Pengkajian.docx

  • Uploaded by: citra lestari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengkajian.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,961
  • Pages: 21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang suatu pengkajian sangatlah penting untuk melakukan asuhan keperawatan, karena pengkajian adalah tahap awal untuk melakukan asuhan keperawatan. Dalam hal ini, perawat butuh mengkaji atau meng anamnesa secara allaonamnesis ataupun autonamnesis untuk mendukung keselamatan pasien dalam hal asuhan keperawatan. Berpikir kritis sangat diperlukan untuk memenuhi tahapan awal ini. Proses keperawatan bersifat dinamis dan tidak berhenti pada satu tahap . Langkah yanng dilakukan tetap sama dari waktu ke waktu, tetapi memerlukan kreativitas saat melaksanakannya. Hal inilah yang menyebabkan hasil proses keperawatan berbeda pada tiap klien. Proses keperawatan didesain sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk tiap rentang kehidupan manusia. Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat.

1.2 rumusan masalah 1. apa saja tahapan proses keperawatan? 2. bagaimana cara mengkaji data dalam proses keperawtan? 3. Mengapa pengkajian adalah tahap awal dalam proses keperawatan?

1

1.3 tujuan 1. mengetahui dan memahami tujuan dan beberapa tahapan proses keperawatan 2. memahami cara pengkajian data psaien 3. mempelajari dan memahami pengkajian data pasien dengan bebarapa teknik

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tahapan Proses Keperawatan Proses keperawatan adalah kerangka kerja untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas. Proses keperawatan langsung mengarah pada kegiatan keperawatan yang meliputi promosi kesehatan, perlindungan kesehatan, dan pencegahan penyakit. Proses keperawatan juga digunakan oleh perawat dalam setiap kegiatan keperawatan walaupun sudah spesialisasi. Menurut Alfaro-LeFavre tahun 1998 (DeLaune dkk., 2002), proses keperawatan adalah dasar cara berpikir kritis dalam keperawatan. Dalam buku The Nursing Proccess, Yura dan Walsh (1967) mengatakan bahwa proses keperawatan meliputi empat tahap (DeLaune dkk., 2002), yaitu sebagai berikut: 1. Pengkajian 2. Perencanaan 3. Implementasi 4. Evaluasi Saat ini, proses keperawatan menurut American Nurses Assosiation (ANA) pada 1991 meliputi hal-hal sebagai berikut (DeLaune., 2002). 1. Pengkajian 2. Diagnosis Keperawatan 3. Penetapan kriteria hasil dan perencanaan tindakan 4. Implementasi 5. Evaluasi

3

2.1.1 Tujuan Proses Keperawatan Proses adalah rangkaian atau tahapan untuk meraih tujuan tertentu. Tujuan proses keperawatan adalah mendapatkan data supaya pelayanan yang diberikan pada klien bersifat individual, holistic, efektif, dan efisien. Tahapan dalam proses keperawatan tidak bersifat linier, tetapi saling memengaruhi satu sama lain. Jika satu proses belum terlampaui, proses yang lain tidak bisa dilaksanakan. Proses keperawatan bersifat tumpang tindih satu sama lain, proses sebelumnya akan memengaruhi proses yang sesudahnya, demikian pula sebaliknya. Proses keperawatan bersifat dinamis dan tidak berhenti pada satu tahap . Langkah yanng dilakukan tetap sama dari waktu ke waktu, tetapi memerlukan kreativitas saat melaksanakannya. Hal inilah yang menyebabkan hasil proses keperawatan berbeda pada tiap klien. Proses keperawatan didesain sedemikian rupa sehingga bisa digunakan untuk tiap rentang kehidupan manusia. Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan (Mc Farland & Mc Farlane, 1997). Tujuan pengkajian menurut Taylor, 1996: 1. Menentukan diagnose keperawatan 2. Menentukan perencanaan keperawatan yang diberikan 3. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang sudah diberikan 4. Menentukan perawatan tahap lanjut 5. Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan yang menjadi penentu keberhasilan 6. Pengkajian tidak hanya dilakukan oleh dokter

4

Komponen dasar yang harus dimiliki perawat dalam pengkajian (Taylor, 1996) 1. Pemeriksaan fisik 2. Kebutuhan dasar manusia 3. Patofisiologi penyakit. 2.2 Etika Pengkajian Keperawatan 1. Dilakukan dengan sebenar-benarnya 2. Menjaga privasi klien saat pengkajian 3. Data pengkajian yang diperoleh merupakan data yang harus dilindungi kerahasiaannya. Hanya boleh diketahui petugas kesehatan dan pasien. 4. Jika digunakan untuk pendidikan, maka identitas pasien disamarkan. Dengan menuliskan inisial nama pasien dan data rekam medis. Misalnya: Tn. P dengan No. RM 01042xxx. 5. Pengakjian dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah,mengevaluasiLmelengkapi data (re-assesment).

