Pendikar Nuansa Surau.pptx

  • Uploaded by: Jahid Khusen
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pendikar Nuansa Surau.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,073
  • Pages: 66
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERNUANSA SURAU

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Defenisi :

Program pendidikan sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER Urgensi 1.. Pembangunan SDM merupakan pondasi

pembangunan bangsa. 2. Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa: Kualitas Karakter, Literasi Dasar, dan Kompetensi 4C, guna mewujudkan keunggulan bersaing Generasi Emas 2045. 3. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika, dan budi pekerti.

RASIONAL a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” b. Agenda Nawacita No. 8: Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental. 3

c.Trisakti: Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan. d.RPJMN 2015-2019: “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran” e.Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter melalui penguatan Manajemen Berbasis Sekolah.

NUANSA SURAU SURAU MERUPAKAN: 1. SALAH SATU PORTOFOLIO DALAM SEJARAH PANJANG MINANGKABAU 2. LOCAL GENIUS TEMPAT SOSIALISASI ADAT DAN MAINTENANCE TRADISI MINANGKABAU 3 FULL PLEDGE ISLAMIC EDUCATION (PUSAT PENDIDIKAN ISLAM) 4. TEMPAT BERSAUH MENJADIKAN ADAT DAN SYARAK SEBAGAI SATU PAKET AJARAN DALAM LEARNING SOCIETY MASYARAKAT MINANGKABAU

PENDIDIKAN SURAU Inti (core) pendidikan surau adalah proses belajar untuk sosialisasi dan enkulturasi kultural Minangkabau

Substansinya adalah membangun karakter dan kepribadian

PENDIDIKAN BERNUANSA SURAU Pendidikan Bernuansa surau merupakan upaya mengadopsi nilai nilai surau dalam pengembangan logika dan dialektika pembelajaran keilmuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai islam dan nilai-nilai budaya adat minangkabau kepada peserta didik

Indikator Nilai-Nilai Bernuansa Surau: Bermartabat Beriman Berkepribadian terpuji Berilmu pengetahuan tinggi Berprilaku sesuai dengan pengetahuan dan keimanan yang diyakininya

Melalui internalisasi nilai-nilai bernuansa surau akan melahirkan peserta didik yang KOMPETITIF: Menguasai Iptek Berdaya saing tinggi Memiliki kemandirian Mengamalkan nilai-nilai ABS-SBK Punyo raso jo pareso

TANTANGAN PENDIDIKAN KARAKTER Tantangan 1

Tantangan 2

Tantangan 3

Lingkungan Demografi

Lingkungan Poleksosbud

Lingkungan Ideologi, Hankam dan Teknologi

• Populasi 237,64 juta jiwa (BPS, 2010). • Jumlah sekolah 297.368, Guru 3.439.794, Siswa 49.186.235 (PDSPK, 2016). • Jumlah siswa TK 4.495.432, SLB 118.079, SD 25.885.053, SMP 10.040.277, SMA 4.312.407 dan SMK 4.334.987 (PDSPK, 2016). • Penduduk miskin 11,22% sebesar 28,59 juta jiwa (BPS, 2015), naik dari periode September 2014 yang berjumlah 27,73 juta jiwa. • Jumlah bahasa daerah 617 dan suku bangsa 1.340 kelompok etnik (BPPB, 2016). • Indeks Pembangunan Manusia: 110 (UNDP, 2015) • Keberagaman kondisi sekolah

• Indeks Persepsi Korupsi Indonesia, peringkat ke-88 (Transparency International, 2015), naik dari tahun 2014 yang berada di peringkat 107 • Peringkat Indeks Daya Saing Global: 37 dari 140 Negara (WEF, 2014) • Pertumbuhan ekonomi sebesar 4,8% - 5,18% (BBC, 2016) • Indeks Kebahagiaan: 68,28 dan komponen Pendidikan berada di Posisi indeks 58,28 (BPS, 2014)

