Selatan. Pendapatan yang dimiliki Top mencapai 1,5 miliar bath sekitar 450 miliar rupiah pertahun. Top ittipat membayar kesuksesannya dengan berkorban jiwa, raga, waktu, kesenangan jadi gamer, termasuk berkorban cinta terhadap kekasihnya. Dari kisah perjalanan kesuksesannya, hingga kisah hidupnya diangkat kedalam film layar lebar berjudul Top Secret : The Billionaire yang mengisahkan bagaimana Top Ittipat berjuang jatuh bangun membangun usahanya.

H. BASRIZAL KOTO

Hidup Basrizal Koto, Berawal dari Hinaan & Perjuangan mungkin sedikit orang yang tahu di balik keberhasilannya sebagai salah satu pengusaha media terbesar di Riau, masa lalu H Basrizal Koto penuh hinaan sekaligus perjuangan. “Saya selalu mengilustrasikan diri saya sebagai seorang Thariq bin Ziyad yang membakar semua kapal pasukannya untuk menjemput syahid,” katanya. Haluan Kepri salah satu milik H Basrizal Koto, di Bengkong Garama, Batam, Selasa 11 Juni 2013. F Suprizal Tanjung Masih segar dalam ingatan Basrizal, suatu hari sepulang dari sekolah, ia tak menemukan sebutir pun nasi di meja makannya. Sang Mamak yang kasihan melihat begitu laparnya dia, kemudian berinisiatif meminjam beras ke tetangga yang masih terbilang saudaranya. Namun tanpa disangka-sangka, sang tetangga menolak mentah-mentah permintaan Mamaknya sambil berkata ketus: “Kasih makan batu saja anak kau!”. Mendengar kata-kata tersebut, tentu saja Basrizal merasa sedih dan kecewa. Tapi itu dahulu, ketika ia masih seorang bocah kecil yang mungkin berpikiran pendek. Saat ini ketika menjadi seorang yang sangat terkenal dan sukses, ia menyatakan, “Saya selalu doakan dia karena saya tahu dia juga orang miskin seperti kami saat itu,” ungkap laki-laki Minang kelahiran Pariaman 47 tahun silam itu. Bisnis Basrizal dimulai sejak usia 12 tahun. Dengan tekad hidup mandiri, suatu hari dirinya yang saat itu masih duduk di kelas 5 SD, bersujud memohon restu

sang mamak untuk pergi merantau ke Pekan Baru. Dengan berat hati dan diiringi linangan air mata sang bunda, Basrizal pun meninggalkan segala kenangan masa kecilnya di desa tercinta. ”Waktu itu saya berprinsip, saya baru akan pulang kampung dan menjemput keluarga saya jika sudah bisa mendapatkan seliter beras,” ungkap penikmat setia masakan sambal balado yang selalu bergaya serius tapi santai itu. Hari-hari Basrizal di tanah rantau dihiasi dengan mengerjakan apa saja, termasuk menjajakan pisang goreng di jalanan. Hidup bagi Basrizal adalah pertempuran demi pertempuran untuk melawan rasa malas dan rasa gengsi yang membuncah. “Saya selalu mengilustrasikan diri saya sebagai seorang Thariq bin Ziyad yang membakar semua kapal pasukannya untuk menjemput syahid. Jujur saja saya mengadopsi sikap seperti. Saya ingin dan harus membangkitkan batang terendam karena selama ini orang selalu mengecilkan peran kami sebagai keturunan orang miskin,” katanya penuh semangat. Rupanya Tuhan “terkesan” pada tekadnya. Puluhan tahun setelah ia menginjakkan kakinya di ranah Serampang 12, orang-orang mulai mengenalnya sebagai pengusaha sukses yang merajai berbagai bidang mulai sarana angkutan hingga bisnis media. Apa yang sebenarnya menjadi modal utamanya? “Berlaku jujur dan bersikap mandiri. Insya Allah, dengan itu hidup kita diberkahi Tuhan,” katanya. Sikap itu mempercepat kecocokannya dengan materi-materi yang disampaikan di ESQ. Apa yang dia alami saat mengikuti training ESQ, menurut dia, sepertinya tidak jauh dari falsafah Minangkabau: duduk sama rendah berdiri sama tinggi, ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. “Bahkan saking merasa cocoknya dengan ESQ, Anda lihat sendiri, di seluruh perusahaan yang saya pegang berlaku tujuh nilai dasar MCB Group, yang sama dengan tujuh nilai dasar ESQ,“ tutur pimpinan komunitas orang Minang di Riau itu dalam nada bangga. Namun, jauh di balik suksesnya saat ini, ada hal yang selalu menjadikannya lebih merasa bangga dan terharu, yakni kenangan akan pengorbanan dan rasa kasih sayang sang bunda. Ia sangat sadar, tanpa jasa ibunya tak mungkin orang mengenal Basrizal Koto seperti saat ini. “Dalam kemiskinan, dia bisa membesarkan saya. Sungguh ini sangat luar biasa,” ungkapnya dalam nada rasa haru yang mendalam. Rasa cintanya yang mendalam itu juga yang membuat suami Hj. Mukhniarti itu tidak berani sedikit pun membantah kata-kata sang bunda hingga detik ini. Ada satu hal lagi yang menjadi ciri Basrizal Koto, yakni sikap ramah tamahnya kepada setiap orang. Kepada siapa pun yang ingin bertemu dengannya, ia selalu berusaha menyempatkan diri untuk memenuhinya. Pantang bagi dia untuk

