Penelitian Pit Fita Final

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penelitian Pit Fita Final as PDF for free.

More details

  • Words: 3,776
  • Pages: 23
KELANGSUNGAN HIDUP PENDERITA TUMOR GANAS OVARIUM PASCA STAGING LAPAROTOMY DAN KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 2000-2003

Disusun oleh Fita Drisma

Pembimbing Prof.dr. Herman Susanto, SpOG(K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG 2009

1

UP PENDERITA TUMOR GANAS OVARIUM PASCA STAGING LAPAROTOMY DAN KEMOTERA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE 2000-2003 Drisma F, Susanto H BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

esember 2003. Dari 129 kasus kasus tumor ganas ovarium, terdapat 88 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan 37 kasus yang mengembal

026 dan p = 0,005 (p ? 0,05). Selain itu, terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara umur, stadium, histopatologi dan regime

2

tients Post Laparotomy Staging And Chemotherapy In Hasan Sadikin General H

Obstetrics & Gynecology Department, Padjadjaran University Medical Faculty, Hasan Sadikin General Hospital Bandung

ecember 2003. From 129 ovarian malignant tumor cases, 88 fulfill the inclusive criteria and a total of 37 cases returned the quest

005 (p ? 0,05). Also concluded statistical significant relationship between age, tumor staging, histopathology and chemotherapy

3

PENDAHULUAN Tumor ganas ovarium merupakan jenis keganasan ginekologi yang paling mematikan dan insidensinya merupakan kedua terbanyak di Indonesia. Di Amerika Serikat pada tahun 2004 tercatat 16.090 kematian akibat kanker ovarium dengan 25.580 kasus baru. Etiologi dan perkembangan awal tumor ganas ovarium yang sampai saat ini belum dapat dipahami secara baik akibat kurangnya akses pada jaringan praneoplastik, menyebabkan sulitnya mendiagnosa kanker ovarium pada stadium awal. Kemajuan teknologi bidang kedokteran saat ini dalam pengobatan kanker ovarium berupa operasi sitoreduksi yang agresif dan kombinasi kemoterapi modern, hanya memberikan perubahan sedikit pada angka kematian dalam 30 tahun terakhir, dan kira-kira 60% penderita kanker ovarium akan meninggal karena penyakitnya. Tidak adanya metode penapisan yang adekuat dalam deteksi dini dan perkembangan cepat kemoresisten telah menghambat perubahan yang memuaskan dalam angka harapan hidup 5 tahun pada penderita kanker ovarium.1,2,3,4 Perjalanan penyakit kanker ovarium sampai saat ini belum jelas. Etiologi dan kejadian awal dalam perkembangan kanker ovarium belum dapat dipahami secara baik dibandingkan dengan jenis keganasan lain pada manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses terhadap jaringan praneoplastik karena kesulitan dalam mendiagnosis kanker ovarium pada stadium awal. Salazar dkk (1996) telah mengamati sejumlah gambaran yang tidak khas pada ovarium wanita yang berisiko tinggi menderita kanker ovarium yang telah menjalani operasi profilaksis, dibandingkan dengan ovarium wanita yang tidak berisiko. Gambaran ini termasuk stratifikasi semu epitel permukaan, pembentukan papil pada epitel permukaan, kista inklusi dengan hiperplasia epitel, hiperplasia hilus atau stroma, dan hiperaktivitas folikuler, yang semuanya jarang dijumpai