• Kekerasan, 220 kasus sepanjang Tahun 2015 (KPAI) • Radikalisme/Terorisme (16 kasus Bom dari tahun 2000 -2016, BNPT 2016) • Separatisme • Narkoba, 12.044 pengguna meninggal per tahun dan 27,32% ialah pelajar (BNN, 2014) • Pornografi dan Cyber Crime, 1.111 kasus tahun 2011-2015 (KPAI) • Penyimpangan Seksual, 119 komunitas LGBT di Indonesia (UNDP, 2014) • Krisis Kepribadian Bangsa • Intoleransi, 701 kasus sepanjang 2011-2015 (KPAI)

Akreditasi

A

B

C

Belum

SD

15,5%

50,2%

15,5%

18,9%

SMP

25,3%

32,5%

11,9%

30,3%

4

NILAI-NILAI KARAKTER

Olah Hati

Olah Pikir

Olah Raga

Olah Karsa

Aspek Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara

Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air Menghargai Prestasi Bersahabat/Komunika tif Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Tanggung Jawab (dan lain-lain) Sumber: Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010

Religius

Integritas

NilaiNilai Utama

Gotong Royong

Nasionalis

Mandiri

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM, 2014) dan kearifan lokal

5

Lima Nilai Karakter Utama • Religius • • • • • • • • • •

beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, menghayati nilai-nilai keagamaan yang dipeluknya melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang dipelukanya, berperilaku sesuai dengan ajaran agama, gemar membaca dan mengamalkan kitab suci agamanya, berdoa dan bertawakal atas setiap usaha yang dilakukan, toleransi antar umat beragama hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain, gemar berbuat baik kepada sesama atas dorongan ajaran agama, dan mencintai dan menjaga keutuhan alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Integritas • • • • • • • • •

membangun sikap jujur pada diri sendiri dan terhadap orang lain, satunya antara pikiran, perkataan dan perbuatan, selalu menepati janji, cinta pada kebenaran berani membela kebenaran dan keadilan, memiliki motivasi yang tinggi untuk berprestasi, bertanggungjawab atas setiap perbuatan yang dilakukan, menghargai orang lain dan prestasi orang lain, mempunyai kemauan untuk menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan • menjadi teladan pada sesama.

Nasionalis • • • • •

• • • • •

cinta tanah air, taat hukum sesuai dengan aturan, bangga sebagai warga negara Indonesia, bangga berbahasa Indonesia, sikap demokratis dengan menghargai pendapat sesama warga negara, mengedepankan kesatuan dan persatuan bangsa, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama, mengapresiasi kekayaan budaya bangsa sendiri, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, dan terbuka dan mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sehingga memperkuat jati diri bangsa Indonesia.

Gotong Royong • mampu bekerjasama dengan banyak pihak, • mempunyai dorongan untuk selalu menolong orang lain, • bersikap adil kepada sesama, • memiliki solidaritas yang tinggi, berempati dan peduli terhadap orang lain, • memiliki sikap terbuka, • suka berteman dan saling memahami sifat teman. • mau menerima masukan dan kritik, • musyawarah mufakat, • memiliki komitmen atas keputusan bersama, dan • memelihara lingkungan dan mencegah kerusakan.

Mandiri • mempunyai sikap tidak mudah tergantung pada orang lain, • suka bekerja keras dan mempunyai rasa ingin tahu terhadap halhal baru • berupaya untuk memecahkan masalah secara mandiri • bertanggung jawab atas apa yang diperbuat, • sangup menghadapi tantangan dan tidak pernah menyerah, • selalu memberikan yang terbaik dan berani mengambil tindakan, • berpikir bijak walaupun di situasi yang sangat sulit, • mengontrol emosi dan mengendalikan diri, • kemampuan berpikir untuk menghasilkan hal yang baru, dan • menjadi pembelajar sepanjang hayat

KONSEP DASAR PPK FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER 1. Struktur Program  Jenjang dan Kelas  Ekosistem Sekolah  Penguatan kapasitas guru 2. Struktur Kurikulum  PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan kokurikuler  PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler  PPK melalui kegiatan non-kurikuler 3. Struktur Kegiatan  Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara (Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah raga)

Orang tua Pemda Komunikasi Komitmen Konsistensi Finansial Berbagi Pengetahuan Pemprov/Kota/Kab

Komite Sekolah Mediasi Mobilisasi sumber daya Pengawasan

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS  Integrasi dalam mata pelajaran  Optimalisasi muatan lokal  Manajemen kelas

