A. Pengertian Garam Garam adalah suatu zat berbentuk padat, kristal, dan berwarna putih yang merupakan hasil dari laut. Garam didapatkan dengan cara mengeringkan air laut sehingga didapatkan kristal-kristal mineral berasal dari air laut. Garam sendiri mempunyai rasa asin. Rasa asin didapatkan dari air laut yang asin. Penambang garam biasanya memanfaatkan sinar matahari terik untuk mengeringkan air laut. Garam yang sudah dikemas dan dijual di pasaran umumnya berbentuk serbuk atau bongkahan dalam plastik. Garam juga terdiri dari bermacam-macam, namun yang familiar adalah garam masak dan garam halus atau garam meja. Garam masak berbentuk kristal atau serbuk dengan warna kurang putih. Umumnya kandungan iodiumnya tidak setinggi garam meja atau garam halus. Garam halus atau garam meja biasanya berbentuk lebih halus dan memiliki iodium yang tinggi namun rasanya kurang asin.
B. Fungsi Garam Garam memiliki kandungan utama Iodium untuk mencegah berbagai penyakit seperti gondok. Selain itu, garam juga mengandung natrium, magnesium, seng, dan mineral-mineral lainnya. Garam sangat bagus untuk pencegahan penyakit gondok terutama untuk anak-anak di bawah umur. Dalam olahan masakan, garam memegang peranan terpenting dalam kunci cita rasa masakan. Hampir semua masakan menggunakan garam sebagai penguat rasa dan pemberi rasa asin serta gurih. Garam juga berfungsi sebagai pencegah tumbuhnya bakteri di masakan sehingga garam sering digunakan sebagai sarana pembuatan bahan makanan kering misalnya ikan asin. Garam juga berfungsi sebagai penghilang aroma amis dari ikan, ayam, dan sebagain C. Proses Pencernaan Garam Pada Kalenjer Tiroid 1. Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap iodine atau yodium yang diambil dari makanan melalui saluran pencernaan. Iodine ini
akan bergabung dengan asam amino tirosin yang kemudian akan diubah menjadi T3 (triiodotironin). Dalam keadaan normal pengeluaran T4 sekitar 80% dan T3 15%, sedangkan 5% yang lain adalah hormon-hormon lain. T3 bersifat lebih aktif dari pada T4. T4 yang tidak aktif itu diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada di dalam hati dan ginjal. Lapisan sel-sel dari folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstraksi iodine dari dalam darah, dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk membentuk suatu hormone triiodotironin (T3) aktif. Sebagian tiroksin kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin (T4) diubah menjadi triiodotironin dalam tubuh. Senyawa ini dan intermediet tertentu disimpan di dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini penting, karena iodine mungkin tidak terdapat di dalam diet selama periode yang lama. Dalam keadaan ini, kelenjar tiroid akan membesar dan membentuk goiter. Pelepasan T3 dan T4 sebagian besar dibawah control TSH yang dilepaskan dari hipofisi. Pembentukan TSH dihambat oleh tingginya kadar hormone tiroid.49 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 10.1a dan b: Gambar 10.1a: Struktur Anatomi Kelenjar Tiroid.
2. Yodium adalah bahan dasar yang penting untuk sintesis hormon tiroid. Yodium yang berasal dari makanan akan diubah menjadi iodida dan diabsorbsi. Asupan yodium harian minimum yang dapat mempertahankan fungsi tiroid normal adalah 150 µg pada orang dewasa. Kelenjar tiroid mengkonsentratkan yodium dengan transport aktif dari sirkulasi ke dalam koloid. Iodida dipompa ke dalam sel, lalu berdifusi ke dalam koloid. Di dalam kelenjar tiroid, iodida mengalami oksidasi menjadi yodium dan dalam beberapa detik berikatan ke posisi 3 molekul tirosin yang melekat ke tiroglobulin. Enzim yang berperan dalam oksidasi dan pengikatan iodida adalah tiroid peroksidase dan hidrogen peroksidase. Monoiodotirosin (MIT) kemudian
mengalami iodinasi di posisi 5 untuk membentuk diiodotirosin (DIT). Dua molekul DIT kemudian mengalami suatu kondensasi oksidatif membentu T4 dengan pengeluaran rantai sisi alanin dari molekul yang membentuk cincin luar. Sel-sel tiroid mengambil koloid melalui proses endositosis. Dalam sel, lobulus koloid menyatu dengan lisosom. Tirosin beryodium mengalami deiodinasi oleh enzim mikrosom iodotirosin deiodinase, akhirnya T3 dan T4 masuk ke dalam sirkulasi.
D. REFRENSI John Gibson, Fisiologi, hal. 252 Cambridge Communication Limited, Anatomi Fisiologi (Jakarta:EGC, 1999), hal. 24 Siti Kholifah dkk., Kelenjar Tiroid makalah (Surabaya: Prodi Psikologi Fak. Dakwah IAIN Sunan Ampel, 2004), hal. 1 John Gibson, Fisiologi dan Anatomi Modern untuk kedokteran (Jakarta: EGC, 2002), hal.