4

pada ovarium normal. 1,2,4,5,6 Kemajuan teknologi dalam pengobatan tumor ganas ovarium berupa operasi staging laparotomy yang agresif dan kombinasi kemoterapi modern, hanya menghasilkan respon klinis yang komplit pada 70% penderita. Sebagian besar penderita akan mengalami kekambuhan dan respon terhadap terapi seringkali berjalan singkat. Oleh karena kemajuan pengobatan terhadap tumor ganas ovarium dalam 30 tahun terakhir hanya menghasilkan sedikit perbaikan, maka kira-kira 60% penderita tumor ganas ovarium akan meninggal karena penyakitnya.2,7,8 Beberapa faktor prognostik yang mempengaruhi survival rate penderita tumor ganas ovarium, terdiri dari faktor patologi, faktor biologi, dan faktor klinis. Faktor patologi diantaranya adalah derajat histologi yaitu gambaran diferensiasi sel tumor dan dan ada tidaknya anaplasia. Karsinoma sel jernih mempunyai prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan jenis karsinoma lainnya.9,10 Faktor biologi terdiri dari stadium penyakit (diploid / aneuploid), protoonkogen (HER-2/neu) dan mutasi gen penghambat tumor pada p53. Sementara faktor klinis yang merupakan variabel prognostik independen terdiri dari tumor residu pasca-operasi, volume asites, usia pasien dan status klinis pasien. Variabel prognostik pada tumor ganas ovarium epitelial stadium awal terdiri dari : 1,2,3 Risiko rendah Derajat rendah bukan tumor sel jernih kapsul utuh Permukaan tumor utuh asites (-) Sitologi peritoneal (-) ruptur intra operasi / tidak ruptur perlengketan (-) tumor diploid

Risiko tinggi derajat tinggi tumor sel jernih pertumbuhan tumor pada kapsul permukaan tumor tidak utuh asites (+) sitologi peritoneal (+) ruptur sebelum operasi perlengketan (+) tumor aneuploid

Tolak ukur keberhasilan dari tindakan staging laparotomy dan kemoterapi pada 5

penderita tumor ganas ovarium adalah tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun. Rumah Sakit Hasan Sadikin sampai saat ini belum mempuntai data tentang tingkat kelangsungan hidup pasca staging laparotomy dan kemoterapi pada penderita tumor ganas ovarium. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi tentang keberhasilan terapi diukur dari tingkat kelangsungan hidup penderita tumor ganas ovarium di RSHS, Bandung. Selain

itu

dapat

memberikan

beberapa

informasi

tentang

hal-hal

berikut:

1. Karakteristik penderita. 2. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup penderita tumor ganas ovarium yang telah dilakukan staging laparotomy dan kemoterapi. Data mengenai tingkat kelangsungan hidup dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dapat digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pengelolaan yang telah dilakukan sehingga dapat disusun suatu cara pengelolaan lebih efisien melalui prosedur kerja yang disempurnakan dan dapat memperbaiki prognosis di masa mendatang. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan evaluasi tingkat kelangsungan hidup pada penderita tumor ganas ovarium di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Materi dan Tata Kerja Metode penelitian yang dipakai adalah suatu studi kohort retrospektif dengan meneliti semua kasus tumor ganas ovarium yang telah dilakukan staging laparotomy dan kemoterapi secara lengkap atau tidak lengkap, pada periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2003, selanjutnya dilihat kondisi saat ini dengan melakukan pengiriman surat dan mengisi daftar isian (kuesioner). Subyek penelitian adalah seluruh kasus yang dikelola dalam kurun waktu tersebut dengan kriteria sebagai berikut:

6

Kriteria inklusi •

Penderita tumor ganas ovarium yang telah dilakukan staging laparotomy dan telah mendapat kemoterapi.



Catatan medik lengkap.



Mengirimkan kembali daftar isian. Kriteria eksklusi Alamat yang tercatat di catatan medik dan catatan ruangan dianggap tidak jelas atau

penderita telah pindah dengan alamat tidak jelas atau surat dikembalikan dengan catatan tidak dikenal. Data diperoleh dari catatan medik poliklinik dan ruangan, untuk data yang kurang lengkap dan keadaan pasien saat ini dilakukan dengan mengguankan kuesioner yang dikirim ke alamat penderita. Setiap penderita dikirim sebuah kuesioner untuk diisi dengan menggunakan alamat yang didapat dari catatan medik, catatan ruangan dan penata jasa rumah sakit. Data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam bentuk tabel yang menggambarkan karakteristik,

faktor-faktor

risiko,

pemeriksaan

histopatologi,

faktor-faktor

yang

mempengaruhi prognosis dan tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun. Data dikumpulkan, ditabulasi dan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan piranti lunak kemudian dilakukan uji chi-kuadrat. Ditentukan tingkat kemaknaan sebesar p<0,005.