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KULTUR SEKOLAH Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah Keteladanan pendidik Ekosistem sekolah Norma, peraturan, dan tradisi sekolah

   

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KOMUNITAS

     

Orang tua Komite Sekolah Dunia usaha Akademisi, pegiat pendidikan, Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra Pemerintah & Pemda

PELIBATAN PUBLIK Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan CSR Sumber Belajar Media Massa

Partisipasi Advokasi ABK/kelompok Marjinal Literasi Program inovasi

KELUARAN Pembentukan individu yang memiliki karakter dan kompetensi abad 21 HASIL  Olah pikir: Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat  Olah hati: Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa  Olah rasa dan karsa: Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan  Olah raga: Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara

Pelaku Seni & Budaya Sumber belajar Komunitas Bahasa Taman Budaya Sanggar Seni

Pemerintah &

Kolaborasi sumber daya: Kemdagri, Kemenag, Kemenkes, Kemenhan, Kemendes, TNI/Polri Museum

6

PRINSIP PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PPK PRINSIP PENGEMBANGAN Prinsip 1-- Nilai-Nilai Moral Universal Prinsip 2 – Pendekatan Sinkronisasi Prinsip 3 – Pendekatan Integral Prinsip 4 – Terukur dan Objektif Prinsip 5 – Pelibatan Publik Prinsip 6 – Kearifan lokal Prinsip 7 – Keterampilan Abad 21 Prinsip 8 – Revolusi Mental Prinsip 9 – Adil dan inklusif Prinsip 10 – Evaluasi Program

PRINSIP IMPLEMENTASI  Harmoni dengan Gerakan Nasional Revolusi Mental  Komunikasi dan diaolog dengan seluruh pemangku kepentingan  Selaras tahapan usia peserta didik  Kebutuhan dan konteks lokal  Fokus pada semangat belajar

PRINSIP EVALUASI

 Pertama, implementasi prinsipprinsip PPK dalam program sekolah  Kedua, yang dievaluasi adalah program sesuai dengan indikatorindikator objektif dan perubahan perilaku pelaku  Ketiga, penilaian individual peserta didik mengikuti norma Kurikulum 2013

7

Peran Pihak-pihak Terkait KEMDIKBUD 1.

2.

3.

4.

5.

Melakukan kajian pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan Menyusun kebijakan, standar, penyelenggaraan PPK Menyusun pedoman pelaksanaan Mengkoordinasi kan pelaksanaan PPK dengan pihk terkait Melakukan evaluasi

PEMDA 1.

2.

3.

4.

Melakukan penyelarasan kebijakan dan regulasi pendidikan karakter Memfasilitasi satuan pendidikan dalam melaksanakan PPK Melakukan pengendalian, evaluasi pelaksanaan PPK Melaporkan hasil pelaksanaan PPK

SEKOLAH 1.

2.

3.

4.

Menyiapkan rencana pelaksanaan PPK Sosialisasi rencana pelaksanaan kepada pihakpihak terkait di sekitar sekolah Menumbuhkan dan membudayakan perilaku PPK Mengawasi dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan PPK

MASYARAKAT 1. Memberikan dukungan pelaksanaan PPK 2. Memberikan ide, gagasan, masukan, dan berperan aktif dalam pelaksanaan PPK 3. Turut mengawasi pelaksanaan baik yang ada di sekolah maupun dilaksanakan masyarakat

21

Model Pelaksanaan PPK MODEL

MODEL 1 (Satu hari di Sekolah)

MODEL 2 (Kolabara si antar sekolah)

MODEL 3 (Kolabora si dengan Masyarak at)

WAKTU

KEGIATAN

PENANGUNG JAWAB

TEMPAT

PAGI –SIANG

Belajar sesuai Intra Kepala sekolah dan Ko Kurikuler dan Guru

SIANG - SORE

Belajar/latihan pembiasaan pendidikan karakter

PAGI –SIANG

Belajar sesuai Intra Kepala sekolah dan Ko Kurikuler dan Guru

Sekolah

SIANG - SORE

Belajar/latihan pembiasaan pendidikan karakter

Sekolah Mitra

PAGI –SIANG

Belajar sesuai Intra Kepala sekolah dan Ko Kurikuler dan Guru

SIANG - SORE

Penguatan Karakter

Mentor (dari dalam sekolah dan dari luar sekolah)

