Penetapan Batas Kadaluarsa Dan Alkes Yang Digunakan Kembali.docx

  • Uploaded by: Rantini Indrayani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penetapan Batas Kadaluarsa Dan Alkes Yang Digunakan Kembali.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,176
  • Pages: 4
4.1

PENETAPAN BATAS KADALUARSA DAN ALKES YANG DIGUNAKAN KEMBALI a. Definisi Penggunaan

produk

medis

yang

kadaluarsa

memiliki

resiko

dan

dapat

membahayakan. Produk medis yang kadaluarsa dapat berkurang efektifitasnya atau beresiko karena adanya perubahan komposisi kimiawi atau penurunan potensi. Pada akhir tahun 1970an, U.S Food and Drug Administration (FDA) mulai mengharuskan penulisan tanggal kadaluarsa. Tanggal kadaluarsa pada produk medis merupakan bagian yang kritikal untuk menentukan apakah produk tersebut aman untuk digunakan dan akan bekerja sesuai yang diharapkan. Kebanyakan material medis (contoh, obat obatan, cairan, larutan desinfektan, kateter, benang jahit, dll) telah tercantum tanggal kadaluarsa. Setelah tanggal tersebut pabrik pembuat tidak menjamin sterilitas, keamanan atau stabilitas dari barang tersebut. Persedian CSSD diberikan tanggal kadaluarsa yang akan digunakan. Peralatan medis adalah alat yang digunakan untuk tujuan medis pada pasien, diagnosis, terapi serta tindakan pembedahan. Peralatan medis di rumah sakit merupakan alat penunjang dalam pelayanan yang sangat vital. Peralatan medis dirumah sakit dapat berupa peralatan sekali pakai (single-use) atau peralatan yang dapat digunakan kembali (reuse). Ada dua risiko terkait single-use dan re-use peralatan habis pakai: ada risiko meningkatnya infeksi dan ada risiko bahwa kekuatan peralatan habis pakai tersebut mungkin tidak adekuat atau tidak memuaskan setelah diproses kembali. Pada waktu alat single use menjadi re-use maka rumah sakit harus membuat kebijakan yang menjadi panduan untuk re-use. Kebijakan konsisten dengan peraturan dan perundangan nasional dan standar profesi dan termasuk mengidentifikasi dari : 1. Peralatan dan peralatan habis pakai yang tidak bisa di re-use. 2. Jumlah maksimum untuk melakukan re-use pada setiap peralatan dan peralatan yang di re-use. 3. Tipe pemakaian dan kelayakan, dan indikasi bahwa peralatan habis pakai tidak bisa di re-use. 4. Proses pembersihan untuk setiap peralatan yang mulai dengan segera sesudah digunakan dan diikuti dengan protokol yang jelas. 5. Proses untuk pengumpulan, analisa dan data yang berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi peralatan dan material yang digunakan dan re-use.

Peralatan Medis Re-use (PMR) adalah setiap peralatan medis habis pakai yang dirancang oleh produsen untuk digunakan kembali untuk beberapa pasien. Semua PMR harus disertai dengan instruksi penggunaan kembali sesuai prosedur yang disediakan oleh produsen.

Pemrosesan kembali adalah pembersihan, desinfeksi, sterilisasi, dan persiapan peralatan untuk kesiapan penuh/siap pakai untuk penggunaan selanjutnya. Hal ini dapat terjadi sebagian atau keseluruhan, baik di dalam maupun di luar penyediaan, pengolahan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk: 1. Menyediakan prosedur untuk desain dan pelaksanaan pendekatan sistematis untuk perencanaan, ketepatan penggunaan, ketepatan pengolahan, dan pemeliharaan semua peralatan medis yang dapat digunakan kembali atau peralatan medis re-use (PMR) di rumah sakit. 2. Melindungi pasien dan petugas kesehatan dari kemungkinan terkena infeksi silang karena penggunaan alat yang seharusnya sekali pakai namun digunakan kembali tanpa prosedur yang benar C. TATA LAKSANA

Berikut adalah peralatan medik yang dapat di re-use : 1. Peralatan medik yang terdapat ketentuan DAPAT digunakan kembali oleh produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan, dengan memperhatikan jumlah maksimal suatu peralatan dapat digunakan kembali. 2. Peralatan medik yang tidak berbahaya bila digunakan ulang dan dipastikan tidak menyebabkan infeksi silang setelah dilakukan sterilisasi dan dengan syarat masih layak digunakan kembali

Berikut adalah peralatan medik yang tidak dapat di re-use : 1. Peralatan medik yang terdapat ketentuan TIDAK DAPAT digunakan kembali oleh produsen dan tertera dengan jelas pada kemasan tentang larangannya untuk melakukan re-use. Peralatan medik yang telah digunakan oleh pasien infeksius (HbSAg+, HCV+, HIV+) tidak dapat digunakan kembali walaupun telah dilakukan sterilisasi. 2. Peralatan medik yang berbahaya bila digunakan ulang dan kemungkinan akan menyebabkan infeksi silang walaupun setelah dilakukan sterilisasi. 3. Peralatan medik yang sudah mengalami kerusakan meskipun batas belum melewati batas maksimal penggunaan. 4. Proses pemilahan, pengecekan kondisi, pencucian dan sterilisasi alat dilakukan di CSSD. Peralatan MedisRe-use (PMR) yang telah digunakan dapat disterilkan kembali di unit CSSD dengan mengikuti ketentuan desinfeksi dan sterilisasi alat medik sesuai prosedur.