Hasil Tabel 1. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup Faktor Frekuensi Total Persen Umur <30 tahun 7 18,9

7

37 30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun > 60 tahun 0

5 7 15 3 14

1-2 3-4 >5 Cyst adenocarsinoma musinosum

11 7 5 12

11

Epitelial

Cyst adenocarsinoma serosum Clear cell Teratoma Granulosa Cell Tumor Disgerminoma Nonepitel

1 6 5 2 12

Stadium

Epitel IA

25 14

IB IC IIA IIB IIC IIIA

3 3 2 1 0 0

Paritas

13,5 18,9 40,5 8,1 37,8 37

Histopatologi

29,7 18,9 13,5 32,4

37 29,7 2,7 16,2 13,5 5,4 33,0 37 67,0 37,8

37 8,1 8,1 5,4 2,7 0,0 0,0

8

Kelengkapan kemoterapi Regimen

IIIB IIIC IV Tidak lengkap

0 12 2 25

0,0 32,4 5,4 67,6 37

Lengkap CAP

12 18

32,4 48,6 37

Paklitaxel 6 16,2 PVB 13 35,1 Dari table 1, dapat dilihat bahwa secara karakteristik sebagian besar memiliki umur 50-59 tahun (40,5%) dengan paritas 0 (37,8%). Secara histopatologi sebagian besar tipe epithelial (67,0%) dengan jenis cyst adenocarsinoma musinosum (32,4). Sedangkan dari kemoterapi sebagian besar tidak lengkap (25%), dengan menggunakan regimen CAP (67,6%). Tabel 2. Tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun Kelangsungan hidup 3 tahun Kelangsungan hidup 5 tahun Frekuensi Persen Frekuensi Persen Meninggal 11 29,7 17 45,9 Hidup 26 70,3 20 54,1 Total 37 100 37 100 Dari table 2. dapat dilihat bahwa secara keseluruhan tingkat kelangsungan hidup 3 tahun sebesar 70,3% dan 5 tahun sebesar 54,1%.

Tabel 3. Hubungan antara umur terhadap kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun Kelangsungan hidup Total Kelangsungan 3 tahun hidup 5 tahun Meninggal Hidup Meninggal Hidup Umur <30 Jumlah 2 5 7 3 4 (th) % 28,6 71,4 100,0 42,9 57,1 30-39 Jumlah 0 5 5 0 5 % 0,0 100.0 100,0 0,0 100,0 40-49 Jumlah 2 5 7 3 4 % 28,6 71,4 100,0 42,9 57,1 50-59 Jumlah 5 10 15 9 6 % 33,3 66,7 100,0 60,0 40,0 >60 Jumlah 2 1 3 2 1 % 66,7 33,3 100,0 66,7 33,3 Total Jumlah 11 26 37 17 20

Total 7 100,0 5 100,0 7 100,0 15 100,0 3 100,0 37

9

% 29,7 70,3 100,0 45,9 54,1 100,0 Dari table 3, dapat dilihat bahwa tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun paling rendah pada kelompok >60 tahun (33,3%). Tabel 4. Hubungan antara paritas terhadap kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun Kelangsungan hidup Total Kelangsungan Total 3 tahun hidup 5 tahun Meninggal Hidup Meninggal Hidup Paritas 0 Jumlah 5 9 14 7 7 14 % 35,7 64,3 100,0 50,0 50,0 100,0 1-2