menolak orang yang mau bersilaturahmi. “Oleh karena itu, hp dan telepon saya, stand by 24 jam,” katanya sungguh-sungguh. Silaturahmi, bagi Basrizal, adalah sebuah kenikmatan yang tiada terperi. Tuhan sudah menganugerahkan kenikmatan yang panjang bagi dia dan seluruh keluarganya. Jadi tidak ada salahnya bila ia kemudian ingin membagi juga kenikmatan tersebut kepada orang lain. Dan itu merupakan salah satu bentuk kebahagiaan itu sendiri. Basrizal Koto (lahir di Kampung Ladang, Pariaman, Sumatera Barat, 11 Oktober 1959; umur 54 tahun) adalah pengusaha besar atau konglomeratIndonesia asal Sumatera Barat. Basrizal atau yang biasa dipanggil Basko sukses berbisnis di banyak bidang, diantaranya bisnis media, percetakan, pertambangan, peternakan, perhotelan, dan properti. Kehidupan Basko lahir di Kampung Ladang, Pariaman dari pasangan Ali Absyar dan Djaninar. Masa kecilnya sangatlah getir, dimana Basko sempat merasakan hanya makan sehari sekali, di mana untuk makan sehari-hari saja sang ibu harus meminjam beras ke tetangga. Ayahnya hanyalah bekerja sebagai buruh tani yang mengolah gabah. Karena susahnya hidup, ia ditinggal ayahnya yang pergi merantau ke Riau. Ketabahan sang ibu yang dipanggilnya amak dalam menghadapi kehidupan selalu membekas dihatinya. Meski sempat bersekolah hingga kelas lima SD, Basko akhirnya berkesimpulan bahwa kemiskinan harus dilawan bukan untuk dinikmati. Atas seizin ibunya, diapun memilih pergi merantau ke Riau dibanding melanjutkan sekolah. Sebelum berangkat, ibunya berpesan agar menerapkan 3 K dalam hidup, yaitu pandaipandai berkomunikasi, manfaatkan peluang dan kesempatan, serta bekerjalah dengan komitmen tinggi. 3 K itulah yang dia terapkan dalam berbisnis. Hal pertama yang dilakukannya di perantauan adalah datang ke terminal setelah subuh untuk mencari pekerjaan menjadi kernet. Berkat kemampuannya berkomunikasi, maka hari pertama dia sudah bisa membantu sopir oplet. Saat pertama jadi kernet, siang-malam dia bekerja hingga memungkinkan untuk menyewa rumah kontrakan guna menampung keluarga. Perjalanan Bisnis Basko yang panjang akal dan visioner mengawali usahanya dengan berjualan pete. Meski tidak punya uang tetapi dengan modal kepercayaan, pete yang belum dibayar dibawanya kerestoran Padang dan dijual dengan selisih harga yang lebih tinggi. Perjalanan hidupnya penuh warna dan keinginan untuk terus mengubah nasib mengantarnya menjajal berbagai macam profesi mulai dari kernet, sopir, pemborong, tukang jahit hingga akhirnya menjadi dealer mobil.

Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan, membangun kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja. Jumlah perusahaan yang dikelolanya kini mencapai 15 perusahaan dan sejak 2006 dia juga terjun ke bisnis penambangan batu bara di Riau, menyediakan jasa TV kabel dan Internet di Sumatra. Beberapa perusahaan yang masuk dalam MCB Group miliknya adalah PT Basko Minang Plaza (pusat belanja), PT Cerya Riau Mandiri Printing (CRMP) (percetakan), PT Cerya Zico Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Riau Agro Mandiri (penggemukan, impor dan ekspor ternak), PT Riau Agro Mandiri Perkasa (pembibitan, pengalengan daging), PT Indonesian Mesh Network (TV kabel dan Internet), dan PT Best Western Hotel (saat ini berubah nama menjadi Premier Basko Hotel) Padang. Premier Basko Hotel Padang sebuah hotel bintang lima terdiri dari 180 kamar yang beroperasi di Padang, Sumatera Barat. Saat ini proyek yang sedang berjalan seiring dengan perkembangan kotaPekanbaru, Riau adalah Green City Riau] Superblock yang berada di jantung pusat Kota Pekanbaru berdiri di lahan seluas 2 Hektar dengan konsep Superblock dimana terdiri dari 7 Lantai Pusat Perbelanjaan dan 3 Tower masing-masing Tower Apartemen, Tower Condotel / Condominium Hotel dan 1 Tower Perkantoran. Ia juga menjadi pemilik empat media yang sirkulasinya hampir seluruh Pulau Sumatera bahkan menjangkau Jakarta, yaitu Harian Haluan di Padang, Harian Haluan Kepri di Batam, Harian Haluan Riau di Pekanbaru dan Radio Mandiri FM di Pekanbaru. Perusahaan Beberapa di antara perusahaan milik Basrizal Koto:              