Mentor (dari luar sekolah)

Sekolah

Sekolah

Mentor (dari luar Masyaraka 22 sekolah) t

MODEL IMPLEMENTASI PPK Hari Nilai Karakter**

Senin

Selasa

“Nasionalis” “Integritas”

Waktu

Rabu

Kamis

Jumat

“Mandiri”

“Gotong Royong”

“Religius”

Sabtu

Mingg u

Kegiatan Pembiasaan: Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku-buku non-pelajaran tentang PBP, cerita rakyat, 15 menit sebelum memulai pembelajaran.

Waktu Belajar*

Kegiatan Intra-Kurikuler: Kegiatan Belajar – Mengajar

Kegiatan PPK bersama orang tua: Interaksi dengan orang tua dan lingkungan / sesama

Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa & Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb.

Kegiatan Pembiasaan:

*Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah ** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal

Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan

8

Contoh Jadwal Pelaksanaan PPK di SD HARI

TIME

KELAS 1A KELAS 1B KELAS 1C KELAS 2A KELAS 2B KELAS 3A KELAS 3B KELAS 4A KELAS 4B KELAS 5 KELAS 6

07.00-07.15

SHALAT DHUHA

07.00-07.30

BTQ

07.35-08.10 08.10-08.45

SBDP 1

ENGLISH

PJOK

TAHFIDZ

TIK

08.45-09.20 TEMATIK TEMATIK TEMATIK TEMATIK TEMATIK TEMATIK JUM'AT

09.20-09.50 09.50-10.25 10.25-11.00

12.05-12.40 12.40-13.15 13.15-13.50

AIK

SBDP 1

TEMATIK

TEMATIK TEMATIK

SBDP 2 TEMATIK

SNACK TIME SBDP 2

11.00-11.35 TEMATIK 11.35-12.05

TEMATIK

TEMATIK

AL-ISLAM

TIK

TEMATIK TEMATIK

TEMATIK SBDP 1

SBDP 1 TEMATIK

TEMATIK

ENGLISH

TAHFIDZ

PJOK

TEMATIK

TEMATIK TEMATIK

LUNCH, ZUHUR, GO HOME

LUNCH, ZUHUR ENGLISH

TEMATIK

SBDP 2

AIK

13.50-15.00

Aksi Lingkungan

15.00-15.30

Ashar Berjamaah , Go Home

TEMATIK

SBDP 1

24

Contoh Jadwal Pelaksanaan PPK di SMP Jam ke

Waktu

- 06.15 - 06.30 - 06.30 - 07.20 1 2 3 4

07.20 - 08.00 08.00 - 08.40 08.40 - 09.20 09.20 - 10.00

- 10.00 - 10.20 5 6 7 8 9 -

10.20 - 11.00 11.00 - 11.40 11.40 - 13.00 13.00 - 13.40 13.40 - 14.20 14.20 - 15.00 15.00 - 15.30 15.30

Kelas A

Kelas B

Jum'at Kelas C

Kelas D

Kelas E

HORMAT BENDERA, PENYAMBUTAN PAGI (3S) PENGECEKAN KELENGKAPAN SERAGAM, KUKU, RAMBUT DOA PAGI BERSAMA, BACA AL-QUR'AN, SHOLAT DHUHA / PAP

BJ BJ BIGL BIGL

IPA IPA MAT MAT

BJ BJ PJK PJK

IPS IPS PRA PRA

BIGL BIGL BIN BIN

ISTIRAHAT, SHOLAT DHUHA MANDIRI, KANTIN JUJUR, PEMBIASAAN MEMBACA

ALQ ALQ

BIN BIN

SHOLAT JUM'AT / KEPUTRIAN

IPS BIN BIN

ALQ ALQ

BIGN BIGN

MAT MAT

MAKAN & ISTIRAHAT

MAT IPA ALQ ALQ ALQ IPA BJ PAI ALQ SBM BJ PAI DOA PULANG, MOTIVASI / REFLEKSI KARAKTER P U LAN G

25

MANFAAT DAN IMPLIKASI PROGRAM PPK MANFAAT 1. Penguatan karakter siswa melalui keterampilan abad 21 untuk mewujudkan daya saing generasi emas 2045 2. Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 hari 3. Sinkronisasi intra,ko, ekstra dan non kurikuler, serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, dan keagamaan (branded school) 4. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dalam pengawasan sekolah 5. Revitalisasi komite sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan partisipasi masyarakat 6. Pemenuhan 24 jam mengajar guru 7. Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat dan pegiat pendidikan