Jumlah 3 % 27,3 3-4 Jumlah 1 % 14,3 >5 Jumlah 2 % 40,0 Total Jumlah 11 % 29,7 Dari table 4, dapat dilihat bahwa tingkat

8 11 72,7 100,0 6 7 85,7 100,0 3 5 60,0 100,0 26 37 70,3 100,0 kelangsungan hidup

4 7 11 36,4 63,6 100,0 3 4 7 42,9 57,1 100,0 3 2 5 60,0 50,0 100,0 17 20 37 45,9 54,1 100,0 3 dan 5 tahun paling rendah

pada kelompok paritas 0 (64,3% dan 50,0%).

Tabel 5. Hubungan antara histopatologi terhadap kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun Kelangsungan hidup Total Kelangsungan Total 3 tahun hidup 5 tahun Meninggal Hidup Meninggal Hidup Histopa tologi

Musinosu m Serosum Clear Cell Teratoma Granulosa Disgermin oma Total

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

3 25,0 2 18,2 1 100,0 3 50,0 2 40,0 0 0,0 11 29,7

9 75,0 9 81,8 0 0,0 3 50,0 3 60,0 2 100,0 26 70,3

12 100,0 11 100,0 1 100,0 6 100,0 5 100,0 2 100,0 37 100,0

5 41,7 5 45,5 1 100,0 3 40,0 3 60,0 0. 0,0 17 45,9

7 58,3 6 54,5 0 0,0 3 50,0 2 40,0 2 100,0 20 54,1

12 100,0 11 100,0 1 100,0 6 100,0 5 100,0 2 100,0 37 100,0

Dari table 5, dapat dilihat bahwa tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun paling rendah pada kelompok clear cell sebesar 0%.

10

Tabel 6. Hubungan antara Epitelial terhadap kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun Kelangsungan hidup Total Kelangsungan Total 3 tahun hidup 5 tahun Meninggal Hidup Meninggal Hidup Epitelial Nonep Jumlah 5 7 12 6 6 12 itel % 41,6 58,3 100, 50,0 50,0 100,0 0 Epitel Jumlah 6 19 25 11 14 25 % 24,0 76,0 100, 44,0 56,0 100,0 0 Total Jumlah 11 26 37 17 20 37 % 29,7 70,3 100, 45,9 54,1 100,0 0 Dari table 6, dapat dilihat bahwa tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun paling rendah pada kelompok nonepitel (58,3% dan 50,0%). Tabel 7. Hubungan antara kelengkapan kemoterapi terhadap kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun Kelangsungan hidup Total Kelangsungan hidup Tota 3 tahun 5 tahun l Meninggal Hidup Meninggal Hidup Kemoterapi

Lengkap Tidak lengkap

Total

Jumlah % Jumlah %

7 28,0 4 33,3

18 72,0 8 66,7

25 100,0 12 100,0

11 44,0 6 50,0

14 56,0 6 50,0

25 100,0 12 100,0

Jumlah %

11 29,7

26 70,3

37 100,0

17 45,9

20 54,1

37 100,0

Dari table 7, dapat dilihat bahwa tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun paling rendah pada kelompok dengan kemoterapi tidak lengkap (66,7% dan 50,0%).

Tabel 8. Hubungan antara stadium terhadap kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun Kelangsungan hidup Total Kelangsungan 3 tahun hidup 5 tahun Meninggal Hidup Meninggal Hidup Stadium IA Jumlah 1 2 3 1 2 % 33,3 66,7 100,0 33,3 66,7 IB Jumlah 1 2 3 1 2 % 33,3 66,7 100,0 33,3 66,7 IC Jumlah 2 12 14 3 11 % 14,3 85,7 100,0 21,4 78,6