Harian Haluan di Padang Harian Haluan Riau di Pekanbaru Harian Haluan Kepri di Batam Radio Mandiri FM di Pekanbaru Basko Grand Mall (Padang) Green City Tower (Riau) Cerya Riau Mandiri Printing (CRMP) (Riau) PT Cerya Zico Utama (Riau) PT Bastara Jaya Muda (tambang batu bara) PT Riau Agro Mandiri (penggemukan, impor dan ekspor ternak) PT Riau Agro Mandiri Perkasa (pembibitan, pengalengan daging) PT Indonesian Mesh Network (TV kabel dan Internet) PT Best Western Hotel Padang Premier Basko Hotel Padang

Organisasi    

Ketua Forum Silaturahmi Saudagar Minang (FSSM) (2008-2013) Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang Riau (IKMR) (2000-2015) Ketua Yayasan Pendidikan Bunda Riau Ketua Pembina ESQ Provinsi Riau

RINGKASAN Basrizal Koto lahir di Kampung Ladang, Sumatera Barat pada tanggal 11 Oktober 1959. Hidup dalam kemiskinan sejak kecilnya, ketika Ia pulang sekolah Ia tidak mendapati adanya makanan di tudung saji. Dan sang amak yang merasa kasihan, meminta beras ke rumah saudaranya, tetapi saudaranya menolak keras, ketika basrizal melihat amaknya di tolak, Ia merasa sedih dan kecewa. Dan Ia pun meminta izin kepada amaknya untuk merantau ke Riau demi merubah nasib hidupnya, dan tak melanjutkan sekolahnya. Tetapi sang amak memberi restu kepada anaknya itu. Basrizal sempat duduk dibangku sekolah sampai kelas 5 SD. Ia memulai langkah pertamanya dengan membantu sopir oplet, menjadi seorang kernet. Dan basrizal yang memiliki akal panjang, memulai usahanya dengan berjualan pete dan nasi goreng. Semua dilakukannya demi merubah apa yang dialaminya saat itu kearah yang lebih baik lagi, pria yang ingin membuat bangga amak yang sangat disayanginya itu. Berbagai macam profesidijalaninya mulai dari kernet, sopir, pemborong, tukang jahit hingga akhirnya menjadi dealer mobil. Basrizal yang selalu mengingat yang disampaikan amak kepadanya yaitu 3K, yaitu pandai-pandai berkomunikasi, manfaatkan peluang dan kesempatan, serta bekerjalah dengan komitmen tinggi. Kemahirannya berkomunikasi, membangun jaringan, menepati janji, dan menjaga kepercayaan akhirnya membawanya sukses menaklukan kemiskinan, membangun kerajaan bisnis, dan menciptakan lapangan kerja. Beberapa perusahaan yang masuk dalam MCB Group miliknya adalah PT Basko Minang Plaza (pusat belanja), PT Cerya Riau Mandiri Printing (CRMP) (percetakan), PT Cerya Zico Utama (properti), PT Bastara Jaya Muda (tambang batubara), PT Riau Agro Mandiri (penggemukan, impor dan ekspor ternak), PT Riau Agro Mandiri Perkasa (pembibitan, pengalengan daging), PT Indonesian Mesh Network (TV kabel dan Internet), dan PT Best Western Hotel (saat ini berubah nama menjadi Premier Basko Hotel) Padang. Premier Basko Hotel Padang sebuah hotel bintang lima terdiri dari 180 kamar yang beroperasi di Padang, Sumatera Barat. Saat ini proyek yang sedang berjalan seiring dengan perkembangan kotaPekanbaru, Riau adalah Green City Riau] Superblock yang berada di jantung pusat Kota Pekanbaru berdiri di lahan seluas 2 Hektar dengan

konsep Superblock dimana terdiri dari 7 Lantai Pusat Perbelanjaan dan 3 Tower masing-masing Tower Apartemen, Tower Condotel / Condominium Hotel dan 1 Tower Perkantoran. Ia juga menjadi pemilik empat media yang sirkulasinya hampir seluruh Pulau Sumatera bahkan menjangkau Jakarta, yaitu Harian Haluan di Padang, Harian Haluan Kepri di Batam, Harian Haluan Riau di Pekanbaru dan Radio Mandiri FM di Pekanbaru. Kesuksesan yang diperolehnya sampai saat ini adalah berkat doa sang amak yang tulus kepada anaknya. Ia juga menjaga silaturahmi dengan keluarganya, dengan tidak menutup jalinan komunikasi diantara mereka.

More Documents from "aldys rosalinda"