2.2.2 Pengkajian Keperawatan VS Medis

5

2.2.3 Tipe Pengkajian Terdiri dari 2 komponen: 1. Data dasar: Identitas, status kesehatan (riwayat kesehatan lalu, riwayat kejadian penyakit/penyakit sekarang, riwayat kesehatan keluarga, terapi sebelumnya, konsultasi medis yang diberikan) 2. Data focus: Respon khusus pasien terhadap kebutuhan dasar manusia.

2.2.4 Format Pengkajian Keperawatan 1. 14 pola fungsi Gordon: pola makan, pola kebersihan diri, pola istirahat, dst. 2. Head to toe: kepala sampai jari kaki 3. Persistem (B1=breath, B2=blood, B3=brain, B4=bladder, B5=bowel, B6=bone)

2.3 Proses Keperawatan 2.3.1 Pengkajian Pengkajian adalah langkah pertama dalam proses keperawatan. Proses ini meliputi (DeLaune dkk., 2002) langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data secara sistematis 2. Verifikasi data 3. Organisasi data 4. Interpretasi data

6

5. Pendokumentasian data 2.3.2 Tujuan Pengkajian Pengkajian bertujuan utuk mendapatkan data dasar tentang kesehatan klien baik fisik, psikologis, maupun emosional. Data dasar ini digunakan untuk menetapkan status kesehatan klien , menemukan masalah aktual ataupun potensial , serta sebagai acuan dalam memberi edukasi pada klien. Hal yanh dikaji bukan hanya kondisi fisik klien, tetapi juga kegiatan fisik dan gaya hidup klien setiap hari. Melalui data pengkajian, tenaga kesehatan dapat mengetahui penurunan fungsi klien dan penyebab penurunan fungsi ataupun ketidakmampuan tersebut sehingga penatalaksanaan yang diberikan juga tepat dan perbaikan kondisi kesehatan klien bisa dimaksimalkan. Menurut American Nurses Assosiation (ANA), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengkajian keperawatan, yaitu sebagai berikut: 1. Pengkajian harus relevan dengan kebutuhan klien 2. Dikumpulkan dari berbagai macam sumber 3. Dikumpulkan dengan teknik yang baik 4. Disusun secara sistematis 5. Didokumentasikan dalam format yang baik dan benar. 2.3.3 Jenis Pengkajian Berikut adalah beberapa jenis pengkajian (DeLaune dkk, 2002). 1. Pengkajian menyeluruh (comprehensive assesment) a. Proses pengkajian ini biasanya dilakukan pada awal pasien mendaftarkan dori ke pusat kesehatan.

7

b. Pemeriksaan meliputi semua sistem tubuh untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada tubuh. c. Pemeriksaan ini akan menjadi data dasar jika suatu saat pasien kembali untuk diperiksa. 2. Pengkajian terfokus (focused assesment). a. Pengkajian ini lebih terfokus pada bagian yang mengalami kelainan. b. Pengkajian hanya dilakukan pada area atau sistem jaringan yang dikeluhkan oleh pasien. c. Misalnya: pengkajian pada pasien yang akan melahirkan. 3. Pengkajian lanjutan (ongoing assesment) a. Pengkajian ini dilakukan saat perawat mengobservasi status perkembangan pasien.

b. Pengkajian ini bisa dilakukan diruangan saat kondisi pasien mulai membaik atau saat melakukan tindakan. c. Kegunaannya adalah untuk melengkapi data yang belum didapatkan dan menilai perkembangan kondisi pasien.

2.3.4 Area Pengkajian Area pengkajian pada pasien bisa meliputi : 1. Identifikasi Informasi Hal yang perlu diidentifikasi seperti nama, usia, pekerjaan, dan sebagainya. 2. Persepsi tentang penyakit dan situasi yang mencakup gejala klinis dan alasan mencari bantuan dalam penanganan penyakitnya. 3. Stresor yang mempengaruhi kesehatan pasien, bisa dikaji juga tentang coping mechanisms yang dilakukan. 4. Gaya Hidup

8

Bisa mencakup kegiatan, jadwal kegiatan, dan bagaimana hal tersebut dipengaruhi oleh penyakit. 5. Faktor- Faktor Sosio Kultural Hal ini bisa saja menjadi pengaruh kebutuhan kesehatan, misalnya keyakinan kepercayaan, praktek kesukuuan atau etnis. 6. Kebutuhan Dasar Meliputi keadaan fisiologi maupun psikologi, dan juga kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2.4 Jenis Data Ada dua jenis data yang bisa didapatkan oleh perawat. 1. Data Subjektif Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien, meliputi perasaan pasien dan semua hal yag dikeuhan oleh pasien. Data ini bisa didapatkan dari wawancara dengan pasien. 2. Data objektif Data ini adalah data yang bisa diukur dan diobservasi (data yang seobjektif mungkin), bisa didapatkan dari hasil pengukuran saat pemeriksaan fisik, laboratorium, foto, dan sebagainya.