Setelah peralatan medik disterilisasi, kemudian dikemas dan diberi identifikasi berupa: nama alat, tanggal dilakukan sterilisasi dan tanggal kadaluarsa. Untuk mengetahui jumlah maksimal suatu alat dapat di re-use, setiap unit mendokumentasikan jumlah pemakaian. Peralatan yang bersifat single use di gunakan untuk sekali pemakaian, peralatan single use tidak boleh digunakan ulang. Apabila bahan atau peralatan medis single use telah kedaluarsa, diberlakukan sebagai barang bekas pakai dan di bakar di incenerator dilengkapi dengan berita acara pemusnahan. Kebijakan tentang penetapan batas kadaluarsa dari alat medis yang digunakan kembali harus mencakup yaitu: 1. Semua unit di rumah sakit harus mengikuti pedoman standar dalam mengidentifikasi dan memeriksa tanggal kadaluarsa dari persediaan CSSD, obat-obatan, medical consumables, di semua gudang di unit dan farmasi. 2. Tanggal kadaluarsa dari produk dapat ditulis seperti berikut: dd/mm/yy atau mm/yy. Jika tanggal kadaluarsa ditulis dd/mm/yy, maka produk tersebut akan dianggap kadaluarsa pada tanggal tersebut. Tetapi jika ditulis mm/yy, maka produk tersebut kadaluarsa pada hari terakhir di bulan tersebut. 3. Tanggal kadaluarsa dapat dicetak di label atau distempel di atas botol atau karton; hal ini penting untuk diketahui dan mematuhi tanggal kadaluarsa tersebut. 4. Semua persediaan CSSD, obat-obatan, dan material medis yang diberikan kepada pasien harus digunakan sebelum tanggal kadaluarsa. 5. Pada penerimaan batch baru pada persediaan CSSD, obat-obatan, medical consumable atau bahan kimia, staf yang terkait harus memeriksa tanggal kadaluarsa pada bagian luar kemasan dari produk tersebut. 6. Semua staf yang berhubungan dengan persediaan CSSD, obat-obatan atau produk medis harus memeriksa tanggal kadaluarsa dari produk tersebut sebelum mengeluarkan atau menggunakan produk tersebut. 7. Tanggal kadaluarsa dari produk harus jelas dan mudah dilihat, jika tidak, staf harus menolak untuk menerima atau menyimpan produk tersebut. 8. Staf harus memeriksa tanggal kadaluarsa dari persediaan CSSD, obat-obatan, dan medical consumables, satu bulan sekali; produk yang mempunyai tanggal kadaluarsa yang sudah dekat harus diberi tanda bendera dan disimpan dibagian depan rak agar digunakan terlebih dahulu. a. Untuk wadah terbuka dari obat-obatan di area perawatan pasien, staf harus mengikuti tabel tanggal kadaluarsa yang terlampir, atau tanggal kadaluarsa dari pabrik. Tanggal kadaluarsa harus tertulis di label wadah. b. Jika obat tersebut dikeluarkan dari kemasan ganda, maka tanggal kadaluarsa harus ditulis di label sebagai tambahan dari nama dan nomor lot.

c. Semua barang pada 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa akan dikirim kembali ke farmasi untuk diproses kepada supplier. d. Semua obat-obatan dan produk medis yang kadaluarsa harus dikumpulkan, dan diberi label kadaluarsa yang jelas dan disimpan di tempat terpisah untuk pembuangan e. Semua hal lainnya yang berhubungan dengan obat-obatan dan consumable medic dapat mengacu pada kebijakan penyimanan dan perbekalan farmasi. 9. Persediaan CSSD: a. Instrument/peralatan medic yang akan di sterilkan dengan mesin Autoclave maupun dengan mesin Sterrad harus menggunakan etiket/tanggal kadaluarsa, yang fungsinya untuk mengetahui bahwa instrument/peralatan medic tersebut dalam keadaan steril/tidak melebihi batas waktu yang telah ditetapkan. b. Pengelolaan

pembersihan,

desinfeksi

dan

sterilisasi

instrument

di

RS

Petukangan dilakukan oleh CSSD UPTD RS Pratama Gema Santi. . c. Adapun CSSD RS Pratama Gema Santi menetapkan batas waktu masa kadaluarsa sebagai berikut : 

Packing wipak disterilkan dengan mesin Autoclave : 1 Tahun



Kertas Wrapping paper green disterilkan dengan mesin Autoclave : 4 bulan.

10. Semua tersebut diatas berlaku apabila kemasan diperlakukan dengan baik dan kemasan

tidak

rusak.

Apabila

kemasan

sudah

rusak

walaupun

tanggal

kadaluarsanya belum berakhir maka barang tersebut dinyatakan tidak layak pakai. Persediaan CSSD Supply yang sudah dekat atau berada pada tanggal kadaluarsa harus dikembalikan ke CSSD untuk diproses kembali.

Related Documents


More Documents from "rahmani"