Total 3 100,0 3 100,0 14 100,0

11

IIA IIB

Jumlah % Jumlah %

0 0,0 0 0,0

IIIC

Jumlah 5 % 41,7 IV Jumlah 2 % 100,0 Total Jumlah 11 % 29,7 Dari table 8, dapat dilihat bahwa tingkat

2 100,0 1 100,0

2 100,0 1 100,0

7 12 58,3 100,0 0 2 0,0 100,0 26 37 70,3 100,0 kelangsungan hidup

0 0,0 0 33,3

2 100,0 1 66,7

2 100,0 1 100,0

10 2 12 83,3 16,7 100,0 2 0 2 100,0 0,0 100,0 17 20 37 45,9 54,1 100,0 3 dan 5 tahun paling rendah

pada stadium IV (0%).

Tabel 9. Hubungan antara regimen kemoterapi terhadap kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun Kelangsungan hidup Total Kelangsungan Total 3 tahun hidup 5 tahun Meninggal Hidup Meninggal Hidup Regimen CAP Jumlah 4 14 18 9 9 18 % 22,0 78,0 100,0 50,0 50,0 100,0 Paklit Jumlah 5 1 6 6 0 6 axel % 83,3 16,7 100,0 100,0 0,0 100,0 PVB Jumlah 2 11 13 2 11 13 % 15,4 84,6 100,0 15,4 84,0 100,0 Total

Jumlah 11 26 37 17 20 37 % 29,7 70,3 100,0 45,9 54,1 100,0 Dari table 4, dapat dilihat bahwa tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun paling rendah pada regimen paklitaxel (16,7% dan 0%).

PEMBAHASAN Tumor ganas ovarium jarang ditemukan pada usia di bawah 40 tahun. Angka kejadian meningkat dengan makin tuanya usia, dari 15-16 per 100.000 pada usia 40-44 tahun, menjadi paling tinggi dengan angka 57 per 100.000 pada usia 70-74 tahun. Usia median saat diagnosis adalah 63 tahun dan 48% penderita berusia di atas 64 tahun. Sedangkan subyek penelitian ini terbanyak pada kelompok 50-59 tahun (40,5%).1,4 12

Penelitian pada tahun 1970 menunjukan overall-survival 36%, sedangkan penelitian pada tahun 1994 angkanya meningkat menjadi 50%. Pada jangka waktu yang sama ditemukan pula bahwa angka kematian penderita muda semakin menurun, sedangkan pada wanita tua (>65 tahun) semakin meningkat. Diperkirakan penyebabnya adalah pada wanita muda tersebut penyakitnya lebih cepat terdiagnosis dalam stadium dini jika dibandingkan pada wanita yang lebih tua. Juga terapi pada wanita muda lebih agresif dari pada terapi pada wanita tua. Berek, dkk menemukan bahwa tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada usia dibawah 50 tahun sebesar 40%, dibandingkan 15% pada usia di atas 50 tahun. Dari penelitian ini, diketahui tingkat kelangsungan hidup 3 tahun pada penderita tumor ganas ovarium paling tinggi pada kelompok umur 30-39 tahun sebesar 100%, dan semakin menurun dengan meningkatnya umur sehingga yang terendah pada kelompok umur >60 tahun sebesar 33,3%. Sedangkan pada tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada penderita tumor ganas ovarium paling tinggi pada kelompok umur 30-39 tahun sebesar 100%, sedangkan yang terendah pada kelompok umur >60 tahun sebesar 33,3%.3,4 Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan paritas yang tinggi memiliki risiko terjadinya tumor ganas ovarium lebih rendah dibandingkan nulipara. Pada wanita yang mengalami 4 atau lebih kehamilan aterm, risiko terjadinya tumor ganas ovarium berkurang sebesar 40% jika dibandingkan dengan nulipara. Pada penelitian ini didapatkan nulipara 29,7%, paritas 1-2 sebesar 37,8%, sedangkan kelompok paritas >5 paling sedikit sebanyak 5 kasus (13,5%).1,4 Secara histopatologi kanker ovarium terdiri dari :1,2 Golongan Tumor epitel