2.4.1 Sumber Data Sebaiknya data diambil dari banyak Sumber yang memadai dan mendukung tegaknya diagnosis keperawatan. Sumber data bisa berasal dari hal-hal berikut: 1. 2.

Klien Keluarga/orang lain yang tinggal serumah

9

3.

Anggota tim kesehatan lainnya

4.

Catatan kesehatan terdahulu

5.

Konferensi, ronde, dan konsultasi interdisiplin

6.

Hasil dari pemeriksaan fisik

7.

Literatur yang relevan

2.4.2 Karakteristik Data 1. 2.

Lengkap: Detail dan menyeluruh Akurat: Data tepat sesuai pengukuran

3. Nyata: data benar-benar diperoleh dari pengukuran bukan data mengarang 4. Relevan: data nyambunng dengan diagnose keperawatan yang akan dilakukan

2.4.3 Tehnik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Berikut adalah beberapa cara atau teknik yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan data. 1. Observasi Lakukan pengamatan dengan teliti dan hati-hati. Observasi dapat dilakukan jika ada kontak langsung dengan klien. Bagian yang bisa diamati antara lain respon fisik dan psikoogi, respon emosi, serta rasa aman dan nyaman yang dirasakan kien. Observasi bisaa membantu perawat untuk menentukan status fisik dan mental klien. Dengan mengamati klien secara seksama, kita bisa mengetahui berbagai macam perasaan klien, adanya nyeri, cemas, dan kemarahan.

10

2. Wawancara Ada beberapa tahapan yang dilalui saat melakukan wawancara, yaitu sebagai berikut: 1. Tahapan persiapan Ada baiknya perawat membaca catatan medis (medical record) terdahulu atau mengetahui keluhan utama yang dirasakan klien saat ini. Jika perawat masih belum mengerti tentang diagnosis klien, sebaiknya perawat mempelajarinya terlebih dahulu dari sumber yang tersedia. 2. Tahap introduksi Ditahap ini perawat menjelaskan pada klien tentang pentingnya wawancara dan tujuan dilakukannya wawancara. Pembukaan dilakukan dengan memperkenalkan identitas perawat. Berikan ruangan yang tenang dan jaga privasi klien atau anggota keluarganya. Dengarkan penjelasanklien dan keluarga dengan penuh perhatian. Usahakan wawancara dilakukan dengan posisi duduk dan berhadapan. Pertahankan kontak mata antara perawat dan klien. 3. Tahap kerja (pertanyaan terbuka dan tertutup) Pada tahap ini perawat mulai memberikan pertanyaan spesifik yang membahas tentang masalah kesehatan klien dan alasan utama klien datang mencari bantuan kesehatan. Wawancara dapat dilakukan secara formal dan terstuktur. Jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat memojokkan atau menghakimi klien. Pertanyaan dapat berupa pertannyaan terbuka atau tertutup. Pertanyaan terbuka akan memberi kesempatan pada klien untuk menjelaskan kondisinnya (misalnya: “Apa yang ibu keluhkan selama tiga hari ini hingga datang ke RS?”), sedangkan pertanyaan tertutup hanya akan member informasi yang kita inginkan dan biasanya berupa