IMPLIKASI

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kepala Sekolah Guru/Tutor Sarana Prasarana Sekolah Konsumsi Waktu Rentang Kendali Sekolah Pembiayaan

PETA JALAN PPK Tahap Kajian dan Formulasi Kebijakan

2017

Kajian Pengembangan Konsep PPK AGUSTUS-DESEMBER a. Kajian Awal b. Berbagi Praktik Baik c. Pemetaan dan Penetapan Sekolah Uji Coba d. Diskusi Kelompok Terpumpun e. Penyusunan Konsep PPK f. Pelatihan Pengembangan Kapasitas SDM g. Finalisasi Dokumen PPK

Pemantauan dan Evaluasi

Tahap Evaluasi Kebijakan

Tahap Implementasi Kebijakan

2016 1

4

2018

3 Implementasi Mandiri dan Bertahap SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = 1.542 sekolah

2019

2020…

5

6

Pengembangan Pengembangan implementasi PPK secara mandiri

Implementasi Penuh dan Mandiri Implementasi penuh PPK kepada seluruh sekolah

2

Persiapan Uji Coba OKTOBER-DESEMBER a. Uji Coba Bertahap: Tahap 1 = 42 Sekolah Tahap 2 = 500 Sekolah b. Supervisi dan Pendampingan c. Evaluasi Uji Coba PPK

Jangka PendekJangka MenengahJangka Panjang

PENDIDIKAN SURAU

Pengertian Surau • Istilah Surau, kadang-kadang dibaca singkat suro, adalah kata yang banyak tersebar di Asia Tenggara. • Sejak dulu, istilah ini tampaknya telah digunakan secara meluas di Minangkabau, Tanah Batak, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Semenanjung Malaya dan Patani (Thailand Selatan) dalam arti yang sama. • Secara linguistik, kata surau berarti "tempat" atau "tempat ibadah". Jadi, surau adalah sebuah bangunan kecil yang aslinya dibangun untuk menyembah nenek moyang kuno. Karena alasan ini, surau paling awal biasanya didirikan di atas tempat yang paling tinggi atau setidaknya lebih tinggi dari bangunan lain.

• Setelah Islam datang, surau mengalami proses Islamisasi. • Fungsi surau tidak hanya dijadikan sebagai lembaga adat, tempat tidur kaum lelaki yang masih bujang atau duda, dan persinggahan para pedagang, akan tetapi yang terpenting adalah surau dijadikan sebagai lembaga pendidikan Islam.

Macam-macam Surau

1. Surau suku 2. Surau gadang 3. Surau kampuang

• Verkerk Pistorious, seorang pejabat Belanda, membagi tiga kategori surau: – surau kecil ( sekitar 20 murid; kurang lebih sama dengan surau keluarga/semacam "langgar" atau mushalla). – surau sedang (80 murid); – surau besar (antara 100 sampai 1000 murid).

Distingsi Surau • Surau sebagai lembaga pendidikan lengkap atau besar merupakan komplek bangunan yang terdiri dari masjid, bangunan-bangunan untuk tempat belajar, dan suaru-surau kecil yang sekaligus menjadi pemondokan murid-murid yang belajar di surau. Prototype surau seperti ini adalah Surau Ulakan yang didirikan Syekh Burhanuddin. • Surau berkembang ke wilayah Darek, seperti: • Surau Koto Tuo (Tuanku Nan Tuo) Agam yang memiliki distingsi dalam bidang tafsir; • Surau Koto Gadang yang terkenal sebagai pusat ilmu mantiq dan ma'ani;

• Surau Sumanik, tersohor kuat dalam tafsir dan fara'id; • Surau Kamang, terkenal karena kuat dalam ilmu-ilmu bahasa Arab; • Surau Talang, dan Surau Salayo, yang keduanya terkenal dalam bidang Nahu-Sharaf. • Keseluruhan surau ini mencapai puncak kejayaannya dalam masa pra-Padri. • Gambaran surau semacam ini juga menunjukkan bahwa surau-surau yang menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan Islam ternama memiliki ciri khas tersendiri.