Klasifikasi I.Tumor serosum (Serous) II.Tumor musinosum (Mucinous)

13

III.Tumor endometrioid (Endometrioid) IV.Tumor sel jernih (Clear cell) V.Tumor Brenner (Brenner) VI.Tumor epitelial campuran (Mixed epithelial) VII.Tumor tidak terdiferensiasi (Undifferentiated) Tumor sel germinal

Tumor tidak terklasifikasi (Unclassified) I.Disgerminoma II.Yolk sac tumor III.Karsinoma embrional IV.Poliembrioma V.Koriokarsinoma VI.Teratoma

Tumor Sex CordStromal dan sel Steroid

VII.Malignant mixed germ cell tumors I.Tumor sel granulosa (tipe dewasa, tipe anakanak) II.Tekoma-fibroma III.Tumor sel stroma-sertoli IV.Ginandroblastoma V.Sex cord tumors VI.Tumor sel steroid (stromal luteoma, leydig cell

tumor) Data dari Canadian Cancer Registry, tumor ganas ovarium epitelial jenis serosum mencakup 56%, sedangkan jenis musinosum 18% diikuti jenis endometrioid 16%, clear cell 6% dan mixed epitelial tumor 3%. Penelitian di Rumah Sakit Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta pada semua kasus kanker ovarium yang berobat antara tahun tahun 1989-1995

14

ditemukan tumor ganas ovarium jenis epitelial pada 55,98% kasus, sedangkan jenis nonepitelial mencakup 44,02%. Dari kelompok epitelial, jenis serosum mencakup 44,44%, musinosum 19,66%, endometrioid 10,26%, clear cell 5,13% dan mixed epithelial malignant 0,85%. Pada penelitian ini didapatkan jenis epitelial sebesar 67%, sedangkan tipe nonepitelial sebesar 23%. Dari jenis epitel terbanyak didapatkan jenis musinosum 32,4%, serosum 29,7% dan clear cell 2,7%, sedangkan jenis nonepitelial terbanyak jenis teratoma 16,2%, diikuti granulosa cell tumor 13,5% dan disgerminoma 5,4%.4 Stadium kanker ovarium ditentukan dengan pembedahan. Menurut FIGO 70 (2000) stadium kanker ovarium terdiri dari :1,2,3 Stadium I

Keterangan Tumor terbatas pada ovarium IA. Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul masih utuh, tidak ada pertumbuhan di permukaan tumor, tidak ada sel tumor pada cairan asites atau bilasan cairan di rongga peritoneum. IB. Tumor terbatas pada dua ovarium, tidak ada pertumbuhan tumor pada permukaan kapsul, tidak ada sel tumor pada cairan asites atau bilasan cairan di rongga peritoneum. IC. Tumor ditemukan pada satu atau kedua ovarium dengan Salah satu faktor dari kapsul tumor yang pecah, pertumbuhan tumor pada permukan kapsul, ditemukan sel tumor ganas pada cairan asites atau pada bilasan rongga peritoneum.

II

Tumor pada satu atau dua ovarium dengan perluasan di pelvis

15

IIA. Tumor meluas ke uterus dan atau ke tuba tanpa sel tumor pada cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum. IIB. Tumor meluas ke jaringan organ pelvis lainnya tanpa sel tumor pada cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum. IIC. Perluasan di pelvis (IIA atau IIB) dengan ditemukan sel tumor pada cairan asites ataupun bilasan rongga peritoneum. III

Tumor pada satu atau dua ovarium disertai dengan perluasan tumor pada rongga peritoneum di luar pelvis dengan atau metastase ke kelenjar getah bening regional. IIIA. Metastasis mikroskopis di luar pelvis. IIIB. Metastasis makroskopis di luar pelvis dengan besar lesi metastasis yang kurang atau sama dengan 2 sentimeter. IIIC. Metastasis makroskopis di luar pelvis dengan besar lesi metastasis yang lebih dari 2 sentimeter dan atau metastasis ke kelenjar getah bening regional.

