Pendahuluan Dan Tipus..docx

  • Uploaded by: Helnida
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pendahuluan Dan Tipus..docx as PDF for free.

More details

  • Words: 419
  • Pages: 4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia adalah suatu gangguan yang diakibatkan oleh abnormalitas pada salah satu atau lebih dari lima domain, yaitu delusi, halusinasi, disorganisasi dalam pikiran dan percakapan, disorganisasi atau abnormalitas perilaku (termasuk katatonik) dan adanya gejala-gejala negatif (DSM-5, 2013). Berdasarkan gejala klinis yang dominan, skizofrenia dapat dibedakan menjadi 5 subtipe, yaitu subtipe paranoid, hebefrenik, katatonik, tak terinci, dan residual. (Sadock BJ, et.al, 2015). Prevalensi dari skizofrenia mengenai 7 dari 1000 populasi orang dewasa, terutama pada kelompok usia 15-35 tahun. Gangguan ini jarang muncul pada masa anak-anak, dengan angka kejadian 4-10 kasus diantara 10.000 anak. Meskipun insidennya rendah yaitu hanya sekitar 0,03%, tetapi angka prevalensi skizofrenia cukup tinggi. Hal ini dikarenakan kronisitas dari perjalanan penyakit ini (WHO 2014). Skizofrenia ditemukan pada seluruh lapisan masyarakat dan hampir di semua area geografis, termasuk di Indonesia. Sebuah studi menyebutkan bahwa perkiraan nilai tengah dari prevalensi skizofrenia adalah 4.6 per 1000 orang, dengan risiko terjadinya skizofrenia seumur hidup adalah sekitar 0,3% - 0,7% (American Psychiatry Association 2013). Pasien skizofrenia memiliki angka harapan hidup 15 tahun lebih sedikit dibanding individu tanpa gangguan mental. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kejadian bunuh diri pada penderita skizofrenia. Resiko bunuh diri pada pasien dengan skizofrenia 12 kali lebih tinggi dibanding populasi umum. Selain itu angka morbiditas dan mortalitas pada skizofrenia juga berhubungan dengan adanya penyakit komorbid yang muncul, termasuk diabetes, penyakit jantung, kanker, dan buruknya perawatan diri juga gaya hidup. Penyakit komorbid tersebut juga dapat dikaitkan karena efek samping dari obat antipsikotik. (Schulz, et.al, 2016).

1

Hal terpenting dalam menegakkan diagnosis skizofrenia dan subtipenya adalah dengan melakukan anamnesa yang lengkap mengenai gejala positif, negatif, atau kognitif yang timbul, serta wawancara untuk melengkapi status psikiatri pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyingkirkan adanya diagnosis lain. Sedangkan pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan untuk menegakkan diagnosis gangguan mental. (American Psychiatry Association, 2013). Dibuatnya laporan kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dokter umum dalam mendiagnosis dan mentatalaksana pasien dengan skizofrenia paranoid dengan baik dan benar. Mengingat gangguan mental sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup seorang pasien.

2

DAFTAR PUSTAKA

1. American Psychiatric Association . Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. 5th ed. Washington, DC: American Psychiatric Association; 2013. Schizophrenia and other psychotic disorders; pp. 89–122.

2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Synopsis of psychiatry :Behavioral Sciences and Clinical Psychiatry 10th ed. Philadelphia : Lippincot Williams and Wilkins. 2015. 3. World Health Organization. A concensus Statement. Geneva : WHO. 2014 4. Chales Schulz, Michael F. Green, Katharine J. Nelson. Schizophrenia and Psychotic Spectrum Disorder. Canada : Oxford Press. 2016.

3

4

Related Documents


More Documents from "Helnida"