Surau sebagai Lembaga Pendidikan Islam 1. Surau mengaji al-Quran 2. Surau mengaji kitab 3. Surau khusus thariqat

Materi Pendidikan Surau • • • • • •

Iman, Islam dan Ihsan teori dan praktis Ibadah praktis Akhlak budi pekerti praktis Kesenian bernafaskan Islam Seni bela diri Adat salingka nagari dan adat nan sabatang panjang

• Materi dasar: pengajian Alquran dengan tingkat bawah dan tingkat atas. • Tingkat bawah: – Memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah dan membaca Alquran dengan metode baghdadiyah; – pendidikan aqidah tentang rukun iman dan sifat dua puluh; pendidikan ibadah, seperti wudhu' dan shalat; – pendidikan akhlak berupa keteladanan dan kisah-kisah teladan dari Nabi dan orang-orang shaleh. • Tingkat atas: – pelajaran membaca Alquran dengan irama (tilawah/mujawad) – lagu kasidah, barzanji, tajwid dan – mengaji kitab perukunan.

• Setelah menyelesaikan dua tingkat di atas, para murid ada yang langsung terjun ke masyarakat, dan ada pula yang melanjutkan ke tingkat berikutnya, yang disebut "pengajian kitab". • Pada tingkat pengajian kitab ini terdiri dari ilmu sharaf dan nahwu (grametika bahasa Arab), ilmu fiqh, ilmu tafsir, dan ilmu tasawuf. • Bahkan ada pula surau yang menerapkan tareqat sebagai lembaga pendidikan tasawuf.

Prinsip Pengembangan Materi: • Sesuai kebutuhan masyarakat • Menopang terwujudnya masyarakat yang beragama, beradat dan berbudaya • Aplikasi adat dan budaya dalam keseharian

Surau dalam Pengembangan Adat • •

• • • •

Melalui pasambahan, bertutur kata yang indah Melalui upacara–upacara, mendoa, kenduri. Melalui buruak baambaui (kematian ) Melalui gotong-royong, ke sawah dan ke ladang Melalui hari besar Islam, berkhatam kaji Melalui pergaulan sehari hari di surau

Metode dan Pendekatan • Umumnya menerapkan metode halaqah dengan pendekatan individual, khususnya dalam menerapkan pendidikan Alquran dan pengajian kitab lainnya. • Pendekatan individual diperlukan oleh seorang guru yang memberikan materi sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. • Pendidikan ibadah dan akhlak lebih menekankan pada metode pembiasaan dan keteladanan, seperti pembiasaan pelaksanaan shalat berjamaah, khususnya shalat Maghrib, Isya dan Shubuh serta keteladanan akhlak mulia yang dicontohkan guru.

Hubungan Guru dan Murid • Guru lazim disapa dengan Buya, Tuangku, Inyiak, atau Syekh, sebagai figur central atau teladan bagi murid dan masyarakat sekitar. • Sebagai lembaga pendidikan Islam, surau dipimpin oleh Tuanku Syekh sebagai personifikasi dari surau itu sendiri. Sementara murid ada yang berasal dari daerah sekitar surau, ada pula yang datang dari daerah lain. • Murid surau juga disebut urang siak, faqih, atau faqir.

• Tuanku Syekh juga memberdayakan murid-murid yang "senior" atau biasa disebut "guru tuo" menjadi guru bagi murid-murid di kelas rendah. • Dalam pendidikan modern, cara ini dikenal dengan istilah "tutor sebaya".

• •

• •

Guru memposisikan murid bagian dari dirinya Guru dan orang tua murid bagai sekeluarga Masyarakat merasakan surau dan pendidikannya tanggung jawab mereka Guru dan murid ikut dalam kegiatan masyarakat, suka dan duka.

Outcome Pendidikan Surau 1. Tokoh-Tokoh Agama, Ulama (lokal, daerah, nasional dan internasional) 2. Intelektual (lokal ,daerah, nasional dan internasional).