IV Metastasis jauh (di luar rongga peritoneum) Berek, dkk mendapatkan pada tumor ganas ovarium stadium I memiliki 5-years survival rate 76-93%, stadium II 60-74%, stadium IIIa 41%, stadium IIIb sekitar 25%, stadium IIIc 23%, sedangkan stadium IV adalah sebesar 11%. Pada penelitian ini didapatkan tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun pada penderita tumor ganas ovarium paling tinggi pada stadium IA dan IB sebesar 100%, sedangkan yang terendah pada stadium IV sebesar 0%.1

16

Pada akhir tahun 1970, platinum based merupakan regimen digunakan secara luas di Amerika Serikat. Sedangkan paclitaxel mulai tersedia pada tahun 1980, dan mulai dikombinasi dengan regimen lain pada tahun 1990an. Dari meta-analisis, dibandingkan antara kemoterapi kombinasi yang mengandung cisplatin dengan yang tidak mengandung cisplatin. Tingkat kelangsungan hidup dilihat ddalam jangka waktu 2-5 tahun, di dapatkan bahwa kelompok yang mendapatkan kemoterapi kombinasi yang mengandung cisplatin sedikit lebih baik dibandingkan yang tidak mengandung sisplatin. Pada penelitian ini regimen yang paling banyak dugunakan adalah carboplatin-adriamicyn-siklofosfamide (CAP) sebesar 48,6%, diikuti sisplatin-vinblastin-bleomicyn (PVB) sebesar 35,1% dan paklitaxel sebesar 16,2%. Banyak penelitian melaporkan bahwa platinum-based second line chemotherapy pada tumor sensitif platinum memberikan respon dan survival yang baik. Penelitian random antara paklitaxel dan CAP pada tumor sensitif platinum menunjukan respon dan survival yang tinggi. Median survival mendekati 2 tahun dengan kedua jenis modalitas tersebut, dengan respon pada CAP 54% dan paklitaxel 49% dan median survival CAP 24,3 bulan dan paklitaxel 20,3 bulan. Pada penelitian ini, tingkat kelangsungan hidup 3 tahun paling tinggi yang mendapatkan regimen PVB sebesar 84,6%, CAP sebesar 78% dan terendah yang mendapat paklitaxel sebesar 16,7%. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun paling tinggi yang mendapatkan regimen PVB sebesar 84,6%, CAP sebesar 50% dan paklitaxel sebesar 0%.4,11

17

Kesimpulan 1. Karakteristik penderita pada penelitian ini adalah umur terbanyak pada kelompok 5059 tahun. Selain itu didapatkan penderita dengan paritas 1-2 yang menderita tumor ganas ovarium sebesar 37,8%. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kelangsungan hidup adalah umur, stadium, histopatologi dan regimen kemoterapi. Dari beberapa faktor tersebut, tampak jenis histopatologi paling berperan dengan didapatkan tingkat kelangsungan hidup 3 dan 5 tahun pada jenis clear cell sebesar 0%. 3. Tingkat kelangsungan hidup 3 tahun dan 5 tahun secara keseluruhan adalah 70,3% dan 54,1%.