11

penegasan (misalnya: “Jadi selama satu hari ini Ibu berak encer sudah 10 kali?”). 4. Penutup Tahap ini mengindikasikan proses pengumpulan data telah terpenuhi. Diakhiri dengan memberikan kesimpulan dan menyamakan persepsi atau kondisi klien terkini. 3. Riwayat kesehatan Riwayat kesehatan adalah ringkasan kondisi kesehatan klien mulai dari waktu lampau hingga alasan mengapa saat ini datang ke pusat kesehatan. Riwayat ini meliputi hal-hal sebagai berikut: Data demografi, Keluhan utama, Persepsi tentang kondisi sakit saat ini, Riwayat penyakit terdahulu, riwayat pembedahan, riwayat dirawat di rumah sakit, Riwayat penyakit keluarga, Pengobatan yang saat ini sedang dijalani, Riwayat alergi, Status perkembangan mental klien, Riwayat psikososial, Riwayat sosiokultural, Aktivitas harian (activity daily living), Nutrisi/diet yang dilakukan sebelum dan sesudah sakit, Eliminasi (BAK→eliminasi urin dan BAB→eliminasi alvi) yang dialami sebelum dan sesudah sakit, Pola istirahat dan tidur sebelum dan sesudah sakit, Aktivitas dan rutinitas yang dilakukan tiap harinya dan sesudah sakit, Keyakinan/pola ibadah yang dimiliki sebelum dan sesudah sakit, Pola aktivitas seksual yang dilakukan sebelum dan sesudah sakit. 4. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan empat cara sebagai berikut: 1. Inspeksi Menggunakan indra penglihatan, memerlukan bantuan pencahayaan yang baik, dan pengamatan yang teliti.

12

2. Perkusi Pemeriksaan ini menggunakan prinsip vibrasi dan getaran udara. Dilakukann dengan mengetuk permukaan tubuh dengan tangan pemeriksa. Bisa digunakan untuk memperkirakan densitas organ tubuh/jaringan yang diperiksa. 3. Palpasi Palpasi menggunakan serabut saraf sensoris di permukaan telapak tangan untuk mengetahui kelembapan, suhu, tekstur, adanya massa, dan penonjolan, lokasi dan ukuran organ, serta pembengkakan. Palpasi memerlukan cara yang sistematis dan dilakukan secara tegas tetapi lembut untuk mencegah timbulnya rasa nyeri pada klien. 4. Aukultasi Menggunakan indra pendengaran, bisa menggunakan alat bantu (stetoskop) ataupun tidak. Suara di dalam tubuh dihasilkan oleh gerakan udara (misalnya: suara nafas) atau gerakan organ (misalnya: peristaltic usus). 5. Pemeriksaan diagnostic lainnya Pemeriksaan diagnostic digunakan untuk melengkapi dan menunjang hasil pengkajian yang sudah didapatkan. Pemeriksaan ini berguna untuk mendukung tegaknya diagnosis, mengetahui kemajuan hasil terapi, dan mengetahui status kesehatan terkini klien.

13

5. Verifikasi Data Verifikasi data adalah proses validasi saat data didapatkan (dipastikan kebenarannya). Bisa dikonfirmasi pada keluarga atau orang terdekat klien (yang tinggal satu rumah). 6. Organisasi Data Setelah data didapatkan, data dikelompokkan menurut kebutuhan. Pengelompokkan data berbeda-beda, disesuaikan dengan cara pengorganisasian yang dianut masing-masing institusi kesehatan 7. Interpretasi Data Data yang sudah didapatkan akan disusun sedemikian rupa sehingga perawat menemukan bukti yang akurat untuk menegakkan diagnosis keperawatan sebelum melakukan intervensi untuk mengatasi masalah yang muncul. 8. Pendokumetasian Data Data yang sudah didapatkan harus didokumentasikan dengan baik karena akan menjadi bahan komunikasi dengan tim kesehatan lain ataupun antarperawat. Pendokumentasian data ini disesuaikan dengan kebijakan masing-masing institusi.

2.5 Sistematika Anamnesis Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat.

14

Sistematika ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa saja yang membacanya. Sistematika tersebut terdiri dari : 2.5.1 Data umum pasien 1. Nama pasien Sebaiknya nama lengkap bukan nama panggilan atau alias. 2. Jenis kelamin Sebagai kelengkapan harus juga ditulis datanya 3. Umur Terutama penting pada pasien anak-anak karena kadangkadang digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita, beberapa penyakit khas untuk umur tertentu. 4. Alamat Apabila pasien sering berpindah-pindah tempat maka tanyakan bukan hanya alamat sekarang saja tetapi juga alamat pada waktu pasien merasa sakit untuk pertama kalinya. Data ini kadang diperlukan untuk mengetahui terjadinya wabah, penyakit endemis atau untuk data epidemiologi penyakit. 5. Pekerjaan Bila seorang dokter mencurigai terdapatnya hubungan antara penyakit pasien dengan pekerjaannya, maka tanyakan bukan hanya pekerjaan sekarang tetapi juga pekerjaan-pekerjaan sebelumnya. 6. Perkawinan