Nilai-Nilai Pendidikan Surau 1. Nilai Budaya Minangkabau: • Egaliter (tagak samo tinggi duduak samo randah) • Hormat-menghormati (kato nan ampek) • Bahambauan (peka terhadap kaba buruak) • Baimbauan (peduli terhadap kaba baiak) • Sapikue-sajinjiang (barek samo dipikue ringan samo dijinjiang)

• • • • • • • •

Raso jo pareso Basa-basi Sopan-santun Randah hati (manyauak di hilia-hilia bakato di bawah-bawah) Saiyo-sakato Sahino samalu Percaya diri (taguah) Kemandirian

• • • • • •

Keberanian Kegigihan Arif-bijaksana Keteguhan Anggo-tanggo Tanggungjawab (anak dipangku, kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan) • Dll.

Nilai-nilai agama Hablun minallah • Keikhlasan - Kepatuhan • Ketaatan - Syukur • Kesabaran - Keyakinan • Tawakal • Komitmen (istiqamah) • Cinta (mahabbah) • Dll.

Hablun minnas • • • • • •

Keadilan Tolong-menolong Maaf-memaafkan Kebersamaan Kasih-sayang Dll.

- Tenggangrasa - Empaty - Doa-mendoakan - Kerjasama

Hablun minannafsi • • • • • •

Integritas Disiplin Tanggungjawab Istiqamah Kewibawaan Dll.

- Optimis - Kejujuran - Kebersihan - Keteladanan - Tawadhu’

Hablun minal’alam • • • • • •

Kebersihan Kepedulian Kasih-sayang Keseimbangan Kenyamanan Dll.

- Kepekaan - Kesadaran - Kelestarian - Keindahan

Visi dan Misi Pendidikan Surau Visi: "Terwujudnya peserta didik yang bermartabat dan berbudaya Minangkabau." Indiktor: Bermartabat: • Beriman dan berkepribadian terpuji • Berilmu pengetahuan yang tinggi • Berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan keimanan yang diyakininya.

Berbudaya Minangkabau: • Mengamalkan ABS-SBK • Melestarikan adat dan budaya Minangkabau • Punyo raso jo pareso

Misi: • •

• •

• •

Menginternalisasikan nilai-nilai keislaman dan budaya Minangkabau dalam proses pembelajaran di sekolah. Membudayakan proses pembelajaran yang bijak, santun dan keteladanan serta mengembangkan logika dan dialektika Islami. Menciptakan kultur sekolah yang melestarikan nilai-nilai keislaman, adat dan budaya Minangkabau. Memfungsikan tali nan tigo sapilin, tungku nan tigo sajarangan dalam menginternlisasikan nilai-nilai keislaman dan adat budaya Minangkabau. Mengedepankan keteladanan (uswatun hasanah) dari warga sekolah kepada peserta didik. Proaktif dalam perkembangan sains dan teknologi serta siap menghadapi era globalisasi dengan tetap berlandaskan kepada Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah (ABS-SBK).

Pendekatan Pendidikan Surau 1. • • •





Pendekatan Qalbiyah Berorientasi kepada kecerdasan qalbiyah. Dilaksanakan dengan melatih qalbu untuk berzikir dan berma'rifat kepada Allah SWT. Misalnya, peserta didik melaksanakan zikir setiap saat, kapan dan dimana pun berada, terutama di awal (seperti membaca basmalah) atau di akhir setiap pembelajaran (seperti membaca hamdalah). Dengan zikir (mengingat Allah), seseorang akan menyadari setiap ilmu berasal dari Allah. Semakin tinggi ilmunya, semakin taat dan tawadhu’.

• Pendekatan qalbiyah akan efektif dilakukan dengan memulainya dari guru sendiri.

‫ُك ُّل َماخ ََر َج ِم ْن قَ ْلب ََل ِِ قَ ْلب‬ ‫شفَت َْي ِْن ََل ِِ اُذُنَْي ِْن‬ َ ‫ُك ُّل َماخ ََر َج ِم ْن‬ "Setiap sesuatu yang datang dari hati akan masuk ke dalam hati; setiap sesuatu yang datang dari bibir/mulut hanya akan tertuju ke telinga".