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Berek JS. Ovarian cancer. Dalam: Berek JS, eds, Novak’s Gynecology, 13th ed. Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia 2002;32:1245-307. 2. Soutter P, Rustin GJS, Dina R. Carcinoma of the ovary and fallopian tube. Dalam: Shaw RW, eds, Gynaecology, 3th ed. Churchill Livingstone, London 2003;45:677-9. 3. Smith ER, Xu XX. Etiology of epithelial ovarian cancer: A cellular mechanism for the role of gonadotropins. Ginecol Oncol 2003;91:1-2. 4. Busmar B. Kanker ovarium. Dalam: Aziz M.F, Andrijono, Saifuddin A.B. Onkologi Ginekologi. Edisi pertama. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo, 2006, 468-527. 5. Roland IH, Yang WL, Yang DH, Daly MB, Ozols RF, Hamilton TC, et al. Loss of surface and cyst epithelial basement membranes and pre-neoplastic morphological changes in prophylactic oophorectomies. Cancer 2003;98:2607-23. 6. Kmet LM, Cook LS, Magliocco AM. A review of p53 expression and mutation in human benign, low malignant potential, and invasive epithelial ovarian tumors. Cancer 2003;97(2):38-404. 7. Hillard PJA. Benign Diseases of The Female Reproductive Tract: Symptoms and Signs. Dalam: Berek JS, eds, Novak’s Gynecology, 13th ed. Lippincot Williams & Wilkins, Philadelphia 2002;13:373-99. 8. Barnes MN, Grizzle WE, Grubbs CJ, Partridge EE. Paradigms for Primary Prevention

19

of Ovarian Carcinoma. CA Cancer J Clin 2002;52:216-25. 9. Reproductive factors and risk of ovarian cancer: a prospective study. Int J Cancer 2000;42:246-51. 10. Quirk JT, Natarajan N. Ovarian cancer incidence in United States. Gynecol Oncol 2005;97:519-23. 11. Mills GB. Mechanisms Underlying Chemoprevention of Ovarian Cancer. Clin Cancer Res 2002;8:7-10.

20

KUESIONER Pertanyaan 1. Bagaimana kondisi ibu saat ini? a. Sehat ( dilanjutkan ke pertanyaan kelompok A ) b. Tidak sehat ( dilanjutkan ke pertanyaan kelompok B ) c. Meninggal ( dilanjutkan ke pertanyaan kelompok C ) Kelompok A 1. Apakah ibu dapat menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa perlu bantuan orang lain? a. Ya

b. Tidak

2. Apakah ibu masih haid/datang bulan? a. Ya (dilanjutkan ke pertanyaan no.4) b. Tidak (dilanjutkan ke pertanyaan no.3) 3. Kapan? Tahun ....... Bulan...... 4. Apakah ibu masih mendapatkan haid yang teratur setiap bulannya? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah ada gangguan pada saat berkemih? a. Ya

b. Tidak

6. Apakah ada gangguan pada saat buang air besar? a. Ya

b. Tidak

Kelompok B 1. Apakah ibu merasa kondisi kesehatan ibu semakin lama semakin menurun? a. Ya

b. Tidak

21

2. Apakah ibu merasakan adanya kekambuhan pada penyakit ibu? a. Ya (dilanjutkan ke pertanyaan no. 3) b. Tidak (dilanjutkan ke pertanyaan no. 4) 3. Kapan? Tahun ....... Bulan...... 4. Apakah ada gangguan pada saat berkemih? a. Ya

b. Tidak

5. Apakah ada gangguan pada saat buang air besar? a. Ya

b. Tidak

7. Apakah ibu merasa ada penurunan berat badan setelah dilakukan operasi dan kemoterapi? a. Ya

b. Tidak

8. Berapa kilogram? a. 1-5 kg

b. 6-10 kg

c. >10 kg

9. Apakah ibu mengalami gejala nyeri kepala atau pusing? a. Ya

b. Tidak

10. Apakah ada keluhan mual dan muntah? a. Ya

b. Tidak

Kelompok C 1. Kapan? Tahun....... Bulan..... 2. Apa penyebab kematian ibu? a. Kanker indung telur b. Kecelakaan

22

c. Penyebab lain ......

23

Related Documents

Cachecol Fita
November 2019 10
Pit Design.lab.doc
May 2020 13
Pit - Grifo.docx
April 2020 12
Pit-pp97
November 2019 23
Grilla Fita 09
May 2020 3