15

Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien 7. Agama Keterangan ini berguna untuk mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh (pantangan) seorang pasien menurut agamanya. 8. Suku bangsa Berhubungan dengan kebiasaan tertentu atau penyakitpenyakit yang berhubungan dengan ras/suku bangsa tertetu. 2.5.2 Keluhan Utama Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang dokter harus jeli dan cermat untuk menentukan keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya. Pada tahap ini sebaiknya seorang dokter sudah mulai memikirkan beberapa kemungkinan diagnosis banding yang berhubungan dengan keluhan utama tersebut. Pemikiran ini akan membantu dalam mengarahkan pertanyaan-pertanyaan dalam anamnesis selanjutnya. Pertanyaan diarahkan untuk makin menguatkan diagnosis yang dipikirkan atau menyingkirkan kemungkinankemungkinan diagnosis banding. 2.5.3 Riwayat Penyakit Sekarang Dari seluruh tahapan anamnesis bagian inilah yang paling penting untuk menegakkan diagnosis. Tahapan ini merupaka inti dari anamnesis. Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat

16

penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha berobat. Selama melakukan anamnesis keempat unsur ini harus ditanyakan secara detail dan lengkap. Kronologis atau perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya keluhan atau gejala penyakitnya. Setelah itu ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi atau bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertologan medis. Apakah munculnya keluhan atau gejala tersebut bersifat akut atau kronik, apakah dalam perjalanan penyakitnya ada faktorfaktor yang mencetuskan atau memperberat penyakit atau faktorfaktor yang memperingan. Bila keluhan atau gejala tersebut bersifat serangan maka tanyakan seberapa sering atau frekuensi munculnya serangan dan durasi atau lamanya serangan tersebut. Keluhan atau gejala penyerta adalah semua keluhan-keluhan atau gejala yang menyertai keluhan atau gejala utama. Dalam bagian ini juga ditanyakan usaha berobat yang sudah dilakukan untuk penyakitnya yang sekarang. Pemeriksaan atau tindakan apa saja yang sudah dilakukan dan obat-obat apa saja yag sudah diminum.

2.5.4 Riwayat Penyakit dahulu Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.

17

2.5.5 Riwayat penyakit Keluarga Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain. Untuk beberapa penyakit yang langka bahkan dianjurkan untuk membuat susunan pohon keluarga, sehingga dapat terdeteksi siapa saja yang mempunyai potensi untuk menderita penyakit yang sama. 2.5.6 Riwayat Kebiasaan/Sosial Beberapa kebiasaan berakibat buruk bagi kesehatan dan bahkan dapat menjadi penyebab penyakit yang kini diderita pasien tersebut. Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan berapa banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan pasien usia remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain. 2.5.7 Anamnesis Sistem Anamnesis sistem adalah semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan sistematis menanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga merupakan informasi berharga yang terlewatkan.

18

2.6 Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yang bisa mempengaruhi status kesehatannya. 1. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan denngan masalalu, saat ini bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien, guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawatklien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994). 2. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer 3. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting, dan catatan kesehatan klien.

19

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Proses keperawatan adalah kerangka kerja untuk memberikan pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas. Tujuan proses keperawatan adalah mendapatkan data supaya pelayanan yang diberikan pada klien bersifat individual, holistic, efektif, dan efisien.adapun dalam proses pengkajian salah satunya yaitu pengkajian. pengkajian aadalah salah satu tahan awal untuk melakukan asuhan keperawatan yang bertujuan untuh mengolah data pasien secara objektif ataupun subjektif. Teknik pengumpulan data dapt di peroleh dari hasil observasi, wawancara, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, verifikasi data, organisasi data, interpretasi data, pendokumetasian data. Pengkajian ini harus dilakukan dengan berpikir kritis seorang perawat. Karena untuk melakukan asuhan keperawatan di haruskan memiliki ketelitian yang sangat maksimal agar asuhan keperawatan akan jalan dengan semestinya. 3.2 Saran Karena perawat akan menghadapi pasienyang unik. Jadi dalam tahap awal melakukan asuhan keperawatan di haruskan menggunakan ketelitian dengan maksimal, agar perawat mampu melakukan asuhan keperawatan ke tahap selanjutnya dengan baik. kami menyarankan bahawa keterampilan perawat dibutuhkan dalam tahap ini , keterampilan saat mewawancara klien ataupunpemeriksaan fisik terhadap klien.

20

DAFTAR PUSTAKA Debora,oda. 2011. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik.Jakarta:Salemba Medika http://dewinrhasanah.blogspot.co.id/2013/10/pengkajiankeperawatan.html?m=1 http://fajrumedicine.blogspot.co.id/2013/02/caraanamnesis-pasienyang-baik.html?m=1

21

More Documents from "citra lestari"

Makalah.docx
May 2020 20
Kata Penganta2.docx
August 2019 24
Pengkajian.docx
December 2019 21
Bab Iii.docx
August 2019 38