2. Pendekatan Internalisasi Nilai • Menyajikan materi, baik secara lisan maupun tertulis dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai (internalitation of values) keislaman dan budaya Minangkabau ke dalam sebuah tema tertentu di setiap mata pelajaran. • Pendekatan ini diharapkan mampu membentuk paradigma peserta didik mengenai pentingnya perpaduan (integrasi) ilmu, agama dan budaya dalam kehidupan. • Relevan dengan "Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah, Syara' Mangato, Adat Mamakai, Alam Takambang Manjadi Guru".

3. Pendekatan kultural • Pendekatan kultural adalah pendekatan yang digunakan untuk menciptakan lingkungan sekolah sebagai lingkungan pembelajar (learning society) yang berbudaya. • Diharapkan keunggulan budaya lokal dapat diterapkan di sekolah sehingga terwujud proses pembelajaran yang bernuansa keislaman, iptek dan budaya. • Guru dituntut untuk memahami dan menguasai keunggulan budaya lokal yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. • Essensi pendekatan kultural menekankan pengalaman nilai-nilai universal yang menjadi kebutuhan manusia yang berlaku di masyarakat.

4. Pendekatan pembiasaan • Yaitu upaya membiasakan nilai-nilai positif yang dikembangkan dalam sistem pendidikan surau. • Maksudnya adalah melakukan kebiasaan yang baik (good habbit). • Proses pembiasaan ini dapat diterapkan oleh guru, baik dalam pembelajaran di kelas maupun di lingkungan sekolah. • Reward dan punishment perlu diberikan.

5. Pendekatan keteladanan • Pendekatan keteladanan merupakan pendekatan yang paling berpengaruh dalam mendidik peserta didik, khususnya dalam hal pembentukan kepribadian. • Pendidikan surau masa lalu menunjukkan bahwa Tuanku Syekh sebagai pendidik sekaligus pemimpin surau menjadi figur central bagi murid-muridnya sehingga terjadi proses pembentukan karakter yang begitu kuat. • Karenanya, pimpinan sekolah, guru, dan karyawan mesti menjadi teladan bagi peserta didiknya (tokoh identifikasi). • Keteladanan itu mulai dari hal-hal terkecil, seperti kebersihan dan kerapian, bahasa yang sopan, tepat waktu, hingga kepada pelaksanaan shalat berjamaah di sekolah.

6. Pendekatan logika-dialektika Islami • Yaitu pendekatan pembelajaran yang menyentuh logika peserta didik untuk mampu berpikir kritis dan problem solving sebagai pengembangan diri dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta melestasikan budaya berlandaskan ajaran Islam. • Esensi pendekatan ini adalah ketika peserta didik memahami setiap mata pelajaran mesti berorientasi kepada peningkatan kualitas pendidikan yang disertai pemberian kesempatan kepada para peserta didik untuk memahami argumentasi tentang materi tersebut, sehingga terhindar dari mengikuti secara buta (taklid).

7. Pendekatan Emosional • Pendekatan emosional menekankan kepada aspek raso (rasa) peserta didik. Dengan pendekatan emosional ini, diharapkan peserta didik berperilaku atas dorongan dari dalam (internal motivation). • Dalam istilah lain, pendekatan ini relevan dengan pendekatan instrinsik. • Pendekatan emosional yang berorientasi kepada aspek instrinsik akan melahirkan keikhlasan (do more expect less) dalam setiap aktivitas. • Pendekatan emosional ini juga relevan dengan pepatah adat Minangkabau: "Dibaliak-baliak bak mamanggang, nak rato masak lua dalam, diulangulang bak manyapuah nak rancak tabik cahayonyo."

• Fakta di atas menunjukkan pendidikan surau sarat dengan muatan nilai-nilai karakter berdasarkan Islam dan kearifan lokal. • nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan surau perlu diimplementasikan di sekolah dalam konteks kekinian.

SKL Sikap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

religius jujur, disiplin, santun, Peduli (gotong royong), Peduli (kerjasama), Peduli (toleran), Peduli (damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif

Related Documents


More Documents from "DR. Drs. H. Shofwan Karim Elha, BA., MA."